Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran


Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran lain
yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standar.
Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembandingan ini
digunakan suatu alat bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi, sehingga dalam
pengukuran listrik pun telah terjadi pembandingan..
Dalam melakukan pengukuran, pertama harus ditentukan cara pengukurannya.
Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur yang
ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti yang dikehendaki.
Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi setinggi-tingginya.
Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan, penggunaannya harus dengan baik
pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula
apakah alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai klas
ketelitian sesuai dengan keperluannya.
Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan
yaitu :
1. Cara Pengukuran
Saat melakukan pengukuran listrik terdapat beberapa cara pengukuran
tergantung dari nilai yang diukur, pengukuran dilakukan dengan cara pengukuran
yang paling efektif, pengukuran harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
prosedur yang ada agar mendapat nilai pengukuran yang tepat dan juga untuk
menghindari rusaknya alat karena cara pengukuran yang tidak benar atau tidak
tepat.
2. Orang yang Melakukan Pengukuran
Saat melakukan pengukuran listrik, operator yang melakukan pengukuran
haruslah teliti. Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika
diperlukan adanya laporan hasil pengukuran, maka pencatatan
hasil pengukuran perlu mendapat perhatian, untuk catatan pada setiap besaranyang
diukur digunakan buku tersendiri.

1
3. Alat yang digunakan
Saat melakukan pengukuran listrik alat ukur yang digunakan harus dalam
keadaan baik, alat ukur yang akan digunakan secara periodik harus dicek(kalibrasi)
ulang, cara penyimpanan alat ukur maupun proses transportasi alat ukur juga harus
diperhatikan. Alat ukur harus berada dalam kondisi yang baik agar nilai hasil
pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut tepat atau hanya dengan nilai
error yang dapat ditoleransi.

2.2 Besaran Listrik dan Non Listrik


Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki satuan yang dapat diterapkan
pengukuran dan perhitungan dengan dinyatakan dalam angka terhadapnya. Pada teknik
elektro besaran dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu besaran listrik dan besaran non
listrik.

2.2.1 Besaran Listrik


Besaran listrik adalah besaran - besaran yang ada dalam penyusunan atau
pengukuran yang mempengaruhi sebuah listrik. Beberapa besaran yang masuk
dalam besaran listrik ialah :
a. Arus
Arus listrik adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu titik atau
bagian. Arus listrik dikatakan ada ketika ada aliran bersih muatan listrik
melalui suatu bagian. Muatan listrik dibawa oleh partikel bermuatan,
sehingga arus listrik adalah aliran partikel muatan. Besaran listrik adalah
besaran - besaran yang ada dalam penyusunan atau pengukuran yang
mempengaruhi sebuah listrik
Sistem Satuan Internasional memberikan satuan dari arus listrik yaitu
ampere, yang merupakan aliran muatan listrik melintasi permukaan dengan
kecepatan satu coulomb per detik. Ampere (simbol: A) adalah unit dasar SI.
Arus listrik diukur menggunakan perangkat yang disebut ammeter.
b. Tegangan
Tegangan listrik atau beda potensial adalah tegangan yang bekerja pada
elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya
yang dapat menggerakkan muatan listrik.

2
Secara matematis, kerja yang dilakukan untuk menggerakkan suatu
muatan sebesar satu coulomb dapat didefinisikan sebagai perubahan energi
yang dikeluarkan terhadap perubahan muatan listrik dengan satuan Volt
(simbol :V).
c. Hambatan
Hambatan listrik merupakan ukuran sejauh mana suatu objek menentang
aliran arus listrik. Sifat-sifat hambatan listrik secara umum terbagi dua.
Hambatan listrik akan semakin besar jika bahan listrik yang digunakan
semakin panjang. Kedua, hambatan listrik akan semakin kecil jika ukuran
penampang bahan listrik semakin besar Satuan dari hambatan listrik adalah
Ohm (Simbol :Ω).
d. Daya
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan
usaha akibat adanya perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan
waktu. Besarnya daya listrik yang dilakukan oleh peralatan listrik
dipengaruhi oleh keberadaan tegangan listrik, kuat arus listrik, dan hambatan
listrik di dalam rangkaian listrik tertutup, serta keadaannya terhadap waktu.
Dalam Sistem Satuan Internasional, daya listrik dinyatakan dengan satuan
Watt (W). Daya listrik juga dapat dinyatakan dalam satuan Joule/detik (J/s).
Pada beberapa penerapan praktis, daya listrik dinyatakan dalam kiloWatt
(kW) atau MegaWatt (MW).
e. Energi
Energi listrik atau tenaga listrik adalah salah satu jenis energi utama yang
dibutuhkan bagi peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus
listrik dengan satuan ampere (A) dan tegangan listrik dengan satuan volt (V)
dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan satuan Watt (W).
Pada aplikasi di lapangan satuan yang sering digunakan untuk mengukur
energi listrik adalah watt-hour(WH). Ataupun dalam skala yang lebih besar
menggunakan kilo watt-hour (kWH).

2.2.2 Besaran Non Listrik


Besaran non listrik adalah besaran – besaran yang tidak terkait dengan sebuah
rangkaian listrik. Tetapi dalam praktek di lapangan besaran – besaran ini sering

3
dijumpai untuk dilakukan pengukuran. Beberapa besaran yang sering dilakukan
pengukuran khusunya dari teknik elektro, antara lain:
f. Suhu
Suhu menunjukkan derajat atau ukuran panas suatu benda. Mudahnya,
semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Pada penerapan di teknik elektro, suhu diukur untuk mengetahui
temperatur pada peralatan seperti : terminal, penghantar/kabel, motor,
transformator, dll. Pengukuran suhu ini sangat penting dikarenakan suhu
yang tinggi mempengaruhi performa dan kinerja peralatan listrik.
g. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut.
Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd).
Intensitas cahaya dilakukan biasa dilakukan pengukuran pada saat
perencanaan penerangan pada suatu ruangan. Besar kecilnya intensitas
cahaya suatu ruangan harus disesuaikan guna ruangan dan standar yang
diikuti.
h. Intensitas Suara
Taraf intensitas suara bisa diartikan dengan tingkat kebisingan suatu bunyi
pada pendengaran manusia. Bunyi yang mempunyai taraf intensitas yang
tinggi akan memekakkan telinga kita. Taran intensitas suara dapat diukur
dengan satuan Desibel (dB).
Peralatan listrik seperti : generator, motor, transformator, dll pada
penggunaannya biasa mengeluarkan bunyi nyaring. Bunyi inilah yang hatus
diantisipasi oleh operator, sehingga tidak sampai menjadi penyakit akibat
kerja.
i. Dimensi
Pengukuran dimensi meliputi panjang, lebar, dan tinggi suatu objek. Ini
sangat sering dilakukan dalam proses perencanaan maupun pemasangan
suatu instalasi atau peralatan. Maka dari itu, pengukuran dimensi sangat
penting untuk dipahami.
j. Putaran

4
Pada pengaplikasian ilmu teknik elektro pasti tidak lepas hubungannya
dengan generator dan motor. Kedua peralatan ini pada penggunannya harus
dilakukan pengukuran putaran. Untuk memastikan peralatan tersebut dalam
kondisi yang baik atau tidak. Putaran dalam pengukuran biasa digunakan
satuan revolution / menit (Rpm).

2.3 Pengertian Alat Ukur


Alat ukur adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk membandingkan besaran
yang tidak diketahui dengan satuan pengukuran atau nilai standar. Seluruh alat
pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang
mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
Alat ukur merupakan sebuah benda atau alat bisa buatan atau alami yang digunakan
untuk mengambil data kuantitatif dari berbagai benda seperti panjang, suhu, waktu,
massa, berat, dan sebagainya. Data kuantitatif ini kemudian jadi hal yang sangat
penting untuk dilibatkan dalam perhitungan dengan berbagai tujuan.
Fungsi alat ukur sangat bervarian dan tergantung dengan jenis alat ukur itu sendiri.
Fungsi utama alat ukur adalah untuk mengukur suatu benda, jarak , atau panjang
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan kegunaannya. Alat ukur sendiri
akan memberikan manfaat yang sangat besar untuk para penggunanya, karena dengan
menggunakan alat ukur akan mengefisienkan waktu kerja pengguna sehingga
mendapatkan hasil pengukuran dengan cepat, tepat, dan akurat.

2.4 Klasifikasi Alat Ukur


Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan pengukuran besaran listrik dapat
diklasifikasikan dalam berbagai macam cara, klasifisikasi dari alat ukur listrik antara
lain yaitu; menurut macam arus, menurut ketelitian pengukuran, menurut macam
besaran listrik yang diukur, menurut jenis penunjukkan, menurut sifat penggunaan
menurut asas kerjanya.

2.4.1 Menurut macam arus


a. Arus Searah (DC),
b. Arus Bolak Balik (AC),
c. Arus Searah dan Bolak Balik (DC/AC).

5
2.4.2 Menurut ketelitian pengukuran
a. Alat ukur presisi, untuk laboratorium,
b. Alat ukur praktis/industri/kerja, untuk perusahaan, industri, dan lainnya,
c. Alat ukur kasar, untuk penunjuk/indikator.
Kesalahan yang
Kelas Pengunaan Keterangan
diizinkan (%)

0,1 ± 0,1 Laboratorium Presisi

0,2 ± 0,2 Laboratorium Presisi

0,5 ± 0,5 Laboratorium Menengah

1,0 ± 1,0 Industri Menengah

1,5 ± 1,5 Industri Menengah

2,0 ± 2,0 Industri Menengah

2,5 ± 2,5 Industri Menengah

3,0 ± 3,0 Hanya untuk cek Rendah

5,0 ± 5,0 Hanya untuk cek Rendah

Tabel 1 : Perbandingan Ketelitian Alat Ukur

2.4.3 Menurut macam besaran listrik yang diukur


a. Mili amperemeter/amperemeter untuk mengukur arus
b. Voltmeter/kilo voltmeter untuk mengukur tegangan
c. Ohm-meter/megger untuk mengukur tahanan
d. Wattmeter/kilo wattmeter untuk mengukur daya
e. Watt-hour meter (WH-meter), KWh-meter untuk mengukur energi
f. Frekuensi meter untuk mengukur frekuensi /getaran per detik
g. Power factor (Cosinus-j) meter untuk mengukur faktor kerja/powerfactor

Besaran yang Tanda


Nama Alat Ukur Rangkaian Pengunaan
diukur Satuan

6
Amperemeter Arus A AC & DC

Voltmeter Tegangan V AC & DC

Watt Meter Daya W DC

Ohm Meter Tahanan Ω AC & DC

Kwh Meter Energi kWh AC & DC

Frekuensi Meter Getaran / detik Hz AC

CosPhi Meter Faktor Kerja CosΦ AC

Tabel 2: Alat Ukur Berdasarkan Besaran Listrik

7
2.4.4 Menurut jenis penunjukannya
a. Alat ukur dengan penunjukan yang langsung dapat dibaca / dilihat
(Pengukuran langsung)
b. Alat ukur yang hasil akhirnya didapatkan dari beberapa pengukuran langsung
(Pengukuran tak langsung)
c. Alat ukur dengan sistem tercatat

2.4.5 Menurut sifat penggunaanya


a. Papan penghubung / Switcboard
Alat ini dipasang pada panel secara permanen atau tempat-tempat tertentu,
sehingga tidak dapat dibawa pergi untuk mengukur di tempat lain.
b. Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa pergi ke mana-mana sesuai
kehendak hati kita dalam pengukuran.

2.4.6 Menurut asas kerjanya


a. Mekanisme Kumpatar Putar
Alat ukur sistem kumparan putar ini adalah alat ukur yang mempunyai
kutub magnet permanent dan kumparan yang berputar. Besi magnet adalah
permanent berbentuk kaki kuda yang pada kutub-kutubnya dilengkapi dengan
lapis-lapis kutub, dan di dalam lapang magnetis antara lapisan kutub tersebut
dipasangkan sebuah kumparan yang dapat berkeliling poros Arus yang
dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar.
Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk
kumparan bermacam arus, tidak hanya untuk arus searah, akan tetapi dengan
alat pertolongan lainnya, dapat pula dipakai untuk arus bolak-balik.
Pemakaian dari alat ukur kumparan putar adalah sangat luas, mulai dari
alat-alat ukur yang ada di laboraturium sampai pada alat ukur didalam pusat-
pusat pembangkit listrik.

8
Gambar 1 : Bagian Kumpatar Putar
Bagian kumparan putar sesuai gambar 1, ialah :
1. Magnet tetap
2. Kutub sepatu
3. Inti besi lunak
4. Kumparan putar
5. Pegas spiral
6. Jarum penunjuk
7. Rangka kumparan putar
8. Tiang poros
b. Mekanisme Besi Putar
Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut juga sistem elektro
magnet adalah sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi
yang berputar. Bila sebuah kumparan dan didalamnya terdapat besi, maka
besi tersebut akan menjadi magnet. Jika di dalam kumparan tersebut
diletakkan dua batang besi maka kedua-duanya akan menjadi magnet
sehingga kedua batang besi tersebut akan saling tolak menolak, karena ujung-
ujung kedua batang besi tersebut mempunyai kutup yang senama. Prinsip
kerja tersebut diterapkan pada sistem elektro magnit dengan mengganti besi
tersebut dengan 2 buah plat besi yang satu dipasang tetap (diam) sedang yang
lain bergerak dan dihubungkan dengan jarum petunjuk.
Arus yang diukur melalui kumparan yang tetap dan menyebabkan
terjadinya medan magnet. Potongan besi ditempatkan dimedan magnet,
magnet tersebut dan menerima gaya elektromagnetis. Alat ukur dengan tipe
besi putar ini adalah sederhana dan kuat dalam konstruksi, murah dan dengan

9
demikian mendapatkan penggunaan-penggunaan yang sangat besar, sebagai
alat pengukur untuk arus dan tegangan padamfrekwensi-frekwensi yang
dipakai pada jaring-jaring distribusi yang didapat di kota-kota.

Gambar 2: Konstruksi Besi Putar

Gambar 3: Prinsip Kerja Besi Putar


c. Mekanisme Elektrodinamis
Alat ukur elektro dinamis adalah alat ukur yang mempunyai kumparan tetap
dan kumparan putar. Sistem kerjanya sama dengan sistem kumparan berputar
tetapi magnet tetap diganti dengan magnet listrik.
Alat ukur tipe elektrodinamis ini, dapat dipergunakan untuk arus bolak-
balik, atau arus searah, dan dapat dibuat dengan persisi yang baik, dan telah
pula banyak dipergunakan dimasa–masa yang lalu. Akan tetapi pemakaian
daya sendirinya tinggi, sedangkan alat ukur prinsip yang lain telah dapat pula
dibuat dengan persisi tinggi, maka pada saat ini alat ukur elektrodinamis
kurang sekali dipergunakan sebagai alat ukur ampere maupun volt, akan
tetapi penggunaannya masih sangat luas sebgai alat pengukur daya atau lazim
disebut pengukur watt.

10
Gambar 4: Konstruksi Elektrodinamis
d. Mekanisme Induksi
Alat ukur dengan sistem induksi atau dikenal dengan system Ferraris ini
mempunyai prinsip kerja sebagai berikut, bila pada piringan yang terbuat dari
bahan penghantar tetapi non feromagnetik misalnya aluminium atau tembaga
ditempatkan dalam medan magnet arus bolakbalik, maka akan dibangkitkan
arus pusar pada piringan tersebut.
Arus pusar dan medan magnet dari arus bolak-balik yang menyebabkannya
akan menimbulkan interaksi yang menghasilkan torsi gerak pada piringan,
dan prinsip ini akan mendasari kerja dari pada alat ukur induksi. Atau dengan
kata lain bila didalam medan magnet dengan garis gaya magnet dengan arah
yang berputar, dipasang sebuah tromol yang berbentuk silinder, tromol
tersebut akan turut berputar menurut arah putaran garis-garis gaya magnet
tadi, medan magnet ini dinamakan alat ukur medan putar atau alat ukur
induksi. Prinsip ini digunakan pada alat ukur energi (kWh meter) arus bolak-
balik.

11
Gambar 5: Konstruksi Alat Ukur Induksi
e. Mekanisme Thermocouple (Kawat Panas)
Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat
tersebut akan menjadi panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih
panjang). Pemuaian tersebut digunakan untuk mengerakkan jarum petunjuk.
Pada gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari logam
platina dan iridium yang direntangkan pada A-B, pada waktu tiada arus (I =
0) jarum penunjuk tepat ditengah-tengah (angka 0). Jika kita alirkan arus
searah dari A ke B sehingga kawat A–B menjadi memuai dan lebih panjang,
ternyata jarum tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan. Hal ini
disebabkan karena kawat A–B menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas
sehingga memutar poros jarum.
Baik arus searah tersebut mengalir dari A–B maupun dari B ke A jarum
tetap menyimpang kearah kanan (lihat gambar bawah). Prinsip ini dapat
dipakai untuk searah dan bolak-balik.

Gambar 6: Bagian Alat Ukur Thermocouple

12
Keterangan:
A & B = baut terminal
m = kawat penarik
C = tempat pengikat
n = tali penarik
x = kawat panas
D = ikatan tali
P = pegas
A = poros penggulung
f. Mekanisme lidah getar (vibrating reed)
Alat terdiri dari kepingan plat baja yang bergetar disebabkan resonansi
karena cara elektromaknetik atau eletrostatik. Sejumlah kepingan plat baja
yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar, masing–masing memiliki
perbedaan frekuensinya, relatif tidak berjauhan satu sama lain dalam
barisnya, dan mendapatkan arus medan magnet dari arus bolak–balik, salah
satu lidah akan timbul getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang
besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolak–balik.
Dalam perencanaan susunan lidah–lidah bergetar, telah ditetapkan bahwa
amplitudo dari defleksinya akan menurun sampai kira–kira 60%, bila jarak
dari perbedaan frekuensinya 0, 25 Hz dari frekuensinya. Getaran dapat dilihat
pada tipe lidah bergetar.

Gambar 7: Prinsip Kerja Alat Ukur Lidah Getar

2.5 Pengunaan dan Pemilihan Alat Ukur

2.5.1 Pengunaan Alat Ukur

13
Secara umum pengunaan alat ukur listrik dapat dibedakan menjadi 3
rangkaian, yaitu :
a. Rangkaian Seri
Cara penyambungan ini menempatkan alat ukur secara sejajar atau seri
dengan sumber daya lisitrik (power source). Prinsip ini sering dijumpai pada
penggunaan alat ukur Ampere meter.
Amperemeter harus dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur
karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang kecil sehingga apabila
amperemeter dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2),
karenanya pengukuran tidak benar (salah) akan tetapi merusak amperemeter
karena dihubung singkat dengan baterai/tegangan sumber alat ukur tersebut

Gambar 8: Pemasangan Amperemeter


Penggunaan dengan rangkaian seri ini sangat terbatas dilapangan,
khususnya untuk mengukur arus listrik yang besar dengan sistem tegangan
tinggi, sehingga harus menggunakan alat transformator arus. Transformator
arus tersebut berfungsi untuk menurunkan besarnya arus listrik dan
selanjutnya diukur dengan amperemeter.

14
Gambar 9 : Pengukuran Arus dilengkapi Transformator Arus
b. Rangkaian Paralel
Cara penyambungan ini menempatkan alat ukur secara paralel dengan
sumber daya lisitrik (power source). Prinsip ini sering dijumpai pada
penggunaan alat ukur Volt meter, Frekuensi meter, dan Ohm meter.
Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur
karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang besar. Tahanan voltmeter harus
besar, agar tidak mempengaruhi sistem pada saat digunakan, juga agar daya
yang hilang pada voltmeter itu kecil.

Gambar 10: Pemasangan Voltmeter


Pada pengunaan skala besar, pengukuran tegangan bisa juga dibantu dengan
alat transformator tegangan. Yang memiliki fungsi sama seperti transformator
arus.

15
Gambar 11: Pengukuran Tegangan dilengkapi Transformator Tegangan
c. Rangkaian Seri – Paralel
Cara penyambungan ini pada dasarnya adalah gabungan antara
penyambungan secara seri dan paralel yang dilakukan secara bersamaan.
Penyambungan seperti ini bisa digunakan pada alat ukur Watt meter, Cosphi
meter, dan kWH meter.

Gambar 12: Pemasangan Wattmeter

Gambar 13: Pemasangan KWH-meter

2.5.2 Pemilihan Alat Ukur


Pemilihan instrumen pengukur pada umumnya mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut :

16
a. Dapat dipercaya
b. Mudah pengunaanya
c. Kecermatannya
d. Pemakaian Tenaga
e. Ukuran
f. Bentuk
g. Berat
h. Harga

17
Presentasi Power Point

18
19
20
DAFTAR PUSTAKA

Abror, M. (2022, November 25). Pengertian dan Macam Alat Ukur Beserta Kegunaanya.
Dipetik November 28, 2022, dari Ayoksinau.com:
https://www.ayoksinau.com/macam-alat-ukur/#firstheading

Ali, M. H. (2021, 2 20). Metode Pengukuran Listrik. Dipetik November 21, 2022, dari
Unboxing.eu.org: https://www.unboxing.eu.org/2013/08/metode-pengukuran-
listrik.html

Ghifari R., M. A. (2016). Pengertian Besaran Listrik. Dipetik November 21, 2022, dari
Academia.edu:
https://www.academia.edu/33955326/MAKALAH_PBL_PENGERTIAN_PENGU
KURAN_BESARAN_LISTRIK_docx

Muslim, S., Joko, & Wanarti R., P. (2008). Teknik Pembangit Tenaga Listrik Jilid 3.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Nizbah, F. (2013, Agustus). Pengukuran Besaran Listrik. Dipetik November 21, 2022, dari
faizalnizbah.blogspot.com: https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/pengukuran-
besaran-listrik.html?m=1

Safitri N., Suryati, & Rachmawati. (2017). Analisa Rangkaian Listrik : Teori Dasar,
Penyelesaian Soal dan Soal - Soal Latihan. Lhokseumawe: Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

Serwey, R., & Jewet, J. (2004). Physics for Scientist and Engineers. Thomson Brooks.

Siswanto J., Susantini E., & Jatmiko B. (2018). Fisika Dasar, Seri LIstrik Arus Searah dan
Kemagnetan. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Walker, J., Halliday, D., & Resnick, R. (2014). Fundamental of Physics. Hoboken NJ.

21

Anda mungkin juga menyukai