Anda di halaman 1dari 7

 Single Line Diagram Kubikel PLN

IMC METERING OUTGOING


FEEDER CM-2 DM1-A
Busbar 20 kV
Earth Earth
LBS switch switch
(SF6) (SF6) (SF6)

CB
Fuse (SF6)
PT
CT PT CT

Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel
milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming, metering
dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya,
karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu sendiri.
Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A

Dari schneider / Merlin Gerin


1. INCOMING (IMC 1)
 Peralatan dasar yang dibutuhkan pada IMC :
a) LBS dan ES dengan SF6
b) Busbar 3 fasa
c) Indikator tegangan
d) Mekanisme operasi CIT
e) Heating element 50 W, 220V
f) Coupling Capasitor
g) 1-3 CT
 Peralatan Bantu :
a) Motoruntuk mekanisme operasi
b) Kontak bantu
c) Key type interlocks
d) Stands footing
e) Unit pelepasan
f) Konektor tambahan untuk penghantar dari atas

 LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen
berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
a) Earth Switch
b) Disconnect Switch
c) Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus
dengan urutan kebalikan (3-2-1).

 Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja 410 V.
Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus
diturunkan hingga 410 V - 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5 cincin
yang menghasilkan output tegangan = 20 kV/5 = 400 V
 Current Transformator (CT)
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 2000 kVA. Sehingga arus
nominalnya ialah:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝑛 =
√3 × 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
2000 𝑘𝑉𝐴
=
√3 × 20𝑘𝑉
= 57,73 𝐴
meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A.Sehingga dibutuhkan
trafo arus (CT) dengan spesifikasi:
meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga
dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi:

1. Transformer ARM2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 75 A / 5
5. Burden : 7,5 VA
6. Class : 0,5

2. METERING (CM2)
 Peralatan dasar :
a) Disconnecting Switch dan Earth Switch
b) Busbar 3 fasa
c) Mekanisme operasi CS
d) Saklar isolasi LV Circuit
e) Fuse LV
f) 3 buah Fuse tipe 6,3 A UTE / DIN
g) 3 Potensial Transformer (fasa to netral)
h) 2 Potensial Transformer (fasa to fasa)
 Peralatan Bantu :
a) Kontak bantu
b) Stands footing
c) Heating element 50 W
d) Kontak Indikator untuk fuse
e) Konektor tambahan untuk penghantar dari atas

 Load Break Switch type CS


Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :

1. Earth switch
2. Disconnect switch

 Auxiliary kontak untuk CM2


 Voltage transformator

 Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja
dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse (katalog
kubikel),

Pemilihan Fuse
Fuse = 400% x In

= 4 x 57,73

= 230,92 A

 Heater 50 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini
berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat
embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
 Terdiri atas:
a) SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)
b) Pemutus dari earth switch
c) Three phase busbar
d) Circuit breaker operating mechanism
e) Dissconector operating mechanism CS
f) Voltage indicator
g) Three ct for SF1 CB
h) Aux- contact on CB
i) Connections pads for ary-type cables
j) Downstream earhting switch.

 Dengan aksesoris tambahan:


a) Aux contact pada disconnector
b) Additional enclosure or connection enclosure for cabling from above
c) Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit
for SF1 –CB.
d) Key type interlock
e) 150 W heating element
f) Stands footing
g) Surge arrester
h) CB dioperasikan dengan motor mekanis.
 Perhitungan Komponen Kubikel

1) Pemilihan Disconnecting Switch (DS)


Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya (menutup
dan membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini hanya
difungsikan sebagai pemisah bukan pemutus. Jika DS dioperasikan pada saat
keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau percikan-percikan api yang
dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan
pada waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar
tidak ada muatan sisa.
Karena DS dioperasikan sebagai saklar maka perhitungannya adalah :
KVA(trafo)
I   1,15
3  20kV
2000kVA
I  1,15
3  20kV
= 66,38 A
Sehingga dipilih DS dengan type SF 6 with earthing switch.

2) Circuit Breaker SF1

CB = 250% x In
= 250% x 57,73
= 144,3 A
3) Pemilihan Load Break Switch.

Kemampuan pemutus ini harus disesuaikan dengan rating nominal dari tegangan
kerja, namun LBS juga harus mampu beroperasi saat arus besar ( Ics ) tanpa
mengalami kerusakan.
Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak
mekanis yang dibantu oleh sistem pegas dan pneumatic. pemilihan LBS ditentukan
berdasarkan dengan Rating arus nominal dan tegangan kerjannya :
I = KVA (Trafo) x 1,15
√3 x 20 kV
I = 2000 kVA x 1,15
√3 x 20 kV
I = 66,38 A
Saklar Disconnector dan Saklar Pentanahan

- Tabung Udara

Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas relative 0,4 bar .

- Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:
- Tertutup
- Terbuka
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan pengoperasian.

Anda mungkin juga menyukai