Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN DESAIN CETAKAN UNTUK

MENGURANGI CACAT SHRINKAGE PADA PROSES SAND


CASTING DENGAN SOLIDWORKS DAN SIMULASI
PROCAST

Oleh:

PRADHITYA DWI HERMAWAN AHMAD 362121401003


DANY MIS AL VETTAKAL 362121401019

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Pengecoran logam adalah suatu proses pembuatan benda dengan


mencairkan logam dan menuangkan cairan logam tersebut ke dalam rongga
cetakan. Sand Casting, Salah satu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan
pasir. Jenis pengecoran ini merupakan yang paling banyak dipakai karena ongkos
produksi yang murah, dapat membuat produk cor dalam berbagai ukuran dan juga
dapat membuat benda coran yang tidak sedikit.

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil pengecoran


sangatlah dihindari. Salah satu cacat pada pengecoran adalah cacat shrinkage yang
dapat menyebabkan deformasi pada benda coran. Bagian yang mengalami
penyusutan lebih besar dapat menarik bagian lainnya, sehingga menyebabkan
perubahan bentuk yang tidak diinginkan.

Pengecoran logam jenis sand casting ini adalah salah satu cara yang paling
sederhana dalam membuat suatu produk coran walaupun sederhana namun sand
casting juga memiliki berbagai macam kendala salah satunya adalah turbulensi
dan terperangkapnya udara yang terjadi pada saat penuangan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh sistem saluran yang digunakan yang sangat buruk, sehingga
sering menimbulkan cacat dan dapat menurunkan kualitas produk cor tersebut.
Untuk merancang sistem saluran pada sand casting perlu dilakukan simulasi pada
komputer sehingga logam cair bisa diamati pada saat masuk kedalam sistem
saluran sampai memenuhi seluruh rongga cetakan.

Hasil dari simulasi komputer menggunakan software ProCast ini dapat


menentukan sistem gating dan ukuran dari sprue yang memiliki shrinkage paling
baik.
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan antara lain:

1. Berapa tinggi sprue, Diameter bawah sprue dan Diameter atas sprue yang
efektif untuk mengurangi cacat shrinkage?
2. Sistem gating mana yang efektif untuk mengurangi cacat shrinkage pada
produk Sand casting?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari perancanga ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Dimensi yang efektif untuk mengurangi cacat shrinkage


pada produk Sand casting.
2. Untuk mengetahui Sistem gating yang efektif dalam mengurangi cacat
shrinkage pada produk sand casting.
1.4 Manfaat

Manfaat dari perancangan ini adalah dapat menentukan desain dari cetakan
produk sand casting yang efektif dalam mengurangi cacat shrinkage sehingga
dapat menghasilkan produk dengan dimensi dan bentuk yang sesuai.

1.5 Batasan masalah

1. Material logam cair menggunakan Alumunium EN AC-46100


2. Sistem Gating yang digunakan adalah Top gating, Bottom gating dan
parting line gating
3. Perancangan desain cetakan menggunakan software solidwork

4. Simulasi menggunakan software ProCast


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah penelitian yang digunakan sebagai
pembanding untuk penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu juga
dapat digunakan untuk mencari inspirasi baru dan menunjukkan orisinalitas
penelitian.
Penelitian terdahulu juga dapat digunakan sebagai referensi dan landasan
kuat untuk karya tulis ilmiah. Penelitian terdahulu dapat membantu penulis untuk
menghindari kesamaan judul dalam penelitian yang sejenis.
Penelitian terdahulu dapat membantu peneliti untuk menentukan langkah-
langkah sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori dan konsep.
Menurut (Sylvano Nehemia Leksono, Fais Hamzah, Dhika Aditya
Purnomo, 2022) melakukan penelitian dengan judul Perancangan dan pembuatan
gating sistem pada produk clamp saddle dengan proses pengecoran logam sand
casting. Menurut penelitian tersebut banyak dari produk clamp saddle yang
mengalami cacat pengecoran seperti gas porosity dan shrinkage. Gating system
merupakan salah satu faktor krusial yang menentukan kualitas dari produk
pengecoran. Simulasi menggunakan Procast 2018 perlu dilakukan untuk
mendapatkan desain optimal dan mendeteksi adanya cacat shrinkage dan gas
porosity. Produk hasil percobaan pengecoran pasir diuji menggunakan uji
radiografi untuk mendeteksi shrinkage atau gas porosity dan ditemukan beberapa
gas porosity namun masih dapat ditoleransi karena ukurannya yang kecil sekitar 1
mm.
Menurut (Bambang Wahyu Sidharta, Nidia Lestari, Venditias Yudha, Eko
Wahyudi, 2022) melakukan penelitian dengan judul Optimasi desain gating
system dan riser pada pengecoran produk blok silinder modifikasi untuk motor
bensin 4 langkah. Menurut penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan
membuat perbedaan pada penempatan sistem penambah (sprue) dapat
mempengaruhi penyusutan serta berpengaruh pada filling time dan solidification
time pada proses pengecoran. Hail pengujian pada dua desain ditemukan bahwa
desain model 1 (satu) merupakan desain yang paling optimal pada perencanaan
blok silinder, Hal ini dikarenakan cacat shrinkage yang terdapat pada desain cor
terjadi hanya pada gating system dan riser dengan nilai presentase lebih rendah
dibandingkan dengan desain model 2 (dua).
Menurut (Sri Endah Susilowati, Sopyan Permana, 2020) melakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh bentuk sprue well pada gating system terhadap
aliran fluida logam dan nilai kekerasan pada pengecoran aluminium daur ulang
menggunakan sand casting. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa bentuk
sprue well pada sistem saluran mempunyai pengaruh terhadap nilai kecepatan
aliran fluida logam dan bilangan reynold.
Kecepatan aliran fluida logam pada sprue well bentuk balok, silinder, dan
setengah bola dapat menurunkan kecepatan masing – masing yaitu 76%, 70%, dan
40%.
Sistem saluran dengan sprue well berbentuk balok, silinder, dan setengah
bola mempunyai nilai kecepatan aliran fluida logam aluminium dan bilangan
reynold masing – masing yaitu 1,83 cm/s dan 2.236,36 (aliran transisi), 2,02 cm/s
dan 2.468,4 (aliran transisi), serta 2,25 cm/s dan 2.749,5 (aliran transisi)
Spesimen aluminium hasil pengecoran sand casting dengan sistem saluran
berbentuk sprue well balok, silinder dan setengah bola masing – masing
mempunyai nilai kekerasan yaitu 175,4 HLD, 148,2 HLD dan 121,4 HLD.
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sand Casting


Pengecoran sand casting adalah proses pengecoran logam untuk membuat
suatu benda kerja atau komponen dengan metode penuangan logam cair kedalam
cetakan pasir. Pengecoran sand casting paling banyak digunakan dalam produksi
pengecoran karena memiliki beberapa kelebihan seperti berikut ini:
a) Mudah dalam pembuatan cetakan sehingga menghemat waktu produksi
b) Dapat digunakan untuk membuat produk yang rumit dan berukuran besar
c) Ongkos produksinya murah
d) Dapat mencetak logam dengan titik lebur tinggi seperti baja,
nikel, dan titanium
a. Namun sand casting juga memiliki beberapa kekurangan seperti:
e) Ongkos produksi mahal jika tidak digunakan untuk produksi massal
f) Akurasi dimensi rendah dan permukaan kasar
g) Membutuhkan proses finishing untuk hasil yang lebih baik
2.2.2 Cetakan Pasir
Secara umum cetakan pasir harus memiliki bagian-bagian utama sebagai
berikut:
a) Cavity (rongga cetakan), adalah ruangan tempat logam cair yang
dituangkan ke dalam cetakan pasir. Rongga ini berbentuk sama seperti
benda kerja yang akan di produksi.
b) Core (inti cetakan), memiliki fungsi untuk membuat rongga pada benda
yang di produksi. Core cetakan dibuat terpisah dengan cavity dan dirakit
pada saat proses penuangan logam cair.
c) Gating system (sistem saluran masuk), Memiliki fungsi untuk mengalirkan
logam cair dari pouring basin menuju ke rongga cetak. Gating system yang
tepat mampu mengalirkan logam cair dalam kondisi laminer, dan mampu
mengisi seluruh rongga cetak.
d) Sprue (saluran turun) adalah saluran masuk dari luar yang posisinya
vertikal. Sprue merupakan saluran tempat penuangan logam cair yang
akan meneruskan logam cair ke dalam saluran masuk (ingate), saluran
penambah (riser), dan produk cor.
e) Pouring Basin, merupakan lekukan pada cetakan yang berfungsi untuk
mengurangi kecepatan logam cair yang masuk langsung ke sprue.
f) Runner, adalah saluran yang menghubungkan sprue dengan rongga in
gate. Runner merupakan komponen sistem gating yang digunakan untuk
mengalirkan logam cair ke rongga cetakan.
g) Riser merupakan saluran yang berfungsi sebagai pensuplai cairan pada
produk pengecoran yang mengalami penyusutan.

2.2.3 Pasir Cetak


Pasir cetak merupakan pasir yang digunakan untuk membuat cetakan.
Pasir digunakan karena memiliki ketahanan terhadap temperature yang tinggi.
Pasir yang paling banyak digunakan pada proses Sand casting adalah pasir silika.
Pasir cetak yang baik perlu memiliki sifat-sifat seperti berikut ini:
a) Mempunyai sifat yang mudah di bentuk sehingga mudah dalam
pembuatan cetakan.
b) Tahan terhadap temperature tinggi logam cair selama proses pengecoran
dilakukan. Pasir dan bahan pengikat harus tahan terhadap suhu yang tinggi
sehingga dinding dalam cetakan tidak rontok selama penuangan logam
cair.
2.2.4 Bahan Tambah
Selain pasir sebagai bahan utama pada cetakan sand casting yang
jumlahnya sampai 85%, Juga diperlukan bahan tambah lainnya seperti tanah liat
atau bentonite yang berfungsi sebagai pelekat pasir dengan nilai kurang lebih
10%, Bahan lain yang digunakan pada cetakan sand casting ini adalah air dengan
nilai sebanyak 5%. Untuk persentase komposisi campuran pasir cetak ini tidak
memiliki ketentuan dikarenakan banyak variable lain yang sangat berkaitan satu
dengan yang lainnya.

2.2.5 Material Logam Cair


Pada dasarnya semua material logam yang dapat dicairkan dapat diproses
dengan sand casting. Material logam yang biasanya digunakan pada proses sand
casting adalah Cast iron, Alumunium, dan Tembaga.
Selain itu, logam-logam lain seperti magnesium, nikel, timah, kuningan,
dan baja paduan khusus juga dapat digunakan dalam sand casting tergantung pada
kebutuhan dan persyaratan spesifik dari produk yang dicetak. Pemilihan material
yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas dan kinerja produk
yang dihasilkan.

2.2.6 Cacat Pengecoran


Pada proses Sand Casting cacat pada produk hasil pengecoran sering
terjadi sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan dimensi atau bentuk
yang diinginkan. Cacat pada produk pengecoran logam harus dikurangi
semaksimal mungkin untuk menghindari kerugian tersebut. Berikut ini adalah
contoh cacat pada pengecoran:
a) Porosity adalah cacat yang terjadi ketika udara terperangkap di dalam
logam yang dicor. Ini dapat menghasilkan lubang-lubang kecil atau
gelembung udara di permukaan atau di dalam struktur logam.
Penyebabnya adalah laju aliran logam cair yang turbulen.
b) Shrinkage adalah cacat yang terjadi ketika logam mengalami penyusutan
selama proses pendinginan. Penyebabnya bisa berupa desain cetakan yang
tidak tepat.
c) Misrun adalah cacat yang terjadi ketika logam cair tidak mampu mengisi
seluruh cetakan dengan sempurna. Penyebabnya bisa berupa temperatur
cetakan yang terlalu rendah, kecepatan pengisiannya yang terlalu lambat,
atau adanya hambatan dalam aliran logam cair.
2.2.7 ProCast
ProCast adalah salah satu perangkat lunak yang biasa digunakan untuk
mensimulasikan proses pengecoran. Melalui simulasi ProCast ini kita bisa
mengetahui titik lokasi terjadinya shrinkage atau penyusutan pada proses
pengecoran logam.
2.2.8 Solidworks
Solidworks merupakan salah satu perangkat lunak CAD (Computer-Aided
Design). Perangkat lunak Solidworks ini dikembangkan oleh perusahaan Dassault
System. Sebagai perangkat lunak CAD Solidworks dapat membantu proses desain
benda atau alat, Solidworks juga merupakan perangkat lunak CAM (Computer
Aided Machining) yang artinya Solidworks bisa digunakan untuk melakukan
simulasi proses permesinan seperti turning, milling, selain itu Solidworks juga
mampu digunakan untuk CAE (Computer Aided Engineering) artinya Solidworks
juga bisa digunakan untuk melakukan analisis terhadap desain yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai