Anda di halaman 1dari 5

1

Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang
memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang
diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang
digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan
harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan
oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse
cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau
kawat paduan dari bahan-bahan tersebut.

Mengingat kawat perak memiliki konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi


dari kawat tembaga, dan memiliki temperatur 960° C, maka pada jaringan
distribusi banyak digunakan. Kawat perak ini dipasangkan di dalam tabung
porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan
menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir
melaluinya. Jenis fuse cut out ini untuk jaringan distribusi dugunakan dengan
saklar pemisah.

Pada ujung atas dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau


yang dapat dilepaskan. Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah
engsel. Kalau arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat
perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan
oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin.

Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan
timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang
ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat
perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu
itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya.

Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar


pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban
lebih atau arus hubung singkat. Umur dari fuse cut out ini tergantung pada arus
yang melaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas
maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek.
2

Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi
hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan,
lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out
ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan
pengaman pada cabang kabel penghubung anatar jaringan listrik yang menuju ke
jaringan distribusi sekunder.

1. Kontruksi Fuse Cut Out

Gambar 2. 3 Konstruksi Fuse Cut Out

Keterangan Gambar:

1. Isolator Porselin
2. Kontak Tembaga ( dibuat dari Perak)
3. Alat Pemadam Busur
4. Tutup Yang Dapat Dilepas ( dari kuningan )
5. Mata Kait ( dari brons )
6. Tabung Pelebur (dari resin)
7. Penggantung (dari kuningan)
8. Klem Pemegang ( dari baja )
9. Klem Terminal ( dari kuningan )
3

Adapun rumus dan besarnya fuse link pada FCO yang dapat digunakan
adalah (Anthony J Pansini):

daya dominal trafo


IFCO =
tegangan menengah. √3

Gambar 2. 4 Fuse Link FCO

2. Prinsip Kerja Fuse Cut Out


Menurut SOP (Standart Operational Prosedure) pada sistem distribusi fuse
cut out yang mempunyai prinsip kerja melebur, apabila dilewati oleh arus yang
melebihi batas arus nominalnya. Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS
maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan
dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering
ditemukan pada setiap transformator.

Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai
kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum
yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang
digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan
harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
4

Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya


bahan- bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak,
kawat tembaga, kawat seng, Kawat timbel atau kawat paduan dari bahan –
bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan
adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki resistansi
spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan titik lebur (oC) yang rendah.

Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan


pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut
pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.

3. Jenis Fuse Cut Out


Klasifikasi Fuse Cut Out untuk tegangan tinggi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini. Pada gambar ini diperlihatkan fuse yang dirancang
untuk penggunaan pada tegangan tinggi dapat dibedakan dalam 2 (dua)
macam yaitu Cut out Distribusi (Distribution Cutouts), dilapangan sering
disebut: Fuse Cut Out disingkat FCO dan Fuse TM (Power Fuse) yang
sering disebut MV Fuse atau Fuse pembatas arus.

Dilapangan keperluan dan cara pemasangan kedua jenis fuse ini


berbeda. Fuse cut out banyak dipergunakan pada saluran saluran
percabangan dengan konstruksi saluran udara terbuka sedangkan MV fuse
banyak dipergunakan pada panel-panel medium dengan saluran kabel atau
campuran.

Fuse cut out distribusi diklasifikasi dalam 2 macam fuse yaitu: Fuse
letupan (Expulsion Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid Filled Fuse) Namun pada
kenyataannya dilapangan fuse cut out letupan (expulsion) lebih banyak
dipakai untuk jaringan distribusi dibanding dengan power fuse, istilah
letupan (expulsi) merupakan suatu tanda yang dipergunakan fuse sebagai
tanda adanya busur listrik yang melintas didalam tabung fuse yang
kemudian dipadamkannya.
5

Peristiwa yang terjadi pada bagian dalam tabung fuse ini adalah peristiwa penguraian panas secara partial
akibat busur dan timbulnya gas yang di deionisasi pada celah busurnya sehingga busur api segera menjadi
padam pada saat arus

Anda mungkin juga menyukai