Berdasarkan fungsi dan nama peralatan yang terpasang kubikel dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu :
Kubikel Pemutus Tenaga ( PMT = CB )
Kubikel PMS ( Pemisah )
Kubikel LBS ( Load Break Sswitch )
Kubikel CB Out Metering ( PMT CB )
Kubikel TP ( Transformer Protection)
Kubikel PT ( Potential Transformer )
Kubikel B1 ( Terminal Out Going )
Berfungsi sebagai membuka dan menutup aliran listrik 20 kV tanpa ada beban,
karena kontak penghubung tidak dilengkapi alat peredam busur listrik.
Berfungsi untukembuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau
tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
e. Tiga buan transformator arus dengan dua inti yang ditempatkan disaluran
keluaran
Arus primer :sesuai kebutuhan (50, 100, 150, 200 dan seterusnya)
Arus sekunder : 5-5A
Kapasitas ketahanan arus hubung singkat : 12,5 kA ( 1 detik)
Beban pengenal :
Kapasitas transformator arus tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan rele
yaitu :
- Satu inti 30 VA, kelas 0,5 untuk pengukuran
- Satu inti lainnya 15 VA kelas 10-P-10 untuk proteksi
f. Tiga buah transformator tegangan
Rasio : 20 / 3 kV // 100 / 3 Volt
Beban pengenal : 50 VA
Kelas ketelitian : 0,5
g. Rele
Satu set rele untuk beban lebih dan gangguan ke bumi, rele harus
disambungkan dengan transformator arus diatas. Arus dan waktu dapat
diatur terpisah.
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau
tidak .
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam
keadaan normal maupun gangguan kubikel ini disebut juga istilah kubikel pmt
(pemutus tenaga) kubikel ini dilengkapi degan relay peroteksi circuit breaker (PMT,
CB) kubikel ini bisa di pasang sebagai alat pembatas, pengukuran dan pengaman
pada pelanggan tegangan menengah curent transformer yang terpasang memiliki
double secunder satu sisi untuk mensuplai arus ke alat ukur kwh dan satu sisi lagi
untuk menggerakan relai proteksi pada saat ter jadi gangguan
Beban pengenal
Kapasitas transformator arus tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan
rele yaitu :
- Satu inti 30 VA kelas 0,5 untuk pengukuran
- Satu inti lainnya 15 VA kelas 10-P-10 untuk proteksi.
e. Rele
Satu set rele untuk arus lebih, beban lebih dan gangguan ke bumi. Rele
harus dihubungkan dengan transformator di atas. Arus dan waktu dapat
diatur secara terpisah.
Karakteristik dari rele beban lebih
Arus Pengenal (In) Waktu peutusan (triping time)
1,05 In Sesudah 60 menit
1,2 In Sebelum 20 menit
1,5 In Sebelum 5 menit
4 In Trip sesaat
Rele harus dirancang sehingga melepas pemutus tenaga dengan atau
tanpa memerlukan sumber daya dari luar.
Rele harus dilengkapi fasilitas untuk pengetesan arus dan pengetesan
untuk melepas kontak (trip release)
Tiga buah amperemeter kebutuhan maksimum (maximum demand
ammeter), dipasang pada panel penunjuk (metering panel) dan
ditempatkan diatas pengaman lebur.
Sistem interlok
a. Kubikel TP dilengkapi shunt trip, jika fuse tm putus ada pin pada fuse yang
menggerakkan mekanik untuk melepas LBS
b. Tidak dilengkapi shunt trip, jika fuse tm putus LBS tidak membuka sehingga
trafo masih mendapat gangguan dari fuse lain yang tidak putus
Berfungsi sebagai kubikel pengukuran, didalam kubikel ini terdapat pms dan
transformator tegangan yang menurunkan tegangan dari 20.000 Volt menjadi 100
Volt untuk mensuplai tegangan pada alat ukur kwh kubikel ini kadang kala disebut
juga dengan istilah kubikel VT (Voltage Transformer). handle kubikel PT harus
selalu dalam keadaan masuk dan tersegel. Untuk pengamanan trafo tegangan
terhadap gangguan hubung singkat maka dipasanglah fuse TM
• Kompartemen
• Rel / Busbar
• Kotak Pemutus
• Pemisah Hubung Tanah
• Terminal Penghubung
• Fuse Holder
• Mekanik Kubikel
• Lampu Indikator
• Pemanas (Heater)
• Handle Kubikel (Tuas Operasi)
3.4.1. Kompartemen
Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS, Fuse, Trafo ukur,
(CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga tidak
membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke bagian - bagian
yang bertegangan
Berupa lemari / kotak terbuat pelat baja, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, bagian
atas untuk busbar dan bagian bawah untuk penyambungan dengan terminasi
kabel
Komponen bagian bawah, pada bagian depan berupa pintu yang dapat dibuka
tetapi bisa dilakukan apabila tegangan sudah dibebaskan dan terminasi kabel
sudah ditanahkan
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar
pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 kVterdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang
bulat ada yang pipih.
Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar aluinium harus
dilapisi timah pada titik sambungan busbar.
Busbar dapat dilapis karet silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation
material) untuk memenuhi ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis
tersebut yang dipakai tidak bisa terbakar dan bila dari bahan yang dapat
terbakar tetapi api dapat cepat mati dengan sendirinya (selfextinguishing).
Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan porselin atau isolasi lain yang tidak
mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan rekomendasi IEC 168.
Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas
dari cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 ).
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua bagian
yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact) sebagai
peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan media minyak, gas
SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu memperkecil terjadinya busur
api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus secara cepat
secara mekanis
Semua bagian logam PHB yang bukan merupakan bagian sirkuit utama atau sirkuit
bantu dan yang dapat bermuatan sehingga membahayakan harus dihubungkan ke
penghantar pembumian .
Penghantar tersebut terbuat dari tembaga dan mampu mengalirkan arus sebesar
12,5 kA selama 1 detik tanpa menjadi rusak.
Kepadatan arus di sirkuit pembumian tidak boleh melampaui 200 A/mm2 dengan
luas penampang penghantar tidak kurang dari 30 mm2
PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel dan
mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS tidak bisa
masuk sebelum PMS tanah dibuka.
Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat diperiksa
melalui lubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif pisau-pisau
sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk menentukan posisi buka atau
tutup.I ndikator tersebut harus sesuai dengan posisi sebenarnya dari pisau-pisau
sakelar pembumian tersebut.
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari sisi
lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan nuntuk menandai posisi alat-
hubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang berbeda untuk posisi masuk atau keluar.
Sumber listrik untuk lampu indikator berasal daris sumber arus searah ( DC ) yang
dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja serempak dengan kerja poros
penggerak alat-hubung utama.
Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling
tinggi, tak dapat diganggu gugat dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi
dari kontrol mekanisnya.
Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak
alat hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik arus searah, maka sistem
interlockpun juga diberlakukan pada sistem kontrol listriknya. Yaitu bila posisi
komponen kubikel belum pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol
tidak dapat dioperasikan .
Interlock pintu
Penguncian
Perlengkapan penguncian harus disediakan untuk :
Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau tertutup
Sakelar utama atau pemutusan tenaga pada posisi terbuka
Pintu Kubikel
Pada sistem distribusi 20 KV yang disebut Gardu ada 3 ( tiga ) jenis, yaitu :
Gardu Induk sisi 20 KV, berfungsi sebagai penghubung antara sumber listrik
yang berasal dari Trafo Step-down ke saluran / jaringan distribusi 20 KV
Gardu Hubung, berfungsi sebagai pembagi tenaga listrik dari Gardu Induk ke
saluran / jaringan distribusi 20 KV
Gardu Distribusi, berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan
menengah menjadi tegangan rendah untuk didistribusikan ke pemakaian.
Tata letak kubikel dan komposisinya pada gardu didasarkan atas fungsinya yang
dibedakan menjadi :
Terdiri dari kubikel PMT Incoming dan Out going dengan kapasitas sampai 1.250
A, dilengkapi dengan instrumen pengukuran dan proteksi gangguan arus lebih
serta indikator gangguan hubung tanah. Diletakkan di atas lubang yang disebut
manhole di suatu ruangan khusus 20 KV GI.
Dapat dioperasikan secara lokal maupun jarak jauh melalui Sistim Scada.
Terdiri dari Kubikel LBS Incoming dan Outgoing yang jumlahnya tergantung dari
banyak saluran masuk dan saluran keluar.
Dapat dioperasikan secara lokal maupun jarak jauh bila dilengkapi dengan
penggerak motor dan sistim Scada.
Kubikel diletakkan di atas manhole pada gardu distribusi yang berupa bangunan
tembok atau beton maupun yang berbentuk Kios. Pada Gardu bentuk bangunan
tembok atau beton selain ada kubikel, pada bangunan tersebut juga diletakkan
Trafo distribusi dan PHB – TR, sehingga harus diperhatikan faktor keamanan pada
waktu petugas mengoperasikan Gardu tersebut.
• Pelayanan umum TR
• Pelayanan khusus TM
• Pelayanan campuran TM dan TR
Gardu pelayanan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah : LBS,
LBS, PB – type 1A
PT
LBS LBS PT B1
PGDB
CT
FUSE OCB
TM
PT
KWH
LBS LBS PT
PGC
TYPE 3A
FUSE
OCB
TM
PT
CT
KWH
CB OM
OCB
CT
PT
KWH
KE TRAFO
DISTRIBUSI
CBOM : Circuit Breaker Out Metering, yaitu kubikel pmt dilengkapi dengan
sarana pengukuran dan pembatasan didalamnya terdapat CT dan PT
CT
KE TRAFO
KWH DISTRI
BUSI
Gardu pelayanan campuran type 2B : PB, LBS, LBS, PT, CB, B1 Type 2B
B1
PB LBS LBS PT
PGDB
CT
FUSE
TM OCB
PT
KW
H
PB LBS LBS PT
PGC
TYPE 3B
FUSE
OCB
TM
PT
CT
KWH
PB LBS LBS
CB OM
OCB
CT
KE TRAFO
DISTRIBUS
I
Produksi ABB yang dirakit oleh PT Mega Eltra di Indonesia dengan ukuran lebar
500 mm dan tinggi 1950 mm sama dengan Kit C 27,3 tidak dilengkapi heater
peredam busur api menggunakan media SF 6 diperkirakan beroperasi sejak 1988
Produksi Alsthom Perancis yang dirakit oleh PT Unindo Indonesia, tampil dengan
ukuran lebih kecil dengan KIT C 27.3 ukuran lebar 500 mm, tinggi 1650 mm.
dilengkapi heater untuk mengurangi kelebaban dan efek corona. peredam busur
api menggunakan media SF 6 diperkirakan beroperasi sejak 1990.
Produski PT Guna Era Manufaktura tampil dengan ukuran sama dengan Fluokit
M 24. dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek corona
peredam busur api menggunakan media gas SF 6 beroperasi sejak tahun 2002
Kubikel RMU untuk gardu distribusi yang melayani pelanggan umum dengan
komposisi kubikel LBS, LBS, PB dikembangkan sejak tahun 1990, seluruh
komponen Lbs, Lbs, Pb berada dalam tabung yang berisi gas SF 6, seluruh
bagian bertegangan seperti rel 20 kV, kontak pemutus, terminal berada dalam
tabung yang berisi gas SF 6. terminal incoming dan out going menggunakan
sistem plug in, kubikel type ini tahan terhadap kelembaban dan efek corona
karena itu tidak memerlukan heater. ukuran rmu dengan komposisi LBSs, LBS,
PB relatif lebih kecil lebar 1050 mm tinggi 1500 mm
Beberapa merk kubikel RMU antara lain Siemens F & G, Merlin Gerin, ABB,
GAEe, Contact Plasma
Kubikel ini ukurannya sama dengan Merlin Gerin SM 6 hanya busbar 20 kV,
terminal incoming dan out going menggunakan sistem plug in sehingga
terlindung dari kontak dengan ukuran luar, kubikel type ini mempunyai ketahanan
yang tinggi terhadap kelembaban dan corong sehingga tidak memerlukan heater
Kubikel type ini dikembangkan sejak tahun 1996 dengan merk Ormazabal
produksi Italy diikuti oleh merk ABB tahun 2003 dan Siemen tahun 2004.