(a) (b)
Gambar 2.2. Hubungan kumparan fasa dengan alur stator dan jaringan ac 3 fasa
dari Gambar 2. 1 dan penyederhanaannya
Gambar 2.2a dapat lebih disederhanakan lagi untuk memudahkan melihat arah
polaritas tegangan/arus listrik yang akan dihasilkan tiap kumparan fasa, yaitu dengan
menggambarkan sebuah kumparan fasa sebagai ujung awal dan ujung akhirnya saja
dengan asumsi telah terbangkitkan tegangan ac tiga fasa yang polaritasnya digambarkan
sebagai arah tegangan/arus keluar kumparan (polaritas +) atau masuk kumparan
(polaritas -) yang masing-masing digambarkan dengan mata atau ekor anak panah
sebagaimana tampak pada Gambar 2.2b.
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 15
3. Fluks magnet dari kutub rotor ini akan melewati celah udara dan mencapai
permukaan dari stator berikut kumparan stator yang dililitkan di dalam inti
stator.
`
(a) (b)
Gambar 2.4. Perputaran rotor terhadap besar fluks rotor yang diterima
kumparan stator dalam suatu kurun waktu t (detik)
4. Putaran rotor akan menyebabkan fluks magnet yang diterima oleh kumparan
stator untuk tiap fasa (dengan N lilitan) bersifat berubah terhadap waktu
(d/dt), sehingga berdasarkan hukum Induksi Faraday, tegangan akan
terinduksi pada kumparan fasa stator sebesar :
d d ( N ) d
e N (volt) (2.1)
dt dt dt
Tanda (-) = merupakan hasil dari hukum Lenz yang menyatakan bahwa arah
polaritas dari tegangan/arus yang terinduksi pada kumparan
akan menghasilkan arah fluks yang berlawanan dengan arah
fluks yang menginduksikan tegangan tersebut.
= N = pertalian fluks (flux linkage) dari N lilitan = banyak lilitan x besar
fluks yang ditangkap tiap lilitan untuk suatu saat
5. Pada generator sinkron (sebagai contoh digunakan rotor kutub menonjol
dengan 2 kutub) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.4a, apabila
dianggap sumbu horizontal (x) sebelah kanan sebagai posisi awal putaran
rotor (perubahan sudut putaran, = 00 dan waktu putaran, t = 0 ) pada
generator sinkron, maka putaran rotor yang arahnya berlawanan putaran
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 17
6. Saat sudut = t berubah mulai dari sudut 00 sampai 3600 akan diperoleh
perubahan besar tegangan terinduksi pada kumparan a – a’ untuk setiap saat
dalam 1 putaran, yaitu dalam bentuk satu siklus gelombang sinusoida
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.5.
7. Berdasarkan Gambar 2.4a, dapat dilihat bahwa posisi kumparan fasa b (b-b’)
dan c (c-c’) terpisah (terbelakang jika dipandang dari arah putaran rotor)
terhadap kumparan fasa a dengan besar derajat ruang masing-masing sebesar
1200 dan 2400, oleh karena itu maka persamaan tegangan sesaat yang
terinduksi pada kedua kumparan fasa tersebut :
eb E m sin t 120 0 (volt) (2.3)
Karena frekuensi tegangan yang digunakan suatu jaringan listrik umumnya sudah
ditentukan (di Indonesia digunakan 50 Hz), dan karena jumlah kutub rotor bernilai tetap
untuk suatu generator sinkron 3 fasa tertentu, maka kecepatan putar rotornya pun
menjadi akan bernilai tetap yaitu sebesar :
n = 120 f / p (rpm) (2.6)
Kecepatan yang sudah tetap ini disebut sebagai kecepatan sinkron dari suatu mesin
sinkron, baik saat beroperasi sebagai generator maupun motor.
Gambar 2.7. Diagram satu garis untuk tiap fasa kumparan stator generator
sinkron tanpa beban
Dimana :
E0 = tegangan induksi kumparan fasa stator saat beban nol yang besarnya sama dengan
tegangan induksi maksimum kumparan fasa stator (Em) dengan persamaan :
Em 2fN (volt) (2.7)
Ra = tahanan kumparan fasa stator (ohm)
V = tegangan terminal kumparan fasa stator (volt)
Vf = tegangan sumber dc untuk menghasilkan medan rotor (volt)
If = arus medan rotor (ampere)
Rf = tahanan kumparan medan rotor (ohm)
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 20
Karena tidak ada arus I mengalir pada kumparan stator akan menyebabkan tidak
terjadinya jatuh tegangan V = I Ra pada kumparan stator sehingga tegangan pada
terminal (ujung) kumparan stator tiap fasa, V, akan sama besar dengan tegangan dalam
kumparan yaitu E0.
2.5.1 Reaktansi bocor pada kumparan stator generator sinkron tiga fasa saat
berbeban.
Fluks bocor akan dapat menghasilkan adanya suatu tegangan induktansi diri
pada kumparan jangkar, sebesar :
dI
eL L (volt) (2.8)
dt
dengan :
L = koefisien nilai induktansi diri dari kumparan jangkar yang disebabkan oleh
adanya fluks bocor, L pada kumparan jangkar (N) dibagi dengan besar
arus (I) yang mengalir pada kumparan jangkar
= (N x L)/I
dI/dt = perubahan besar aliran arus (ac) terhadap waktu yang mengalir pada
kumparan jangkar.
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 21
Tanda (-) = merupakan hasil dari hukum Lenz yang menyatakan bahwa arah polaritas
dari tegangan/arus yang terinduksi pada kumparan akan menghasilkan arah
fluks yang berlawanan dengan arah fluks yang menginduksikan tegangan
dan arus (I) tersebut.
2.5.2 Reaktansi jangkar pada kumparan stator generator sinkron tiga fasa saat
berbeban.
Interaksi antara fluks medan rotor dengan fluks jangkar disebut sebagai reaksi
jangkar. Reaksi jangkar ini sangat ditentukan oleh jenis beban yang terhubung ke
terminal kumparan jangkar generator sinkron, baik itu beban resistif murni, ataupun
beban induktif murni, atau gabungan keduanya.
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 22
Pada saat generator diberi beban resistif murni, reaksi jangkar yang terjadi
menghasilkan :
1. Arah aliran fluks jangkar akan berbeda sudut sebesar 900 (tegak lurus)
terhadap arah fluks medan, sehingga fluks jangkar bersifat
mendistorsi/memotong aliran fluks medan. Ini menyebabkan aliran fluks
medan menjadi menyimpang/membias dari arah seharusnya sehingga
kumparan stator akan menerima fluks medan dengan nilai yang berkurang
dari seharusnya.
2. Tegangan induksi pada kumparan jangkar stator pun menjadi berkurang dari
seharusnya, atau dikatakan telah terjadi jatuh tegangan akibat reaksi jangkar
pada beban resistif murni.
Pada saat generator diberi beban induktif murni, reaksi jangkar yang terjadi
menghasilkan :
1. Arah aliran fluks jangkar akan berlawanan arah terhadap arah fluks medan,
sehingga fluks jangkar bersifat mengurangi/memperlemah fluks medan. Ini
menyebabkan walaupun aliran fluks medan tetap pada arah seharusnya tetapi
nilainya berkurang sehingga kumparan stator juga akan menerima fluks
medan dengan nilai yang berkurang dari seharusnya.
2. Tegangan induksi pada kumparan jangkar stator pun menjadi berkurang dari
seharusnya, atau dikatakan telah terjadi jatuh tegangan akibat reaksi jangkar
pada beban induktif murni.
Jatuh tegangan yang terjadi karena reaksi jangkar (akibat adanya distorsi
ataupun pelemahan fluks medan oleh fluks jangkar) dapat dinyatakan dengan
keberadaan fluks jangkar, a. Untuk menyatakan fluks jangkar sebagai komponen dari
jatuh tegangan pada kumparan jangkar, maka fluks jangkar ini dapat dinyatakan sebagai
suatu reaktansi induktif, yaitu dinyatakan sebagai reaktansi jangkar, Xa, sementara jatuh
tegangan pada kumparan jangkar akibat adanya fluks jangkar (reaksi jangkar) dapat
dinyatakan sebagai perkalian antara I x Xa .
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 23
2.5.3 Diagram satu garis generator sinkron tiga fasa saat berbeban
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pada saat telah
mengalir arus beban, maka akan terjadi pengurangan besar tegangan (jatuh tegangan)
dari E0 ke V. Jatuh tegangan (V) per fasa pada kumparan stator ini dapat terjadi antara
lain karena adanya :
1. Tahanan jangkar, nilainya V = I x Ra
2. Reaktansi bocor, nilainya V = I x XL
3. Reaktansi jangkar, nilainya V = I x Xa
Berdasarkan ketiga nilai jatuh tegangan per fasa pada kumparan stator ini maka diagram
satu garis untuk tiap fasa kumparan stator saat berbeban menjadi :
Gambar 2.9 Diagram satu garis untuk tiap fasa kumparan stator generator
sinkron berbeban
Xa dan XL dapat digabungkan menjadi suatu reaktansi sinkron, XS, sehingga total jatuh
tegangan pada kumparan stator akan menjadi :
V IRa jI ( X a X L ) I ( Ra jX S ) IZ S (volt) (2.9)
dimana Zs = impedansi sinkron generator sinkron saat berbeban.
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON TIGA FASA 24
Pertanyaan :
1. Gambarkan hubungan antara kumparan tiga fasa dengan alur stator dari
generator sinkron 3 fasa dan jaringan tiga fasa
2. Jelaskan urutan proses sampai terinduksi suatu gaya gerak listrik pada konduktor
kumparan stator generator sinkron 3 fasa.
3. Gambarkan perubahan besar tegangan terinduksi pada kumparan a-a’generator
sinkron 2 kutub untuk setiap saat dalam 1 putaran (360 0) dalam bentuk satu
siklus gelombang sinusoidal.
4. Tuliskan persamaan dan gambarkan tiga buah gelombang tegangan induksi pada
kumparan fasa a, b, dan c generator sinkron 3 fasa.
5. Jelaskan urutan proses diperolehnya persamaan frekuensi tegangan ac generator
sinkron.
6. Sebut dan jelaskan 2 macam fluks yang dihasilkan kumparan jangkar saat
generator sinkron diberi beban listrik.
7. Jelaskan disertai gambar diagram satu fasa dan persamaan, 3 penyebab
terjadinya jatuh tegangan (V) per fasa pada kumparan stator generator sinkron.