PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di
tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis
dari luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu
menahan tegangan tembus yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan kawat pada
SUTM maka kabel tanah banyak memiliki keuntungan diantaranya :
Kabel
a. Tiang Listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu
tiang memakai tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik
jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian
sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa
pipa makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang bawah mempunyai
diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.
Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu dipasang
diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada
tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan
mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan
peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk membuat
lubang-lubang baut.
c. Isolator
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross
Arm. Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah
isolator tumpu. Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan
isolator tumpu biasanya dipasang pada tiang penyangga.
2.2 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JTM DAN GTT
Gangguan Pada Gardu Trafo Distribusi
A. Gangguan Sambaran Petir
Gangguan sambaran petir dibagi atas dua, yaitu sambaran langsung dan
sambaran tidak langsung. Sambaran langsung adalah sambaran petir dari awan
yang langsung menyambar jaringan sehingga menyebabkan naiknya tegangan
dengan cepat. Daerah yang terkena sambaran dapat terjadi pada tower dan juga
kawat penghantar. Besarnya tegangan dan arus akibat sambaran ini tergantung
pada besar arus kilat, waktu muka, dan jenis tiang saluran. Sambaran tidak
langsung atau sambaran induksi adalah sambaran petir ke bumi atau sambaran
petir dari awan ke awan di dekat saluran sehingga menyebabkan timbulnya
muatan induksi pada jaringan. Pada saluran udara tegangan menengah (SUTM),
gangguan akibat sambaran tidak langsung ini tidak boleh diabaikan. Gangguan
akibat sambaran tidak langsung ini pada umumnya lebih banyak terjadi
dibandingkan akibat sambaran langsung, dikarenakan luasnya daerah sambaran
induksi.
Spesifikasi dari suatu gelombang petir :
a) Puncak (crest) gelombang, E (kV), yaitu amplitudo maksimum dari gelombang.
b) Muka (front) gelombang, t1 (mikrodetik), yaitu waktu dari permulaan sampai
puncak. Ini diambil dari 10% E sampai 90% E.
c) Ekor (tril) gelombang, yaitu bagian belakang puncak. Panjang gelombang, t2
(mikrodetik), yaitu waktu dari permulaan sampai titik 50% E pada ekor
gelombang.
Dalam usaha menjaga kontinuitas pelayanan tenaga listrik dan menjaga agar
peralatan pada jaringan primer 20 kV tidak mengalami kerusakan total akibat
gangguan, maka mutlak diperlukan peralatan pengaman dan pemeliharaan. Adapun
peralatan pengaman yang digunakan pada jaringan tegangan menengah 20 kV
terbagi menjadi :
1. Peralatan pemisah atau penghubung.
2. Peralatan pengaman arus lebih.
3. Peralatan pengaman tegangan lebih.
Agar suatu sistem distribusi dapat berfungsi secara baik, gangguan – gangguan
yang terjadi pada tiap bagian harus dapat dideteksi dan dipisahkan dari sistem
lainnya dalam waktu yang singkat, bahkan sebisa mungkin pada awal terjadinya
gangguan. Keberhasilan berfungsinya proteksi memerlukan adanya suatu
koordinasi antara berbagai alat proteksi yang dipakai. Fungsi sistem pengaman
adalah :
1. Melokalisir gangguan untuk membebaskan perlatan dari gangguan.
2. Membebaskan bagian yang tidak bekerja normal, untuk mencegah
kerusakan.
3. Memberi petunjuk atau indikasi atas lokasi serta macam dari kegagalan.
4. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi
kepada konsumen.
5. Untuk mengamankan keselamatan manusia terutama terhadap bahaya yang
ditimbulkan listrik.
Dalam upaya menanggulangi terhadap bahaya tegangan lebih atau arus lebih,
maka persyaratan yang diperlukan bagi alat pengaman yang baik adalah :
1. Kepekaan (Sensitivity)
Pada prinsipnya relay harus cukup peka sehingga dapat mendeteksi
gangguan di kawasan pengamannya, termasuk kawasan pengaman cadangan –
jauhnya.
Untuk relay arus – lebih hubung singkat, yang bertugas pula sebagai
pengaman cadangan jauh bagi seksi berikutnya, relay itu harus dapat
mendeteksi arus gangguan hubung singkat dua fasa yang terjadi diujung akhir
seksi berikutnya dalam kondisi pembangkitan minimum.
Sebagai pengaman peralatan seperti motor, generator atau trafo, relay yang
peka dapat mendeteksi gangguan pada tingkat yang masih dini sehingga dapat
membatasi kerusakan. Bagi peralatan tersebut diatas hal ini sangat penting
karena jika gangguan itu sampai merusak besi laminasi stator atau inti trafo,
maka perbaikannya akan sangat sukar dan mahal.
Sebagai pengaman gangguan tanah pada SUTM, relay yang kurang peka
menyebabkan banyak gangguan ke tanah, dalam bentuk sentuhan dengan
pohon yang tertiup angin, yang tidak bisa terdeteksi. Akibatnya, busur apinya
berlangsung lama dan dapat menyambar ke fasa lain, maka relay hubung –
singkat yang akan bekerja. Gangguan demikian bisa terjadi berulang kali di
tempat yang sama yang dapat mengakibatkan kawat cepat putus. Sebaliknya,
jika terlalu peka, relay akan terlalu sering trip untuk gangguan yang sangat
kecil yang mungkin bisa hilang sendiri atau resikonya dapat diabaikan atau
dapat diterima.
2. Keandalan (Reliability)
Ada 3 aspek :
a. Dependability
Yaitu tingkat kepastian bekerjanya (keandalan kemampuan
bekerjanya). Pada prinsipnya pengaman harus dapat diandalkan
bekerjanya (dapat mendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu),
tidak boleh gagal bekerja.
b. Security
Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja (keandalan untuk tidak
salah kerja). Salah kerja adalah kerja yang semestinya tidak harus kerja,
misalnya karena lokasi gangguan di luar kawasan pengamanannya atau
sama sekali tidak ada gangguan atau kerja yang terlalu cepat atau
terlalu lambat. Salah kerja mengakibatkan pemadaman yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Jadi pada prinsipnya pengaman tidak
boleh salah kerja, dengan kata lain security-nya harus tinggi.
c. Availability
Yaitu perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan
berfungsi/siap kerja dan waktu total dalam operasinya. Dengan relay
elektromagnetis, jika rusak/tak berfungsi, tak diketahui segera. Baru
diketahui dan diperbaiki atau diganti. Disamping itu, sistem proteksi
yang baik juga dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi terputusnya
sirkit trip, sirkit sekunder arus, dan sirkit sekunder tegangan serta
hilangnya tegangan searah, dan memberikan alarm sehingga bisa
diperbaiki, sebelum kegagalan proteksi dalam gangguan yang
sesungguhnya, benar – benar terjadi. Jadi availabilitinya harus tinggi.
3. Selektifitas (Selectivity)
Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin yaitu hanya seksi atau peralatan yang terganggu saja yang termasuk
dalam kawasan pengaman utamanya. Pengaman sedemikian disebut pengaman
yang selektif. Jadi relay harus dapat membedakan yaitu :
a. Gangguan terletak di kawasan pengaman utamanya dimana ia (alat
pengaman) harus berkeja cepat.
b. Gangguan terletak di seksi berikutnya dimana ia (alat pengaman) harus
bekerja dengan waktu tunda (sebagai pengaman cadangan) atau
menahan diri untuk tidak trip.
c. Gangguan di luar daerah pengamannya, atau sama sekali tidak ada
gangguan, dimana ia (alat pengaman) tidak harus bekerja sama sekali.
Untuk itu relay – relay, yang didalam sistem terletak secara seri, di
koordinir karakteristiknya. Dengan pemilihan jenis dan karakteristik
rele yang tepat, spesifikasi trafo arus yang benar, serta penentuan
setting rele yang terkoordinir dengan baik, selektifitas yang baik dapat
diperoleh.
Untuk menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja suatu
pengaman terpaksa diberi waktu tunda (td) namun waktu tunda tersebut
harus sesingkat mungkin (seperlunya saja) dengan memperhitungkan
resikonya.
4. Kecepatan (Speed)
Untuk memperkecil kerugian/kerusakan akibat gangguan, maka bagian
yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem lainnya.
Waktu total pembebasan sistem dari gangguan adalah waktu sejak munculnya
gangguan, sampai bagian yang terganggu benar-benar terpisah dari bagian
sistem lainnya. Kecepatan penting untuk :
a. Menghindari kerusakan secara thermis pada peralatan yang dilalui arus
gangguan serta membatasi kerusakan pada alat yang terganggu.
b. Mempertahankan kestabilan sistem.
c. Membatasi ionisasi (busur api) pada gangguan disaluran udara yang
akan berarti memperbesar kemungkinan berhasilnya penutupan balik
PMT (reclosing) dan mempersingkat dead timenya (interval waktu
antara buka dan tutup).
5. Ekonomis
Biaya adalah faktor yang paling penting. Hal yang sangat mendasar adalah
memperoleh proteksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. Untuk
biaya yang sangat minimum, akan sangat sukar mendapat sistem proteksi yang
baik, bahkan dapat menimbulkan kesulitan dalam pengaplikasian sistem
proteksi tersebut. Untuk itu harus ada pertimbangan antara kualitas sistem
proteksi dan biaya yang diperlukan.
Oleh karena itu kontinuitas penyaluran tenaga listrik banyak tergantung pada
kualitas sistem jaringan distribusi itu sendiri, Makin komplek konfigurasi jaringan
distribusi (seperti bentuk network atau mesh) makin banyak peralatan yang
digunakan.
Untuk memperkecil adanya gangguan maka dilakukan pemeliharaan sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan Preventif
Melakukan upaya-upaya pencegahan agar dimungkinkan jaringan tidak
terganggu, misalnya inspeksi jaringan secara rutin dan berkesinambungan serta
langsung diupayakan pencegahannya, contoh sederhana adalah pemangkasan
pepohonan. Penanggulangan lain yang sifatnya preventif misalnya
penggunaan material yang sesuai standard dan bermutu, pemeriksaan unjuk
kerja peralatan proteksi, pada daerah-daerah yang sering terjadi gangguan
tidak jelas yang sering terjadi sambaran petir dapat diupayakan pencegahannya
misalnya perbaikan / pemasangan arrester disertai kelengkapan pentanahan
yang baik dan lain sebagainya.
2. Pemeliharaan Predictive
Pemeliharaan predictive dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-
kondisi tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter
teknis dari peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga
dengan pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance).
3. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan corrective dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau
pemeliharaan yang sifatnya darurat
3.1 KEADAAN JTM DAN GTT SESUAI INSPEKSI DAN CARA MENGATASI
Kondisi Tiang
Memiliki penyangga berupa 2 (dua) Tiang Beton
Dudukan GTT dalam keadaan baik dan tidak rapuh
Kondisi isolator terlihat cukup bersih
FCO dalam keadaan bagus
Arrester dalam keadaan bagus
Kondisi penghatar tidak terlihat andongan yang terlalu kebawah
Penghantar yang menuju panel GTT terlihat rapi dan kondisi normal
Potensi Gangguan
Tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari GTT
tersebut
Tidak ada potensi gangguan selain adanya gangguan pada sistem
yang berhubungan dengan GTT ini atau karena petir, karena GTT
dan penghantar letaknya jauh dengan pohon atau ranting
Solusi
Terus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap peralatan
yang terpasang, dan juga terhadap tiang agar tidak menyebabkan
gangguan pada sistem
Pemangkasan pohon, atau penebangan pohon harus segera
dilakukan agar tidak terjadi gangguan pada penghantar
Adanya lambang tanda bahaya diperlukan untuk memberitahu
kepada lingkungan sekitar tentang bahayanya mendekati tiang listrik
Tiang bagian bawah perlu dibersihkan agar menjaga estetika
2. PANEL PADA GTT M737
Kondisi Panel
Busbar pada panel memiliki warna tanda fasa yang jelas dan baik
Panel dalam keadaan kotor dan berdebu
Kondisi NH Fuse baik namun ada yang berkarat
Tidak ada indicator tegangan dan arus pada panel
Pintu panel tidak terkunci dan engselnya berkarat sehingga sulit
untuk dibuka
Bodi panel dipenuhi dengan pamflet
Potensi Gangguan
Bodi panel berpotensi menghantarkan listrik apabila grounding
tidak terpasang, hilang atau tidak sesuai
Solusi
Terus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap peralatan
yang terpasang, dan juga terhadap busbar agar tidak menyebabkan
gangguan pada sistem
Penggantian pintu panel atau memberikan pelumas pada engsel
pintu panel agar mudah dibuka
Panel diberi kunci agar tidak sembarangan dibuka sehingga
meminimalisir kecelakaan
Bodi panel dibersihkan atau di cat ulang agar estetika terpenuhi
3. Tiang TM 5C ( dengan cut out switch)
Kondisi Tiang
Berupa Tiang Beton
Tidak mengalami kerusakan, tidak miring
Kondisi isolator terlihat cukup bersih
Kondisi penghatar tidak terlihat andongan yang terlalu kebawah
Kondisi traves dan baut juga terlihat lengkap
Ground Wire juga terpasang dengan baik
Current transformer yang ada pada tiang sebagai alat pengukur arus
di batas meter rayon dalam keadaan baik
Potensi Gangguan
Kerusakan yang ada pada CT menyebabkan pembacaan meter
terganggu
Solusi
Terus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap peralatan
yang terpasang, dan juga terhadap tiang agar tidak menyebabkan
gangguan pada sistem
Perawatan pada CT dan penghantar agar meminimalisir gangguan
baik sistem maupun pengukuran kwh
Adanya lambang tanda bahaya diperlukan untuk memberitahu
kepada lingkungan sekitar tentang bahayanya mendekati tiang listrik
4. Tiang TM 8
Letak : Didepan SDN Tulusrejo 1
Kondisi Tiang
Berupa Tiang Beton
Tidak mengalami kerusakan, tidak miring
Kondisi isolator terlihat cukup bersih
Kondisi penghatar tidak terlihat andongan yang terlalu kebawah
Kondisi traves dan baut juga terlihat lengkap
Ground Wire juga terpasang dengan baik
Potensi Gangguan
Tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari tiang
tersebut
Gangguan yang ada berupa pohon yang letaknya cukup berbahaya,
karena tinggi pohon tersebut dapat menyebabkan gangguan satu
fasa ke tanah apabila menyentuh penghatar
Selain itu kondisi yang dekat dengan lingkungan sekolah yang
ramai dengan anak kecil, rawan terjadi keteledoran / gangguan
akibat ketidaktahuan masyarakat khususnya anak – anak
Solusi
Terus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap peralatan
yang terpasang, dan juga terhadap tiang agar tidak menyebabkan
gangguan pada sistem
Pemangkasan pohon, atau penebangan pohon harus segera
dilakukan agar tidak terjadi gangguan pada penghantar
Adanya lambang tanda bahaya diperlukan untuk memberitahu
kepada lingkungan sekitar tentang bahayanya mendekati tiang listrik
5. Tiang TM1 dengan GTT 3x1ø
Lokasi :
Kondisi Tiang
Berupa Tiang Beton
Tidak mengalami kerusakan, tidak miring
Kondisi isolator terlihat cukup bersih
Kondisi penghatar tidak terlihat andongan yang terlalu kebawah
Kondisi traves dan baut juga terlihat lengkap
Ground Wire juga terpasang dengan baik
Terdapat tiga trafo 1 fasa
Kondisi peralatan yang terpasang untuk pengaman GTT lengkap
Terdapat PJU yang menempel pada tiang
Potensi Gangguan
Tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari tiang
tersebut
Terlalu banyak kabel Telkom yang ada pada tiang sehingga
menggangu keindahan dan kerapihan pada tiang
Solusi
Terus dilakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap peralatan
yang terpasang, dan juga terhadap tiang agar tidak menyebabkan
gangguan pada sistem
Perlunya pemeliharaan pada peralatan yang terpasang pada GTT
agar tidak menyebabkan gangguan pada trafo yang dapat
menyebabkan pemadaman
Perlu adanya penataan kembali kabel – kabel Telkom yang ada pada
tiang, agar kondisi tiang terlihat rapih
6. Tiang Tm 1 Tiang Penyangga
potensi gangguan
tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari tiang tersebut
potensi gangguan yang ada berupa kabel fiber optik yang letaknya cukup
berbahaya, karena kurang rapinya tersebut dapat menyebabkan gangguan
satu fasa ke jaringan lain apabila menyentuh penghatar
tiang berkarat dan korosi yang menyebabkan tegangan tembus antar fasa ke
tanah dikarenakan struktur tiang telah berkarat
suatu saat tiang akan menceng atau doyong bahkan bisa roboh
solusi
potensi gangguan
tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari tiang tersebut
potensi gangguan yang ada berupa kabel fiber optik yang letaknya cukup
berbahaya, karena kurang rapinya tersebut dapat menyebabkan gangguan
satu fasa ke jaringan lain apabila menyentuh penghatar
suatu saat tiang akan menceng atau doyong bahkan bisa roboh karena tidak
ada penahan untuk tegangan tarikan antar tiang
Saran
perlu penambahan tspt atau schoor treek, horizontal guy wire (kontra mas)
1. TM 5 (TIANG PENEGANG TEMPAT SAMBUNGAN)
potensi gangguan
tidak ada gangguan yang disebabkan oleh kondisi dari tiang tersebut
potensi gangguan yang ada berupa kabel fiber optik yang letaknya cukup
berbahaya, karena kurang rapinya tersebut dapat menyebabkan gangguan
satu fasa ke jaringan lain apabila menyentuh penghatar
tiang berkarat dan korosi yang menyebabkan tegangan tembus antar fasa ke
tanah dikarenakan struktur tiang telah berkarat
suatu saat tiang akan menceng atau doyong bahkan bisa roboh
saran
perlu penambahan tspt atau schoor treek, horizontal guy wire (kontra mas)
perlu dirubah ke kontruksi beton
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan trafo daya penurun
tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, Jaringan
Tegangan Menengah merupakan jaringan yang mempunyai tegangan 20
KV.
2. Gangguan pada jaringan tegangan menengah yaitu gangguan hubung
singkat, kegagalan minyak trafo, gangguan sambaran petir, dan lain-lain
3. Sesuai dengan inspeksi, keadaan JTM dan GTT secara keseluruhan baik
namun ada beberapa yang perlu diperhatikan dan dipelihara untuk
meminimalisir gangguan