BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Tim Penyusun, P. (2010). Buku 2 Standar Kontruksi Sambungan Tenaga Listrik. Jakarta: PT. PLN
(Persero).
5
Politeknik Negeri Sriwijaya 6
Keterangan:
1. LCD Display
2. Test LED Reaktif
3. Test LED Aktif
4. Optikal Port
5. Tombol Bawah
6. Tombol Atas
7. Reset Button
8. Baterai
9. Wiring
10. Name Plate Meter
2
Tim Penyusun, P. (2014). Wiring dan Pengujian APP Tidak Langsung. Jakarta: PT. PLN (Persero).
Politeknik Negeri Sriwijaya 7
Maksud dari tarif tunggal dan tarif ganda ialah tarif yang digunakan sebagai
tolak ukur untuk pembuatan rekening pelanggan. Tarif tunggal itu sendiri
digunakan untuk mengukur energi listrik yang digunakan oleh pelanggan.
Sedangkan tarif ganda itu digunakan untuk mengukur energi listrik selama waktu
beban puncak(WBP) dan luar waktu beban puncak(LWBP).
KWH Meter 3 fasa yang menggunakan tarif ganda harus dilengkapi dengan
saklar waktu (Time Switch) guna menunjukkan pemakaian kWh meter 3 fasa pada
waktu beban puncak (WBP) dan luar waktu beban puncak (LWBP). Waktu beban
puncak (WBP) adalah pukul 18.00-22.00 waktu setempat dan luar waktu beban
puncak adalah pukul 22.00-18.00 waktu setempat. Jam nyala perbulan adalah
jumlah pemakaian kWh Meter perbulan dibagi dengan daya tersambung KVA.
3
Sapiie, P. D., & Dr Osamu, N. (2005). Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Politeknik Negeri Sriwijaya 8
Keterangan gambar :
𝐶𝑝 = Inti besi kumparan tegangan
𝐶𝑐 = Inti besi kumparan arus
𝑊𝑝 = Kumparan Tegangan
𝑊𝐴 = Kumparan Arus
D = Kepingan roda alumunium
J = Roda – roda pencatat (register)
M = Magnet permanen sebagai pengerem keping alumunium, saat beban
kosong
S = Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan.
2. Meter Elektronik2
kWh Meter Elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronis. Sinyal arus
dan tegangan yang berupa sinyal analog akan diteruskan ke dalam bentuk sinyal
modul, yang mana modul-modul tersebut meliputi transformer modul, power
supply, analog ke digital modul, register processor modul, display modul, mass
memory modul, input/output modul, dan modul komunikasi. Berikut proses
perubahan sinyal analog ke sinyal digital, untuk daya aktif yang ditunjukkan pada
gambar 2.4. Proses ini juga berlaku untuk proses converter sinyal besaran besaran
listrik lainnya seperti daya reaktif (kVARh), daya semu (kVA), arus (A), tegangan
(V), faktor daya (Cos Phi), frekuensi (Hz), dan lainnya.
Politeknik Negeri Sriwijaya 9
Pada gambar 2.5., yang terdiri dari beberapa processor dan display.
Processor pada meter ini dapat diprogram untuk menghitung besaran lain seperti
kVA maks, kWh LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) dan kWh WBP (Waktu
Beban Puncak). Meter ini dapat dikombinasikan dengan modem sehingga
pencatatan meter dapat dilakukan jarak jauh.
4
Tim Penyusun, P. (2010). Dasar Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta: PT. PLN (Persero) Disjaya.
Politeknik Negeri Sriwijaya 11
system tegangan menengah 20 kV, trafo tegangan yang digunakan memiliki rasio
20 𝑘𝑉 100 𝑉
sebesar atau .
√3 √3
Pada trafo tegangan, ada beberapa yang harus diperhatikan berkaitan dengan
fungsinya sebagai alat bantu dalam pengukuran kWh meter yaitu rasio, kelas,
polaritas, dan daya pelanggan.
Gambar 2.6. Pengawatan kWh Meter 3 fasa, 4 kawat sambungan langsung tarif
tunggal
Sumber: Buku wiring dan pengujian APP tidak langsung, 2014
Politeknik Negeri Sriwijaya 12
b) Perangkat Komunikasi
Perangkat komunikasi meter elektronik terdiri dari modem, simcard,
adaptor, antena, dan kabel data. Modem GSM yang digunakan antara lain
Sierra, Wasion, Siemens, Mlis. Simcard yang digunakan merupakan
simcard pasca bayar dari dua provider yaitu Halo (Telkomsel) dan pro-XL
5
Tim Penyusun, P. (2010). Sistem AMR (Automatic Meter Reading). Jakarta: PT. PLN (Persero)
Disjaya.
Politeknik Negeri Sriwijaya 15
a)Adaptor
b)Modem
c)Antena
d)Kabel data
e)Stopkontak
d) Komputer
Komputer ini merupakan perangkat yang digunakan sebagai alat
pemantauan dan pembacaan dari ruang kontrol yang ditampilkan oleh
software (perangkat lunak) aplikasi
b) Software Aplikasi
Software ini bersifat khusus yang digunakan untuk membaca berbagai
macam tipe / meter. Pada PLN di UP3 Palembang bagian TE software yang
digunakan untuk perangkat AMR ini sendiri adalah AMICON dari ICON+.
Aplikasi ini terdiri dari software AMR, database server, dan software DMR
(Data Management Report) yang mana nantinya akan digunakan untuk
proses amrisasi (wawancara karyawan: 2019). Di bawah ini merupakan
contoh tampilan awal dari software AMICON.
3. User / Pelaksana
Komponen ini berupa petugas operator yang memantau/menjalankan aplikasi
amicon guna untuk memantau pemakaian energi pada pelanggan.
Politeknik Negeri Sriwijaya 17
2. Max Demand
Max Demand adalah nilai beban puncak energi listrik dalam periode tertentu
yang juga tersimpan di memori meter secara berkala silih berganti.
Politeknik Negeri Sriwijaya 18
3. Instantaneous
Instantaneous adalah nilai energi listrik saat dibaca sekarang dan selalu
berubah selaras dengan penggunaan listrik oleh pelanggan atau nilai yang tampil di
layar meter.
Tabel 2.5 Setting Instaneous pada Meter Elektronik
BESARAN LISTRIK SATUAN DIRECTION
dd-mmm
Tanggal & Jam Meter -
hh:mm:ss
Arus Phase R Ampere -
Arus Phase S Ampere -
Arus Phase T Ampere -
Tegangan Phase R Volt -
Tegangan Phase S Volt -
Tegangan Phase T Volt -
Degree
Sudut Arus (RST) terhadap ClockWise
Sumbu -X+
Degree
Sudut Tegangan
terhadap ClockWise
(RST)
Sumbu -X+
Power Factor - Export
Frekuensi Hertz -
Beban Aktif kw Export
Politeknik Negeri Sriwijaya 19
4. Load Profile
Load Profile adalah nilai pemakaian energi listrik per interval waktu yang
tersimpan di memori meter secara silih berganti.
Tabel 2.6 Setting Load Profile pada Meter Elektronik
6
Cekdin, C., & Taufik, B. (2013). Transmisi Daya Listrik. Yogyakarta: ANDI.
Politeknik Negeri Sriwijaya 21
reaktif. Satuan daya semu adalah VA. Berikut persamaan untuk menghitung daya
semu:
a. Logaritma Aritmatika
Untuk 1 fasa :𝑆 = 𝑉 . 𝐼 (2.1)
Untuk 3 fasa: 𝑆 = √3 . 𝑉𝐿 . 𝐼𝐿 (2.2)
b. Vektorial algoritma
𝑆 = √𝑃2 + 𝑄 2 (2.3)
Dimana :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan antar saluran (Volt)
I = Arus saluran (Ampere)
magnet. Satuan daya reaktif adalah Var. Berikut persamaan untuk menghitung daya
reaktif:
Untuk 1 fasa :𝑄 = 𝑉. 𝐼. sin 𝜃 (2.6)
Untuk 1 fasa :𝑄 = √3. 𝑉𝐿. 𝐼𝐿. sin 𝜃 (2.7)
Dimana :
V = Tegangan antar saluran (Volt)
I = Arus saluran (Ampere)
Sudut θ = besar sudut pergeseran nilai arus maupun tegangan pada grafik sinusoidal
listrik AC. Besar Sin θ (Faktor daya) sesuai dengan nilai θ.
b) Beban induktif
Arus lagging terhadap tegangan
0° < <= 90° so 0 <= cos() < 1
7
Suryatmo, F. (1996). Dasar - Dasar Teknik Listrik. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Politeknik Negeri Sriwijaya 23
c) Beban kapasitif
Arus leading terhadap tegangan
90° <= < 0° jadi 0 <= cos() < 1
Apabila nilai dari energi aktif lebih besar daripada nol (P > 0) maka energi
yang digunakan oleh konsumen bernilai positif (imported), yang mana artinya
energi ini diterima oleh konsumen dan digunakan untuk menjalankan bebannya.
Begitupun sebaliknya jika nilai dari energi aktif lebih kecil daripada nol (P > 0)
maka energi yang digunakan oleh konsumen bernilai negatif (eksported), yang
mana artinya energi yang digunakan oleh konsumen dikembalikan lagi ke PLN
sehingga PLN mengalami kerugian. Hal ini terjadi karena kesalahan pengawatan
pada kWh meter ataupun pada alat pendukung kWh meter seperti CT dan PT.
2. Energi Reaktif
Energi reaktif langsung merupakan energi sisa dari pemakaian beban listrik
yang mana besar energi ini didapat dari hasil perkalian dari besaran daya reaktif
dengan waktu. Satuan dari energi aktif ini adalah VAR hour(VARh). Berikut
persamaan yang digunakan untuk menghitung energi aktif:
Untuk 1 fasa:𝑊 = 𝑉 . 𝐼 . sin 𝜃 . 𝑡 (2.10)
Untuk 3 fasa:𝑊 = √3 . 𝑉𝐿 . 𝐼𝐿 . sin 𝜃 . 𝑡 (2.11)
Dimana :
W = Energi aktif (VArh)
V = Tegangan antar saluran (Volt)
I = Arus saluran (Ampere)
Sudut θ = Besar sudut pergeseran nilai arus maupun tegangan pada grafik sinusoidal
listrik AC. Besar Sin θ (Faktor daya) sesuai dengan nilai θ.
t = Waktu pengukuran per periode (Jam)