Pendahuluan Kubikel Tegangan Menengah adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik tegangan menengah. Bagian – bagian kubikel antara lain : Compartment, isolator posh, busbar, drooper, insulation mover, moving contact, ruang buka tutup ruang utama, CT, terminal utama keluar, kabel power, rele, kwh meter, ampere meter, terminal control wiring, tombol close, kabel kontrol, mekanik penggerak, potential transformer. Kubikel incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke rel tegangan menengah. Kubikel Outgoing berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari rel ke beban. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS) berfungsi sebagai penghubung dari rel ke beban pemakaian sendiri GI.\ Kubikel Kopel (Bus Kopling) berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dengan rel 2. Kubikel PT berfungsi sebagai sarana pengukuran dan pengaman. Kubikel Bus Riser berfungsi sebagai penghubung antar Kubikel. Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA) berfungsi sebagai inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi (Directional Ground Relay). Open Type, adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel terlihat atau tidak dalam kompartemen yang tertutup. Close Type, adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel tertutup atau di dalam kompartemen. Hal ini dimaksudkan agar rel lebih aman dan bersih karena tidak bersentuhan langsung dengan debu udara sekitar. Kubikel ini juga dilengkapi dengan pemanas (heater) untuk mencegah kelembaban di dalam Kubikel. PMT Kubikel jenis ini didesain dapat di-rack in atau rack out sebagai pengamanan ketika ada perbaikan atau pemeliharaan. Berdasarkan Pabrik Pembuat, antara lain : Calor Emag, Merlin Gerin, Alsthom, Fuji, AEG, Schneider, Meidensha, Goldstar, Modalek, Areva Siemen. Berdasarkan Konstruksi Rel, antara lain: Kubikel dengan posisi rel di bawah dan Kubikel dengan posisi rel di atas. o Penempatan kubukel : Kubikel indoor adalah Kubikel yang pemasangannya di dalam bangunan tertutup dan Kubikel outdoor adalah Kubikel yang penempatan pemasangannya di luar bangunan.
Komponen utama kubikel : PMT (Pemutus),Rel,Trafo Arus (CT),Trafo Tegangan
(PT). Komponen pendukung kubikel : Rele, Kontrol, Pemanas, Handle kubikel. PMT (Pemutus Tenaga) adalah sakelar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai ratingnya. Pada waktu memutuskan / menghubungkan arus / daya listrik akan terjadi busur api listrik. PMT terbagi 3 : - PMT minyak sedikit / Low Oil Circuit Breaker (minyak sebagai media pemadam busur api). - PMT SF6 (Gas SF6 sebagai media pemadam busur api). - PMT Vacuum (Ruang pemutus dibuat vacuum). PMT terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu: - Ruang Media kontak, adalah tempat memutuskan/menutup rangkaian arus listrik sekaligus sebagai tempat pemadaman busur api.Di sini terdapat kontak gerak, kontak tetap, dan media pemadam busur api. - Mekanis Penggerak, adalah bagian yang menyediakan tenaga untuk menggerakkan kontak gerak pada pembukaan/penutupan PMT. Rel Tegangan Menengah pada Kubikel berfungsi sebagai penghubung antara kabel masuk dengan beberapa penyulang terbuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik.. Bentuk rel ini ada yang berpenampang bulat / pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula yang berbentuk plat.Besar kecilnya penampang rel tergantung pada besar / kecilnya daya yang akan disalurkan. Trafo Arus (CT), berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar menjadi arus bolak- balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung.Nominal arus di sisi primer CT bermacam-macam, dapat dipilih sesuai dengan arus beban maksimum di sisi primer. Sedang arus nominal sisi sekunder adalah 1 Ampere atau 5 Ampere. Jenis CT yang terpasang pada Kubikel Tegangan Menengah : Berbentuk cincin atau cor-coran/cast resin. Bagian-bagian utama trafo arus, yaitu: kumparan primer, kumparan sekunder, inti besi, terminal primer dan terminal sekunder. Trafo Tegangan (PT) berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi / menengah bolak- balik menjadi tegangan rendah sesuai dengan tegangan nominal instrument. Pemasangan trafo tegangan bisa pada Kubikel tersendiri atau pada Kubikel incoming,tergantung dari desain yang ada. Trafo tegangan pada Kubikel Tegangan Menengah umumnya berbentuk cor-coran / Cast resin. PMS (Pemisah) Rel berfungsi untuk memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat secara visual bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar peralatan tersebut. PMS (Pemisah) tanah berfungsi untuk pengamanan petugas yang akan bekerja, agar aman terhadap tegangan sisa dan tegangan induksi. Pemisah tanah pada Kubikel untuk mentanahkan di sisi kabel. Sedangkan untuk mentanahkan di sisi rel harus dilakukan secara manual melalui grounding lokal. Komponen Pendukung pada Kubikel terdiri dari Rele & Meter, Kontrol/Indikator, Pemanas (Heater) serta Handle Kubikel. Rele proteksi, Meter dan Kontrol/Indikator terpasang pada sebuah kompartemen. Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi gangguan. Rele proteksi dan peralatan pendukung disambung ke PMT melalui kabel penghubung dengan multi pin connector. o Komponen Pendukung : - Rele dan Meter Rele arus lebih (OCR), sebagai pengaman terhadap gangguan hubung singkat fasa-fasa. Rele gangguan tanah (GFR), sebagai pengaman gangguan fasa – tanah. Rele Penutup Balik Otomatis (Recloser Relay), berfungsi untuk menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan temporer. Rele frekwensi kurang (UFR), berfungsi untuk pelepasan beban, jika terjadi gangguan frekwensi kurang (under frequency). - Kontrol/Lampu Indikator, untuk menandai adanya tegangan 20 kV pada sisi kabel outgoing. Lampu indikator menyala karena adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor induktif yang terpasang di isolator tumpu pada Kubikel bagian bawah.Lampu indikator ON/OFF PMT digunakan untuk menandai kondisi PMT Close atau Open dengan 2 (dua) warna yang berbeda (merah atau hijau). - Pemanas (Heater), untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga, sehingga dapatmengurangi efek corona pada terminal Kubikel tersebut. - Handle Kubikel, untuk menggerakkan mekanik Kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak hubung: PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung. Pada satu Kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih. - Sistem Interlock dan Pengunci, kubikel dilengkapi dengan sistem interlock untuk mencegah kemungkinan kesalahan atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi.Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling tinggidan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya. - Interlock Pintu Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika PMT dalam keadaan tertutup /PMS Tanah dalam keadaan terbuka. Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika PMS Tanah dalam keadaan tertutup/masuk. - Interlock PMT PMT harus tidak dapat dioperasikan jika pintu Kubikel dalam keadaan terbuka / PMS Tanah dalam keadaan tertutup/ masuk. - Interlock PMS Tanah PMS Tanah harus tidak dapat ditutup jika PMT dalam keadaan tertutup/masuk. Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada saat melakukan pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah adalah sebagai berikut: Peralatan uji : Alat Uji CB Analyzer, Alat Uji CT Analyzer, Alat Uji Tahanan Kontak, Alat Uji Tahanan Insulasi, Alat Uji Rele Proteksi, Vacuum Checker, AVO Meter, Tang Ampere, Alat Ukur tekanan SF6 (kondisional), Alat ukur tahanan isolasi minyak (kondisional), Earth Meter. Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan K3 : Sabuk Pengaman (kondisional), Topi / Helm Pengaman, Sarung Tangan Safety, Sepatu Safety, Grounding local, Tester tegangan, Rambu-rambu / tagging. PEDOMAN PEMELIHARAAN In Service Inspection, adalah kegiatan yang dilakukan pada saat Kubikel dalam kondisi operasi/bertegangan. Tujuan dilakukannya In Service Inspection adalah untuk mendeteksi secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi di dalam Kubikel tanpa melakukan pemadaman. o Periode Harian: - Pemeriksaan indikator pegas mekanik pada PMT sistem pegas. - Monitor tekanan Gas SF 6 low (jenis PMT dengan media gas yang dilengkapi dengan indikator tekanan). o Periode Bulanan : - Pemeriksaan visual terhadap benda asing, bunyi-bunyian dan bau-bauan. - Pemeriksaan visual alat ukur (meter) dan rele. - Pemeriksaan lemari kontrol, pemanas ruang (heater), lampu penerangan. - Pemeriksaan kebersihan Kubikel dan ruang wiring kontrol. o Periode 3 Bulanan : - Pemeriksaan indikator posisi PMT Close /Open. - Pemeriksaan counter kerja PMT. o Periode 2 Tahunan : - Pemeriksaan struktur mekanik Kubikel. In Service Measurement, merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan. Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui / memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image Thermovision). Shutdown Measurement, merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan. Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan secara lebih rinci.
pengujian CT,Pengukuran / pengujian PT,Pengukuran / pengujian LA (jika terpasang LA),Pengujian rele-rele OCR / GFR / DGR,pengujian rele-rele tegangan / UFR (jika terpasang),pengujian pada sistem mekanik penggerakPengukuran tegangan AC danDC,pemeriksaan pemanas (heater),pemeriksaan lampu penerangan lemari Kubikel,pemeriksaan kebersihan Kubikel,pengukuran tahanan pentanahan Kubikel,pengujian tahanan isolasi rel. - Pengukuran tahanan isolasi PMT ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi PMT, yaitu antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (casing) yang ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama. - Pengukuran Tahanan Kontak PMT, rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan.Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus / energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti.Pertemuan kontak PMT juga merupakan suatu sambungan yang mempunyai nilai tahanan tertentu terhadap arus yang melaluinya, sehingga akan terjadi panas dan menjadi kerugian teknis.Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi. - Pengukuran Kecepatan waktu buka/tutup PMT, untuk mengetahui waktu kerja PMT secara individu pada saat menutup ataupun membuka. - Pengukuran Tahanan Pentanahan Kubikel, peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk.Sistem pentanahan tersebut dibuat di dalam tanah dengan struktur bentuk mesh.Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi.Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. - Pengukuran/Pengujian Media Isolasi, seperti : o Pengukuran Tekanan dan Kebocoran Gas SF6, adanya kebocoran gas SF6 tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan dan selanjutnya memengaruhi unjuk kerja PMT. Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara tradisional (melalui pendengaran atau dengan busa sabun) atau dengan alat deteksi kebocoran / leakage detector. o Pemutus tenaga (PMT) dengan media pemutus minyak (oil), adalah salah satu jenis PMT yang masih digunakan dalam operasional penyaluran tenaga listrik. Untuk mengetahui apakah minyak PMT masih layak operasi sesuai dengan standar pengusahaan maka perlu adanya acuan yang sesuai. Karakteristik dan fungsi media minyak PMT berbeda dengan karakteristik minyak isolasi transformator. o Vacuum, pengukuran/pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik.PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV. - Pengukuran Tegangan Minimum Coil, untuk mengetahui berapa besarnya tegangan minimal sumber DC yang dapat mengerjakan coil PMT. Sehingga dapat diketahui fungsi dari coil tersebut apakah masih baik atau tidak. Selain itu juga untuk mengukur nilai resistansi coil tersebut. Dalam setiap PMT jumlah tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah closing coil, hal ini dimaksud sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT tersebut. - Pengukuran Tahanan Isolasi CT, pengujian tahanan isolasi menggunakan alat uji tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo arus tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik. - Pengukuran Tahanan Isolasi PT, pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik. - Pengukuran Tahanan Isolasi LA, pengukuran tahanan isolasi Lightning Arrester (LA) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi LA terhadap grounding. Shutdown Function Check - Pemeriksaan fungsi kontrol : o Pengujian fungsi close dan open (local / remote dan scada) o Pengujian emergency trip o Pengujian fungsi alarm o Pengujian fungsi interlock mekanik dan elektrik - Pengujian fungsi trip dari rele proteksi EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Metode Evaluasi Hasil Pemelihaaran (Terdapat 3 level evaluasi) Standar Evaluasi Hasil Pemeliharaan Standar evaluasi adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi peralatan Kubikel yang dipelihara.Standar yang ada berpedoman kepada: instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional maupun nasional (IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN,SNI dan lain-lain) dan pengalaman serta observasi/pengamatan operasi di lapangan. - Pengukuran / pengujian Tahanan Isolasi, batasan tahanan isolasi PMT Kubikel menurut standar VDE (catalogue 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) ‘’.Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA. - Pengukuran/pengujian Tahanan Kontak, nilai tahanan kontak PMT Kubikel yang normal harus (acuan awal) disesuaikan dengan petunjuk / manual dari masing - masing pabrikan PMT Kubikel. - Pengukuran/pengujian Kecepatan Kontak PMT, pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT bekerja dengan cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983 untuk sistem dengan tegangan 20 kV adalah < 50 mili detik. - Pengukuran/pengujian Tahanan Pentanahan, semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE std 80: 2000(Guide for Safety in AC Substation - Grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan untuk Kubikel dan switchgear adalah ≤ 1 Ohm. - Pengukuran / pengujian Tegangan Motor Penggerak - Pengukuran / pengujian tegangan suplai Closing dan Opening Coil - Pengukuran Thermovisi : pemeriksaan pada Terminal utama dilakukan dengan melihat perbedaan/selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan komponen/material yang berbeda yaitu selisih suhu antara klem dan konduktor dan selisih suhu antara klem dan terminal utama / stud. Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Rekomendasi Hasil In Service Inspection, adalah tindak lanjut dari hasil InService Inspection. Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan Kubikel & komponenya.