SISTEM DISTRIBUSI
PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Disusun Oleh :
ARDIYANSAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi
yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk
mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen tegangan menengah maupun
konsumen tegangan rendah. Sehingga gardu distribusi termasuk komponen
terpenting dalam suatu sistem distribusi. Komponen terpenting pada gardu distribusi
adalah trafo. Trafo tersebut berfungsi sebagai penurun tegangan (step down
transformer), yang menurunkan tegangan 20 kV (tegangan menengah) menjadi
400/230 V (tegangan rendah). Karena trafo terhubung dengan saluran udara 20 kV
dan penempatannya di tempat terbuka sehingga pada trafo dapat terjadi gangguan
tegangan lebih akibat sambaran petir secara langsung atau sambaran petir tidak
langsung (induksi). Sambaran petir akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi
melebihi kemampuan isolasi trafo sehingga dapat menyebabkan kerusakan isolasi
yang fatal. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka setiap pemasangan trafo
distribusi 20 kV pada setiap gardu distribusi selalu dilengkapi dengan lightning
arrester. Pemasangan lightning arrester pada setiap gardu berbeda penempatan
atau kedudukannya. Penempatan lightning arrester dapat mempengaruhi kinerja
lightning arrester tersebut dalam memproteksi trafo dan peralatan lainnya pada
gardu distribusi.
2. Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear).
1. Jenis Silicon Carbide ( SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringan-piringan
tahanan, dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: harga
tahanannya turun dengan cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga tegangan
antara terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik kembali jika arus
terpa sudah lewat sehingga memotong arus ikutan pada titik nol pertamanya. Sela
api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan ditempatkan didalam rumah
porselen kedap air sehingga terlindung dari kelembapan, pengotoran dan hujan.
Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api (sparks gap)
menimbulkan masalah.Untuk mengatasi ini dipasang kapasitor dan tahanan non
linear paralel dengan sela api.Pada daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor dan
tahanan linear dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila tegangan
lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang diserikan, arus akan
sangat tinggi untuk mempercepat redanya tegangan lebih.
Tegangan tertinggi yang akan muncul pada penangkal petir adalah tegangan
loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear pada saat lonjakan arus
mengalir. Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal disebut tegangan
loncatan pulsa bunga api seratus persen (Maximum 100% Impulse Spark Over
Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear pada saat arus loncatan
mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah harga-harga ini semakin baik
tingkat perlindungan pada peralatan.
Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi normal
dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk mempertahankan
temperature dibagian dalam arrester lima derajat lebih tinggi dari temperature
sekeliling sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam arrester.Gambar
arrester jenis ini diperlihatkan pada gambar 3.5.
Kerugiannya :
Kegagalan LA memadamkan sistem penyulang
Penghantar LA lebih panjang
2. Pemasangan Lightning Arrester setelah FCO
Keuntungan :
Jika LA rusak atau gagal, FCO putus tidak memadamkan sistem
SUTM
Kerugiannya :
fuse link rentan terhadap surja petir
Untuk saluran udara sangat panjang, pemasangan LA sesudah FCO dapat
dipertimbangkan dengan menggunakan fuse link type – H.
Untuk saluran udara pendek, pemasangan LA sebelum FCO lebih baik sebagai
pilihan