Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PROSES PRODUKSI PLTGU PJB UP GRESIK

Proses produksi yang terjadi pada PT PJB UP Gresik adalah produksi energi listrik.
Proses Produksi yang terjadi pada pembangkit ada 2 tahapan, yaitu secara mekanik dan secara
kinetik ke elektrik. Pada proses secara mekanik bermula dari pemrosesan batu bara sampai
menjadi uap yang akan menggerakkan turbin uap. Sedangkan pada proses kinetik, akan
menghasilkan energi listrik akibat putaran kerja Generator yang dikopel dengan Turbin pada
pembangkit. Kemudian disalurkan menuju stator generator untuk menghasilkan energi listrik.

Sarana Penunjang proses produksi energi listrik :

1. Katup (Valve)
Katup (Valve) merupakan peralatan mekanik yang bekerja menutup atau
membuka aliran uap dan gas bertekanan yang masuk ke dalam turbin. Proses membuka
dan menutupnya katup tersebut berlangsung secara otomatis oleh pengontrol katup.
Akibat dari katup yang dapat diatur tersebut, maka tekanan uap dan gas yang
masuk menekan sudu-sudu turbin dapat pula diatur sehingga kecepatan poros turbin
bergantung kepada seberapa besar pembukaan dan penutupan katup.
Perlunya pengaturan kecepatan turbin tersebut karena kecenderungan putaran
generator menjadi lambat ketika berbeban penuh sebaliknya menjadi cepat ketika
beroperasi tanpa beban sehingga untuk menjaga putaran generator tetap konstan maka
turbin harus bereaksi cepat atau lambat. Dimana reaksi turbin tersebut sangat
tergantung kepada tekanan uap dan gas, sementara tekanan uap dan gas tergantung
kepada buka tutupnya katup (valves).

2. Turbin (Turbines)
Misalkan Pembangkit listrik Tenaga uap dan gas, maka Turbin yang digunakan
yaitu turbin uap dan gas. Turbin uap dan gas adalah salah satu komponen dasar dalam
pembangkit listrik tenaga air. Turbin bertugas menjadi penggerak mula (Prime Mover)
yang kemudian dikopel dengan rotor generator
Gambar Turbin Gas

Gambar Turbin Uap

3. Generator
Generator adalah mesin penghasil tenaga listrik dengan mengubah energy mekanik
menjadi energy listrik dengan landasan hukum Faraday. Disebut serempak karena
kecepatan putar medan magnet serempak dengan putaran rotornya. Prinsip kerjanya
yaitu jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan magnet, maka pada
penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang sifatnya
menentang perubahan medan tersebut. Untuk menghasilkan gaya gerak listrik (GGL)
tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu:
a. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime
mover).
b. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan
magnet yang dapat diatur dengan mudah. Untuk generator sinkron dengan daya
besar umumnya disebut dengan nama alternator. Generator itu sendiri terdiri
atas dua bagian besar yaitu : bagian yang bergerak (rotor) terdiri dari inti stator,
belitan stator, alur dan rumah stator serta bagian yang diam (stator) terdiri dari
inti kutub dan kumparan medan/penguat.
Bagian-bagian utama Generator:
a. Stator
 Berbentuk kumparan yang terdiri dari 2 lapisan.
 Terbuat dari tembaga berlapis rangkap dan tipis.
 Kumparan terletak dalam alur dengan posisi ujung yang dibalik untuk
mengurangi arus pusar.
b. Rotor
 Berbentuk silinder dan memiliki sepasang katup.
 Terbuat dari baja dengan kualitas tinggi.
 Mempunyai kumparan sebagai pembangkit medan utama.
c. Bearing
 Terletak dibagian atas dan bagian bawah dengan system pelumasan dan
pendinginan oleh turbin.
 Kedua bearing dilengkapi hydraulic shaft oil system untuk mencegah
terjadinya gesekan saat start up.
d. DC Exciter
Exciter adalah komponen yang digunakan untuk membangkitkan Arus
DC dan disalurkan menuju kumparan rotor generator sehingga menghasilkan
medan magnet yang akan menginduksi stator generator.
Spesifikasi generator yang digunakan
 Spesifikasi generator turbin gas :
 Merk : Siemens.
 Type : TLRI 108/36/SIEMENS
 Output : 153,75 MW
 Tegangan : 10,5 + 5% KV
 Arus : 2454 – SI
 Factor Daya : 0,8
 Sambungan : YY
 Phase : 3 Phase
 Spesifikasi generator Turbin Uap :
 Merk : Siemens.
 Type : M 127534 SIEMENS THRI 100/42
 Output : 251,75 MW
 Tegangan : 15,75 + 5% KV
 Arus : 9228 – SI
 Faktor Daya : 0,8
 Sambungan : YY
 Phase : 3 Phase

Gambar Generator

4. Sistem Eksitasi (Excitation System)


Eksitasi diperlukan untuk membangkitkan medan magnet yang cukup agar
GGL dapat dibangkitkan. Eksitasi ini berupa arus searah, dengan demikian dibutuhkan
suatu sumber DC agar arus eksitasi (arus penguatan) dapat dihasilkan secara kontinyu.
Eksitasi itu sendiri terdiri atas sistem penguatan sendiri dan penguatan terpisah.
Perbedaan utama dari penguat sendiri dan penguat terpisah ini adalah sumber arus
penguatannya. Pada penguat sendiri, arus penguatannya diperoleh dari output generator
utama yang terlebih dulu disearahkan. Sedangkan penguat terpisah, arus penguatannya
diperoleh dari sumber lain berupa generator DC ataupun AC yang terpisah dari
generator utama.

5. Transformator
Transformator adalah peralatan listrik yang dapat memindahkan dan dapat
mengubah energi listrik dari salah satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandingan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
electromagnet.
Alat ini berfungsi untuk pemilihan tegangan tinggi maupun rendah yang sesuai
dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan transmisi
daya listrik jarak jauh.
Beberapa jenis transformator di PLTGU berdasarkan penggunaanya :
a. Generator step up transformator
b. On load tap charger
c. Unit auxiliary transformator
d. Exitation transformator
Spesifikasi Transformator :
 Spesifikasi Transformator Turbin Gas :
 Type : 3 Windings ; 2 Windings
 Daya : 246/123/307,5/15,75/15/3,5 MVA – 3 Windings
: 92,25/123/153,75 MVA - 2 Windings
 Tegangan : 157,5/10,5,10,5 KV - 3 Windings
: 157,5.10,5 KV - 2 Windings
 Pendinginan : ONAN/ONAF/ODAF - 3 & 2 Windings
 Spesifikasi Transformator Turbin Uap :
 Type : 2 Windings
 Daya : 150/200/250 MVA
 Tegangan : 157,5/15,5 KV
 Pendinginan : ONAN/ONAF/ODAF

Gambar Transformator
BAB V

PROSES BISNIS PLTGU PJB UP GRESIK

Proses bisnis suatu perusahaan adalah interaksi antara produsen energi listrik dengan
konsumen energi listrik. Dalam hal ini produsen listrik adalah PT PJB Unit Pembangkitan
Gresik dengan obyek PLTGU, sedangkan pihak konsumen energi listrik adalah Pusat Pengatur
Beban Jawa Bali (PT P2BJB).

Proses Bisnis dari PLTGU sebenarnya bagaimana cara pembangkit mempertahankan


kualitas tegangan dan frekuensi yang diproduksi generator pembangkit bisa sesuai dengan
permintaan dari konsumen pembangkit. Permintaan tegangan pada P2B ada 3 macam yaitu
20kV, 150kV dan 500kV.

PJB UP Gresik memiliki 3 unit PLTGU (PLTGU blok 1, PLTGU blok 2 dan PLTGU
blok3) yang masing-masing unit membangkitkan sekitar 526 MW. Tegangan output generator
pembangkit kemudian disalurkan menuju transformator step up untuk dinaikkan tegangan.
Peningkatan tegangan tersebut bertujuan untuk mengalirkan arus listrik dengan ukuran standar
atau tidak terlalu tinggi (sesuai permintaan konsumen), sehingga perpindahan arus listrik dapat
berjalan dengan baik dan lancar dan untuk menghemat waktu.

PROSES PRODUKSI DI GARDU INDUK

Penyaluran tenaga listrik ini menggunakan saluran SUTT dan SUTET. Perbedaan jenis
penyaluran ini karena perbedaan tegangan yang akan disalurkan kepada konsumen yang
disesuai dengan permintaan. Penyaluran tenaga listrik yang menggunakan SUTT yaitu untuk
tegangan 70kV hingga 150kV dan penyaluran tenaga listrik yang menggunakan SUTET yaitu
untuk tegangan 500kV, biasanya penyaluran yang menggunakan SUTET diperuntukan untuk
interkoneksi jawa bali madura.. Yang kemudian masing-masing tegangan akan diproses di GI
Transmisi.

Sarana penunjang pemrosesan di Gardu Induk :

1. Interbus Transformator
Peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalukan tenaga/daya listrik
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Pada umumnya di pasang di
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET).
Ciri ciri dari IBT terdiri dari sebuah trafo di tiap phasa. Jadi pada sebuah bay
transformator terdapat 3 trafo IBT. Pada GITET yang bertegangan 500kV, akan
mentransformasikan tegangan ke 275kV atau langsung ke 150kV, atau bisa juga
sebaliknya.
2. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator)
Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan
gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti
motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo
beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok
utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan
sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi
sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC.
Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab
selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim
sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner)
karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan
temperatur ruangan dengan temperatur antara 20ºC -28ºC.
Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu
adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap
fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk
itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.
3. Trafo Tenaga
Transformator adalah suatu alat elektro statis yang bekerja secara magnetis
yang mengubah bentuk energi arus bolak-balik dari satu jaringan ke jaringan yang
lain, dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya untuk melayani beban.
Transformator menggunakan prinsip hukum faraday dan hukum lorenzt dalam
menyalurkan daya, dimana arus bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
itu akan berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu
belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial.
Gambar 3.1. Hukum Lorenz
Secara teknis transformator terdiri dari :
1. Inti besi
2. Kumparan primer.
3. Kumparan skunder.

1) Peralatan Tegangan Tinggi


a. Lightning Aresster
b. Spark rod
c. PMT
d. PMS
e. CT
f. PT
2) Peralatan Kontrol
a. Panel Kontrol
b. Panel Relay
c. Meter- meter pengukuran
d. Peralatan Elektronika : telepon,PLC dll
e. Baterai dan rectifier
3) Peralatan Lain
a. Resistor
b. Bus
BAB VI

HIERARKI OTOMASI PT PJB UP GRESIK

Hirarki sistem otomasi industri dapat dikatakan sebagai tingakatan atau runutan proses
otomasisasi yang terdapat dalam proses manufaktur.

Diagram Hierarki Otomasi Industri secara umum :


Hirarki sistem otomasi industri terdiri dari 6 level :

1. Level 0 : Primary Technology


Primary Technology adalah suatu objek yang dikendalikan yaitu tentang proses
produksi dimana untuk melakukan produksi digunakan berbagai jenis mesin produksi
tergantung pada kebutuhan produksi. Dimana mesin – mesin itu dikontrol secara
otomatis dan saling terintegrasi dengan sistem yang lain.
Pada potongan skema pembangkitan di bawah ini dapat dilihat bahwa objek
yang dikendalikan ialah mesin-mesin yang bekerja pada proses pembangkitan, sebagai
contoh generator. Pengendalian generator akan berpengaruh terhadap kualitas
tegangan output dan frekuensi output yang dihasilkan. Pada saat generator dibebani
maka kondisi keluaran tegangan dan frekuensi generator akan berubah sehingga perlu
dilakukan pengaturan/kontrol pada generator agar tegangan dan frekuensi keluaran
yang dihasilkan generator sesuai dengan keinginan atau dalam kondisi stabil.

Gambar contoh Primary Technology

2. Level 1 : Level Control


Level control unit ini berperan sebagai fungsi kontrol akan kinerja dari mesin –
mesin produksi. Fungsi kontrol merupakan sistem yang terdiri dari proses pengolahan
input dan output. Input dari proses ini diperoleh dari berbagai macam sensor yang
digunakan seperti sensor tekanan, sensor suhu dan sensor kecepatan sedangkan untuk
output merupakan bagian yang akan dikontrol dapat solenoid valve, coil relay dan
lampu. Pada Level Control terbagi menjadi beberapa bagian :
a. Field
Field adalah peralatan-peralatan yang ada di lapangan (yang berada di dekat
/ bersentuhan langsung dengan objek pengendalian). Field secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu sensor dan aktuator. Sensor yang berhubungan dengan generator
pembangkit adalah Current Transformer dan Potential Transformer. CT dan PT
dalam hal ini berfungsi sebagai sensing saat terjadi over excitation atau less
excitation. Pada kondisi tersebut. maka hasil pengukuran CT dan PT akan
dikirimkan ke amplifier agar eksitasi diatur sesuai dengan kebutuhan.
Aktuator pada sistem ini adalah exciter. Exciter dalam hal ini berfungsi
sebagai pengatur tegangan output generator. Dengan menambahkan atau
mengurangi arus eksitasi yang berakibat terhadap nilai tegangan output generator.

Gambar Current Transformer dan Potential Transformer sebagai Field

b. Unit Sel
Unit Sel adalah unit yang berfungsi sebagai kontrol dalam pembangkit. Unit
Kontrol didalam pembangkit adalah AVR (Automatic Voltage Regulator). AVR
adalah sebuah sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan
tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu
berubah-ubah.

Gambar AVR sebagai Unit Sel

c. Grup (Area)
Grup (Area) berfungsi sebagai pengendalian dari suatu obyek yang
dikendalikan atau beban, mengkoordinasikan bagian dari sub kelompok kemudian
menyesuaikan set-poin dan parameter.
Output dari Field dan Unit memiliki berbagai macam satuan, sehingga
harus melewati proses convert terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut.
Setelah data melalui proses convert maka data dikirim menuju Remote Terminal
Unit (RTU) sebagai tempat pengumpulan data dan pengukuran. Dalam pembangkit
grup kontrol berupa master station yang membawahi beberapa RTU.

Gambar Master Station sebagai Grup (Area)

3. Level 2 : Supervisory
Supervisory merupakan bagian yang mengawasi proses produksi,
melaksanakan pengolahan beban, mengoptimalkan pengolahan data, menyimpan
pengolahan data, mencatat proses produksi. Level ini memiliki peran untuk
memperoleh data secara real seperti kondisi di lapangan. Setiap data yang diterima akan
diolah di master station. Dengan demikian, data langsung ditampilkan ke layar monitor
sehingga di kantor pembangkit dapat diketahui mengenai data output generator serta
sistem interkoneksi mereka dengan pembangkit lainnya.Setiap data yang berupa
besaran analog di database ditampilkan dalam besaran desimal.
Supervisory dalam hal pembangkit adalah Distributed Control System (DCS).
DCS adalah suatu pengembangan system control dengan menggunakan komputer dan
alat elektronik lainnya agar didapat pengontrol suatu loop system yang lebih terpadu
dan dapat dikendalikan oleh semua orang dengan cepat dan mudah.
Gambar Distributed Control System sebagai Supervisory

4. Level 3 : Manufacturing Execution


Manufacturing Execution bertugas untuk mengatur pengelolaan sumber daya,
alur kerja, kualitas pengawas, jadwal produksi dan pemeliharaan.
Dalam hal ini, yang bertanggungjawab dalam proses produksi adalah bagian
Engineering dan quality assurance, operasi, pemeliharaan, logistik, keuangan dan
admisnistrasi.

Stuktur Organisasi PT PJB UP Gresik

5. Level 4 : Enterprise
Pada level ini sudah memasuki proses bisnis management. Level enterprise ini
lebih mengarah pada bagaimana proses produksi itu berlangsung dengan
mempertimbangkan segala sumber daya yang ada.
Enterprise bertugas unut menetapkan tujuan produksi, rencana perusahaan dan
sumber daya, koordinasi dari tempat yang berbeda, mengelola pesanan Dalam hal ini
yang bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan (PT PJB UP Gresik) adalah
General Manager Unit Pembangkitan Gresik.
Stuktur Organisasi PT PJB UP Gresik

6. Level 5 : Administration
Level administration terdiri dari financial, statistic dan planning. Level ini
merupakan proses bisnis management. Dengan data – data yang dimiliki perusahaan
akan melakukan forecasting atau peramalan akan bagaimana kondisi pasar dalam
beberapa waktu kedepan. Keadaan inilah yang menentukan seberapa besar sebuah
produk akan diproduksi. Pada level ini berlangsung proses financial atau keuangan
perusahaan.
Administrasi bertugas untuk mengatur keuangan, statistik, sumber daya
manusia, dokumentasi, perencanaan jangka panjang Seluruh aspek administrasi dalam
obyek pembangkit adalah PT PJB dipimpin oleh direktur utama serta terdapat lima
direktur lainnya (Direktur Operasi 1, Direktur Operasi 2, Direktur
Pengembangan dan Niaga, Direktur Keuangan, dan Direktur SDM dan
Adsministrasi)

Struktur Organisasi PT PJB

Anda mungkin juga menyukai