Anda di halaman 1dari 13

I.

Tujuan

Setelah selesai melakukan percobaan, praktikan diharapkan :

1. Mampu merangkai dengan benar rangkaian pengukuran langsung kWh meter.


2. Mempu mengukur parameter pada rangkaian pengukuran kWh meter yang berupa
daya nyata yang dikonsumsi.
3. Mampu menghitung dengan benar daya nyata yang dikonsumsi pada kWh meter.
4. Mampu menghitung kesalahan yang ada pada kWh meter.

II. Dasar teori


A. Alat Pembatas dan Pengukur
Alat Pengukur dan Pembatas Merupakan suatu peralatan yang dipasang pada
pelanggan yang bertujuan untuk mengukur penggunaan energi listrik setiap harinya
serta membatasi daya yang di gunakan sesuai dengan kontraknya. Pada panel APP
terdapat beberapa komponen yang yang berbeda yang di sesuaikan dengan dengan
golongan pelanggan, sperti golongan tegangan rendah, tegangan menengah dan
tegangan tinggi.

APP pada umumnya mempunya beberapa perlengkaan diantaranya trafo arus,


trafo tegangan, time switch, rele beban lebih pemutus, serta komponen utama untuk
mengukur daya yang digunakan oleh pelanggan yaitu pengukur energi aktif atau kWh
meter serta pengukur energi reaktif atau kVARh meter.

Pada pelanggan tegangan rendah dengan sambungan tidak langsung daya yang
terpasang dari mulai daya 52 kVA sampai dengan 197 kVA. Dalam APP tersebut di
lengkapi dengan trafo arus, kWh meter, kVARh meter dan pembatas daya yaitu
MCCB. Sedangkan pada tegangan menengah panel APP dilengkapi dengan trafo arus,
kWh, dan kVARh meter dan d simpan pada kotak terpadu.

Sedangkan Pelanggan tegangan tinggi daya yang di terpasang yaitu mulai dari
daya 200 kVA ke atas, dan menggunakan energi meter elektronik. Fungsi dari meter
elektronik itu sendiri yaitu untuk menggantikan alat ukur jenis mekanis seperti
pengukur arus, pengkur tegangan, pengukur daya aktif dan pengukur daya reaktif.
Untuk pengguna tegangan tinggi meter energi dipisahkan dari alat ukur bantu lainnya
seperti alat ukur bantu trafo arus , trafo tegangan dan pemutus tegangan.

Dalam Pengukuran energi listrik metode pengukurannya di bagi menjadi dua yaitu :

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


1. Pengukuran Energi langsung
APP pengukuran langsung adalah suatu alat yang dipasang pada pelanggan
untuk mencatat daya yang di guanakan setaiap harinya . Pada APP pengukuran
langsung hanya diperuntukan untuk pemasangan dengan daya yang kecil seperti
rumah tinggal. Pada pemasangannya kWh yang terpasang pada kotak APP dan
langsung dihubungkan Pada jala-jala ke beban yang akan di ukur energinya.
Gambar II.1 merupakan rangakain sistem pengawatan secara langsung.

Pada tegangan menengah, digunakan CT dan PT. selain itu, kWh meter
memliki spesifikasi batas ukurarus 5 Ampere dan tegangan 100 Volt.

Gambar II. APP Pengukuran Langsung

2. Pengukuran Energi tidak langsung


APP pengukuran tidak langsung adalah suatu alat pengukur dan pembatas
yang digunakan pada pelanggan degan daya yang besar seperti di industri. Dalam
kotak panel APP tersebut sudah di lengkapi dengan alat bantu ukur seperti trafo
arus, trafo tegangan, pengukur arus dan sebagainya. Pada pemasangannya kWh
meter tersebut dipasang ke jala-jala melalui trafo arus ke jala-jala dan beban yang
di pasang oleh pelanggan. Gambar II.2 merupakan rangkaian pengukuran tidak
langsung 3 fasa 4 kawat menggunakan trafo arus.
Pada tegangan rendah, hanya digunakan CT. selain itu, kWh meter memiliki
spesifikasi arus 220/380 Volt atau 230/440 Volt.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Gambar II. 1 Pengukuran tidak langsung 3 fasa 4 kawat menggunakan CT

Untuk kWh meter yang digunakan pada pengukuran tidak langsung energi
yang terukur oeh kWh meter bukan energi yang yang sebenarnya. Untuk
mengetahui energi yang sebenarnya pembacaan harus diakukan dengan
perbandingan arus sisi primer dan sisi sekunder singga harga yang sebenarnya bisa
diketahui.

B. KWh Meter
KWh Meter adalah suatu alat penghitung pemakaian energi listrik yang
dipasang oleh PLN untuk menghitung energi aktif yang digunakan oleh konsumen.
Alat ini bekerja menggunakan sistem induksi pada medan magnet dimana medan
magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. kWh meter
tersebut digunakan pelanggan dalam satuan kilo waatt jam (kWh). Sistem kerja dari
kWh meter tersebut mengukur energi listrik dengan hasil dari pengukuran tegangan,
pengukur arus, faktor kerja dan kali waktu tertentu (V.I.cos φ .t) yang bekerja selama
jangka waktu tertentu.
Berdasarkan Jenisnya kWh meter dibaga menjad tiga yaitu meter kWh satu
fasa – 2 kawat, kWh meter tiga fasa – tigak kawat, dan kWh meter tiga fasa – 4
kawat.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


1. Jenis-jenis kWh Meter Tiga Fasa
a. KWh Meter 3 fasa 3 Kawat
Pada pengukuran daya yang besar kWh yang digunaan adalah kWh
meter tiga fasa tiga kawat. KWh tersebut adalah alat ukur energi listrik yang
dipasang pada tegangan tinggi. untuk sistem pengawatannya kWh 3 fasa 3
kawat tidak dipasang netral. KWh meter yang diperuntukan untuk tegangan
Tinggi ini hanya mempunyai 2 kumparan tegangan, 2 kumparan arus dan 2
kumparan pengatur cos φ. Gambar II.4 merupakain rangkaian pengawatan
kWh 3 fasa 3 kawat.

Gambar II.2 kWh meter 3 Fasa 3 kawat

b. KWh 3 fasa 4 Kawat


KWh meter 3 fasa 4 kawat adalah alat ukur energi listrik yang sering
digunakan pada pelanggan tegangan menengah atau sering di pakai di pada
rumah mewah atau perindustrian. Prinsip kerja dari kWh tersebut sama dengan
jenis kWh meter yang lainnya. Pada kWh tersebut mempunyai 3 kumparan
tegangan, tiga kumparan arus,dan tiga kumparan cosφ. Gamar II.5 merupkan
rangkaian pengawatan kWh meter 3 fasa 4 kawat menggunkan trafo arus,
diman trafo arus tersebut digunakan untuk menurunkan satuan arus yang
terukur pada sisi primer trafo menjadi lebih kecil. sedangkan trafo

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


tegangannya berfungsi untuk menurukan tegangan yang masuk pada pengukur
energi.

Gambar II. 3 kWh 3 Fasa 4 Kawat menggunakan CT

2. Prinsip Kerja kWh Meter


KWh meter adalah suatu alat ukur energi listrik yang mengukur langsung hasil
kali tegangan, arus, faktor kerja, dan waktu kerja selama jangka waktu tertentu.
Pada Prinsipnya kWh meter bekerja dengan induksi magnetis oleh medan magnit
yang dibangkitan oleh arus melaluli kumparan arus terhadap disc (piring putaran)
kWh meter. Dimana induksi magnetis berpotongan dengan induksi magnetis yang
dibangkitkan oleh arus melewati kumparan tegangan. Koppel putaran dapat
dibangkitkan karena induksi magnetis kedua medan magnit tersebutdiatas
bergeser fasa sebesar 900 satu terhadap lainnya. Untuk menghitung besarnya
energi listrik yang digunakan pada kWh meter menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
n
Energi terhitung =
Cz
Keterangan :
n = Putaran Piring (put/jam)
Cz = Konstanta meter (put/kWh)
Untuk menghitung energi listrik yang digunakan pada kWh meter secara
menyeluruh dapat di hitung menggunakan formulasi :

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


3600 × n
P=
Cz × t
W= P× t
n
W= ×t
Cz
Keterangan :
P = Daya Listrik (Watt)
3600 = Konsversi jam ke detik
N = Putaran Piringan (putaran/jam)
Cz = Konstanta meter (putaran/kWh)
t = Waktu putaran kWh meter ( detik)
W = Konsumsi energi (kWh)
Untuk menghitung kesalahan pada kWh meter dapat mennggunakan rumus
sebagai berikut :

Energi yang dihitung olehmeter −energi sebenarnya


Error % = ×100
Energi sebenarnya

C. KVARh Meter
1. Pengertian kVARh

Meter energi reaktif atau kVARh meter adalah alat ukur listrik yang digunakan
mengukur energi reaktif dalam satuan VAR/jam atau kelipatannya yang sesuai
dengan energi reaktif yang digunakan di bagian beban. Untuk mendapatkan hasi
pengukuran pada kVARh meter yaitu :
n
Energi terhitung =
Cz
Keterangan :
n = Putaran Piring (put/jam)
Cz = Konstanta meter (put/kVARh)

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Untuk menghitung energi listrik yang digunakan pada kVARh meter secara
menyeluruh dapat di hitung menggunakan formulasi :
3600 × n
Q=
Cz × t
W= Q× t
n
W= ×t
Cz
Keterangan :
Q = Daya Listrik (VAR)
3600 = Konsversi jam ke detik
N = Putaran Piringan (putaran/jam)
Cz = Konstanta meter (putaran/kVARh)
t = Waktu putaran kVARh meter (detik)
W = Konsumsi energi (kVARh)

Untuk menghitung kesalahan pada kWh meter dapat mennggunakan rumus


sebagai berikut :
Energi yang dihitung olehmeter −energi sebenarnya
Error % = ×100
Energi sebenarnya

Pada kVARh Kumparan arus seri dihubungkan dengan hantaran dan kumparan
tegangan di hubungkan secara pararel. kVARh meter akan beroprasi apabia cos φ
kurang dari 0.85 atau pada konsumen yang mempunyai sudut fasa lebih dari
36.860.

2. Bagian-bagian dan Fungsi kVARh


Dalam kVARh meter terdapat beberapa bagian seperti piringan, magnet
permanen, klem Spanning, roda gigi, register serta kumparan. Pada bagian bagian
terseut mempunyai fungsi masing-masing dimana pringan yang terdapat pada kVARh
meter berfungsi untuk untuk memutar angka pada kVARh, Poros berfungsi untuk
tiang pada piringan yang terdapat pada kVARh sedangkan magnet permanen
berfungsi untuk pengerem piringan sehingga piringan tidak berputar. Pada roda gigi
di alat ukur kVARh meter ini berfungsi untuk menghubungkan kabel kumparan
pemutar piringan sedangkan angka dan register berfungsi untuk memperlihatkan
jumlah putan dan yang terakhir adalah spanning yaitu penghubung pada kumparan
arus dan tegangan.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


D. Trafo Arus
Trafo arus di gunakan untuk pengukuran arus yang besar hingga mencapai
ratusan ampere dan arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Di samping
untuk pengukuran arus, trafo arus juga di butuhkan untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. Kumparan primer tarfo arus di
hubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang akan di ukur arusnya, sedangkan
kumparan sekunder dihubungkan dengan meter dan rele proteksi. Pada umumnya
peralatan untuk pengukuran energi tidak langsung membutuhkan arus 5A. Trafo arus
bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat. Kawasan kerja trafo arus yang
digunakan untuk untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2 kali arus yang di ukur.

Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga
listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di
samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya
dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo
dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan
kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.

Gambar II. 4 Trafo Arus.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jadi pada kumparan
primer mengalir arus maka pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet sebesar
N1.I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti, Fluks ini membangkitkan
gaya gerak listrik pada kumparan sekunder.Jika terminal kumparan sekunder tertutup,
maka pada kumparan sekunder mengalir arus. Arus ini menimbulkan gaya gerak
magnet pada kumparan sekunder.

Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal ) maka berlaku persamaan :

I1 N 2
=
I2 N 1

Di mana :
N1 = jumlah belitan kumparan primer
N2 = jumlah belitan kumparan sekunder
I1 = arus pada kumparan primer
I2 = arus pada kumparan sekunder

1. Rasio Trafo Arus


Rasio CT merupakan spesifikasi dasar yang harus ada pada CT, dimana
representasi nilai arus yang ada di lapangan di hitung dari besarnya rasio CT.
Misalkan CT dengan rasio 2000/5A, nilai yang terukur di skunder CT adalah
2.5A, maka nilai aktual arus yang mengalir di penghantar adalah 1000A.
Kesalahan rasio ataupun besarnya presentasi error (%error.) dapat berdampak
pada besarnya kesalahan pembacaan di alat ukur, kesalahan penghitungan tarif,
dan kesalahan operasi sistem proteksi.

2. Polaritas Trafo Arus


Polaritas trafo adalah tanda pada trafo yang menjelaskan arah relatif dari
tegangan induksi dan komponen-komponen arus dalam dua kumparan trafo.
Dalam kebanyakan trafo ada suatu bentuk dari tanda pada trafo yang diberikan
pada trafo yang diberikan oleh pabrik pembuatannya. Tanda tersebut dikenal
sebagai polarity marking. Kumparan-kumparan dari trafo atau mesin-mesin
elektrik yang lain diberi tanda untuk menunjukkan polaritas dari terminal-
terminalnya.

3. Kelas Ketelitia

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


Kelas ketelitian dari trafo arus adalah tingkat kesalahan yang diijinkan dari
trafo arus tersebut. kelas CT menentukan untuk sistem proteksi jenis apakah core
CT tersebut. Menurut SPLN 55 untuk proteksi arus lebih digunakan kelas 5P20,
untuk kelas tarif metering digunakan kelas 0.2 atau 0.5, untuk sistem proteksi
busbar digunakan Class X atau PX.

4. Kemampuan Trafo Arus (Burden)


Burden atau nilai maksimum daya (dalam satuan VA) yang mampu dipikul
oleh CT. Nilai daya ini harus lebih besar dari nilai yang terukur dari terminal
skunder CT sampai dengan koil relay proteksi yang dikerjakan. Apabila lebih
kecil, maka relay proteksi tidak akan bekerja untuk mengetripkan CB/PMT
apabila terjadi gangguan.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


III. Alat dan Bahan
1. Modul praktikum APP tidak langsung
2. Tang ampere .............................................................................. 1 buah
3. Stop watch ................................................................................. 1 buah
4. Cos Phi Meter ............................................................................ 1 buah
5. Lampu TL .................................................................................. 3 buah
6. Kabel penghubung secukupnya.

IV. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar Rangkaian Pengukuran Tidak Langsung

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung


V. Langkah Percobaan

1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada gambar rangkaian percobaan diatas.


2. Catat nilai daya awal yang tercantum pada kWh meter.
3. Siapkan stop watch untuk menghitung lamanya waktu percobaan.
4. Hidupkan catu daya dan hitung jumlah putaran piringan kWh meter dengan waktu
percobaan selama 7 menit.
5. Ukur arus sebelum dan sesudah kumparan CT untuk mencari perbandingan faktor kali
pengukuran daya tidak langsung.
6. Catat konstanta meter pada Kwh meter.
7. Catat nilai cos phi yang terukur oleh cos phi meter.
8. Setelah melakukan percobaan selama 7 menit, matikan catu daya dan catat nilai daya
akhir yang tercantum dalam kWh meter.
9. Hitung hasil pengukuran daya oleh kWh meter dengan menggunakan rumus selisih daya
akhir dikurangi dengan daya awal.
10. Hitung hasil pengukuran daya dengan menggunakan rumus perhitungan daya pada kWh
meter.
11. Bandingkan hasil pengukuran pada kWh meter dengan hasil perhitungan menggunakan
rumus. Hitung lah besar kesalahan pengukuran pada kWh meter.
12. Setelah selesai melakukan percobaan, kembalikan peralatan ke tempat semula.

VI. Hasil Percobaan

A. Pada hasil pengukuran tidak langsung didapat :


Cosφ = 0,937
n = 15 Putaran
0,65
Fk =
0,5
= 1,3
C = 360 Put/kWh
t = 467 sec
= 0,129 Jam

Hasil Pengukuran : Hasil Perhitungan :


P0 = 16,59 kwh 3600 . n . Fk
P =
t .C
P1 = 16,637 kwh
3600 . 15 .1,3
P = P1 – P0 P1 =
467 . 360
= 16,59 – 16,637
= 0,417 kw
= 0,047 kwh
Maka,
Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung
P
P =
t
B. Kesalahan
P pengukuran−P perhitungan
Kesalahan = ×100
P perhitungan
0,364−0,417
= ×100
0,417
= −12,7

VII. Kesimpulan

1. Hasil pengukuran daya pada kWh meter adalah 0,364 kW


2. Hasil perhitungan daya pada kWh meter adalah 0,417 kW
3. Kesalahan yang didapat dengan perbandingan yaitu sebesar -12,7%
4. Dengan kesalahan sebesar -12,7 %, alat ukur kWh tersebut tidak memenuhi syarat
yang berlaku.

Jurusan Teknik Elektro – Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai