Anda di halaman 1dari 12

MODUL IV

PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

Nama : Muh. Faisal Pratama (F1B019092)


Asisten : Decky Ardhyadwipa Janustanto (F1B118015)
Tanggal Percobaan : 2 Oktober 2020
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Energi listrik merupakan energi yang berasal dari beda potensial oleh muatan listrik. KWH meter
ini sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur penggunaan daya pada konsumen
yang ada di perumahan ataupun industri. Pada percobaan pengukuran energy listrik ini memiliki
dua tujuan yaitu, untuk mengetahui pemakaian energi listrik dan factor yang mempengaruhi
ketelitian kWh meter. Pada pengukuran enargi 1 fasa ketika tegangan yang digunakan konstan
dan beban ditingkatkan maka dapat dilihat daya ukur dan arus semakin besar, pada pengukuran n
putaran diketahui bahwa semakin banyak daya akan membuat kecepatan putar piring semakin
cepat. Pada pengukuraan 3 fasa yaitu baban seimbang dapat diketahui bahwa saat beban
digunakan semakin besar maka waktu yang dibutuhkan oleh piringan pada kWh meter untuk
menempuh satu putaran penuh semakin sedikit, pada beban tak seimbang dapat diketahui bahwa
semakin besar beban yang digunakan maka semakin cepat piringan melakukan putaran penuh dan
pada beban tak seimbang dimana semakin besar beban yang dibutuhkan maka waktu semakin
cepat dan otomatis arus yang mengalir semakin kecil.
Kata kunci : Energi Listrik, beban, waktu

1. PENDAHULUAN 2. DASAR TEORI


Energi listrik merupakan energi ini 2.1. Pengertian kWh meter
merupakan energi yang berasal dari dari beda Kwh meter adalah alat yang digunakan
potensial oleh muatan listrik. Energi adalah oleh pihak PLN untuk menghitung besar
salah satu bentuk energi yang paling banyak pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat
digunakan oleh manusia dikarenakan energi ini umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama
sangat mudah diubah ke energi lain dan juga dari sebuah kWh meter adalah kumparan
cukup efisien. tegangan, kumparan arus, piringan aluminium,
Perhitungan energi listrik biasnya magnet tetap yang tugasnya menetralkan
menggunakan alat yang disebut dengan kWh piringan aluminium dari induksi medan magnet
meter. Alat ini menghitung penggunaan energi dan gear mekanik yang mencatat jumlah
tiap waktu dalam tiap jam. Hasil dari perputaran piringan aluminium. Alat ini
pengukuran kWh meter dijadikan sebagai dasar bekerja menggunakan metode induksi medan
tagihan listrik yang harus dibayarkan pada magnet dimana medan magnet tersebut
penyedia listrik setempat. menggerakkan piringan yang terbuat dari
Percobaan pengukuran energi listrik aluminium. Putaran piringan tersebut akan
terdapat dua tujuan yaitu: menggerakkan counter digit sebagai tampilan
a) Untuk mengetahui pemakaian energi jumlah kWhnya. , baik dalam satuan WH (watt
listrik dan faktor yang mempengaruhi. Hour) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour).
b) Mengetahui ketelitian kWh meter yang
digunakan.
Sebelum dipakai KWH meter harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
oleh pihak PT. PLN dalam hal ini sebagai
penjual energi listrik. Untuk menjamin bahwa
KWH meter yang dipakai di konsumen telah
betul–betul sesuai dengan standart yang
ditetapkan, maka terlebih dahulu dilakukan
peneraan oleh pihak PT. PLN tersebut.

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


2.2. KWH meter Analog 1 fasa KWH Meter digital digunakan untuk
mengatasi kelemahan dari KWH Meter
analog. Adapun kelebihan dari KWH Meter
Digital antara lain sebagai berikut :
1. Sistem pembayarannya dengan sistem
prabayar, dengan sistem prabayar
menggantikan cara pembayaran
umumnya, dengan menggunakan kartu
prabayar elektronik pengganti tagihan
bulanan.
2. KWH meter denan tampilan digital
yang menyala dan berukuran cukup
besar.
Gambar 1 KWH Meter analog
KWH meter Digital Adapun cara kerja
KWH meter Analog adapun bagian- dari KWH meter digital antara lain sebagai
bagian utama dari sebuah KWH meter berikut:
Analog antara lain, sebagai berikut : 1. KWH Meter digital dikontrol oleh sebuah
1. kumparan tegangan mikrokontroler dengan tipe AVR90S8515
2. kumparan arus dan menggunakan sensor digital tipe
3. piringan aluminium ADE7757 yang berfungsi untuk membaca
4. magnet tetap tegangan dan arus serta untuk melihat
5. gear mekanik yang mencatat jumlah besar energi yang digunakan pada
perputaran piringan aluminium instalasi rumah.
6. Bendera pengereman berfungsi untuk 2. Seven Segment sebagai penampil data
mengatur piringan pengujian beban besaran energi listrik yang digunakan
nol pada tegangan normal. dirumah. Dari komponen-komponen
7. Lidah pengereman adalah merupakan tersebut dihasilkan sebuah KWH meter
pasangan dengan bendera. Posisi lidah modern dengan tampilan digital yang
pengereman dan bendera pengereman dapat mengukur penggunaan energi,
harus tepat sehingga, Pada beban dengan batasan maksimal beban 500 watt.
nol,tegangan norminal piringan berhenti Adapun sistem pembayaran KWH Meter
pada saat posisi mereka berdekatan. digital yaitu dengan sistem pembayaran
Tetapi arus mula (0,5 % Id) piringan modern membeli sebuah voucher
harus dapat berputar > 1 putaran. elektronik, berisi besaran digital yang
Prinsip kerja KWH meter analog berfungsi sebagai pulsa dan juga sebagai
adalah alat ini bekerja menggunakan pembanding besaran energi yang
metode induksi medan magnet dimana digunakan. Secara otomatis sistem ini
medan magnet tersebut menggerakkan memutuskan tegangan rumah bila besaran
piringan yang terbuat dari aluminium. tersebut mencapai nilai 0.
Putaran piringan tersebut akan
menggerakkan counter digit sebagai 2.4. kWh meter 1 phase dan 3 phase
tampilan jumlah KWHnya. Listrik 3-phase adalah listrik AC
(alternatingcurrent) yang menggunakan 3
2.3. KWH Meter Digital 1 fasa penghantar yang mempunyai tegangan sama
tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120
derajat. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi
3 penghantar tadi : hubungan bintang (“Y”)
dan hubungan delta. Sesuai bentuknya, yang
satu seperti huruf “Y” dan satu lagi seperti
simbol “delta”. Tetapi untuk bahasan ini kita
akan lebih banyak membicarakan mengenai
hubungan bintang saja.

Gambar 1.1 KWH Meter digital

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


2.4.1 Hubungan Bintang
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph

Dimana:
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)

Gambar 2 Hubungan bintang 2.5. Energi dan daya listrik


Daya listrik merupakan laju hantaran energi
listrik dalam rangkaian listrik, dimana energi
Sistem 3-Phase Hubungan bintang dengan
listrik berbanding lurus dengan daya atau
tegangan 380/220V Gambar 2 adalah contoh
waktu. Satuan SI daya listrik adalah watt yang
sistem 3-phase yang dihubung bintang. Titik
menyatakan banyaknya tenaga listrik yang
pertemuan dari masing-masing phase disebut
mengalir persatuan waktu (joule/detik). Arus
dengan titik netral. Titik netral ini :
yang mengalir dalam rangkain dengan hambata
Voltagephaseto netralatau Voltagelineto
listrik menimbulkan kerja. Peranti
netral).
mengkonversi kerja ini kedalam berbagai
Sistem tegangan yang dipakai pada
bentuk yang berguna, seperti panas (seperti
gambar 2 adalah yang digunakan PLN pada
pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada
trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik
bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan
netral ditanahkan. Pada istilah umum di
suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh
Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar
dari pembangkit listrik atau penyimpanan
dengan nama sistem R-S-T. karena memang
energi seperti baterai. Daya listrik
umumnya menggunakan simbol “R”, “S” , “T”
dilambangkan dengan huruf P dalam
untuk tiap penghantar phasenya serta simbol
persamaan listrik, pada rangkaian arus DC
“N” untuk penghantar netral.
daya listrik sesaat di hitung menggunakan
hukum joule.
2.4.2 Hubungan Delta

Dimana:
P =Daya aktif
V =Tegangann
I =Arus listrik

2.6. Segitiga daya


Segitiga daya merupakan hal yang
menggambarkan hubungan matematik antara
tipe-tipe daya yang berbeda yaitu: daya aktif
(watt), daya reaktif (var) dan daya semu (va),
Gambar2.1 Hubungan Delta (Δ) berdasarkan prinsip trigonometri:
Hubungan segitaga adalah suatu
hubungan transformator tiga phasa, dimana
cara penyambungannya dengan ujung akhir
lilitan phasa pertama di sambung dengan ujung
mula lilitan kedua, akhir phasa kedua dengan
ujung mula phasa ketiga dan akhir phasa ketiga Gambar 3 Segitiga daya
dengan ujung mula phasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan 2.6.1 Daya Aktif
yang dihubungkan segitiga yaitu: VA, VC Daya aktif adalah daya yang
masing-masing berbeda 120°. Maka dari sesungguhnya dibutuhkan oleh beban.
gambar 2.1 di dapat persamaan sebagai berikut: Satuan daya aktif adalah W (watt) dan

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


dapat di ukur dengan mengguanakan alat a) Ketiga vektor arus / tegangan sama
ukur listrik wattmeter. Persamaan daya besar.
aktif (P) pada beban yang bersifat b) Ketiga vektor saling membentuk
resistansi: sudut 120º satu sama lain.
Dari gambar 3.1 menunjukan vektor
diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini
Dimana: terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor
P = Daya Aktif (W) arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol.
V = Tegangan listrik (V) Sehingga tidak muncul arus netral. Sedangkan
I = Arus listrik (A) yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang
Persamaan daya aktif (P) pada beban yang adalah keadaan dimana salah satu atau kedua
bersifat impedansi: syarat keadaan setimbang tidak terpenuhi.

Dimana:
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
Cos φ= Faktor daya

2.6.2 Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang
dibutuhkan untuk pembentukan medan
magnet atau daya yang di timbulkan oleh
beban yang bersifat induktif. Satuan daya
Gambar 3.1 Vektor diagram arus seimbang
reaktif adalah VAR (Volt Amper Reaktif).
Persamaan daya reaktif:
Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga
yaitu :
a) Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
Dimana:
membentuk sudut 120o satu sama lain.
P = Daya aktif (W)
b) Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
V = Tegangan (V)
membentuk sudut 120o satu sama lain.
I = Arus listrik (A)
c) Ketiga vektor tidak sama besar dan
sin φ = Faktor daya
tidak membentuk sudut 120o satu
sama.lain.
2.6.3 Daya semu
Dari gambar 3.2 menunjukkan vektor
Daya semu adalah daya yang
diagram arus dalam keadaan tidak seimbang.
dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus
Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga
listrik. daya nyata merupakan daya yang
vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah tidak sama
diberikan oleh PLN kepada kosumen.
dengan nol sehingga muncul suatu besaran
Satuan daya nyata adalah VA (Volt
yaitu arus netral (IN) yang besarnya
Ampere). Berikut persamaan daya semu:
bergantung pada seberapa besar faktor ketidak
seimbangannya.

Dimana:
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

2.7. Beban Seimbang dan Tak Seimbang


Beban adalah bagian dari suatu rangkaian
listrik yang menyerap daya yang diberikan oleh
suatu sumber pada rangkaian. Beban terbagi
menjadi dua, yaitu beban seimbang dan tak
seimbang. Yang dimaksud dengan keadaan
seimbang adalah suatu keadaan di mana : Gambar 3.2 Vektor diagram arus tdak
seimbang

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


3. METODOLOGI - Langkah percobaan
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
Start
No. Alat dan Bahan Jumlah
1 kWh meter 3 phase 1 buah
2 kWh meter 1 phase 1 buah Mengumpulkan alat
3 Voltmeter 1 buah dan bahan

4 Ampere meter 1 buah


5 Stop watch 1 buah
6 Beban lampu 1 buah Merangkai Alat dan
Bahan
7 Beban 3 phase 1 buah
8 Konektor secukupnya
Memastikan
3.2 Pengukuran Energi 1 fasa kebenaran
rangkaian
- Gambar rangkaian

Memasukkan
beban secara
bertahap

Rangkaian
percobaan 1

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan 1


Mencatat
Konstanta
kWh pada
name plate

Mencatat Hasil
Penunjukkan (W,
Cos, A, dan V

Menganalisa
Data

END

- Gambar rangkaian 2

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan 2

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


- Langkah percobaan - Langkah percobaan
Start

Start

Mengumpulkan alat
dan bahan
Mengumpulkan alat
dan bahan

Merangkai Alat dan


Bahan
Merangkai Alat dan
Bahan

Memastikan
kebenaran
Memastikan rangkaian
kebenaran
rangkaian

Mencatat
Memasukkan Konstanta
beban secara kWh pada
bertahap name plate

Rangkaian
percobaan 2
Memasukkan
beban secara
bertahap

Menyiapkan
Stopwatch
Beban Beban Tak
Seimbang Seimbang
Mencatat
Waktu untuk
Mencatat
mencapai n
Waktu untuk
putaran
mencapai n
putaran

Menganalisa
Data
Menganalisa
Data
END

END

3.2.2. Pengukuran Energi 3 fasa

- Gambar rangkaian 4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil dan Perhitungan


4.1.1 Pengukuran Energi 1 Fasa
a. Pengukuran energi 1 Fasa
Tabel 1 hasil pengukuran energi 1 fasa
W
Beban Cos I V
(Watt
(watt) (ampere) (volt)
)
40+40+100 166.1 1 0,77 220
Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan 3
40+100+100 223,5 1 1,016 220
100+100+100 385,8 1 1,754 220
Tabel 1 Data Hasil Pengukuran 1 Phasa

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


Perhitungan cos untuk sample data 3.
Diketahui : Hubungan beban terhadap daya
Pbeban= 300 Watt 400
V =220 volt
I = 1,754 A 300

Daya (W)
200
Ditanyakan : cos hitung = ?
% error = ? 100

Penyelesaian: 0
 Cos = 180 240 300
hitung
Beban
Cos hitung = Gambar 5 Grafik beban terhadap daya
(watt)
Cos hitung = 2,3 Berdasarkan gambar 5 diatas dapat
disimpulkan bahwa jika semakin besar nilai
 %Error = | | beban maka disana daya juga akan membuat
semakin besar karena beban itu membutuhkan
%Error = | | daya(Watt).

%Error = 0,56% Beban terhadap waktu


0,08
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat Waktu
0,06
di tabel 1.1
0,04
Beban W I V Cos % 0,02
Cos
(watt) (Watt) (ampere) (volt) Hitung Error 0
40 60 100
9
120 113.6 1 0.51 220 1.1 % Beban
9
140 127.6 1 0.58 220 1.1 % Gambar 5.1 Grafik beban terhadap arus
9 (ampere)
180 167 1 0.76 220 1.1 %
9 Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui
200 182.8 1 0.83 220 1.1 % bahwa jika semakin besar nilai daya pada
Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Energi 1 Fasa beban, maka nilai arus akan meningkat. hal ini
terjadi karena nilai daya pada beban
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dianalisa ketika berbanding lurus dengan arus, sesuai dengan
tegangan yang digunakan konstan dan beban persamaan .
ditingkatkan maka dapat disimpulkan bahwa
daya ukur dan arus semakin besar ini
disebabkan perbandingan lurus dari arus dan Hubungan beban terhadap cos φ
tegangan pada daya dengan persamaan P = V.I. hitung
Sedangkan untuk Cos selalu melebihi 1, ini 2
dapat terjadi oleh data yang kurang akurat,
Cos φ hitung

seusai teori nilai Cos harus bernilai 1 karena 1


rangkaian berupa rangkain resistif tanpa ada
induktasi dan kapasitansi. Dan nilai dari 0
presentasi error yang didapatkan mengalami 180 240 300
fluktasi ini dapat terjadi karena kesalahan alat Beban
atau keasalahan pembacaan.
Berdasarkan analisa diatas dapat Gambar 5.2 Grafik beban terhadap cos
menunjukkan grafik hasil dan perhitungan hitung
sebagai berikut :

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat di Dari tabel 4.4 diatas, dapat dianalisa
atas bahwa nilai cos akan menurun jika beban bahwa nilai tegangan yang digunakan konstan
semakin besar maka cos akan semakin yaitu 220 V dan ketika nilai beban yang
rendah. Nilai cos hitung dipengaruhi oleh digunakan semakin besar maka akan semakin
daya aktif dan daya semu seusai dengan besar juga daya yang dihasilkan. Sedangkan
persamaan . arus yang didapatkan dari masing-masing
beban adalah semakin besar nilai beban yang
digunakan maka akan semakin besar juga nilai
4.1.2 Pengukuran Energi n Putaran
arus yang dihasilkan pada alat ukur sesuai
Tabel 1.2 Data Hasil Pengukuran n
dengan rumusnya yaitu I=P/V.
Putaran
Untuk nilai E1 didapatkan dengan
Beban n t I (A) Volt Daya
(Watt) (hour) (V) (Watt) menggunakan persamaan . Dari
140 1 0,0667 0,588 220 129,5 tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai E1 bersifat
fluktuatif. Untuk nilai E2 didapatkan dengan
180 1 0,05 0,766 220 169,2
menggunakan persamaan . Dari tabel diatas
200 1 0,0405 0,847 220 187,1
dapat dilihat bahwa nilai E2 nilainya bersifat
260 1 0,04 1,102 220 243,3 fluktuatif.
Perhitungan energi listrik untuk persamaan 1
Diketahui : 4.1.2.1 Grafik Hubungan beban terhadap
V = 220 volt daya
I = 0,588 A
Cos = 1 350 243,3
t = 0.0667 jam 187,1
300
Ditanyakan :
250 169,2
P (Watt)

E1 = ?
Penyelesaian : 200
E1 = 150 129,5
100
E1 = 50
105 220 240 360
E1 = 0.0086 kWh Beban (Watt)

Perhitungan energi listrik untuk 4.1.2.1 Grafik Hubungan beban terhadap


persamaan 2 daya.
Diketahui :
P = 129,5 watt Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa
t = 0.0667 jam hubungan nilai beban dan daya adalah
Ditanyakan : berbanding lurus apabila semakin besar nilai
E2 = ? beban maka akan semakin besar juga nilai
Penyelesaian : daya, begitu juga apabila semakin kecil nilai
beban maka akan semakin kecil juga nilai
E2 = dayanya.

E2 =

E2 = 0.0086 kWh

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Pengukuran


Energi n Putaran

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


4.1.2.2 Grafik Hubungan antara Arus 4.1.2.4 Grafik Hubungan antara Waktu 1
dengan Beban . Putaran dengan Beban

2 350 240
1,102
300
1,5 0,847
I (Ampere)

250
0,766

t (jam)
1 200 180
0,588 150 145,8
0,5 100
0 50
105 220 240 360 0 220 240 360
Beban (Watt)
Beban (Watt)
Grafik 4.1.2.4 Hubungan antara Waktu 1
Grafik 4.1.2.2 Hubungan antara Arus Putaran dengan Beban
dengan Beban .
Dari grafik diatas, dapat dianalisa
Dari grafik diatas, hubungan beban bahwa semakin besar nilai beban maka akan
terhadap arus dapat dilihat bahwa hubungan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk
beban terhadap arus yaitu berbanding lurus hal piringan dalam kWh meter berputar dalam
ini dikarenakan semakin besar nilai dari beban sekali putaran, sebaliknya apabila semakin
maka akan semakin besar juga nilai arusnya. kecil nilai beban yang digunakan maka akan
Hubungan yang berbanding lurus ini sesuai semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk
dengan persamaan umum dari arus itu sendiri piringan dalam kWh meter berputar untuk
yaitu I= P/V. putarannya, dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa hubungan beban terhadap
4.1.2.3 Grafik Hubungan beban E1 dan E2 waktu adalah berbanding terbalik.

4.2 Pengukuran Energi 3 Phasa


4.2.1 Pengukuran Beban Seimbang
Berisi tabel hasil percobaan yang telah
dilakukan.

Grafik 4.1.2.3 Hubungan beban E1 dan E2 kWh 3 IN


Beban
Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat No N t (Ampere)
bahwa semakin besar nilai P ukur maka (Watt)
(jam)
semakin semakin besar nilai energi listrik E1
dan E2. Hal ini terjadi karena semakin besar
1 40×3 1 0.074 0
daya listrik maka semakin besar energi listrik 2 60×3 1 0.025 0
yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan 3 100×3 1 0.051 0
persamaan E2 = P.t dan E1 = (V.I.Cos .t)/1000, Tabel 1.4 Hasil Perhitungan n putaran
dimana (V.I.Cos ) merupakan persamaan
untuk daya aktif. Dalam persamaan energi Perhitungan energi listrik untuk persamaan 1
listrik E1 dan E2, E2 berbanding lurus dengan data 1
daya dan E1 berbanding lurus dengan daya
aktif. Hasil pengukuran energi listrik dari
persamaan E1 lebih teliti dari persamaan E2
karena persamaan E1 menghitung bilangan
pecahan dari V, I, dan Cos yang merupakan
persamaan untuk daya aktif. Sedangkan
persamaan E2 menghitung bilangan pecahan
dari P sehingga persamaan E2 memiliki
ketelitian yang rendah.

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


= 0.45 0 +0.45 -120 + 0.45 -240
= (0.45+ j0) + (-0.225 - j0,405) + Beban terhadap waktu
0,1
(-0.225 +j0.405)

Waktu
= 0A 0,05
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat 0
di tabel 1.5
40 60 100
kWh 3 IN
Beban IN hitungan Beban
No n t
(Watt) (A) (A)
(jam) Gambar 5.4 beban terhadap waktu
1 40×3 1 0.074 0 0
2 60×3 1 0.025 0 0 Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat
bahwa grafik tersebut mengalami perubahan di
3 100×3 1 0.051 0 0
mana beban yang semakin besar maka waktu
Tabel 1.5 Hasil Perhitungan n putaran akan berubah. jika semakin besar daya beban
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa yang digunakan, maka piringan pada kWh akan
beban berbanding lurus dengan daya semakin cepat karna pemakain daya akan
dikarenakan seberapa banyak beban yang semakin besar juga energi yang digunakan
keluar maka daya yang dikeluarkan juga harus semakin besar dan putaran semakin cepat.
lebih banyak dari beban. Sedangkan waktu
yang dibutuhkan Piringan aluminium untuk 4.2.2 Pengukuran Energi Beban Tidak
menghasilkan 1 putaran penuh semakin Seimbang
berkurang atau piringan semakin cepat
berputar. Karena semakin bertambahnya beban No Beban IN
kWh 3
maka waktu akan semakin cepat hal ini (Watt) (Ampere)
t n
menunjukan bahwa daya yang dihasilkan
(jam)
berbanding lurus dengan arus yang di hasilkan,
1 320 1 0.022 0.602
sesuai dengan persamaan P = V x I .
2 200 1 0.044 0.228
3 185 1 0,048 0.279
4.2.2 Analisis Tabel 1.6 Hasil Pengukuran Energi Beban
Bisa di lihat pada tabel 1.3 di mana IN
Tidak Seimbang
hitungan itu dia bernilai 0, dia mernilai 0
Perhitungan arus netral untuk sampel data 2
karena merupakan beban seimbang yang
Diketahui :
memiliki nilai yang sama dan tegangan
P1 = 160 Watt
menggunkana tegangan 3 fasa di mana terdapat
P2 = 100 Watt
R, S, T dari hasil penjumlahan R,S,T berasal
P3 = 60 Watt
dari beban seimbang yang memiliki nilai 0.
V1 = V2 = V3 = 220 Volt
Hitung : IN =....?
Hubungan beban IN =

terhadap arus
=
1
= 0,727 + 0j – 0,227 – 0,393 j – 0,136 +
Arus(A)

0 0,236 j
40 60 100 = 0.364 - 0,157 j
Beban = 0,396 -23.33

Gambar 5.3 beban terhadap arus

Bisa di lihat pada gambar 5.3 di atas bahwa


arus pada 3 fasa jika beban semakin Besar
beban yang ada maka beban seimbang akan
tetap 0.

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


Tabel 1.7 Hasil Perhitungan Pengukuran 0,06 0,048
Energi Beban Tidak Seimbang 0,05 0,044

waktu (s)
0,04
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengukuran
energi 3 fasa dengan beban tak seimbang, 0,03 0,022
dimana masing-masing beban memiliki nilai 0,02
yang berbeda sehingga menghasilkan arus 0,01
netral lebih dari 0 Ampere, Hal ini dikarenakan 0
pada sistem 3 fasa beban yang digunakan pada 0 100 200 300 400
masing-masing fasa memiliki nilai beban yang
berbeda sehingga penjumlahan ketiga vektor Beban (Watt)
arusnya menghasikan arus netral. Nilai In ukur Grafik 4.2.2.3 Hubungan beban terhadap
bernilai berbeda dengan In hitung karena waktu
kurang presisinya alat ukur. Semakin besar Dari grafik di atas dapat dianalisa
nilai total beban tak seimbang maka semakin bahwa semakin besar nilai total beban
cepat juga waktu yang diperlukan untuk satu seimbang maka semakin cepat juga waktu yang
kali putaran pada piringan aluminium. Hal ini dibutuhkan untuk satu kali putaran pada
terjadi karena semakin besar arus yang piringan aluminium. Hal ini terjadi karena
mengalir kepada kWh meter akibat naiknya semakin besar arus yang mengalir kepada kWh
nilai beban sehingga menghasilkan medan meter akibat naiknya nilai beban sehingga
magnet yang semakin besar dari kumparan arus menghasilkan medan magnet yang semakin
dan kumparan tegangan dalam kWh meter. besar dari kumparan arus dan kumparan
Sehingga memepercepat putaran piringan tegangan dalam kWh meter. Sehingga
aluminium. memepercepat putaran piringan aluminium. Hal
Berdasarkan analisa di atas dapat ini sesuai dengan persamaan P = kWh / t, daya
ditunjukkan grafik dari hasil dan perhitungan berbanding terbalik dengan waktu.
sebagai berikut.
5. KESIMPULAN
4.2.2.2 Grafik Pengaruh Beban tak 1. Pada pengukuran energy 1 fasa nilai
seimbang beban yang diberikan berbanding lurus
4.2.2.2 Grafik Hubungan antara Arus dengan nilai arus dan daya yang
Netral Ukur dengan Beban dihasilkan. Semakin besar nilai beban
yang digunakan maka semakin besar
pula daya dan arus yang dihasilkan.
0,4 0,364
0,277 Dengan persamaan P =V.I maka dapat
0,261
Arus Netral

0,3 dikatakan daya yang dihasilkan akan


0,2 berbanding lurus dengan arus yang
dihasilkan.
0,1
Perhitungan Cos hitung yaitu:
0
0 200 400
Beban (Watt)
Grafik 4.2.2.2 Hubungan antara Arus Netral
Ukur dengan Beban  Cos hitung =
Pada grafik diatas dapat kita lihat
bahwa semakin besar beban yang digunakan,
maka nilai kuat arus netral tetap bernilai 0 Cos hitung =
Ampere. Hal ini terjadi karena beban dari
ketiga fasa yang digunakan bernilai sama atau Cos hitung = 2,3
setiap fasa bebannya bernilai sama sehingga
hasil dari penjumlahan ketiga vektor arusnya 2. Pada pengukuran energi 3 phasa
tetap bernilai 0 Ampere. dengan beban seimbang Z1=Z2=Z3
4.2.2.3 Grafik Hubungan beban terhadap memiliki nilai arus netral yang
waktu dihasilkan yaitu nol ampere. hal ini
dikarenakan pada pengukuran 3 fasa
besar nilai beban yang digunakan
seimbang. Semakin besar nilai total
beban seimbang maka semakin cepat

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092


pula waktu yang di perlukan untuk
berputar satu putaran penuh piringgan
alumunium pada kwh meter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Penuntun Praktikum


Pengukuran Besaran Listrik.
Laboratorium Listrik Dasar.
Jurusan Teknik Elektro.
FakultasTeknik Universitas Mataram.

Hyat, William. 2010. Rangkaian Listrik


I. Erlangga. Jakarta.

Sri, Wuliyanti. 2008. Alat ukur


dan Teknik pengukuran I. Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.

Maspur. 2020. Perbedaan Kwh meter analog


dan digital. Jakarta.

Suprianto. 2015. Hubungan transformator


tiga phasa dan rumus. Universitas
Semarangg. Semarang.

MODUL 4 | PraktikumPengukuranBesaranListrik 2020 /F1B019092

Anda mungkin juga menyukai