MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
YANG DIBINA OLEH DR. KHRISNA HADIWINATA, S.H, M.H
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
2. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model
pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak
(dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Beberapa kebudayaan Indonesia antara lain:
a. Wayang
b. Tari daerah
c. Reog
d. Kebudayaan dalam bidang keagamaan
Salah satu contoh keanekaragaman di Indonesia dalam bidang
keagamaan adalah Tahlilan seperti pada makalah yang dibahas saat
ini.
2.3 Pengertian Tahlilan
Kata “Tahlilan” berasal dari kata “tahlil” yang dalam bahasa Arab
bermakna mengucapkan kalimat thayyibah “Laa ilaaha illallah”, yang
berarti tiada Tuhan selain Allah swt. Makna tahlil kemudian berkembang
menjadi serangkaian bacaan yang terdiri dari kumpulan dzikir seperti tasbih,
tahmid, shalawat, takbir, tahlil dan beberapa bacaan dzikir yang lain, serta
ayat-ayat Al-Qur’an dan doa. Oleh karena bacaan tahlil lebih dikenal dan
lebih dominan daripada yang lainnya, maka kata tahlil terpilih menjadi
nama serangkaian bacaan tersebut. Dengan demikian, rangkaian bacaan
inilah yang menimbulkan istilah tahlilan, yang berarti kegiatan
berkumpulnya orang-orang di suatu tempat untuk membaca tahlil.
4.1 Kesimpulan
Para ulama Muhammadiyah menganggap bahwa tahlilan
yangdilakukan oleh umat islam untuk mendo’akan orang yang telah
meninggal adalah sesuatu yang bid’ah, karena menurut mereka masalah
tahlilan itu tidak ada dalil yang kuat yang dijelaskan dalam Al-Quran,
namun para ulama Muhammadiyah tidak mengharamkan pelaksanaan
tahlilan tersebut. Kaum muslimin Nahdatul Ulama (NU) mengakui bahwa
tahlilan tidak ada dalil yang menguatkan dalam Al-Quran maupun hadis,
namun kenapa mereka masih melaksanakan acara tahlilan tersebut karena
kaum muslimin Nahdatul Ulama mempunyai pendapat lain bahwa tahlilan
dilaksanakan dikeluarga yang meninggal mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
Dikalangan masyarakat setiap orang memiliki pendapat masing-
masing tentang budaya tahlilan ada yang melaksanakan dan ada juga yang
tidak melaksanakan, tergantung kepercayaan dan keyakinan masing-masing
individu tersebut.
4.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca adalah
1. Agar dapat memahami dan mempelajari makalah ini dengan sebaik
mungkin dan dapat menerapkan dan memahami apa itu tahlilan dan
bagaimana cara kita menyikapinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Janganlah perbedaan pandangan dalam pelaksanaan tahlilan ini menjadi
permusuhan dan menjadikan salah satu pandangan yang paling benar,
karena pada pokoknya mendoakan orang telah meninggal baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama (tahlilan) adalah kaum
muslimin tersebut menunjukan akhlak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA