Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Industri
menyebabkan kebutuhan akan produk manufaktur cenderung meningkat, salah
satunya terjadi pada perkembangan industri pengecoran logam. Kementerian
Perindustrian akan memacu kinerja industri pengecoran logam agar bisa
memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional
(Aplindo,2021). Banyak produk manufaktur terbuat dari proses Pengecoran
seperti komponen otomotif, furniture, komponen mesin pembangkit listrik serta
perlengkapan alat rumah tangga. Sehingga, produsen terus meningkatkan dan
mengembangkan inovasi rekayasa material dan proses produksi sehingga
memperoleh kualitas produk yang mampu bersaing.
Pengecoran merupakan suatu proses produksi dengan mengubah bahan baku
dengan cara mencairkan logam dan menuangkan ke dalam cetakan sesuai dengan
yang diinginkan. Pada proses pengecoran terdiri dari dua jenis yaitu Expendable
Mold Casting dan Multiple-Use Casting. Expendable mold Casting merupakan
jenis pengecoran menggunakan cetakan sekali pakai. Salah satu contohnya Sand
Casting.
Pengecoran sand casting adalah proses pengecoran logam untuk membuat
suatu benda kerja atau komponen dengan metode penuangan logam cair kedalam
cetakan pasir. Pengecoran sand casting paling banyak digunakan dalam produksi
pengecoran dikarenakan metode ini merupakan metode yang paling kuno tetapi
mempunyai banyak keunggulan.
Pada saat ini industri lebih cenderung membahas mengenai pengecoran
logam non ferro yaitu Aluminium. Aluminium merupakan logam yang didapat
dari alumina dengan cara elektrolisasi garam yang terfusi. Aluminium merupakan
logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat
logam.
Logam hasil coran yang baik dapat dilihat dari kualitas produk yang
dihasilkan. Kualitas hasil coran diukur berdasarkan permukaan, cacat yang
muncul ke permukaan maupun cacat yang berada dalam permukaan dan sifat
mekanis dari logam coran (Setiawan, 2013).
Pada saat pengecoran aluminium rentan terdapat cacat pada pengecoran,
dikarenakan saat peleburan apabila temperatur peleburan terlalu tinggi dari
temperatur cair kuningan, maka gas hidrogen akan terperangkap di dalam
kuningan cair yang menyebabkan terjadinya cacat porositas dan adanya material
asing yang teroksidasi masuk disaat peleburan menyebabkan munculnya terak
kepermukaan coran. Cacat yang sering dijumpai pada industri pengecoran adalah
cacat porositas, misrun, inklusi dan terak pada saat peleburan.
Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan rekayasa untuk menghilangkan
cacat-cacat pada produk pengecoran dengan memberikan variasi degasser dan
variasi serbuk fluks berupa baterai dry cell bekas tipe R20S untuk meminimalisir
pendauran ulang dan meningkatkan kualitas produk coran.

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang persoalan yang ditemukan diperoleh rumusan masalah
diantaranya :
1.
Bagaimana pengaruh rekayasa degasser berbasis natrium nitrat (NaNo3) dan
natrium flourida (NaF) terhadap penyebaran cacat porositas serta kualitas
permukaan produk coran?
2.
Bagaimana pengaruh rekayasa serbuk slager berbasis baterai dry cell bekas tipe
R20S terhadap jumlah pengikat terak serta kualitas permukaan produk coran?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi degassing dan
serbuk slager terhadap cacat porositas dan jumlah pengikatan terak serta membandingkan
sifat mekanis kekerasan dan struktur makro – mikro pada coran aluminium scrap.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kualitas yang baik terhadap
variasi degassing dan serbuk slager sehingga dapat meningkatkan hasil produk coran
aluminium scrap.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam melakukan penelitian yaitu:
1.
Proses Pengecoran menggunakan metode Sand Casting.
2.
Material yang digunakan adalah aluminium scrap.
3.
Jenis degasser yang digunakan adalah campuran degasser berbasis
natrium nitrat (NaNO3), natrium fluorida (NaF).
4.
Serbuk Slager yang digunakan adalah baterai dry cell bekas jenis R20S sebagai
pengikat terak.

Anda mungkin juga menyukai