Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN MAKALAH
A. Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat dari hari kehari, menuntut ketersediaan
listrik yang semakin baik pula, dalam arti dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas
menyangkut mutu dan keandalan, sedangkan kuantitas adalah menyangkut kontinuitas sistem
penyalurannya. Untuk lebih meningkatkan keandalan mutu penyaluran dan pelayanan energi
listrik kepada konsumen, maka dibutuhkan sistem proteksi yang handal, sehingga
keberlangsungan sistem penyaluran energi listrik ke konsumen dapat dijaga semaksimal
mungkin, sesuai dengan kebutuhan konsumen.. (Reno Martin Agung Pangestu, 2013)
Salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan sistem penyaluran energi listrik ke
konsumen ini adalah dengan meminimalisir terjadinya gangguan, dengan cara melengkapi
sistem jaringan penyaluran energi listrik dengan alat proteksi. Peralatan proteksi yang
biasanya ada adalah fuse saver atau fuse cut out yang dipasang pada 20 K. [1]

B. Ruang Lingkup Makalah :


Makalah ini disusun berdasarkan Batasan hingga memberikan informasi terkait cara kerja
fuse saver atau fuse cut out sebagai model pengajaran diperkuliahan untuk memahami lebih
dalam Landasan Teori dan Cara kerja fuse saver atau fuse cut out pada Jaringan Distribusi.

C. Tujuan dan Manfaat :

Tujuan dari pembuatan Makalah ini sebagai berikut :


a. Memberikan pengetahuan tetang landasan teori Fuse Saver atau Fuse Cut Out
yang diaplikasikan pada Jaringan Tegangan Menengah hingga ke Konsumen atau
disebut Jaringan Tegangan Rendah.
b. Memberikan pengetahuan tetang cara kerja Fuse Saver atau Fuse Cut Out yang
diaplikasikan pada Jaringan Tegangan Menengah hingga ke Konsumen atau
disebut Jaringan Tegangan Rendah.

Manfaat dari pembuatan Makalah ini sebagai berikut :


a. Mengetahui dan menambah wawasan tentang aplikasi Fuse Saver atau Fuse Cut
Out yang diaplikasikan pada Jaringan Tegangan Menengah hingga ke Konsumen
atau disebut JaringanTegangan Rendah.
b. Memahami tetang cara kerja Fuse Saver atau Fuse Cut Out yang diaplikasikan
pada Jaringan Tegangan Menengah hingga ke Konsumen atau disebut Jaringan
Tegangan Rendah.
BAB II
ISI MAKALAH
A. Landasan Teori Fuse Saver atau Fuse Cut Out
1. Fuse Saver atau Fuse Cut Out
Fuse Saver atau Fuse cut out adalah suatu peralatan proteksi jaringan yang terdapat
dijaringan distribusi, fuse cut out merupakan pemutus rangkaian berbeban dengan
jaringan, caranya dengan meleburkan salah satu bagiannya berupa kawat lebur (fuse link),
sehingga bila terjadi gangguan arus lebih akibat gangguan hubung singkat yang terjadi,
fuse link bisa lebur dan segera memutus rangkaian yang terkena gangguan. Perlengkapan
fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse (fuse holder) dan fuse
link (Sudirman, Soemarto.et.al: 1985)

Sumber Gambar :
http://www.tanhoelectric.com/up_files/Drop-out-fuse-cutout1.jpg
https://izaal.files.wordpress.com/2014/07/fco.jpg?w=217&h=300
2. Prinsip Kerja Fuse cut out
Prinsip kerja dari fuse cut out adalah dengan merasakan arus yang melewati dirinya,
jadi saat terjadi gangguan hubung singkat dan timbul arus lebih, elemen pelebur pada
kawat fuse link putus, karena arus yang melewati fuse link sudah melebihi rating arus
pengenal fuse link, sehingga elemen kawat lebur putus, maka terjadilah arcing pada holder
sehingga pegas/per yang terdapat pada line terminal bekerja dengan menurun kan lead
konduktor dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.(

Irfan Affandi 2010).

Sumber Gambar :
https://arrester.files.wordpress.com/2010/10/single-line.jpg

3. Fungsi fuse cut out pada jaringan distribusi 20 KV


1. Tanggap terhadap arus lebih dari sistem atau peralatan yang dilindunginya, oleh
karena melebur.
2. .Memutus (memadamkan) arus lebih dan tahan terhadap perubahan tegangan balik
yang timbul karena pemutusan tersebut.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada
konsumen (Azis Nurrochma Wardana 2013).

4. Penentuan Rating Arus FCO ( Warsito, Adiwardojo et.al.1994)


1. Sebagai pengaman trafo tenaga 20KV/220V, dihitung dengan mengantisipasi
inrush curent trafo.
Ifuse = 1,02 s/d 1,3 In trafo (Amp)
biasanya diambil 1,1 s/d 1,2 x In trafo
2. Sebagai pengaman pada jaringan SUTM : dihitung dengan mengantisipasi inrush
current dari seluruh trafo yang tersambung sesudah pelebur terpasang.
Ifuse = 1,02 s/d 1,3 In trafo (jumlah daya trafo yang terpasang) (Amp)
Biasanya diambil 1,1 s/d 1,2 x In trafo
3. Rumus untuk menghitung In pada trafo.
5. Kontruksi Fuse Saver atau Fuse Cut Out
Pengaman Lebur yang banyak digunakan pada jaringan distribusi adalah jenis letupan
dengan konstruksi type Fuse Cut Out (FCO).
Fuse tersebut tidak dilengkapi dengan alat peredam busur api, sehingga bila digunakan
untuk daya yang besar maka fuse tidak mampu meredam busur api yang timbul pada saat
terjadi gangguan akibatnya timbul ledakan. Karena itu fuse ini dikategorikan sebagai
pengaman jenis letupan.

6. Karakteristik Fuse Saver atau Fuse Cut Out


Ada dua tipe Karakteristik fuse yang banyak digunakan yaitu :
➢ Fuse Link tipe pemutusan cepat ( K )
➢ Fuse Link tipe pemutusan lambat ( T ).

B. Cara Kerja Fuse Saver atau Fuse Cut Out

Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja melebur,
apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya Fuse Cut Out
dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan hubung
singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering
ditemukan pada setiap transformator.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan
distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki
penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di
dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan
pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.
Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang
digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat
timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat
diatas, yang sering digunakan adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak
memiliki Resistansi Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang
rendah. Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih
sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa,
sehingga arus mengalir melaluinya.

Resistansi Spesifik
No Jenis Logam Titik Lebur (Celcius)
(µΩ/cm)
1. Tembaga 1090 1,7
2. Alumunium 665 2,8
3. Perak 980 1,6
4. Timah 240 11,2
5. Seng 419 6,0

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di
dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada
waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di
dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka
kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas
yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat
perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat
akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar
dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar
pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih
atau arus hubung singkat.
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang
melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih
pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang
memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai
lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai
pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran feeder
yang menuju ke jaringan distribusi sekunder. [3]
BAB II
KESIMPULAN
Kemudian dari hasil mencermati isi makalah yang berupa landasan teori dan cara kerja dari
Fuse Saver atau Fuse Cut Out, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada dasarnya Fuse Saver atau yang biasa disebut dengan Fuse Cut Out suatu
peralatan proteksi jaringan yang terdapat dijaringan distribusi, fuse cut out merupakan
pemutus rangkaian berbeban dengan jaringan, caranya dengan meleburkan salah satu
bagiannya berupa kawat lebur (fuse link), sehingga bila terjadi gangguan arus lebih
akibat gangguan hubung singkat yang terjadi, fuse link bisa lebur dan segera memutus
rangkaian yang terkena gangguan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai
pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
2. Fungsi bila disingkat dari Fuse Saver atau Fuse Cut Out ialah pengaman pengantar
atau penghubung antara jaringan ke konsumen (beban), agar saat terjadi hubung
singkat atau gangguan dijaringan tidak mempengaruhi jaringan yang lain.
3. Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan
distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang
memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang
diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan
pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki
daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur
bahan tersebut.
4. Maka dari itu cara kerja Fuse Saver atau Fuse Cut Out jika arus beban lebih
melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam tabung porselin
akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus
terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung
porselin. Adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari
kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar
pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban
lebih atau arus hubung singkat.
Daftar Pustaka :
[1] Iman Setiono, Dery Prasetyo,“ SISTEM PENGAMANAN PENYALURAN ENERGI
LISTRIK SATU FASA TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN FUSE CUT
OUT ”, PSD III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro., Unisbank
Semarang, pp. 298-305, 28 Juli 2016.
[2] ROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS
UNISBANK (SENDI_U) KE-2 Tahun 2016 Kajian Multi Disiplin Ilmu dalam
Pengembangan IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional Semesta Berencan
(PNSB) sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Global
[3] Aji Nurmawan, “Prinsip Kerja Fuse Cut Out (FCO),” Dunia Listrik dan Infromasi
Terkini, Minggu, 12 April 2015,[Online]. Tersedia :
http://dunialistrikelektron.blogspot.co.id/2015/04/prinsip-kerja-fuse-cut-out-fco.html
[Diakses : 22 Mei 2018]

Anda mungkin juga menyukai