Anda di halaman 1dari 21

Prinsip Kerja FUSE CUT OUT (FCO)

FUSE CUT OUT (FCO)

Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian


listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara
meleburkan bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang
khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan
peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat
ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila
dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya.
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut
out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.

Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga


dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu. Sedangkan
fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di dalam
fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan
sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh
dan akan memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO.
Pada LBS ,Fuse Cut Out ini dipasang untuk mengamankan jaringan atau system
dari arus hubung singkat pada VT . Jika terjadi masalah/kerusakan pada
VT sehingga FCO akan segera memutus rangkaian listrik agar jaringan aman
dari arus hubung singkat pada VT.
1. Pengertian

Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian
dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya
untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan
memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam
waktu yang cukup.
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit)
atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih
sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini
mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini
hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.
Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out
sebanyak tiga buah.

2. Prinsip Kerja

Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya.
Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi
feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang
dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap
transformator.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa
sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus
maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan
kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer
yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak,
kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan –
bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.
Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak
di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera
dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara
yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan
akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan
sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak
menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu
kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini
yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan
jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse
cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.

3. Konstruksi FCO
1. Isolator PorselinPrinsip Kerja FUSE CUT OUT (FCO)

FUSE CUT OUT (FCO)

Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian


listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara
meleburkan bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang
khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan
peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat
ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila
dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya.
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut
out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.

Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga


dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu. Sedangkan
fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di dalam
fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan
sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh
dan akan memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO.
Pada LBS ,Fuse Cut Out ini dipasang untuk mengamankan jaringan atau system
dari arus hubung singkat pada VT . Jika terjadi masalah/kerusakan pada
VT sehingga FCO akan segera memutus rangkaian listrik agar jaringan aman
dari arus hubung singkat pada VT.

1. Pengertian

Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian
dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya
untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan
memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam
waktu yang cukup.
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit)
atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih
sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini
mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini
hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.
Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out
sebanyak tiga buah.

2. Prinsip Kerja

Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya.
Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi
feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang
dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap
transformator.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa
sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus
maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan
kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer
yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak,
kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan –
bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.
Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir
putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada
kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak
di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera
dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara
yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan
akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan
sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak
menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu
kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini
yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan
jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse
cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas
tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang
diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.

3. Konstruksi FCO
1. Isolator Porselin
2. Kontak Tembaga (disepuh perak)
3. Alat Pemadam/Pemutus Busur
4. Tutup Yang Dapat dilepas (dari kuningan)
5. Mata kait (dari brons) 6. Tabung pelebur (dari resin)
7. Penggantung (dari kuningan)
8. Klem pemegang (dari baja)
9. Klem terminal (dari kuningan)

2. Kontak Tembaga (disepuh perak)


3. Alat Pemadam/Pemutus Busur
4. Tutup Yang Dapat dilepas (dari kuningan)
5. Mata kait (dari brons) 6. Tabung pelebur (dari resin)
7. Penggantung (dari kuningan)
8. Klem pemegang (dari baja)
9. Klem terminal (dari kuningan)
SOP PEMASANGAN FCO SESUDAH ARRESTER

SOP PEMASANGAN FCO SESUDAH ARRESTER

I. Jenis-Jenis Pemeliharaan

Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :


a). Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan
kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai
adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak
beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base
Maintenance ).

b). Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan


yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba
dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur
teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada :
Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan
pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).
c). Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana
pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk
kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan
pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan
ini disebut juga Corective Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau
penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan
terencana.

d). Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi


kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

II. Fuse Cut Out

a. Pengertian
Fuse (pelebur) merupakan suatu peralatan

pengaman yang telah dirancang khusus dan akan akan bekerja (melebur) jika

arus yang melewatinya melebihi suatu nilai tertentu (arus nominal) yang

telah ditentukan. Apabila terjadi gangguan maka elemen pelebur yang terletak

pada tabung fiber akan meleleh dan terjadi busur api yang akan mengenai tabung fiber

sehingga menghasilkan gas yang akan memadamkan busur api. Jika sudah putus FCO

akan membuka dan menggantung di udara (SPLN 64).

Karakteristik waktu/arus dari sebuah fuse adalah I2t. Karakteristik arus waktu dari
berbagai sambungan fuse yang berbeda, elemen-elemennya berbeda dan
membutuhkan perhatian yang hati-hati untuk memakainya pada sebuah sistem.
Fuse cut out sendiri meupakan suatu alat pengaman yang melindungi jaringan

terhadap rus beban lebih (over load current) dan yang mengalir melebihi

dari batas maksimum. Konstruksi dari fuse cut out ni jauh lebih sederhana

jika dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat

pada gardu induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini memiliki

kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat

memutuskan satu saluran tiga fasa, maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak

tiga buah untuk saluran tiga fasa. Selain itu Fuse cut out juga merupakan

pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya untuk

mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap hubungan singkat

di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out. Untuk

menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus

nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar

dari arus nominal trafo sisi TM

a. Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi FCO yang digunakan

mempunyai prinsip melebur, apabila dilewati arus yang melebihi batas arus

nominalnya. Biasanya FCO dipasang setelah PTS maupun LBS untuk

memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan

jaringan yang dilindunginya. FCO juga sering ditemukan pada setiap trafo.

Penggunaan FCO ini merupakan bagian yang terlemah

di dalam jaringan sistem distribusi karena FCO boleh dikatakan hanya

berupa sehelai kawat yang memiliki penampang yang disesuaikan dengan

besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat

tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan

pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity)

yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut.

Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk FCO adalah kawat perak, kawat

tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan

tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan

adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi

Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah.

Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir

putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada

kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.

Tabel 1. Tabel Titik Lebur dan Resistansi Spesifik Jenis Logam Penghantar Pada FCO

No Jenis Logam Titik Lebur (oC) Resistansi Spesifik (µΩ/cm)


1 Tembaga 1090 1,7

2 Aluminium 665 2,8

3 Perak 980 1,6

4 Timah 240 11,2

5 Seng 419 6,0

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka

kawat perak di dalamtabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan

dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera

dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin Karena udara

yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan

akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan

sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak

menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu

kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan

terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini

yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan

jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung

singkat.

Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila

arus yang melalui FCO tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse

cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan FCO pada jaringan
distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas

tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang

diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman

tansformator distribusi dan pengaman pada cabang – cabang saluran feeder

yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.

b. Klasifikasi Pengaman Lebur

Fuse atau pengaman lebur tegangan tinggi menurut kekuatan dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Fuse Cut Out distribusi, mempunyai sifat:

a. Kekuatan isolasinya berada pada tingkat distribusi

b. Terutama digunakan dalam rangkaian distribusi

c. Konstruksi mekanis disesuaikan untuk dipasang diatas

tiang

d. Batas tegangan operasinya berhubungan dengan tegangan

sistem distribusinya

Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan

memegang pelebur yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena

arus lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari

gas yang dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas

api yang timbul karena mencairnya sambungan pelebur.

Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :
a. FCO tipe plug

b. FCO tipe pintu

c. FCO tipe terbuka

2. Pengaman lebur tembaga, mempunyai sifat:

a. Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga

b. Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi

c. Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam

gardu

d. Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan

sistem transmisinya

Pengaman lebur tembaga rating tegangan, arus beban dan rating arus

yang lebih tinggi daripada FCO disisi busi. Ada dua jenis pengaman lebur

tambaga, yaitu:

a. Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi

dari gas seperti pada FCO

b. Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada

waktu busur api yang timbul karena melelehnya elemen lebur

dikalahkan pembatas mekanik dan aksi pendinginan dan pengisian

pasir disekitar elemen lebur.


1. Rating Pengaman Lebur

Pengaman lebur memiliki rating tegangan, rating

arus dan rating pemutus.

1. Rating direncanakan untuk beroperasi.tegangan

Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur

2. Rating arus

Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam

Ampere pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan

kenaikan suhu yang melampaui batas.

3. Rating pemutus

Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan

rated yang dapat memutus pelebur dengan aman.

2. Karakteristik Pengaman Lebur

Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik

yaitu:

1. Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung

singkat simetri atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus

cut out).

2. Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing),

yaitu hubungan antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan
pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time

dan minimum melting time.

Karakteristik dari Fuse Cut Out (FCO) ialah lamanya waktu pemutusan

yang tergantung dari besarnya arus yang mengalir pada peleburnya.

Perbedaan kurva antara kedua tipe didasarkan pada “speed ratio”, yaitu

perbandingan antar arus leleh minimum pada 0,1 detik dan arus leleh

minimum pada 300 atau 600 detik. Untuk fuse link tipe “K” (tipe cepat)

speed ratio = 6-8. Untuk fuse link tipe “T” (tipe lambat) speed ratio

= 10-13.

Kurva karakteristik arus waktu memiliki dua macam karakteristik yaitu;

Minimum Melting (MM) dan Maximum Clearing atau Total Clearing (TC).

Karakteristik MM menunjukan kondisi link mengalami kerusakan sebagian,

dan TC adalah kondisi ketika link putus sempurna. Batas operasi minimum

fuse link dikenal sebagai rating arus kontinyu (continuous current),

sedangkan batas operasi maksimum adalah symmetrical interrupting rating .


Gambar 2.8 Konstruksi Fuse Cut Out

Keterangan:

1. Isolator porselin

2. Kontak tembaga (disepuh perak)

3. Alat pemadam/pemutus busur

4. Tutup yang dapat dilepas (dari kuningan)

5. Mata kait (dari perak)

6. Tabung pelebur (dari resin)

7. Penggantung (dari kuningan)

8. Klem pemegang (dari baja)

9. Klem terminal (dari kunin-gan)

1.

Secara umum komponen utama GTT adalah sebagai berikut :

1. Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah

(20 kV) menjadi tegangan rendah (380/200) Volt.

2. Fuse Cut Out (CO) : sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan

di gardu (trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut

tidak rusak. CO di pasang pada sisi tegangan menengah (20 kV).


3. Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang

disebabkan oleh samabaran petir dan switching (SPLN se.002/PST/73).

4. NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang di

sisi tegangan rendah (220 Volt), untuk melindungi trafo terhadap gangguan

arus lebih yang disebabkan karena hubung singkat dijaringan tegangan

rendah maupun karena beban lebih.

5. Grounding Arrester : untuk menyelurkan arus ketanah yang disebabkan oleh

tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.

6. Graunding Trafo : untuk menghindari terjadi tegangan lebih pada phasa

yang sehat bila terjadi gangguan satu fasa ketanah mauoun yang disebutkan

oleh beban tidak seimbang.

7. Grounding LV Panel : sebagai pengaman bila terjadi arus bocor

yang mengalir di LV panel.

prosedur pemasangan dan pelepasan

Anda mungkin juga menyukai