Pada dasarnya instalasi 20 kV di Gardu Induk terangkai dalam suatu kubikel, yang
dimaksudkan untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan, efisiensi pengaturan ruangan
serta untuk keamanan operator.
TEST
PLUG METER KWH
IN
RELE SWITCH
RECLOSIN RECLOSER
G LAMPU INDIKATOR
ANNOUNCIATO PMT
R
TOMBOL TOMBOL
RESET ACKNOWLEDGE SWITCH ON/OFF
TOMBOL TOMBOL TEST
LAMP PMT
BUZZER
METER
AMPERE
KV SWITC LOCAL/REMOTE
METER PMT
TOMBOL
PMT
3.1.2. Bagian-bagian
Kompartemen PMT.
Pada kompartemen ini terpasang “Withdrawable Circuit Breaker”. PMT dan mekanisme
penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan/dimasukkan ke dalam kubikel untuk
keperluan pemeliharaan.
Kompartemen Busbar
Semua tertutup oleh bagian metal. Kompartemen busbar didisain agar bagian-bagian yang
bergerak pada bagian ini seminimum mungkin. Busbar dibuat dari tembaga atau aluminium
dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik.
3.2.1. Pengertian
PMT adalah sakelar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus/daya listrik sesuai ratingnya.
Pada waktu memutuskan/menghubungkan arus/daya listrik akan terjadi busur api listrik.
Pemadaman busur api listrik ini dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan, yaitu :
minyak, udara atau gas.
Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, PMT dapat dinamakan
menjadi :
PMT minyak sedikit / Low Oil Circuit Breaker (minyak sebagai
media pemadam busur api).
PMT SF6 (Gas SF6 sebagai media pemadam busur api)
PMT Vacum (ruang pemutus dibuat vacum agar tidak terjadi
busur api)
PMT 20 kV di Gardu Induk umumnya didisain dapat dikeluarkan dari kubikel dengan
cara ditarik ke luar. Sehingga PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah
dikeluarkan/dimasukan untuk keperluan pemeliharaan. Umumnya PMT dengan jenis pabrik
dan dengan rating sama, mempunyai konstruksi dan rangkaian kontrol yang sama. Sehingga
dapat dipindah antar kubikel dan hanya perlu satu PMT cadangan untuk PMT dengan rating
yang sama.
Selama operasi seluruh bagian yang bertegangan tertutup dengan pelindung metal
yang ditanahkan, untuk menjamin agar operator aman selama mengoperasikannya. Untuk
mengeluarkan/memasukkan PMT dari/ke kubikel, urutannya harus benar dan dicek untuk
setiap langkah agar aman.
3.2.2. Konstruksi
Gambar fisik dari ruang media kontak untuk media pemadam busur api minyak, gas dan
vacum dapat dilihat pada gambar 5, gambar 6 dan gambar 7.
Media pemadam busur api yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai media
pemadam busur api, antara lain untuk minyak dan gas SF6 dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2.
PMT MEDIA VACUM
Mekanisme Penggerak :
Mekanisme penggerak yang digunakan untuk PMT 20 kV umumnya dengan pegas. Ketiga
pole dari kontak gerak diikat bersama-sama dengan lever penggerak ke pegas penggerak.
Mekanisme penggerak dilengkapi dengan motor untuk pengisian pegas close secara
otomatik. Selain itu dilengkapi juga dengan magnet pelepas pegas, untuk menutup secara
elektrik melalui sakelar operasi atau peralatan lain untuk penutupan secara remote.
Untuk pelepasan secara remote melalui operator atau relai disediakan triping
coil. Jika tegangan kontrol hilang pegas close dapat diisi melalui handle secara manual
(tangan).
Pegas yang digunakan untuk mekanisme penggerak ini ada dua macam yaitu :
Pegas pilin (helical spring)
Pegas gulung (scroll spring)
Berputarnya roda pengisi (5) (lihat arah panah) mengakibatkan pegas penutup (3)
terisi (meregang) pada batas maksimumnya, maka motor (7) akan berhenti.
Pegas penutup (3) dapat juga diregang secara manual dengan menggunakan engkol (6).
Penghubung (12) pada batang pegas (13) menggerakkan pawl (11) sehingga
berputar sepanjang sektor penunjang (14) dengan sudut 120o dan menutup PMT melalui
batang pemutus tenaga (15).
Dan bersamaan dengan itu pegas “pen-trip” (4) akan terisi, kemudian secara otomatis motor
(7) akan menggerakkan roda pengisi (5) kembali untuk tenaga pemasukan selanjutnya.
Pawl (11) didorong oleh sektor penunjang (14) dan menyebabkan terlepasnya pegas
“pen-trip” (4), menggerakkan batang PMT (15) sehingga PMT trip dan sektor penunjang (14)
kembali pada posisi semula.
Keterangan gambar :
1. Lengan interlock (interlocking arm)
2. Pawl
3. Pegas penutup (closing spring)
4. Pegas pen-trip (tripping spring)
5. Roda pengisi (charging whell)
6. Engkol (crank)
7. Motor (electric motor)
8. Kumparan pen-trip (tripping coil)
9. Lengan interlock (interlocking arm)
10. Alur pemberhentian (stop groove)
11. Pawl
12. Penghubung (cam)
13. Batang pegas (spring shaft)
14. Sektor penunjang (guiding sector)
15. Batang PMT (circuit breaker shaft)
16. Kumparan penutup (closing coil)
Bila kumparan penutup (16) mendapat impulse listrik, maka bagian penahan (4) akan
terlepas atau dapat juga dilepaskan dengan menggunakan tuas pembuka penutupan (24).
Batang pegas penutup (3) akan berputar searah jarum jam melalui sudut 360 o karena gaya
terlepasnya pegas penutupan (1) dan akan bertumpu lagi dengan gigi jantera penutup (7).
Penghubung (8) yang disambung ke bagian penahan (4) menumbuk bingkai penghubung
(10) pada tuas bingkai penggulung (11) dan menyebabkan berputarnya batang penggerak
(12) melalui sudut 60o ke posisi “ON” (1) artinya sampai tuas penggulung (11) berputar
melalui grendel pen-trip (15) yang menjaga tuas bingkai penggulung (11) tersebut jangan
kembali lagi.
Roda berat (6) yang tersambung ke bagian penahan (4) melalui kopling pergeseran
(5) meredam torsi dan energi yang berlebihan. Sekarang penunjuk posisi PMT (28)
menunjukkan “ON” (closed) dan pegas penutup tidak berputarinterlock (19) mencegah
putaran lebih lanjut dari engkol (25) jika pegas penuh (1) telah terputar penuh. Penunjuk
posisi pegas penutupan (27) yang memungkinkan kita mengetahui apakah pegas penutup
(1) terputar atau tidak, yang digerakkan oleh batang (20) yang dihubungkan ke tuas
pemindah (21).
Keterangan :
1. Pegas penutup (closing spring)
2. Rumah pegas penutup (closing spring
housing)
3. Batang pegas penutup (closing spring
shaft)
4. Bagian penahan (drag piece)
5. Kopling pergeseran (fraction clutch)
Cabang : …………………..
Gardu Induk : …………………..
PMT Penyulang : …………………..
No. Inventaris : …………………..
Perolehan : …………………..
1. Pabrik : ……………
2. Buatan : ……………
3. Type / model : ……………
4. No. Seri : ……………
5. Tahun pembuatan: ……………
6. Pasangan : Luar / Dalam
7. Tegangan nominal : …………… kV
8. Frekwensi : …………… Hz
9. Ketahanan terhadap power frekwensi (Power Frequency withstand voltage) :
…… kV
10. Ketahanan terhadap tegangan impuls (Impulse Withstand Voltage) :
…………… kV
11. Arus beban nominal : …………… A
12. Kapasitas pemutusan : …………… MVA
13. Kapasitas arus pemutusan Hubung singkat : …………… kA
14. Siklus kerja (rated duty cycle) : O ……sec. CO……….min. ……CO.
15. Waktu pemutusan (opening time) : …… Cycle (sec)
16. Waktu penutupan (closing time) : …… Cycle (sec)
17. Media Pemutus
- Jenis: ……………
- Volume : …………… Ltr
- Tekanan : ………… kg/cm2
18. Sistem Alat Penggerak : Mekanik (Spring)
19. Terpasang
- Tahun operasi: ……………
- Pada tegangan : ……………
- Frekwensi : ……………
- Letak : ……………
- Dudukan : ……………
20. Tegangan alat-alat bantu : AC = …… VoltDC = …… Volt
21. Standard pembuatan : IEC/VDE/NEMA/ JIS/…………
Pemisah berfungsi untuk memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat
secara visual bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah terpisah dari bagian yang
bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar peralatan tersebut.
Lengan kontak PMT 20 kV pada kubikel disisi kabel dan di sisi rel, berfungsi sebagai
pemisah, dimana untuk memisahkannya dilakukan dengan cara mengeluarkan PMT dari
kubikel tersebut atau diposisikan test.
Pemisah tanah berfungsi untuk pengamanan petugas yang akan bekerja, agar aman
terhadap tegangan sisa dan tegangan induksi. Pemisah tanah pada kubikel adalah
mentanahkan di sisi kabel. Sedangkan untuk mentanahkan di sisi busbar (rel) harus
dilakukan secara lokal melalui grounding fleksibel atau melalui pentanahan model dorong.
PMS tanah sisi kabel mempunyai kecepatan masuk yang tinggi, agar jika PMS tanah
dimasukkan dan membuang muatan listrik karena ada muatan sisa atau ada induksi tidak
berbahaya. PMS tanah ini dioperasikan dari depan panel dan interlock dengan PMT.
Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak alat
hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik arus searah, maka sistem interlockpun
juga diberlakukan pada sistem kontrol listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum
pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan .
Macam- macam sistem interlock pada Kubikel :
Interlock pintu
Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika :
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan tertutup
Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka.
Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian
dalam keadaan terbuka.
Untuk merangkai kubikel-kubikel 20 kV dengan rel bulat/pipa agar diperhatikan agar betul-
betul rata (selevel), untuk mencegah tingginya tahanan kontak pada sambungan rel, yang
dapat mengakibatkan gangguan/kerusakan.
Transformator Arus (CT) dan Transformator Tegangan (PT) biasa juga disebut
transformator instrumen. Transformator instrumen ini rangkaian sekundernya tersambung
dengan instrumen pengukuran dan atau instrumen proteksi / rele.
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak balik yang besar menjadi
arus bolak balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung.
Nominal arus di sisi primer CT bermacam-macam, dapat dipilih sesuai dengan arus beban
maksimum di sisi primer. Sedang arus nominal sisi sekunder adalah 1 Amper atau 5 Amper.
Bagian-bagian utama trafo arus dapat dilihat pada gambar 14, yaitu :
- Kumparan primer
- Kumparan sekunder
- Inti besi
- Terminal primer dan terminal sekunder
REL
PT
PMT
UFR
A
KWH
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 55
KV
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan 3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA
CT
R
GFR
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari sisi lain
kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung dimasukkan, lampu
indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor
pembagi tegangan. Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan nuntuk menandai posisi
alat-hubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang berbeda untuk posisi masuk atau keluar.
Sumber listrik untuk lampu indikator berasal daris sumber arus searah ( DC ) yang
dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja serempak dengan kerja poros penggerak
alat-hubung utama.
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga. keadaan ini
diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel tersebut, besarnya
tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo distribusi
Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak
hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi
membuka / menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa
satu macam atau lebih
KUBIKEL A
KUBIKEL B
BEBAN A
I
Gambar Rel tunggal typeIIsatu kubikel
T1
Pada rel ganda dalam keadaan normal dapat dibentuk konfigurasi seperti terlihat di
I
bawah ini. Trafo 1 (atas) hanya melayani beban A1 dan A2 saja sedangkan Trafo 2 (bawah)
juga hanya melayani beban B1 dan B2 saja. Sehingga memungkinkan beban Trafo 1 dan
Trafo 2 tidak merata. Bila terjadi gangguan pada salah satu TrafoII maka beban A (atas)
padam atau beban B (bawah) padam.
III
IV
II
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 58
I
T2
BEBAN B
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan 3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA
Konfigurasi double bus dalam keadaan normal juga dibentuk konfigurasi seperti gambar di
bawah. Dari konfigurasi di bawah ini dapat dimungkinkan beban Trafo T1 dan T2 merata.
Bila terjadi gangguan Trafo T1 atau T2 maka hanya separuh dari beban A atau beban B saja
yang padam.
BEBAN A
I II
T1 A
AI
BI
BI
AI
T2 I B I
BEBAN B I
Pada konfigurasi rel tunggal seperti pada gambar di bawah ini, manuver pemindahan beban
tidak dapat dilakukan pada satu Gardu Induk tersebut. Namun maneuver pemindahan/
pelimpahan beban dapat dilakukan dengan joint antar Gardu Induk laim. Hal ini dapat
dilakukan dengan atau tanpa padam. Yang terakhir tentu persyaratan telah terpenuhi.
REL
Disamping terdapat konfigurasi di atas pada sebuah Gardu Induk terdapat juga
konfigurasi seperti gambar di bawah ini. Dimana konfigurasi semacam ini memungkinkan
manuver pemindahan beban dari T1 ke T2 atau sebaliknya dapat dilakukan dari sebuah
Gardu Induk itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan atau tanpa padam. Yang terakhir
tentu persyaratan telah terpenuhi.
REL 1 REL 2
T PS T2
1
Produksi Schneider Perancis yang dirakit oleh PT Schneider Indonesia, tampil dengan
ukuran sama dengan fluokit M 24, dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek
corona. peredam busur api menggunakan media gas SF 6 diperkirakan beroperasi sejak
1995
Kubikel ini ukurannya sama dengan Merlin Gerin SM 6 hanya busbar 20 kV, terminal
incoming dan out going menggunakan sistem plug in sehingga terlindung dari kontak dengan
ukuran luar, kubikel type ini mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kelembaban dan
corong sehingga tidak memerlukan heater
Kubikel type ini dikembangkan sejak tahun 1996 dengan merk Ormazabal produksi Italy
diikuti oleh merk ABB tahun 2003 dan Siemen tahun 2004