Anda di halaman 1dari 44

PT.

PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN

Tanggal Penyusunan

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER


BAB V: PEMELIHARAAN
LIGHTNING ARRESTER (LA)
ACUAN PEMELIHARAAN INSTALASI
TENAGA LISTRIK
•Buku Pedoman Pemeliharaan Sistem Tenaga
tahun 1984, sesuai dengan Surat Edaran
Direksi (SE) No.032/PST/1984 beserta
revisi-revisi. (dengan pola Time Based Maintenance dan
Corrective Maintenance).
•Manual books masing-masing peralatan. (Time Based
Maintenance).
•Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik tahun 2010, sesuai dengan SK Direksi
No.113 dan 114 /DIR /2010. (Condition Based Maintenance,
Time Based Maintenance dan Corrective Maintenance).
LINGKUP PEMBAHASAN
PEMELIHARAAN LA
• LA yang dimaksud adalah LA yang terpasang di Gardu Induk (non GIS)
an
Saluran Transmisi, dengan level tegangan operasi (rms) : 70 kV, 150 kV
dan
500 kV.
•LA yang dimaksud adalah LA yang menggunakan komponen aktif
(varistor) Zinc Oxide (atau dikenal juga sebagai MOSA-Metal Oxide Surge
Arresters).
•Norm batasan nilai arus bocor resistif maksimum (metode LCM) yang
diterapkan berdasarkan statistik dalam buku ini, menggunakan data di
lingkungan PLN P3B Jawa Bali (2008-2012).
•Norm batasan nilai minimum tahanan (resistansi) insulator dudukan yang
digunakan dalam buku ini ditetapkan berdasarkan data statistik hasil
pengukuran di lingkungan PLN P3B Jawa Bali (2008-2013), PLN P3B
Sumatera (2009-2013) , PLN AP2B Sulselrabar, PLN AP2B Kalselteng.
FUNGSI LA

melindungi peralatan listrik lain dari


tegangan surja (baik surja hubung
maupun surja petir)
PERISTIWA MUNCULNYA SURJA
MERAMBAT PADA KODUKTOR

•Kegagalan sudut perlindungan petir, sehingga surja petir


mengalir di dalam konduktor fasa.
•Backflashover akibat nilai pentanahan yang tinggi, baik di
gardu induk ataupun di saluran transmisi.
•Proses switching CB/ DS (surja hubung).
•Gangguan fasa-fasa, ataupun fasa-tanah baik di saluran
transmisi maupun di gardu induk.
KARAKTERISTIK LA

A. Pada Tegangan Operasi (rms)


1. LA bersifat sebagai insulator.
2. Aros bocor ke tanah tetap ada, namun dalam mili-Ampere.
orde
Arus bocor ini mayoritas adalah arus kapasitif.

B. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung


1. LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat
2. rendah.
3. LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kilo-
Ampere. LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil
dilewatkan, sehingga menghilangkan pengaruh follow
current.
KLASIFIKASI LIGHTNING ARRESTER
(LA)
1. LA di Gardu Induk (non GIS)
2. LA di Saluran Transmisi

LA Porselen LA Polymer
LA TRANSMISI BERDASARKAN
LETAK PEMASANGANNYA
KONSTRUKSI LA
BAGIAN-BAGIAN LA

Keping Blok Varistor Zinc Oxide

Konstruksi Housing LA
BAGIAN-BAGIAN LA (2)

Sealing dan Pressure Relief Systems LA


BAGIAN-BAGIAN LA (3)

Insulator Dudukan LA

Grading Ring LA
BAGIAN-BAGIAN LA (4)

Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total


LA
BAGIAN-BAGIAN LA (5)

Struktur Penyangga Lightning Arrester


SPESIFIKASI TEKNIK LA
Spesifikasi LA dibuat sebagai dasar informasi teknik disaat akan melakukan
pembelian atau penggantian LA Baru
FMEA LA
FMEA (Failure Mode Effect Analysis) merupakan analisis yang dilaksanakan
untuk mendapatkan gejala kegagalan pada sebuah peralatan dengan
menerapkan keterkaitan sebab-akibat antara kegagalan yang satu dengan
penyebab sebelumnya, demikian seterusnya hingga ditemukan penyebab
kegagalan yang paling awal. Dengan mengetahui gejala kegagalan, dapat
ditentukan metode inspeksi/ pengujian yang perlu dilaksanakan sehingga
gangguan dapat dicegah.
Dalam menentukan FMEA, LA dibagi menjadi subsistem yang terdiri dari

1. Sub Sistem Active Part


2. Sub Sistem Insulasi
3. Sub Sistem Struktur Penyangga
4. Sub Sistem Sealing Systems
5. Sub Sistem Junction
6. Sub Sistem Pentanahan
7. Sub Sistem Grading Ring
8. Sub Sistem Monitoring
PEMELIHARAAN LA
Kegiatan pemeliharaan yang tercantum di dalam buku pedoman ini merupakan proactive
maintenance, yakni pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya failure
(kegagalan) peralatan. Kegiatan reactive maintenance (kegiatan perbaikan pasca
gangguan) tidak termasuk dalam buku ini.

Kegiatan proactive maintenance dapat dibedakan menjadi preventive maintenance dan


predictive maintenance.

Preventive maintenance dikenal juga sebagai Time Based Maintenance (TBM) Termasuk di
dalam TBM adalah:
1. Scheduled restoration.
2. Scheduled discard.

Predictive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk mengetahui


kondisi peralatan, termasuk juga kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan
kondisi peralatan tersebut. Termasuk di dalam predictive maintenance adalah sebagai
berikut:
•Condition monitoring.
•Condition Based Maintenance (CBM)
•Lifetime prediction.
4 LEVEL INSPEKSI
PREDICTIVE MAINTENANCE

• Inspeksi Level-1 (IL1)

• Inspeksi Level-2 (IL2)

• Inspeksi Level-3 (IL3)

• Inspeksi Level-4 (IL4)


KEGIATAN INSPEKSI
GARDU INDUK APP/ UPT/ TRAGI KANTOR INDUK
OUTPUT OUTPUT OUTPUT OUTPUT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Anomaly Simple Further Condition Treat- Further Life Kesiapan Further Asset management
Alert Repair Inspection Index ment Inspection Prediction operasi Investi- decision
1 2 peralatan gation

PROSES PROSES PROSES PROSES


Pengolahan Diagnosa Diagnosa Diagnosa
Inspeksi Level 1 Level 1 Level 2 Level 3

INPUT
INPUT INPUT INPUT INPUT
Faktor
Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Resiko
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
INSPEKSI LEVEL-1 (IL1)

• Kegiatan Inspeksi level-1


Peralatan Kegiatan IL-1 Interval Keterangan
*conditional: pengecekan
- Visual & Audio Inspection triwulanan, tahunan,
LA di Gardu Induk counter kerja LA setelah trip/
- Inspection dengan thermal image 2 tahunan, conditional
reclose.
*triwulanan hanya untuk
pengecekan jumlah kerja
- Visual, Audio dan Climb Up counter TLA bila berada di
LA di Saluran Transmisi (TLA) Inspection triwulanan, 2 tahunan bawah tower.
- Inspection dengan thermal image **tidak termasuk pengecekan
rutin oleh Petugas Ground
Patrol.
CONTOH HASIL INSPEKSI IL-1
PENGUJIAN THERMOVISI LA
Parameter penting dalam pelaksanaan thermovisi adalah sebagai berikut:
1. Setting koefisien emisivitas material.
2. Setting range/ interval suhu pengamatan.
3. Pencatatan parameter-parameter pengukuran sebagai berikut:
Tanggal pelaksanaan thermovisi
Jarak pengamatan
Suhu ambient
Waktu pelaksanaan thermovisi
Relative humidity (%)
Contoh Setting Range Suhu pada
Pengambilan Gambar dengan
Periode
Berbeda
Contoh Pemeriksaan dan Interval IL-1 TLA tipe Gap
Inspeksi Level -1
Sub Systems Key Components Symptomps Detection Sasaran Pemeriksaan Interval Inspeksi
Method
Kebersihan
Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator
Stacked Metal Oxide Column Inspeksi Visual 2 tahunan - Climb Up
permukaan insulator TLA, adanya percikan
bunga api
Active Part
Pengecekan korosi
Adanya korosi atau bekas leleh pada pada arcing horn,
Additional Arcing Horn Inspeksi Visual 2 tahunan - Climb Up
arcing horn adanya percikan
bunga api
Kebersihan
Adanya lapisan polutan pada permukaan Insulator
Insulation Insulator Housing permukaan insulator. Warna Inspeksi Visual TLA (adanya polutan, 2 tahunan - Climb Up
insulator berubah
lumut)

Metallic Spacers,
Supporting rods (FRP),
Holding Plates (menjaga support rod
pada posisinya),
Compression Ring, kondisi polymer/
Retak pada cement/ polymer joint Inspeksi Visual
Structure Housing (baik terbuat dari polymer cement joint pada 2 tahunan - Climb Up
ataupun porselin), ujung TLA
Aluminum flanges pada kedua
ujungnya,
Cement perekat aluminum
flanges

Sealing Ring (atas dan bawah),


Pressure relief diapragh (atas dan
bawah), tidak dapat dideteksi karena
tidak dapat
Sealing System posisinya berada di bagian dalam tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi
Clamping ring (untuk menpress dideteksi
kompartemen Lightning Arrester
pressure relief diapraghm),
Supporting Ring dan Venting Outlets

Mendengarkan
Adanya korona pada junction HV
Inspeksi Audio apakah terdapat suara 2 tahunan - Climb Up
Conductor
korona yang
Koneksi dengan HV Conductor: mur Pengecekan korosi
Junction
dan baud pada koneksi TLA mur dan baud pada
Adanya korosi pada mur dan baud Inspeksi Visual
koneksi - koneksi TLA. 2 tahunan - Climb Up
konektor TLA
Adanya percikan
bunga api.

Koneksi TLA dengan sisi cold insulator/ Adanya korosi pada mur dan baud Pengecekan korosi
Inspeksi Visual
Pentanahan tower konektor TLA ke sisi cold insulator/ mur dan baud pada 2 tahunan - Climb Up
tidak dilengkapi kawat pentanahan tower koneksi - koneksi TLA.

Grading Ring TLA tidak dilengkapi Grading Ring

Monitoring TLA tidak dilengkapi Monitoring


INSPEKSI LEVEL-2 (IL2)

• Kegiatan Inspeksi level-2

Peralatan Kegiatan IL-2 Online Interval Keterangan


*conditional: interval menjadi
6 bulanan bila LA
LA di Gardu Induk - Leakage Current Monitoring tahunan, conditional
menunjukkan kondisi
"Weakened"
LA di Saluran Transmisi (TLA) tidak ada tidak ada
PRINSIP PENGUKURAN LCM

Kondisi varistor ZnO pada LA dapat diketahui melalui analisis arus bocor resistif dengan
prinsip dasar sebagai berikut:
1. Komponen non linear, ZnO, bila diberi tegangan sinusoidal akan menghasilkan arus
bocor dengan harmonisa.
2. Arus bocor memiliki beragam harmonisa, seperti harmonisa orde ke-3, 5, dan
seterusnya, namun hanya Arus bocor resistif dengan harmonisa orde ke-3 yang
paling dominan dalam menunjukkan kondisi Varistor ZnO.
3. Adanya harmonisa dari tegangan sistem di luar LA, dapat mempengaruhi hasil
pengukuran arus bocor, khususnya harmonisa yang berasal dari stray capacitance
sistem. Harmonisa yang berasal dari luar LA ini dapat mempengaruhi hasil ukur
LCM, sehingga kompensasi diperlukan untuk memperoleh hasil ukur yang akurat.
4. Oleh karenanya metode pengukuran dengan alat uji LCM dikenal sebagai: “Metode
pengukuran arus bocor resistif dengan analisis harmonisa orde ketiga dengan
kompensasi terhadap pengaruh harmonisa dan tegangan sistem”.
PELAKSANAAN PENGUKURAN LCM
No. Komponen Fungsi Gambar

digunakan untuk mengukur arus bocor


1 CT Clip-On total yang mengalir pada kawat
pentanahan LA

Mengukur arus probe, yang kemudian


Field probe lengkap
2 diolah untuk mendapatkan Arus bocor
dengan antena
kapasitif orde ke-3

memiliki 2 input, yakni dari CT Clip-On


dan Fi eld probe ; berisi komponen
elektronis untuk mengukur arus bocor
Current Probe
3 total (Ī )dan
t arus medan elektris fi eld
(utk LCM tipe lama)
probe (Īp), selain itu juga terdapat
rangkaian pengaman tegangan lebih dan
sensor suhu

Alat ukur LCM,


memproses hasil pengukuran dari CT
terdiri atas CPU,
4 dan fi eld probe , guna mendapatkan
Multiplexer, A/D
arus bocor resistif
Converter

Software
5 proses analisis dan penyimpanan data
Manajemen Data
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
SELAMA PENGUKURAN LCM
1. Untuk SAFETY: Lakukan pengukuran Thermovisi sebelum
pelaksanaan Uji LCM. Bila ditemukan Hotspot pada kompartemen LA,
2. pengukuran LCM tidak boleh dilaksanakan. Grounding alat uji harus
3. baik. LCM harus terhubung ground dengan baik.
4. CT clip-on harus menutup sempurna saat pengkuran.
5. Seluruh koneksi pengukuran terhubung baik, tidak longgar.
• Pastikan setting LCM benar:
• Mode:
Temp: untuk pengukuran
setting suhu untukdi lapangan,
pengukurangunakan mode 3-fasa.
tidak kontinu, menggunakan setting manual,
masukkan estimasi suhu LA.
• Line: masukkan tegangan operasional saat pengukuran. (tegangan kontinu – Uc).
• Average: Jumlah cacah perhitungan, standar deviasi (penunjukkan error perhitungan),
akan semakin kecil, bila nilai Average semakin besar (rata-rata 10 -20 kali cacah).
6. Posisi menaruh Electric Probe:
10 cm vertikal di bawah insulator dudukan LA dan
5 cm horizontal dari LA,
tidak menyentuh piring insulator LA.
7. Catatan pelaksanaan pengukuran:
• Pengukuran dilaksanakan minimal 4 kali dengan posisi probe yang berbeda.
(posisi depan – belakang – samping kiri dan samping kanan).
• Hasil ukur arus bocor resistive adalah nilai rata-rata dari keempat pengukuran.
INSPEKSI LEVEL- 3 (IL3)

• Kegiatan Inspeksi level-3

Peralatan Kegiatan IL-3 Offline Interval Keterangan


- Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi
bersamaan dengan padam
LA di Gardu Induk - Pengukuran Nilai Pentanahan 2 tahunan
bay
- Pengujian Surge Counter LA
bersamaan dengan padam
LA di Saluran Transmisi (TLA) - Pengujian Surge Counter LA 2 tahunan
bay line
SKEMA PELAKSANAAN PENGUKURAN
TAHANAN ISOLASI

SUTT SUTT SUTT

1 Atas 2 Tengah 3. Atas


dengan dengan dengan
tengah bawah bawah

LA LA LA

Titik pengujian adalah sebagai berikut:


1. Tahanan insulasi LA dari terminal atas hingga
2. ground.
3. Tahanan insulasi pada setiap stack LA.
Tahanan insulasi insulator dudukan/ post insulator.
PENGUKURAN NILAI PENTANAHAN

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pentanahan LA. Nilai
pentanahan yang tinggi menunjukkan adanya anomali pada sistem pentanahan LA.
Pengukuran pentanahan dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran nilai


pentanahan adalah sebagai berikut:

1. Pastikan alat uji memiliki supply daya yang baik.


2. Lepaskan kawat pentanahan dari rangkaian LA. Pengukuran dilakukan hanya
pada rangkaian pentanahan.
3. Bersihkan kawat pentanahan, sehingga alat ukur terkoneksi baik dengan
kawat pentanahan.
4. Gunakan bumi sebagai referensi pengukuran, bukan pentanahan peralatan
lain yang sudah terhubung dengan sistem mesh gardu induk.
5. Pasca pengukuran, pastikan koneksi sistem pentanahan terhubung kembali
dengan benar.
PENGUKURAN SURGE COUNTER LA

Pengujian surge counter LA bertujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut


mampu bekerja pada saat terjadi surja. Jika dalam kondisi baik, counter akan
bertambah bila di beri impulse tegangan DC. Impulse tegangan DC yang digunakan
dalam pengujian dihasilkan dari kapasitor 400-500 µF, 220-300 VAC. Pelaksanaan
dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan.
BATASAN DAN TINDAK LANJUT IL-1 LA

IL-1 pada Lightning Arrester meliputi kegiatan: Inspeksi visual, inspeksi


audio dan inspeksi menggunakan thermal image. Evaluasi bertujuan
untuk mengetahui apakah kondisi LA (beserta komponennya) dalam
kondisi: baik, terdeteriorasi ataupun buruk. Tahapan setelah evaluasi
adalah rekomendasi. Rekomendasi berisi tindak lanjut yang perlu
dilaksanakan berdasarkan tahapan evaluasi.
MULAI

Set Emissivity sesuai material objek


yang diamati*
Catat parameter-parameter sebagai
berikut:
Jarak pengamatan (m)
Suhu ambient (oC)
Reflected temperature (oC)
Relative humidity (%)
Emissivity

Perbandingan intensitas warna


antar fasa, pada periode Perbandingan intensitas warna antar
Pilih metode
pengambilan dan frame gambar fasa, pada periode pengambilan
asesmen
berbeda
yang sama

Contoh: Perbandingan intensitas warna


antar fasa, pada periode
EVALUASI
pengambilan sama namun frame
gambar berbeda
PENGUKURA
Set range suhu pada interval yang
sama (batas atas dan batas
bawah)
Contoh:
N
THERMAL
Terdapat perbedaan
Investigasi dengan
intensitas warna
tindak lanjut segera YES
mencolok ?
< 1 minggu

NO

Pengukuran rutin
Triwulan

END
BATASAN DAN TINDAK LANJUT IL-2 LA

IL-2 pada Lightning Arrester meliputi kegiatan pengukuran arus bocor


resistif dengan metode: “analisis harmonisa orde ketiga dengan
kompensasi terhadap pengaruh harmonisa dan tegangan sistem” atau
lebih dikenal dengan LCM.
Kegiatan evaluasi hasil ukur LCM dilaksanakan dengan
membandingkan
hasil pengukuran dengan batasan nilai maksimum arus bocor LA.
BATASAN HASIL PENGUKURAN LCM

Batasan nilai arus bocor maksimum ini ditentukan melalui pendekatan


sebagai berikut:
1. Batasan arus bocor resistif maksimum yang diberikan oleh pabrikan.
2. Bila nilai arus bocor resistif maksimum tidak diberikan oleh pabrikan,
maka digunakan batasan sebagai berikut:
a. Nilai maksimum arus bocor resistif = 4x nilai arus bocor resistif yang
terukur pada awal LA energize, atau
b. Menggunakan pendekatan data statistik PLN P3B Jawa Bali.
BATASAN PABRIKAN NILAI LCM
Merk Tipe Ires, max kV
(µA)
ABB XAR/ EXLIM R 91 70, 150
XAQ/ XMQ 130 150
XAP-A/ XAP-C/ EXLIM Q 167 70, 150
EXLIM P-A/ EXLIM P-B/
167
EXLIM P-D 150, 500
XAP-B/ EXLIM P-C 331
EXLIM T 251 500
Bowthorpe 2VACM 91 150
Ohio Brass MPR 91 70, 150
VN 130 -
Westinghouse W1 91 -

kV Ires, max
(µA)
70 100
150 150
500 250
TINDAK LANJUT HASIL LCM

% dari Ires, max Rekomendasi

≤ 90 Ukur LCM tahunan


91-99 Ukur LCM 6 bulan kemudian
≥ 100 Penggantian LA
BATASAN DAN TINDAK LANJUT IL-3
TAHANAN ISOLASI

Nilai Tahanan Insulasi* Evaluasi Rekomendasi

> 1 GΩ Kondisi BAIK -


1. Lakukan pembersihan bagian
yang diuji, lalu lakukan pengukuran
Terjadi degradasi ulang.
< 1 GΩ
fungsi Insulasi
2. Bila hasil ukur tetap < 1 GΩ, maka
rencanakan penggantian.**
BATASAN DAN TINDAK LANJUT IL-3
TAHANAN PENTANAHAN

Nilai Tahanan Pentanahan Evaluasi Rekomendasi

<1Ω Kondisi BAIK -


1. Lakukan pembersihan kawat
pentanahan, termasuk mur dan
baud koneksi kawat pentanahan.

Terjadi degradasi
>1Ω 2. Lakukan pengukuran ulang.
fungsi pentanahan LA
3. Bila hasil ukur tetap > 1 Ω, maka
rencanakan perbaikan sistem
pentanahan.*
BATASAN DAN TINDAK LANJUT IL-3
SURGE COUNTER

Hasil Pengujian
Evaluasi Rekomendasi
Surge Counter LA

Angka counter bertambah


setelah diinjeksi Impulse Kondisi BAIK -
DC dari Capacitor
Angka counter tidak
bertambah setelah Lakukan penggantian
Surge Counter RUSAK
diinjeksi Impulse DC dari Surge Counter LA
Capacitor

Anda mungkin juga menyukai