Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian
dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya
untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan
memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam
waktu yang cukup.
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit)
atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih
sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini
mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini
hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.
Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out
sebanyak tiga buah.
2. Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya.
Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi
feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang
dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap
transformator.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa
sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus
maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan
kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer
yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak,
kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan –
bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.
Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak
di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera
dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara
yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan
akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan
sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak
menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu
kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini
yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan
jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse
cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
3. Konstruksi FCO
1. Isolator PorselinPrinsip Kerja FUSE CUT OUT (FCO)
1. Pengertian
Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian
dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya
untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan
memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam
waktu yang cukup.
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit)
atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih
sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini
mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini
hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.
Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out
sebanyak tiga buah.
2. Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya.
Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi
feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang
dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap
transformator.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa
sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus
maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan
kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer
yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak,
kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan –
bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.
Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak
di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera
dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara
yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan
akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan
sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak
menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu
kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini
yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan
jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse
cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
3. Konstruksi FCO
1. Isolator Porselin
2. Kontak Tembaga (disepuh perak)
3. Alat Pemadam/Pemutus Busur
4. Tutup Yang Dapat dilepas (dari kuningan)
5. Mata kait (dari brons) 6. Tabung pelebur (dari resin)
7. Penggantung (dari kuningan)
8. Klem pemegang (dari baja)
9. Klem terminal (dari kuningan)
I. Jenis-Jenis Pemeliharaan
a. Pengertian
Fuse (pelebur) merupakan suatu peralatan
pengaman yang telah dirancang khusus dan akan akan bekerja (melebur) jika
arus yang melewatinya melebihi suatu nilai tertentu (arus nominal) yang
telah ditentukan. Apabila terjadi gangguan maka elemen pelebur yang terletak
pada tabung fiber akan meleleh dan terjadi busur api yang akan mengenai tabung fiber
sehingga menghasilkan gas yang akan memadamkan busur api. Jika sudah putus FCO
Karakteristik waktu/arus dari sebuah fuse adalah I2t. Karakteristik arus waktu dari
berbagai sambungan fuse yang berbeda, elemen-elemennya berbeda dan
membutuhkan perhatian yang hati-hati untuk memakainya pada sebuah sistem.
Fuse cut out sendiri meupakan suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap rus beban lebih (over load current) dan yang mengalir melebihi
dari batas maksimum. Konstruksi dari fuse cut out ni jauh lebih sederhana
pada gardu induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini memiliki
kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat
memutuskan satu saluran tiga fasa, maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak
tiga buah untuk saluran tiga fasa. Selain itu Fuse cut out juga merupakan
di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out. Untuk
menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus
nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar
a. Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi FCO yang digunakan
mempunyai prinsip melebur, apabila dilewati arus yang melebihi batas arus
memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan
jaringan yang dilindunginya. FCO juga sering ditemukan pada setiap trafo.
tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan
pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity)
yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut.
Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk FCO adalah kawat perak, kawat
tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.
Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
Tabel 1. Tabel Titik Lebur dan Resistansi Spesifik Jenis Logam Penghantar Pada FCO
kawat perak di dalamtabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan
dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera
dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin Karena udara
yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan
akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan
sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak
menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu
kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila
arus yang melalui FCO tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse
cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan FCO pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
tiang
sistem distribusinya
arus lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari
gas yang dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas
Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :
a. FCO tipe plug
gardu
sistem transmisinya
Pengaman lebur tembaga rating tegangan, arus beban dan rating arus
yang lebih tinggi daripada FCO disisi busi. Ada dua jenis pengaman lebur
tambaga, yaitu:
2. Rating arus
3. Rating pemutus
yaitu:
cut out).
yaitu hubungan antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan
pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time
Karakteristik dari Fuse Cut Out (FCO) ialah lamanya waktu pemutusan
Perbedaan kurva antara kedua tipe didasarkan pada “speed ratio”, yaitu
perbandingan antar arus leleh minimum pada 0,1 detik dan arus leleh
minimum pada 300 atau 600 detik. Untuk fuse link tipe “K” (tipe cepat)
speed ratio = 6-8. Untuk fuse link tipe “T” (tipe lambat) speed ratio
= 10-13.
Minimum Melting (MM) dan Maximum Clearing atau Total Clearing (TC).
dan TC adalah kondisi ketika link putus sempurna. Batas operasi minimum
Keterangan:
1. Isolator porselin
1.
2. Fuse Cut Out (CO) : sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan
sisi tegangan rendah (220 Volt), untuk melindungi trafo terhadap gangguan
yang sehat bila terjadi gangguan satu fasa ketanah mauoun yang disebutkan