Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM DISTRIBUSI
PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

Ditujukan Guna Sebagai Persyaratan SKTTK DISTEM


Asisten Manajer Pembangunan dan Pemasangan Distribusi
Tegangan Menengah Level 5

Disusun Oleh :

ARDIYANSAH

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi
yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk
mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen tegangan menengah maupun
konsumen tegangan rendah. Sehingga gardu distribusi termasuk komponen
terpenting dalam suatu sistem distribusi. Komponen terpenting pada gardu distribusi
adalah trafo. Trafo tersebut berfungsi sebagai penurun tegangan (step down
transformer), yang menurunkan tegangan 20 kV (tegangan menengah) menjadi
400/230 V (tegangan rendah). Karena trafo terhubung dengan saluran udara 20 kV
dan penempatannya di tempat terbuka sehingga pada trafo dapat terjadi gangguan
tegangan lebih akibat sambaran petir secara langsung atau sambaran petir tidak
langsung (induksi). Sambaran petir akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi
melebihi kemampuan isolasi trafo sehingga dapat menyebabkan kerusakan isolasi
yang fatal. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka setiap pemasangan trafo
distribusi 20 kV pada setiap gardu distribusi selalu dilengkapi dengan lightning
arrester. Pemasangan lightning arrester pada setiap gardu berbeda penempatan
atau kedudukannya. Penempatan lightning arrester dapat mempengaruhi kinerja
lightning arrester tersebut dalam memproteksi trafo dan peralatan lainnya pada
gardu distribusi.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Syarat untuk memenuhi pelaksanaan proyek akhir pada jurusan teknik elektro
program diploma di sekolah tinggi teknik PLN
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari pemasangan lightning arrester pada
gardu distribusi dalam memproteksi peralatan yang ada di gardu distribusi.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembahasan proyek akhir ini adalah :
1. Menambah pengalaman dalam bidang kelistrikan yaitu dengan cara
membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di
lapangan
2. Memberikan sumbangan pikiran dan wawasan yang bermanfaat buat orang lain.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang didapatkan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja arrester dalam memproteksi peralatan yang terdapat dalam
gardu distribusi?
2. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan Lightning Arrester ?

1.4 Batasan Masalah


Sistem pengaman pada gardu distribusi memiliki banyak macam jenis
pengaman. Ruang lingkup permasalahanya sangat luas, agar dalam
pembahasannya tidak terlalu meluas maka perlu adanya pembatasan masalah.
Pada laporan akhir ini penulis membatasi masalah dan mengambil pokok
penulisan tentang penggunaan lightning arrester sebagai pengaman gardu distribusi.
PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER PADA GARDU DISTRIBUSI

3.1 Lightning Arrester


Lightning arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan
listrik terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang
dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan yang
mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada
peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal, lightning arrester berfungsi sebagai
isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku sebagai konduktor yang
mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester harus cepat
kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka.
Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning arrester tidak boleh
melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti kemungkinan besar lightning
arrester mengalami kerusakan.

Gambar 3.1. Lightning Arrester

Pemasangan lightning arrester yang dipergunakan untuk mengamankan


transformator tenaga:
(a) (b)

Gambar 3.2. a) pemasangan lightning arrester yang salah. b) pemasangan lightning


arrester yang benar.
Pemasangannya seperti gambar 3.2.a diatas adalah salah karena kalau terjadi
gelombang berjalan karena petir di penghantar SUTM, akan mengakibatkan
pantulan antara penghantar yang masuk ke transformator tenaga dan arrester.
Pemasangan seperti terlihat pada gambar 3.2.b adalah betul, kalau terjadi
gelombang berjalan dari petir di penghantar SUTM, maka ada choping dari arrester
sehingga tegangan petir menjadi kecil yang masuk ke trafo, choping arrester dapat
dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini. Sebaiknya kawat tanah dari kabel di sambung
dengan kawat pentanahan dari arrester, kalau terjadi gelombang petir hasil choping
dari arrester yang masih masuk kesistem masih dibawah BIL trafo maupun
generator, dan pengaman generator terutama AVR tidak sempat bekerja
Chopping oleh Arrester.
dimana pada Arrester mengalir arus petir.
Gelombang petir
teg petir
Waktu ( s)

3.1.1 Jenis Lightning Arrester


Lightning arrester terdiri dari dua jenis yaitu jenis Ekspulasi dan jenis Tahanan
Tak Linear.
1. Expulsion Type Lightning Arrester (Protector Tube)
Arrester ini merupakan tabung yang terdiri dari :
Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dilalui
arus (bahan fiber).
Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin,
untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala setelah
gangguan diatasi.
Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung salah satu elektroda
dihubungkan ketanah.
Gambar 3.4. Elemen-elemen lightning arrester jenis ekspulsi
Setiap kawat phasa mempunyai tabung pelindung. Pada waktu tegangan terpa
melalui sela batang dan sela bunga api maka impedansi tabung akan menjadi
rendah sehingga arus terpa dan arus sistem mengalir ketanah. Tegangan diantara
saluran dengan tanah turun setelah tembus terjadi.
Bagaimanapun arus yang mengalir akan membakar fiber dan menghasilkan gas
yang bergerak cepat kearah lubang pembuangan dibagian bawah arrester.Tekanan
gas ini akan mematikan bunga api pada saat arus melalui titik nol pertamanya.
Waktu pemadaman busur api ini hanya setengah atau satu siklus sehingga RRV
(Rate of Recovering Voltage) lebih lambat dari rate of rise kekuatan dielektrik isolasi.
Beda waktu ini cukup pendek untuk dapat dibaca oleh rele pelindung sehingga CB
(Circuit Breaker) tetap bekerja (tertutup) dan pelayanan daya tidak terganggu.
Segera setelah gas ditekan keluar dan api menjadi padam sistem dapat bekerja
kembali dengan normal.
1. Kelemahan dan kerugian lightning arrester type expulsi
Terbatas pada sistem yang mempunyai besar arus sistem kurang dari 1/3 dari
besarnya arus terpa. Karena arus yang sangat besar menyebabkan fiber habis
terbakar dan arus yang terlalu kecil tidak mampu menghasilkan cukup gas pada
tabung untuk mematikan busur api.
Karena setiap arrester bekerja, permukaan tabung akan rusak karena terbakar
maka arrester ini mempunyai batasan pada jumlah operasinya dimana arrester ini
masih dapat berfungsi dengan baik.
Walaupun termasuk pemotong terpa yang murah karena kemampuannya
memotong arus ikutan namun sama sekali tidak cocok untuk perlindungan
peralatan-peralatan gardu yang mahal karena V-T (Tegangan – Waktu)
karakteristiknya yang buruk.
2. Pemakaian lightning arrester jenis Expulsi:
Umumnya dipakai untuk melindungi isolator transmisi. V-T karakteristik dari
arrester ini lebih datar daripada isolator sehingga dapat mudah dikoordinasikan
untuk melindungi isolator dari tembus permukaan.
Dipakai pada tiang transmisi sebelum memasuki peralatan untuk memotong arus
terpa yang datang sehingga berfungsi mengurangi kerja dari arrester di gardu.
Pada trafo-trafo kecil di pedesaan dimana pemotong petir tipe tahanan tak linear
sangat mahal dan pemakaian sela batang akan memberikan perlindungan yang
cukup.
Pada tiang transmisi tertentu yang sangat tinggi (misalnya penyeberangan sungai)
dimana kemungkinan disambar petir cukup tinggi.
3. Jenis-jenis lightning arrester type expulsi:
Jenis Transmisi digunakan pada jaringan transmisi untuk melindungi isolator
Jenis Distribusi digunakan untuk melindungi trafo pada jaringan-jaringan distribusi
dan peralatan-peralatan distribusi.

2. Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear).
1. Jenis Silicon Carbide ( SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringan-piringan
tahanan, dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: harga
tahanannya turun dengan cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga tegangan
antara terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik kembali jika arus
terpa sudah lewat sehingga memotong arus ikutan pada titik nol pertamanya. Sela
api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan ditempatkan didalam rumah
porselen kedap air sehingga terlindung dari kelembapan, pengotoran dan hujan.
Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api (sparks gap)
menimbulkan masalah.Untuk mengatasi ini dipasang kapasitor dan tahanan non
linear paralel dengan sela api.Pada daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor dan
tahanan linear dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila tegangan
lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang diserikan, arus akan
sangat tinggi untuk mempercepat redanya tegangan lebih.
Tegangan tertinggi yang akan muncul pada penangkal petir adalah tegangan
loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear pada saat lonjakan arus
mengalir. Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal disebut tegangan
loncatan pulsa bunga api seratus persen (Maximum 100% Impulse Spark Over
Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear pada saat arus loncatan
mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah harga-harga ini semakin baik
tingkat perlindungan pada peralatan.
Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi normal
dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk mempertahankan
temperature dibagian dalam arrester lima derajat lebih tinggi dari temperature
sekeliling sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam arrester.Gambar
arrester jenis ini diperlihatkan pada gambar 3.5.

2. Jenis Metal Oxide ( MOV)


Arrester jenis Metal Oxide hanya terdiri dari unit-unit tahanan tak linear yang
terhubung satu sama lainnya tanpa memakai sela percik pada setiap unit.
Untuk arrester jenis Metal Oxide material tahanan tak linear pada dasarnya
keramik yang dibentuk dari oksida seng ( ZnO) dengan penambahan oksida lain.
Bahan ini telah banyak dipakai untuk perlindungan rangkaian-rangkaian yang
bekerja pada beberapa kV sampai dengan tegangan transmisi. Karena derajad
ketidaklinearan yang tinggi, bahan ini memungkinkan penyederhanaan dalam desain
dan dapat memperbaiki penampilan dalam lingkungan tertentu.
3. Jenis-jenis lightning arrester tipe tahanan tak linear
Jenis Gardu (Station Type) , jenis ini merupakan penangkap petir paling efisien
dan mahal yang umumnya digunakan untuk melindungi peralatan-peralatan penting
pada gardu-gardu besar ( sistem dengan tegangan diatas 70 kV).
Jenis Hantaran (Line Type) , jenis ini lebih murah dan digunakan untuk melindungi
gardu dengan tegangan kerja dibawah 70 kV.
Penangkap petir jenis gardu untuk melindungi motor/generator, digunakan untuk
sistem dengan tegangan 2,2 kV sampai 15 kV.
Penangkap petir sekunder (Secondary Arrester) berguna untuk melindungi
peralatan-peralatan tegangan rendah dengan tegangan kerja sistem antara 120 V
sampai 750 V.

3.1.2 Tingkat Pengenal Dari Lightning Arrester (Rating Lightning Arrester)


1. Tegangan nominal atau tegangan pengenal
(Nominal Voltage Arrester) adalah tegangan dimana arrester masih dapat
bekerja sesuai dengan karakteristiknya. Arrester tidak dapat bekerja pada tegangan
maksimum sistem yang direncanakan, tetapi mampu memutuskan arus ikutan dari
sistem secara efektif. Tegangan pengenal dari arrester harus lebih tinggi dari
tegangan phasa sehat ketanah, jika tidak demikian maka arrester akan melewatkan
arus ikutan sistem terlalu besar yang menyebabkan arrester rusak akibat beban
lebih termis (thermal overloading). Tegangan tertinggi sebagai berikut:
Tegangan sistem tertinggi (system highest voltage), umumnya diambil harga 110%
dari harga tegangan nominal sistem.
Koefisien pentanahan , didefenisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms
phasa sehat ke tanah dalam keadaan gangguan pada tempat dimana arrester
dipasang, dengan tegangan rms phasa ke phasa tertinggi dari sistem dalam
keadaan tidak ada gangguan. Jadi tegangan pengenal dari arrester (arrester rating)
adalah tegangan rms phasa ke phasa x 1.10 x koefisien pentanahan.
Sistem yang ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 0.8.Arrester disebut
arrester 80%. Sistem yang tidak ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 1,0
.Arrester ini disebut arrester 100%.
Arus Pelepasan Nominal ( Nominal Discharge Current )
Adalah arus pelepasan dengan harga puncak dan bentuk gelombang tertentu
yang digunakan untuk menentukan kelas dari arrester sesuai dengan :
Kemampuan melewatkan arus
Karakteristik Perlindungan
Bentuk gelombang arus pelepasan tersebut adalah :
a. Menurut standar Inggris/Eropa (IEC) 8 μs / 20 μs
b. Menurut standar Amerika 10 μs/ 20 μs dengan kelas
Kelas Arus 10 kA untuk perlindungan Peralatan besar dengan frekuensi sambaran
petir yang cukup tinggi dengan tegangan sistem diatas 70 kV.
Kelas arus 5 kA untuk tegangan sistem dibawah 70 kV
Kelas 2,5 kV untuk gardu-gardu kecil dengan tegangan sistem dibawah 22 kV.
Kelas arus 1,5 kA untuk melindungi trafo-trafo kecil.
3. Tegangan Percik Impuls 100 % ( 100 % Impulse Spark Over Voltage)
Adalah tegangan gelombang impuls tertinggi yang terjadi pada terminal arrester
sebelum arrester itu bekerja. Bentuk gelombang impuls petir seperti gambar 3.7
adalah 1,2 μs/ 50 μs. Hal ini menunjukkan bahwa jika tegangan puncak terpa petir
yang datang mempunyai harga yang lebih tinggi atau sama dengan tegangan percik
minimum dari penangkal petir maka penangkap petir ini akan bekerja memotong
terpa petir tersebut dan mengalirkan ke tanah.
Tegangan Sisa (Residual Voltage dari dischargeVoltage)/ Tegangan Kerja
Adalah tegangan yang timbul diantara terminal arrester pada saat arus
pelepasan mengalir ke tanah.Tegangan sisa dan tegangan nominal dari suatu
arrester tergantung kepada kecuraman gelombang arus yang datang (di/dt dalam A/
μs) dan amplitudo dari arus pelepasan. Untuk menentukan tegangan sisa ini
digunakan impuls arus sebesar 8 μs/20 μs (standar IEC) dengan harga puncak arus
pelepasan 5 kA dan 10 kA.Untuk harga arus pelepasan yang lebih tinggi maka
tegangan sisa ini tidak akan naik lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena
karakteristik tahanan yang tidak linear dari arrester.
Umumnya tegangan sisa tidak akan melebihi BIL (Basic Insulation Level =
Tingkat Isolasi Dasar = TID) dari peralatan yang dilindungi walaupun arus
pelepasan maksimum mencapai 65 kA hingga 100 kA.
Arus Pelepasan Maksimum (Maximum Discharge Current )
Adalah arus terpa maksimum yang dapat mengalir melalui penangkap petir
setelah tembusnya sela seri tanpa merusak atau merubah karakteristik dari arrester.
6. Tegangan Percikan Frekuensi Jala-jala ( Power Frequency Spark Over Voltage)
Arrester tidak boleh bekerja pada gangguan lebih dalam (internal over voltage)
dengan amplitude yang rendah karena dapat membahayakan sistem.
Untuk alasan ini maka ditentukan tegangan percikan frekuensi jala-jala minimum.
Menurut standar Inggris tegangan percikan jala-jala minimum = 1.6 x tegangan
pengenal arrester.
Menurut Standar IEC (International Electrotechnical Commision) tegangan
percikan jala-jala minimum adalah = 1.5 x tegangan pengenal arrester.
7. Tegangan Percikan Akibat Pensaklaran (Spark Over Voltage by Switching Over
Voltages)
Tegangan percik pada celah seri akibat terkenal gangguan tegangan lebih oleh
proses pensaklaran oleh peralatan penghubung (switchgear).Karakteristik
gelombang impuls surja hubung dinyatakan dengan 250 / 2500 μs.

3.2 Koordinasi Isolasi


Korelasi antara kemampuan isolasi peralatan listrik dengan alat pelindung
(protective device) sehingga isolasi dari peralatan terlindung dari bahaya tegangan
lebih. Tujuan koordinasi isolasi ini adalah untuk menciptakan suatu sistem yang
bagian-bagiannya, masing-masing dan satu sama lain mempunyai ketahanan isolasi
yang sedemikian rupa sehingga dalam setiap kondisi operasi kualitas pelayanan /
penyediaan tenaga listrik dapat dicapai dengan biaya seminimum mungkin.
Koordinasi isolasi yang baik akan mampu menjamin :
Bahwa isolasi peralatan akan mampu menahan tegangan kerja sistem yang normal
dan tegangan tidak normal yang mungkin timbul dalam sistem.
Bahwa isolasi peralatan akan gagal hanya jika terjadi tegangan lebih luar.
Bahwa jika kegagalan terjadi maka hanya pada tempat-tempat yang menimbulkan
kerusakan paling minimum.
Masalah koordinasi isolasi pada sistem tenaga menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
1. Penentuan Isolasi Hantaran
Penentuan isolasi dari hantaran harus mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya tegangan lebih petir (surja petir), tegangan lebih switching dan tegangan
lebih dengan frekuensi jala-jala. Dengan bertambahnya pengetahuan akan
fenomena petir maka dimungkinkan untuk menentukan keandalan sistem
berdasarkan parameter-parameter petir yang telah diketahui tersebut.Isolasi
hantaran udara harus cukup tinggi untuk mencegah terjadi kegagalan oleh surja
hubung dan tegangan lebih frekuensi jala-jala dengan memperhitungkan pengaruh
lingkungan/alam yang dapat menurunkan tegangan tembus dari isolator.
Dalam praktek umumnya isolator hantaran udara masih dinaikkan harga tahanan
isolasinya dengan cara menambah beberapa piringan isolator lagi untuk mencegah
kemungkinan isolator rusak. Isolasi hantaran udara tidak berhubungan langsung
dengan tingkat isolasi peralatan didalam gardu. Walaupun demikian sangat
menentukan didalam koordinasi isolasi karena tegangan tembus impuls pada
isolator hantaran udara menentukan tegangan impuls tertinggi yang masuk ke gardu
berupa gelombang berjalan.
2. Tingkat Isolasi Dasar Peralatan Peralatan
Tingkat Isolasi Dasar (Basic Insulation Level) merupakan daya tahan terhadap
tegangan impuls standar yang masih dapat ditahan isolasi. Sebagian besar
peralatan peralatan seperti transformator, pemutus daya, saklar pemisah,
transformator arus, transformator tegangan dibuat dengan tingkat isolasi yang sama.
Kecuali transformator yang diproduksi dengan tingkat isolasi yang lebih rendah
dengan alasan ekonomis dan transformator umumnya dilindungi langsung oleh
arrester.
Karena letaknya yang dekat dengan transformator, maka sebagian dari peralatan
di gardu akan terletak diluar daerah lindung dari arrester. Daerah lindung ditentukan
oleh: ketahanan isolasi dari peralatan, tegangan kerja dari penangkap petir dan jarak
antara penangkap petir dengan peralatan tersebut.
Peralatan – peralatan yang terletak diluar dari daerah lindung penangkap petir
akan diberikan Tingkat Isolasi Dasar yang satu tingkat lebih tinggi.Pada umumnya
tingkat isolasi dari peralatan gardu seperti pemutus daya busbar, saklar pemisah,
trafo pengukuran mempunyai T.I.D 10 % lebih tinggi dari TID trafo.Tingkat isolasi
antara kutub-kutub pada saklar pemisah yang terbuka harus 10-15 % lebih tinggi
dari tingkat isolasi kutub tersebut ke tanah.

3.3 Pemilihan Lightning Arrester


Untuk penyederhanaan dalam pemilihan lightning arrester ditentukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Penentuan besarnya tegangan lebih satu phasa ke tanah atau tegangan lebih akibat
kerja sistem yang tidak normal pada lokasi dimana arrester dipasang. Tegangan
lebih ini akibat gangguan satu phasa ke tanah dapat menyebabkan kenaikan
tegangan phasa sehat lainnya. Besarnya tegangan ini tergantung dari karakteristik
sistem dan jenis pentanahan sistem pada waktu gangguan terjadi.
2. Perkiraan besarnya tegangan pengenal arrester pada frekuensi jala-jala. Jika
tegangan tinggi sistem dan koefisien pentanahan sudah diketahui maka tegangan
pengenal dari arrester sudah dapat dihitung secara kasar. Tegangan pengenal tidak
boleh lebih rendah dari perkalian kedua harga diatas. Misal: Tegangan sistem 20 kV
ditanahkan efektif maka tegangan pengenal (110 % x 20 kV) x 0,8 = 17.6 kV.
Tegangan pengenal standar untuk sistem 20 kV adalah 17,6 kV.
3. Memilih besarnya arus impuls yang diperkirakan akan dilepas melalui
arrester. Untuk penangkap petir yang dipasang digardu berlaku :
................................................................(3.1)
dimana :
= arus pelepasan arrester
= tegangan gelombang datang/berdasarkan jumlah isolator terpasang.
= tegangan sisa /tegangan residual.
Z = impedansi saluran.

4. Tegangan Pelepasan (Tegangan Kerja/Sisa Arrester) adalah karakteristik yang


paling penting dari arrester untuk perlindungan di Peralatan. Tegangan kerja
penangkap petir ada dibawah T.I.D peralatan yang dilindungi, maka dengan faktor
keamanan yang cukup perlindungan peralatan yang optimum dapat diperoleh.
Tegangan kerja tergantung pada arus pelepasan arrester dan kecuraman
gelombang datang. Tegangan kerja arrester akan naik dengan naiknya arus
pelepasan tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan tak linear dari arrester.
5. Faktor perlindungan adalah besar perbedaan tegangan antara T.I.D dari peralatan
yang dilindungi dengan tegangan kerja dari arrester. Pada waktu menentukan
tingkat perlindungan peralatan yang dilindungi oleh penangkap petir umumnya
diambil harga 10 % diatas tegangan kerja arrester tujuannya untuk mengatasi
kenaikan tegangan pada kawat penghubung dan toleransi pabrik.
Besarnya faktor perlindungan ini umumnya lebih besar atau sama dengan 20 % dari
TID peralatan arrester yang dipasang dekat dengan peralatan yang dilindungi.
Contoh:
Tegangan kerja arrester untuk sistem 220 kV adalah 649 kV perlindungan ini
ditambah 10 % untuk kawat penghubung, toleransi pabrik dan lain-lain sehingga
tingkat perlindungan arrester menjadi 713 kV, pilih TID peralatan sebesar 950 kV.
Faktor perlindungan = (950 – 713 ) kV = 237 kV. Faktor perlindungan ini lebih besar
dari 20% dari TID peralatan, sehingga arrester ini sudah memberi faktor
perlindungan yang baik.
6. Jarak Lindung Arrester
Jarak lindung dari arrester ke peralatan yang dilindungi (dalam hal ini adalah
transformator) adalah :
.......................................................................(3.2)
dimana :
L = Jarak antara arrester dengan peralatan yang dilindungi (m)
= Tegangan ketahanan terhadap gelombang impuls dari peralatan yang
dilindungi (kV)
= tegangan kerja arrester (kV)
du/dt = Kecuraman dari gelombang yang datang (kV/μs) nilai berkisar antara 1000
kV/μs - 2000 kV/μs.
V = kecepatan propagasi geombang tegangan lebih ; 300 m/ μs untuk saluran
udara, 150 m/ μs untuk kabel.
7. Lokasi Pemasangan Arrester
Umumnya alat-alat pelindungan harus diletakkan sedekat mungkin dengan
peralatan yang akan dilindungi, terutama pada ujung distribusi dimana
terdapat gardu atau trafo.
Karena biaya yang mahal maka tidak mungkin memasang arrester pada setiap
peralatan di gardu untuk melindungi peralatan tersebut. Hal ini tidak perlu dilakukan
karena ada faktor perlindungan dari alat pelindungan dari arrester, oleh karena itu
hanya peralatan yang penting saja yang dilengkapi dengan arrester. Transformator
merupakan peralatan yang paling mahal dan yang paling penting pada sebuah
gardu. Jika trafo rusak maka perbaikan / pergantiannya akan mahal, membutuhkan
waktu yang lama, dan juga kerugian akibat terputusnya daya cukup besar.
Selain itu trafo adalah ujung terminal dari suatu transmisi, tempat paling sering
terjadi pemantulan gelombang. Pada sistem diatas 220 kV TID dari transformator
dapat diperendah pada batas-batas yang diizinkan untuk memperkecil biaya isolasi.
Karena alasan-alasan tersebut diatas maka arrester pada peralatan umumnya
dipasang pada terminal trafo daya.
Arrester berfungsi sebagai by-pass di sekitar lokasi yang membentuk jalan
dengan mudah dilalui oleh tegangan lebih ke sistim pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tidak merusak peralatan isolasi listrik. By-pass ini
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran frequensi 50 Hz.
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul gangguan
surja, alat ini berfungsi sebagai konduktor yang tahanannya relative rendah agar
dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester dengan
cepat kembali menjadi isolasi.

3.4 Posisi Pemasangan Lightning Arrester


1. Pemasangan Lightning Arrester sebelum FCO
Keuntungannya :
Pengamanan terhadap surja petir tidak dipengaruhi oleh kemungkinan FCO putus.

Kerugiannya :
Kegagalan LA memadamkan sistem penyulang
Penghantar LA lebih panjang
2. Pemasangan Lightning Arrester setelah FCO
Keuntungan :
Jika LA rusak atau gagal, FCO putus tidak memadamkan sistem
SUTM
Kerugiannya :
fuse link rentan terhadap surja petir
Untuk saluran udara sangat panjang, pemasangan LA sesudah FCO dapat
dipertimbangkan dengan menggunakan fuse link type – H.
Untuk saluran udara pendek, pemasangan LA sebelum FCO lebih baik sebagai
pilihan

Anda mungkin juga menyukai