Oleh:
2.1 Tegangan
Tegangan merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan
muatan listrik dari tempat satu ketempat lainnya dengan satuan volt. Tegangan
dapat disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik
adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik
dibangkitkan dari pembangkit listrik. Benda yang memiliki energi potensial tinggi
mempunyai muatan positif lebih besar. Adapun jenis tegangan AC dan DC.
Tegangan DC merupakan sebuah sumber tegangan listrik yang konstan atau disebut
tegangan searah. Dalam penerapan tegangan DC yang stabil dapat diaplikasikan
pada baterai dan pecatuan daya. Sedangkan tegangan AC merupakan tegangan
listrik yang bervariasi secara berkala dengan waktu atau disebut tegangan bolak
balik. Dalam penerapannya tegangan AC digunakan untuk peralatan rumah tangga
dan industri (Iqbal, 2021).
Berikut merupakan rumus tegangan yaitu sebagai berikut.
V = I. R
Dimana:
V = Tegangan
I = Arus listrik
R = Hambatan listrik
2.2 Arus
Arus merupakan banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh
pergerakan elektron-elektron atau energi yang dapat disalurkan melalui penghantar
berupa kabel. Arus timbul karena adanya perubahan muatan yang pindah melewati
suatu titik per muatan waktu dalam suatu konduktor listrik. Arus dapat diukur dalam
satuan ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negative
(-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerakan elektron. Untuk mendeteksi arus listrik tersebut
diperlukan sensor arus yang merupakan suatu sensor dengan kemampuan
memantau penggunaan arus listrik dan dapat memberikan nilai analog dan digital
sehingga penggunaan tenaga listrik dapat dikontrol dan diatur (Satya et al., 2020).
Menurut Iqbal (2021) berikut merupakan rumus arus yaitu sebagai berikut.
Q
I= (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
t
Dimana:
I = Besarnya arus listrik yang mengalir
Q = Besarnya muatan listrik
T = Waktu
2.3 Daya
Daya merupakan perpindahan energi atau kecepatan dalam melakukan
suatu usaha dan daya sama dengan jumlah energi yang dihabiskan per satuan waktu.
Daya memiliki satuan yaitu watt. Satuan daya yang digunakan selain watt yaitu
horse power (HP) dimana 1 HP sama dengan 746 watt. Daya ini memiliki nilai
tetapi tidak mempunyai arah (Yenda, 2017). Terdapat berbagai macam daya pada
daya arus bolak balik (AC) yaitu daya aktif, daya reaktif dan daya nyata. Daya aktif
merupakan sebuah daya yang dapat dikonversikan dalam bentuk kerja dan memiliki
satuan watt. Untuk daya reaktif merupakan jumlah daya yang diperlukan untuk
pembentukan medan magnet dan satuan daya reaktif yaitu Var. Sedangkan nyata
merupakan hasil penjumlahan geometris dari daya aktif dan daya reaktif, serta
memiliki satuan VA (Dinata dan Sunanda, 2015).
Berikut merupakan rumus daya yaitu sebagai berikut.
W
P=
T
Dimana:
P = Daya
W = Usaha
T = Waktu
2.4 KWH Meter Analog dan Digital
KWH Meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur atau
menghitung besar energi yang digunakan oleh konsumen seperti perumahan,
perkantoran dan industri. Energi listrik yang digunakan oleh konsumen dihitung
dalam persatuan jam. Terdapat dua jenis KWH meter yaitu jenis KWH meter
konvensional (pasca bayar) dan jenis prabayar atau masyarakat mengisi pulsa
terlebih dahulu untuk mendapatkan aliran listrik. Komponen utama pada KWH
meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet
tetap yang berfungsi untuk menetralkan piringan aluminium dari induksi medan
magnet dan gear mekanik yang berfungsi mencatat jumlah perputaran piringan
aluminium. Kumparan arus pada KWH meter analog dihubungkan secara seri
dengan beban, sedangkan kumparan tegangan dihubungkan secara paralel dengan
beban. Sedangkan pada KWH digital adalah prinsip kerjanya mengkonversi sinyal
analog berupa tegangan dan arus yang terukur menjadi sinyal digital atau diskrit
dengan mengambil nilai-nilai sampel (Gunawan et al., 2018).
BAB 3 METODE PENELITIAN
Mulai
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir perhitungan energi listrik dengan menggunakan lampu dan
elemen pemanas
Diagram alir 3.1 Menunjukkan langkah-langkah kegiatan praktikum
perhitungan energi listrik dengan menggunakan lampu dan pemanas. Dengan
urutan sebagai berikut.
1. Mempersiapkan alat dan bahan seperti stopwatch alat tulis, modul
praktikum, clamp meter digital, multimeter digital, dan elemen pemanas
serta lampu.
2. Memasang lampu dan elemen pemanas pada papan praktikum yang telah
disiapkan.
3. Menghubungkan pena clamp meter digital dan multimeter digital pada stop
kontak atau penghubung pada papan praktikum secara bersamaan.
4. Mengaktifkan stopwatch secara bersamaan pada saat pena pengukuran
dimasukkan distop kontak atau penghubung.
5. Lakukan hingga 4 kali pengulangan pada detik ke 0, 30, 60, dan 90.
6. Amati dan catat hasil putaran pada KWH meter dan pengukuran dari
multimeter digital dan clamp meter digital pada modul praktikum.
3.3.2 Diagram Alir Energi Listrik Pada Mesin Gerinda Tanpa Beban
Berikut merupakan diagram alir praktikum perhitungan energi listrik dalam
perhitungan energi listrik pada mesin gerinda tanpa beban.
Mulai
Selesai
Gambar 3.2 Diagram alir perhitungan energi listrik pada mesin gerinda tanpa beban
Diagram alir 3.2 Menunjukkan langkah-langkah kegiatan praktikum
perhitungan energi listrik pada mesin gerinda tanpa beban. Dengan urutan sebagai
berikut.
1. Mempersiapkan alat dan bahan seperti stopwatch, alat tulis, modul
praktikum, clamp meter digital, multimeter digital, mesin gerinda, dan
lampu.
2. Memasang lampu dan gerinda pada papan praktikum yang dihubungkan
menggunakan stop kontak.
3. Menghubungkan pena clamp meter digital dan multimeter digital pada stop
kontak atau penghubung pada papan praktikum secara bersamaan.
4. Mengaktifkan stopwatch secara bersamaan pada saat pena pengukuran
dimasukkan distop kontak atau penghubung.
5. Hidupkan gerinda tanpa beban secara bersamaan antara memasukkan pena
pengukuran pada stop kontak dan mengaktifkan stopwatch.
6. Lakukan hingga 5 kali pengulangan pada putaran ke 0, 2, 4, 5, dan 7.
7. Amati dan catat hasil putaran pada KWH meter dan pengukuran dari
multimeter digital dan clamp meter digital pada modul praktikum.
3.3.3 Diagram Alir Energi Listrik Pada Mesin Gerinda dengan Beban
Berikut merupakan diagram alir praktikum perhitungan energi listrik dalam
perhitungan energi listrik pada mesin gerinda dengan beban.
Mulai
Selesai
Gambar 3.3 Diagram alir perhitungan energi listrik pada mesin gerinda dengan beban
Diagram alir 3.3 Menunjukkan langkah-langkah kegiatan praktikum
perhitungan energi listrik pada mesin gerinda dengan beban. Dengan urutan sebagai
berikut.
1. Mempersiapkan alat dan bahan seperti stopwatch, alat tulis, modul
praktikum, clamp meter digital, multimeter digital, mesin gerinda, lampu
dan besi siku sebagai beban dalam perhitungan.
2. Memasang lampu dan gerinda pada papan praktikum yang dihubungkan
menggunakan stop kontak.
3. Menghubungkan pena clamp meter digital dan multimeter digital pada stop
kontak atau penghubung pada papan praktikum secara bersamaan.
4. Mengaktifkan stopwatch secara bersamaan pada saat pena pengukuran
dimasukkan distop kontak atau penghubung.
5. Hidupkan gerinda dengan beban secara bersamaan antara memasukkan
pena pengukuran pada stop kontak dan mengaktifkan stopwatch.
6. Lakukan hingga 5 kali pengulangan pada putaran ke 0, 2, 4, 5, dan 7.
7. Amati dan catat hasil putaran pada KWH meter dan pengukuran dari
multimeter digital dan clamp meter digital pada modul praktikum.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Analisis Data Pengamatan Energi Listrik yang Dibutuhkan
dengan Beban Menggunakan Lampu dan Pemanas
Berikut merupakan Tabel 4.1 Hasil dan analisis data pengamatan energi
listrik yang dibutuhkan dengan beban menggunakan lampu dan pemanas.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran menggunakan Lampu dan Pemanas
Perubahan
Waktu Arus
Tegangan KWH Energi Energi Daya
(detik Listrik
(volt) meter (Joule/putaran) (Joule) (watt)
ke-) (Ampre)
(putaran)
(a) (b) c (d) (V.I.t/putaran) (V.I.t) (V.I)
0 0 0 0 0 0 0
30 221,4 0,42 1 2789,64 2789,64 92,99
60 221,6 0,42 2 2792,16 5584,32 93,07
90 222,5 0,42 3 2803,50 8410,50 93,45
25000
20000
Energi (Joule)
15000
Tanpa Beban
10000 Dengan Beban
5000
0
0 2 4 5 7
Banyak Putaran
Gambar 4.1 Hubungan banyak putaran pada mesin gerinda dengan energi
Berdasarkan Gambar 4.1 Dapat diperoleh grafik hubungan banyak putaran
pada mesin gerinda dengan energi. Serta dapat diketahui bahwa keduanya saling
mengalami peningkatan. Berdasarkan Gambar 4.1 juga diketaui bahwa lonjakan
energi tinggi dan konstan ada pada kondisi gerinda tanpa beban. Hal ini
memungkinkan terjadi karena tegangan yang dihasilkan pada kondisi gerinda
dengan beban lebih kecil dibandingkan tegangan yang dihasilkan oleh gerinda
tanpa beban. Besarnya tegangan listrik karena adanya perbedaan arus listrik dari
kedua percobaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tegangan memilki
hubungan yang berbanding lurus antara arus listrik dan tegangan. Besarnya arus
listrik berbanding lurus dengan tegangan listrik (Yasu dan Hadi, 2021).
4.5 Analisa Perbandingan Daya Listrik Gerinda Tanpa Beban dan
Ditambahkan Beban
Berdasarkan praktikum pengukuran energi listrik yang telah dilakukan,
diperoleh analisa perbandingan daya listrik gerinda tanpa beban dan ditambahkan
beban pada Gambar 4.2 Diperoleh data sebagai berikut.
100,00
90,00
80,00
70,00
Daya (Watt)
60,00
50,00
Tanpa Beban
40,00
30,00 Dengan Beban
20,00
10,00
0,00
0 2 4 5 7
Banyak Putaran
Gambar 4.2 Hubungan banyak putaran pada mesin gerinda dengan daya
Berdasarkan Gambar 4.2 Dapat diketahui grafik hubungan banyak putaran
pada mesin gerinda dengan daya. Dapat diperoleh grafik hubungan banyak putaran
pada mesin gerinda dengan energi. Pada grafik dapat diketahui bahwa grafik
mengalami kenaikan yang sama pada tiap putaran dengan nilai daya yang berbeda.
Grafik pada kondisi dengan beban memiliki daya relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan grafik daya tanpa beban hal itu dapat dikarenakan karena arus listrik yang
dihasilkan pada kondisi dengan beban lebih besar dibandingkan dengan kondisi
tanpa beban. Perbedaan itu memungkinkan terjadi dari akibat adanya perbedaaan
tegangan yang dihasilkan pada kedua kondisi. Seperti yang diketahui bahwa
tegangan memilki hubungan yang berbanding lurus dengan arus listrik. Besarnya
arus listrik sebanding dengan tegangan listrik (Yasu dan Hadi, 2021).
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada energi listrik dapat ditarik kesimpulan,
yaitu sebagai berikut.
1. Hasil pengamatan pada praktikum energi pengukuran energi listrik adalah
nilai energi yang dibutuhkan mengalami kenaikan ketika daya mengalami
kenaikan pula, yaitu berbanding lurus. Karena semakin tinggi nilai daya,
maka semakin tinggi pula energi listrik yang dibutuhkan.
2. Penggunaan energi dan daya yang dibutuhkan meningkat seiring dengan
lamanya waktu gerinda tanpa beban dihidupkan. Serta lamanya waktu
penggunaan suatu alat yang membutuhkan energi listrik maka akan
mempengaruhi energi yang digunakan dan daya yang dibutuhkan, tetapi
peningkatan energi yang digunakan dan daya yang digunakan tidak
mengalami kenaikan secara drastis karena tanpa menggunakan beban.
3. Penggunaan daya semakin besar seiiring lamanya waktu yang digunakan
dalam menggunakan gerinda dengan beban. Hal ini karena gerinda
menggunakan beban maka gerinda akan bekerja lebih keras dan membuat
penggunaan daya semakin meningkat. Serta dapat diketahui bahwa besar
energi listrik yang digunakan oleh suatu peralatan listrik dipengaruhi oleh
daya, tegangan, kuat arus, beban alat, dan lama (waktu) peralatan
dinyalakan.
4. Hubungan banyak putaran pada mesin gerinda dengan energi yaitu
berbanding lurus, karena ketika energi yang digunakan mengalami kenaikan
Ardiansyah, G., dan E. B. Wahyono. 2022. Pemanfaatan daya listrik bagi pelanggan
tegangan menengah. Jurnal Sains dan Teknologi. 12(1): 19-27.
Dinata, 1., dan W. Sunanda. 2015. Implementasi wireless monitoring energi listrik
berbasis web database. Jurnal Nasional Teknik Elektro. 4(1): 83-88.
Gunawan, D., Y. Shalahuddin, dan D. Erwanto. 2018. Studi komparasi kwh meter
pascabayar dengan kwh meter prabayar tentang akurasi pengukuran
terhadap tarif listrik yang bervariasi. Jurnal Sistem Kendali-Tenaga
Elektronika Telekomunikasi Komputer. 7(1): 158-168.
Iqbal, M. 2021. Analisa Pengujian Tegangan Dan Arus Pada Keluaran Car Radiator
Motor Sebagai Pembangkit Energi Listrik Alternatif. Skripsi. Medan:
Progam Studi Teknik Elektro.
Saptono, H., G. E. Pramono, dan H. A. Khindi. 2018. Analisa daya dan kontrol
kecepatan motor pada alat bantu las rotary positioner table. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin. 4(1): 23-33.
Yasu, R. M., dan C. F. Hadi. 2021. Pengaruh tegangan terhadap besar kuat arus
listrik pada persamaan hukum ohm. Jurnal Zetroem. 3(1): 34-36.
Lampiran 1. Perhitungan