Anda di halaman 1dari 29

KONSTRUKSI JARING DISTRIBUSI .

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada saat ini tingkat kesadaran masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan atas hak-nya akan kebutuhan akan tenaga listrik semakin
meningkat. Sehubungan PLN men jadi ineniadi PT, maka dapat dipastikan bahwa tuntutan
masyarakat pelanggan listrik untuk mendapatkan pelayanan listrik vang cepat dan andal,
sehingga kita sebagai karyawan PLN harus mampu menjawab tuntutan pelanggan tersebut
dengan meningkatkan profesionalisme di bidang ketenagalistrikan dengan meningkatkan
penguasaaan kita terhadap konstruksi jaring distribusi.

Pemeliharaan jaring distribusi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu dan
keandalan penyaluran energi listrik ke pelanggan baik melaui system tegangan menengah
20 kV maupun system tegangan rendah 380/220 Volt.
Untuk melaksanakan pemeliharaan jaring tersebut siswa harus memahami tipe/bentuk
konstruksi jaring yang akan dipelihara.
Pemahaman konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai pegangan
dalam melaksanakan tugas baik dalam pembangunan, pengoperasian, inspeksi maupun
pemeliharaan jaringan.

Konstruksi jaringan distribusi tersebut adalah sebagian penyempurnaan, melengkapi


standart konstruksi distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal dari
Standart Sofrelec , New jack, serta wilayah 2 yang tersebar diseluruh Indonesia. Hal ini
kesemuanya adalah disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

Diharapkan pemahaman konstruksi ini banyak bermanfaat yang dapat dipetik agar dapat
membantu sistim insformasi mengenai standart konstruksi distribusi ini, serta dapat
membantu al:
a. Terdapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan mempermudah
pelaksanaan pembanguan, pengoperasian, inspeksi dan pemeliharaan jaringan
distribusi di seluruh wilayah PT PLN.
b. Dengan adanya pengetahuan standart konstruksi jaring distribusi tersebut bagi
pelaksana akan membantu miningkatkan penguasaan standart konstruksi yang
sekaaligus akan meningkatkan profesionail SDM bidang konstruksi.
c. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan meningkatkan mutu
keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
d. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan jaring distribusi.
e. Memudahkan dalam merubah mengedit konstruksi dan komponennya sesuai kondisi di
lapangan.

Sistim tenaga listrik yang terdapat di PLN dibagi menjadi Sistim Pembangkitan,
system Penyaluran dan Sistim Distribusi. Dengan adanya keperluan untuk
pengembangan sistim yang akan datang, maka pembagian system distribusi dapat
dikembangkan menjadi beberapa bagian ;

a. Gardu Induk.
b. Gardu induk sistim distribusi,
c. Jaringan primer 20 KV.
d. Gardu Distribusi.
e. Jaringan distribusi Skunder dan Saluran Pelayanan.

Bagian-bagian tersebut diatas berlaku bagi semua Distribusi dan berlaku sesuai
konstruksi, misalnya : Saluran Udara (Overhead line) dan Saluran bawah tanah (Under
Gruond Cable).
Sistim tegangan yang digunakan pada sistim Transmisi saat ini menggunakan tegangan
70 KV, 150 KV dan 500 KV disalurkan ke gardu induk dan selanjutnya disalurkan
melalui jaring Distribusi Primair pada sistim tegangan 20 KV kemudian disalurkan
kekonsumen melalui Distribusi Skunder dengan tegangan 380/ 220 Volt.

Dari jaringan distribusi tersebut yang perlu diperhatikan yaitu:


a. Jarak Antar konduktor.
Pada formasi horisontal menggunakan Pin Isolator antar fasa 800 mm.
Pada formasi vertikal menggunakan suspension./String isolator berjarak 950 mm.
Untuk formasi horisontal dead and menggunakan suspension isolator berjarak
1100 mm.
b. Jarak aman terhadap tanah.
Jarak antara konduktor TM 20 KV terhadap tanah minimal 7 meter.
Jarak antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.
c. Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.
Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter, sedang
jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.
d. Isolator.
Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin-Isolator/Pin-Post/Post saluran.
Isolator Dead-and menggunakan Isolator penegang/Suspesion isolator/string
isolator.
e. Pengikat konduktor.
Sebagai pengikat konduktor pada isolator Pin type menggunakan Prefomed Top
Ties atau Side Ties serta menggunakan allumunium bending wire. Sedang untuk
Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp dan Preformed grip spiral.
f. Sambungan konduktor.
Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint-Sleve. Sambungan
jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.
g. Jarak rata-rata gawang maxsimum.
Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type
sedangkan untuk konstruksi Dead-and jarak maksimum 100-200 meter
menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).

Anda mungkin juga menyukai