Pada
jaringan
transmisi
SUTT 150 kV yang ada pada GI
Karet Lama dengan melalui Switch
Yard
dan
tegangan
tersebut
diturunkan
kembali
dengan
menggunakan transformator daya
step down 150 kV / 20 kV dan
kemudian
tegangan
20
kV
disalurkan melalui penyulang atau
gardu distribusi untuk seterusnya
ke konsumen.
terjadi
Panel Kontrol
Panel
kontrol terletak di
ruang kontrol yang berada satu
ruangan dengan tempat operator
bekerja.
Fungsi
panel
kontrol
adalah sebagai tempat meletakan
tombol tombol pengoperasian
PMT & PMS, alat alat ukur
besaran listrik, dan annunciator.
Sehingga
dari
panel
kontrol
tersebut,
operator
dapat
mengoperasikan buka tutup PMT
dan PMS yang berada di Switch
Yard, membaca besaran besaran
listrik seperti arus, tegangan, daya,
dan energi listrik yang disalurkan di
gardu induk tersebut, serta dapat
mengetahui kejadian kejadian
tanda bahaya / gangguan yang
keadaan
berbeban
maupun
terhubung
singkat,
tanpa
merusak
peralatan
pada
pemutus tenaga itu sendiri.
3. Saat terjadi arus hubung singkat,
PMT mampu memutuskan arus
hubung singkat tersebut dengan
kecepatan tinggi agar peralatan
sistem
tidak
mengalami
kerusakan,
membuat
sistem
kehilangan
kestabilan,
dan
merusak pemutus tenaga itu
sendiri.
Klasifikasi Pemutus Tenaga
Pemadaman
busur
api
listrik
saat
pemutusan
atau
penghubungan arus beban atau
arus gangguan dapat dilakukan
oleh beberapa macam bahan,
seperti gas, udara hembus, minyak
atau
dengan
hampa
udara
(vakum). Maka dari itu, jenis jenis
PMT berdasarkan media insulator
dan material dielektriknya terbagi
menjadi empat jenis, yaitu sakelar
PMT dengan gas SF6, sakelar PMT
udara
hembus,
sakelar
PMT
minyak, dan sakelar PMT vakum.
Sakelar PMT Gas SF6 (SF6
Circuit Breaker)
Sakelar PMT gas SF6 dapat
digunakan untuk memutus arus
sampai 40 kA dan dapat memutus
rangkaian bertegangan sampai 765
kV. Media gas yang digunakan
pada tipe ini adalah gas SF6
(Sulphur Hexafluoride). Sifat gas
SF6 murni adalah tidak berwarna,
tidak berbau, tidak beracun dan
tidak mudah terbakar. Pada suhu
diatas 150 C, gas SF6 mempunyai
sifat tidak merusak metal, plastik,
dan
bermacam
bahan
yang
umumnya
digunakan
dalam
pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas
SF6
mempunyai
kekuatan
dielektrik yang tinggi (2,35 kali
udara) dan kekuatan dielektrik ini
bertambah dengan pertambahan
tekanan. Sifat lain dari gas SF6
ialah
mampu
mengembalikan
kekuatan dielektrik dengan cepat,
tidak terjadi karbon selama terjadi
busur api, dan tidak menimbulkan
bunyi pada saat pemutus tenaga
menutup atau membuka. Pada
suhu 20C, tekanan atmosfer 760
mmHg.
Selama pengisian, gas SF6
akan menjadi dingin jika keluar dari
tangki penyimpanan dan akan
panas kembali jika dipompakan
untuk pengisian ke dalam bagian /
ruang
pemutus
tenaga.
Oleh
karena itu, gas SF6 memerlukan
pengaturan pada tekanannya, di
mana
pengaturan
tersebut
dilakukan beberapa jam setelah
pengisian, yaitu pada saat gas SF6
ada pada suhu lingkungan.
Pada awalnya, PMT dengan
media
pemutus
yang
menggunakan SF6 terdiri dari 2
tipe, yaitu Tipe Tekanan Ganda
(Double Pressure Type) dan Tipe
Tegangan Tunggal (Single Pressure
Type).
1. PMT Tipe Tekanan Ganda
(Double Pressure Type)
PMT tipe tekanan ganda
(double pressure type) pada saat
ini sudah tidak diproduksi lagi.
Pada PMT tipe ini, gas dari sistem
tekanan tinggi dialirkan melalui
nozzle ke gas sistem tekanan
rendah selama pemutusan busur
api. Pada sistem gas tekanan
Gambar 3.18.
Daya Vakum
Kontak
Pemutus
Gambar
Isolasi
3.21.
Meter
Tahanan
(a)
(b)
Gambar 3.24. Breaker Analyzer
5.
Tes
Tegangan
Tembus
(Dielectricum Test)
Tes
tegangan
tembus
berfungsi
untuk
menguji
tegangan tembus vacuum isolasi
bagi
PMT
atau
LBS
yang
menggunakan media peredam
berupa vakum. Kemampuan alat
tes minimal sampai 10 kV
sampai 60 kV arus searah
dengan arus minimal 1 mA.
Gambar
3.25. Alat Tes Tegangan Tembus
6. Tester Simulasi Pengujian Relay
Over Current dan Ground Fault
Biasa disebut dengan Injeksi
Sekunder,
digunakan
untuk
mengukur waktu
kecepatan
relay dapat trip dalam waktu
yang cepat, yaitu dalam mili
Dimana:
I = Arus Bocor (Ampere)
V = Tegangan Uji (5000 V)
R = Tahanan Isolasi (Ohm)
Dapat disimpulkan
semakin besar tahanan
maka semakin kecil arus
sehingga semakin baik
isolasi kontak.
bahwa
isolasi,
bocor,
kondisi
MG 35 atau dengan
ketentuan tahanan kontak dari unit
lain seperti P3B JB menggunakan
standar R < 100 (P3B O&M
PMT/001.01).
Pengukuran tahanan kontak
yang dilakukan di GI Karet Lama
menggunakan alat CPM 500.
Apabila
rata-rata
keserempakan kurang dari 10 ms,
maka PMT atau circuit breaker
tersebut dapat melaksanakan atau
melakukan trip sesuai dengan
kinerja keserempakan yang normal
atau keandalanya masih dapat
teratasi. Tetapi apabila nilai ratarata keserempakan lebih dari 10
ms,
maka
unjuk
kerja
keserempakan
PMT
kurang
mencapai
keandalan
atau
keandalanya kurang, maka perlu
diadakan bleeding atau penyetelan
pada PMT tersebut.
3.29.
Rangkaian
Keserempakan
Gambar
Pengujian
Untuk
pengujian
waktu
keserempakan dari PMT, dapat
dilakukan pada saat PMT atau CB
tidak bertegangan, dimana PMT
diposisikan dalam keadaan local,
yaitu PMT dikontrol mekanisme
open-close dengan menggunakan
breaker analyzer. Pada pengujian
ini sumber DC dalam keadaan OFF.
Lalu memposisikan alat uji pada
PMT yang akan diuji.
Jika pada saat keadaan
close
nilai
yang
didapatkan
melebihi standar, maka dilakukan
pengujian
ulang
dan
perlu
diadakan bleeding atau penyetelan
pada PMT tersebut. Namun, apabila
nilai tetap tidak memenuhi standar,
maka perlu dipertimbangkan untuk