Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN SISTEM SALURAN DAN PENAMBAH UNTUK MENGURANGI

CACAT PRODUK CORAN KOMPONEN PERALATAN PABRIK

DESIGN OF GATING SYSTEM AND FEEDER FOR MINIMUZATION FACTORY


EQUIPMENT COMPONENTS

Jimmy G. Simanjuntak, Pander Sitindaon, Hitman Pardosi, Dewi Kusumawaty


Fungsional Perekayasa, Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan

ABSTRAK
Cacat pengecoran merupakan masalah yang sering di jumpai pada industri pengecoran logam.
Permasalahan ini dapat menimbulkan naiknya biaya produksi untuk melakukan perbaikan bahkan produksi
ulang. Salah satu faktor yang mengakibatkan cacat produk cor adalah masalah sistem saluran dan
penambah. Untuk mengurangi masalah cacat tersebut di perlukan perhitungan sistem saluran dan
penambah yang sesuai sehingga dimensi dari sistem saluran dapat memperlancar aliran material cair yang
masuk ke dalam rongga cetak dengan tepat dan cukup untuk menghasilkan produk coran.

Kata kunci: cacat pengecoran, biaya produksi, sistem saluran dan penambah

ABSTRACT
Casting defects are a problem that is often encountered in the metal casting industry. This problem can
lead to increased production costs to make repairs and even reproduction. One of the factors that cause
cast product defects is gating and feeder system problems. To reduce the problem of defects in the
required gating and feeder system calculations and appropriate enhancers so that the dimensions of the
feeder and gating system can facilitate the flow of liquid material into the moulding cavity properly and
sufficiently to produce castings.

Keywords: casting defects, production costs, gating system and feeder


PENDAHULUAN dan pengerjaan akhir dari produk coran
Proses pengecoran merupakan (Surdia dan Chijiiwa, 2013). Kunci
proses pencairan logam yang selanjutnya di keberhasilan membuat produk coran yang
tuangkan ke dalam rongga cetakan dan di baik salah satunya ditentukan oleh desain
biarkan membeku, sehingga akan terbentuk cetakan yang baik dan benar. Terutama bila
suatu model yang sesuai dengan bentuk dan menggunakan sistem penuangan gravitasi
pola cetakan. Pembuat produk coran, potensi terjadinya cacat ditentukan oleh
dilakukan melalui proses-proses seperti : mekanisme pengisian rongga cetakan
pencairan logam, pembuatan cetakan, karena aliran logam menuju rongga cetakan
persiapan, penuangan logam cair ke dalam melalui gating system sering mengalami
cetakan, pembongkaran dan pembersihan gangguan atau hambatan. Potensi cacat
coran (Surdia dan Chijiiwa, 2013). Proses biasanya terjadi akibat kesalahan desain
pengecoran logam dalam usaha yang mengakibatkan aliran logam cair tidak
menghasilkan suatu produk benda coran yang optimal (Suparapto, W, 2011).
berkualitas baik dengan komposisi yang Perencanaan pembuatan suatu
di kehendaki maka ada beberapa faktor sistem saluran (gating system) dalam proses
yang mempengaruhi yaitu: bahan baku pengecoran sangat diperlukan karena untuk
coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir menghasilkan suatu produk cor yang
cetak (bila menggunakan cetakan pasir), baik diawali dari proses desain sistem
sistem peleburan, sistem penuangan saluran yang baik agar persentasi terjadinya

10
cacat pada produk cor dapat berkurang
(Akuan 2010)

Cacat Pengecoran
Proses pengecoran dilakukan
dengan beberapa tahapan mulai dari
pembuatan cetakan, proses peleburan,
penuangan dan pembongkaran. Untuk
menghasilkan coran yang baik maka
semuanya harus direncanakan dan
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun
hasil coran sering terjadi ketidak
sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi
pada coran dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : desain pengecoran dan pola, pasir Gambar 1. Bagian sistem saluran (Yudianto,
cetak dan desain cetakan dan inti, komposisi 2009)
muatan logam, proses peleburan dan
penuangan, sistim saluran masuk dan Pada kasus tertentu penampang saluran turun
penambah. Cacat ini dapat mengakibatkan berbentuk segitiga atau segi empat dengan
betambahnya biaya produksi berupa maksud untuk mencegah terjadinya
perbaikan bahkan pembutan ulang. Komisi turbulensi. Luas penampang saluran terak
pengecoran internasional telah membuat hampir selalu dibuat lebih besar dari bagian
penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi sistem saluran yang lain. Dengan
menjadi sembilan macam, yaitu : Ekor tikus penampang yang lebih besar, kecepatan alir
tak menentu atau kekasaran yang meluas, berkurang sehingga terak mendapat
lubang-lubang/rongga, retakan, permukaan kesempatan untuk memisahkan diri.
kasar, salah alir, kesalahan ukuran, inklusi Penampang saluran masuk merupakan yang
dan struktur tak seragam, deformasi dan terkecil dari penampang lain dari sistem
cacat-cacat tak nampak saluran. Saluran ini mengatur distribusi
cairan ke dalam rongga cetak. Jumlah
Sistem Saluran dan Penambah saluran masuk harus diatur agar distribusi
Sistem saluran berfungsi untuk suhu benda tuang selama proses
menyalurkan cairan logam ke dalam rongga penuangan merata. Seringkali saluran
cetak dalam waktu tertentu dengan aliran masuk ini menjadi satu dengan penambah
tenang dan bebas dari terak. Secara umum (riser). Peletakan riser menjadi solusi untuk
sistem saluran terdiri dari empat bagian mengatasi penyusutan dalam pembekuan dari
yakni : cawan tuang, saluran turun, saluran coran. Logam cair dalam penambah harus
terak dan saluran masuk. membeku lebih lambat dari coran agar proses
Cawan tuang berfungsi menampung pendinginan terakhir pada riser tersebut.
cairan dari ladel, harus mempunyai bentuk Sistem saluran yang ideal harus memenuhi
yang sesuai, sehingga cairan logam dapat kriteria seperti : mengurangi cacat,
mengalir dengan tenang dan tidak menghindari penyusutan dan dapat
memercik. Bentuk penampang saluran turun mengurangi biaya produksi.
pada umumnya bulat, selain mudah dalam
pembentukannya, cairan akan mudah Berikut adalah uraian dari karakteristik
mengalir dan mempunyai hambatan yang sistem saluran yaitu :
kecil.

11
Dapat mengurangi terjadinya memindahkan daya dan putaran dari motor
turbulensi aliran cair ke dalam rongga penggerak ke peralatan yang digerakkan
cetakan. Turbulensi akan dan banyak digunakan pada Pabrik Kelapa
menyebabkan gas-gas/udara atau Sawit. HDC terdiri dari dua bagian, satu
kotoran (slag) di dalam logam cair bagian dipasang pada motor penggerak dan
yang dapat menghasilkan cacat bagian lainnya dipasang pada peralatan
coran. yang digerakkan. Daya dan putaran dapat
dipindahkan dengan menggunakan baut
Mengurangi masuknya gas-gas ke yang dilapisi dengan karet. Coran HDC
dalam logam cair. dibuat dari besi cor kelabu yang dipabrikasi
dengan teknik pengecoran, besi cor dilebur
pada tanur kupola dan dituang pada cetakan
Mengurangi kecepatan logam cair
pasir.
yang mengalir ke dalam cetakan,
sehingga tidak terjadi erosi pada
cetakan.

Mempercepat pengisian logam cair


ke dalam cetakan, untuk menghindari
pembekuan dini.

Mengakomodir pembekuan terarah


(directional solidification) pada
produk coran.

Gradien temperatur yang terjadi saat


masuknya logam cair ke dalam
cetakan harus sama baiknya dengan
gradient temperatur pada permukaan
cetakan sehingga pembekuan dapat
diarahkan menuju riser. Gambar 2. Cacat shrinkage

Riser atau penambah adalah suatu Dari pengamatan di industri


wadah yang berbentuk seperti silinder pengecoran sering dijumpai terjadi cacat
ataupun kerucut terpancung yang mana shrinkage (penyusutan) khusunya pada
fungsinya adalah memberikan atau produk HDC. Shrinkage cavity merupakan
mensuplai logam cair untuk mengimbangi rongga-rongga dengan permukaan kasar
penyusutan dalam pembekuan coran, serta dendritik baik merupakan rongga
sehingga riser harus membeku lebih lambat tunggal yang besar sampai rongga-rongga
dari coran. Menurut letaknya terhadap benda kecil yang berkoloni pada lokasi-lokasi
tuang, dapat dibedakan antara riser atas dan tertentu.
riser samping. Riser atas biasanya Adanya shrinkage sering ditandai
diletakkan diatas benda, sedangkan riser dengan munculnya cekungan pada
samping biasanya diletakkan pada permukaan coran dan atau perubahan
permukaan pisah. geometri sebagai akibat dari tekanan udara
luar yang lebih besar dari tekanan didalam
Heavy Duty Coupling rongga-rongga shrinkage (HAPLI).
Heavy Duty Coupling (HDC) adalah
peralatan teknik yang digunakan untuk
12
dimana :

⁄ ⁄
maka :

1.2. Perhitungan Modulus


Dari gambar 3 di atas bentuk produk seperti
ring, oleh sebab itu dapat dianggap sebagai
sebuah balok dengan panjang tak terhingga,
sehingga perhitungan modulus ring dapat
menggunakan rumus perhitungan modulus
balok
( )
( )

Gambar 4. Modulus ring dengan model


balok
Dari dimensi pada gambar 3 di atas dapat
dihitung :
Gambar 2. Desain HDC Untuk volume I

METODOLOGI
1.1. Perhitungan Volume

( )
( ( ) ) ( ( ) )
maka :
( ( ) )
( )
( ) ( )

( ( ) ) ( ( ) ) Untuk volume II
( )

( )
( )
maka :
Casting product weight (Wo)
( ) ( )

13
Dengan menggunakan penambah standar II,
( ) ( ) maka diameter penambah (Dp) dapat
dihitung sebagai berikut :

1.3. Perhitungan Penambah (Riser) Volume penambah standar


Sesuai dengan urutan pembekuan, maka ( )
modulus diatur biasanya
benda tuang : leher penambah : penambah Perhitungan volume penambah yang
= 1 : 1,1 : 1,2 dibutuhkan :
penambah dengan bentuk geometris yang
berbeda akan mempunyai modulus yang
berbeda. Perbandingan antara diameter dan dimana :
tinggi penambah yang berbeda juga akan Vp = volume total coran
mempunyai modulus yang berbeda. x = efesiensi penambah = 15 %
S = susut total (FC) = 4% (dari tabel 2)
Tabel 1.Type modulus penambah
Type ØD Volume Tabel 2. Tingkat penyusutan material
3
A D = 5,33 M V = 1,06 D Penyusutan
3 No. Material
B D = 4,91 M V = 1,16 D (%)
3
C D = 4,53 M V = 1,04 D 1. Cu-paduan 4-8
M = Modulus penambah 2. Al-paduan 5-6
3. FC 1-4
4. FCD 1-6
5. Baja tuang 4,5 - 6
6. Baja tuang paduan 4,5
7. Besi tuang 5,5 - 6
maleabel
maka :

Dari perhitungan di atas maka penambah


yang ada, memiliki volume yang lebih dari
cukup untuk mensuplai benda coran
Gambar 5. Jenis penambah Ukuran leher penambah bujur sangkar atau
silinder
Dari data di atas modul yang terbesar adalah
Modul II 2,431cm = Modulus benda tuang 1.4. Perhitungan Sistem Saluran
(Mb) Berat total tuangan
Perhitungan penambah :
( )
dimana :
Mb = Modulus benda tuang = 2,431cm ( )
Mlp = Modulus leher penambah ⁄
Mp = Modulus penambah
maka : Waktu tuang

14


Luas saluran terkecil (saluran masuk) Dimensi saluran masuk :

Gambar 6. Tinggi hidrolisis cairan


Gambar 7. Penampang saluran
Penampang saluran masuk dapat dihitung
Diketahui tinggi hidrolisi h = 10 cm
Penampang saluran masuk dapat dihitung
Aliran logam cair bisa terhambat karena
dari persamaan :
kekasaran permukaan cetakan, banyaknya
belokan sistem saluran dan tajamnya
belokan tersebut. Besarnya hambatan alir
√ √ √
tergantung dari bentuk benda tuang

Tabel 3. Faktor hambatan alir dan


Bentuk Faktor hambatan
No.
tuangan alir
1. Sederhana 0,8
2. Agak sulit 0,7 Perbandingan luas saluran turun : saluran
3. Sulit 0,6 terak : saluran masuk = 4 : 3 : 2
4. Sangat sulit 0,4
Luas saluran terak (Astr) dapat dihitung dari
persamaan :
Karena bentuk benda tuangan dianggap
sederhana, maka faktor alir diambil 0,8
maka :

Sehingga luas saluran masuk (Asm) dapat Dimensi saluran terak :


dihitung :

dimana :

G = total tuangan (kg) ρ


= berat jenis (g/cm3) tp =
waktu tuang (detik)
𝞷 = faktor hambatan aliran Gambar 9. Penampang saluran terak
h = tinggi hidrolis efektif (cm) Untuk material FC
sehingga :

dan ( )


15
maka : Lay out pengecoran ini menjadi panduan
waktu pembuatan pola dan cetakan sebelum
√ melakukan pengecoran

√ √

Sehingga :
( )
( )

Luas saluran turun (Ast) :

Gambar 11. Shrinkage terjadi pada riser


Dimensi saluran turun : KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu ;
√ √ Harga dimensi yang di dapat sudah
cukup untuk diterapkan menjadi sistem
saluran dan penambah
√ √ Semua komponen sistem saluran
dapat mendukung fungsi masing-
masing.
Setelah semua dimensi direncanakan, maka Layout menjadi panduan pembuatan pola
di buat lay out pengecoran dan cetakan
Hasil pengecoran dapat mengurangi
cacat penyusutan
Beberapa analisis yang disarankan untuk
mengetahui antara lain saran:
Perlunya perbandingan dengan
simulasi pengecoran
Hendaknya senantiasa di terapkan
pada industri pengecoran logam pada
berbagai jenis produksinya.

DAFTAR PUSTAKA
Achyarsyah, M. Perancangan Coran Steel
Cam Sprocket dengan Menggnakan
Simulasi Komputer Magmasoft,
Tesis, Institut Teknologi Bandung,
Gambar 10. Lay out pengecoran 2006.

16
Akuan, A. “Teknik Pengecoran dan Yudianto, O. Perancangan Coran (Sistem
Pelebuan Logam”, Modul Praktikum, Saluran dan Penambah) dengan
Laboratorium Teknik Produksi Software Simulasi pada Kasus
Jurusan Teknik Metalurgi Fakutas Crankshaft, Tesis, Institut Teknologi
Teknik Universitas Jenderal Achmad Bandung, 2006.
Yani, Bandung, 2010.
Yudianto, O. “Perancangan Coran”,
Surdia T., Chijiwa K, Teknik Pegecoran Politeknik Manufaktur Bandung, 2009
Logam, Balai Pustaka, Jakarta, 2013 https://hapli.wordpress.com/foundry/t
Suprapto, W, Porositas Gas pada eknik-perancangan
Material Duralumin dalam pengecoran/perhitungan-sistem-
Pengecoran Sistem Vakum, saluran/
Disertasi, Fakultas Teknik Program
Studi teknik Metalurgi dan Material
Universitas Indonesia, Jakarta, 2011.

17

Anda mungkin juga menyukai