Anda di halaman 1dari 16

Besaran Listrik dan Pengukuran

• KELOMPOK II

- Damianus Desra Sembiring


- Ahda Sabilla
- Alfredo
- Sahabat
Besaran – Besaran listrik
Arus Listrik  Ampere
Meter  Seri  Ampere
• Arus Listrik pada suatu A
elemen adalah Gerakan
muatan listrik I
V R
• Besarnya arus listrik
didefinisikan sebagai laju
perubahan muatan listrik
di definisikan dq
i
dt
A + v - B
1 Ampere adalah pergerakan
muatan listrik sebesar satu
Coulomb per detik.
Besaran – Besaran listrik
Tegangan  Volt Meter
 Paralel  Volt
• Tegangan pada suatu
elemen adalah kerja V R V
yang dilakukan untuk
menggerakkan satu
muatan (1 C) dari
satu terminal ke
terminal lain. A + v - B
Besaran – Besaran listrik
Tahanan Listrik  Ohm
Meter  Paralel  Ohm
• Tahanan Listrik pada
suatu rangkaian Listrik
adalah setiap komponen
pada rangkaian yang
bersifat menahan
gerakan muatan listrik
• Beberapa komponen
yang bersifat menahan
Listrik adalah :
– Resistor, Lampu pijar,
Pemanas Listrik
– Induktor, transformator,
motor-motor Listrik
– Kapasitor
• Hubungan Ketiga
besaran dasar Listrik
dinyatakan dengan
menggunakan Hukum
Ohm :
PENGUKURAN
BESARAN LISTRIK
1. PENGERTIAN.
Pengukuran adalah suatu pembandingan
antara suatu besaran dengan besaran lain
yang sejenis secara eksperimen dan salah
satu besaran dianggap sebagai standar.
Sebagai pembandingan digunakan suatu alat
bantu (alat ukur) yang sudah dikalibrasi.
Contoh:
Pengukuran tegangan pada jaringan listrik
dalam hal ini tegangan yang akan diukur
diperbandingkan dgn penunjukkan dari Volt
meter.
Pengukuran dapat dibedakan atas :

1. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (amper), tegangan (Volt), daya


(Watt), dll.
2. Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan,
waktu, velocity, dll.

HAL2 YANG PENTING DIPERHATIKAN


PADA PENGUKURAN LISTRIK :
1. Cara pengukuran,  harus benar.
Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara. Pilih cara yg paling
ekonomis
2. Alat ukur,  harus dalam keadaan baik :
Secara periodik harus dicek (kalibrasi). Penyimpanan, transportasi alat
harus diperhatikan
3. Operator (Orang),  harus teliti
Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika
diperlukan laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapat
perhatian
Untuk catatan digunakan buku tersendiri (gunakan FORMULIR tertentu)
2. KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI
ALAT UKUR
Karakteristik
Terminologi berikut adalah beberapa karakteristik dari suatu alat ukur :

• Akurasi (Ketelitian)
• Presisi
• Resolusi (daya urai / deskriminasi)
• Efisiensi
Ketelitian
Ketelitian didefinisikan sebagai persesuaian antara
pembacaan alat ukur dengan nilai sebenarnya dari
besaran yang diukur. Ketelitian alat ukur diukur
dalam derajat kesalahannya.
• Kesalahan (Error)
Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada
alat ukur dengan nilai sebenarnya .
• Rumusan error dapat ditulis :
I T
E = I – T atau dalam % e 
T
x100%

dimana : E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
T = Nilai sebenarnya
Alat cermat / alat persisi :
• Alat ukur dengan kesalahan ukur < 0,5% termasuk alat persisi.
Alat ukur ini sangat mahal harganya dan hanya dipakai u/ pek
dg kecermatan yg tinggi, umpamanya dilaboraturium.
• Alat ukur cermat / alat persisi dibuat dlm bentuk transfortable.
Alat kerja :
• Alat ukur dengan kesalahan ukur > 0,5% termasuk gol. alat
kerja. U/ alat ukur kerja dgn kesalahan ukur ± 1 – ± 2 % juga
dibuat transportable dan dipakai dibengkel2, pabrik2 dll. Untuk
alat kerja dengan kesalahan ukur ± 2 -3 % dipakai utk
pengukuran pada papan penghubung baik dipusat2 tenaga
listrik, pabrik2 dll.
Alat Ukur Kasar :
• Alat ukur dgn kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat
kasar dan hanya digunakan sebagai petunjuk, spt arah aliran
untuk melihat apakah accumulator dari sebuah mobil yang
sedang diisi atau dikosongkan.
• Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada panel2
maka untuk mengurangi kesalahan membaca karena paralaks,
jarum petunjuk dan skala pembacaan ditempatkan pada
bidang2 yg sama seperti diperlihatkan dalam gambar (1).
Tabel. Klas ketelitian alat ukur dan penggunaannya.

Klas Kesalahan yg Penggunaan Keterangan


diizinkan (%)

0,1 ± 0,1 Laboratorium Presisi

0,2 ± 0,2 Laboratorium Presisi


0,5 ± 0,5 Laboratorium Menengah
1,0 ± 1,0 Industri Menengah
1,5 ± 1,5 Industri Menengah
2,0 ± 2,0 Industri Menengah
2,5 ± 2,5 Industri Menengah
3,0 ± 3,0 Hanya utk cek Rendah
5,0 ± 5,0 Hanya utk cek Rendah
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh:

• Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan


yang di persyaratkan utk pengukuran.
Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain,
umur teknis dan ekonomis alat ukur atau sumber listrik yang
harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak
memenuhi seperti yang dipersyaratkan.

• Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara


yang benar, shg terjadi kesalahan pemakaian atau cara
membaca skala salah padahal alat ukur pd kondisi yg baik.

• Alat ukur selain merupakan alat yang menghasilkan nilai


dengan satuan listrik maupun mekanik, juga ada alat yang
hanya menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu
rangkaian. Alat seperti ini disebut dengan Indikator.
Sensitifitas (kepekaan)

Kepekaan ialah perbandingan antara besaran


akibat (respone) dan besaran yang diukur.
Kepekaan ini mempunyai satuan, mm / μA.

Sering kepekaan ini dinyatakan sbg sebaliknya


(inverse sensitivity = faktor penyimpangan/
defleksi).
Jadi besarannya / satuannya menjadi μA / mm.
Resolusi ( Daya Urai / deskriminasi)

Resolusi dari suatu alat ukur adalah


pertambahan terkecil dari besaran yg diukur
yang dapat dideteksi alat ukur dengan pasti.

Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala


seragam yang terbagi atas 100 bagian dan
berskala penuh sama dengan 200 V. Satu
perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur
sama dengan 1/100 dari 2 V = 0,02 V.
Perhatian !
Dalam pengukuran sebaiknya perlu diperhatikan kondisi alat ukur dengan
memperhatikan syarat-syarat dari alat ukur, yaitu :
• Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yg diukur
atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar
• Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus
mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai
accuracy error dan precision error yang tinggi)
• Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas
input signal yang sekecil2nya sehingga mampu membedakan
gejala2 yang kecil
• Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam
pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak
dikehendaki
• Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak
tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti
untuk menghindari kesalahan paralak.
• Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang
dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yg lama.

Anda mungkin juga menyukai