Konstruksi Mesin DC
Konstruksi fisik mesin DC terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang berputar
disebut rotor dan bagian yang stasioner disebut stator. Bagian stasioner mesin
tersusun atas rangka (frame) yang menyediakan dukungan fisik, dan batangan kutub
yangt berfungsi menyediakan lintasan fluks magnet pada mesin. Ujung dari batang
kutub yang berada dekat permukaan rotor disebut sepatu kutub. Permukaan luar
pada sepatu kutub disebut ”pole face”, jarak antara pole face dengan rotor disebut
“air gap”.
Pada mesin DC terdapat dua kumparan yaitu kumparan jangkar dan kumparan
magnet utama pada mesin. Pada mesin DC normal, kumparan jangkar terletak di
Kutub utama mesin DC terbuat dari material yang dilaminasi, kutub pada mesin DC
dinamakan kutub “salient” oleh karena bentuknya yang menonjol ke luar dari
Rotor pada mesin DC tersusun atas batangan baja dengan inti dibentuk diatasnya.
Inti rotor tersusun atas banyak laminasi dari lempengan baja, dengan “notch” di
dipasang pada batang (shaft) rotor pada salah satu ujung inti rotor. Belitan jangkar
komutator.
Komutator pada mesin DC umumnya dibuat dari batangan tembaga yang diisolasi
dengan bahan tipe mika. Batangan tembaga dibuat cukup tebal untuk
memungkinkan penggunaan normal hingga masa life time motor. Sikat pada mesin
terbuat dari karbon, graphite, metal graphite atau campuran karbon dan graphite.
Sikat dibuat dari material lebih lunak daripada material pada segmen komutator,
sehingga permukaan komutator akan aus lebih sedikit. Pemilihan tingkat kekerasan
sikat harus dikompromikan, jika terlalu lunak maka sikat harus sering diganti, jika
berputar pada sumbu tetap. Bagian yang berputar ini disebut rotor sedangkan bagian
yang stasioner dinamakan stator. Medan magnet mesin disuplai oleh kutub magnet
Jika rotor mesin berputar, maka tegangan akan terinduksi pada kumparan kawat.
e = Emaks sin t
Untuk memperoleh tegangan searah, maka digunakan alat penyearah yang disebut
Besar tegangan yang dibangkitkan adalah sama dengan hasil perkalian “product”
fluks di dalam mesin dengan kecepatan putaran mesin dikalikan dengan sebuah
Secara umum tegangan pada mesin dipengaruhi oleh tiga faktor yang sama yaitu:
2. kecepatan putaran
eind = v B l
Z v Bl
Ea
a
Dimana Z adalah jumlah keseluruhan konduktor dan a adalah jumlah jalur pararel
konduktor.
Z r B l
Ea
a
Fluks pada satu kutub adalah sama dengan rapat fluks dikalikan dengan luasan yang
dilingkupi, atau:
= B Ap
A =2 r l
Jika ada P kutub pada mesin, maka area masin-masing kutub merupakan luasan
A 2 r l
Ap
P P
Z r B l
Ea
a
ZP
2 a
Ea K
ZP
K
2 a
adlah kecepatan sudut dengan satuan radius per detik. Jika kecepatan dinyatakan
Ea = C n
Dengan ZP
C
60 a
Dimana:
n = kecepatan putaran
Z = jumlah konduktor
P = jumlah kutub
C = konstanta
susunan mesin menjadi seperti pada gambar, maka pada kawat akan terinduksi torsi
sehingga kawat akan bergerak (berputar) pada sumbunya. Besar torsi yang
tergantung pada:
ZP
Tind Ia
2 a
atau Tind = K Ia
dengan ZP
K
2 a
Komutasi merupakan proses pengubahan tegangan dan arus AC pada rotor mesin
Dc menjadi tegangan dan arus DC pada terminalnya. Apabila pada kedua ujung
kumparan dipasangkan cincin, tegangan yang keluar dari ujung kumparan ini
menjaddi positif. Dengan demikian tegangan yang keluar meupakan suatu tegangan
searah.
bidang netral (bidang yang tegak lurus terhadap sumbu fluks utama).
Misalnya pada t = t0, “segmen komutator” tepat berimpit dengan sikat. Dan
misalkan ada dua jalan pararel dalam kumparan jangkar tersebut, sehingga arus
jangkar Ia yang mengalir pada masing-masing jalan pararel adalah Ia /2 dengan arah
seperti ynag ditunjukkan pada gambar. Dengan demikian arus yang mengalir pada
ke arah kanan (lihat gambar di atas), dan pada saat t = t1 sikat terletak antara dua
komutator dengan perbandingan 1:3 (lihat gambar b), maka distribusi arus pada
masing-masing komutator adalah Ia /4 pada komutator sebelah kiri, dan 3Ia /4 pada
Dari Hukum Kirchoff untuk arus, kita dapatkan besar arus yang mengalir pada
kumparan A = Ia /4 dengan arah masih tetap ke kanan. Pada t = t2, sikat tepat berada
di tengah-tengah antara dua segmen komutator tersebut, maka terlihat bahwa tidak
ada arus ynag mengalir pada kumparan A (keadaan ini sma halnya seperti ketika
kumparan A tepat berada pada bidang netral). Pada t = t3, sikat berada antara dua
segmen komutator dengan perbandingan letak 1:3 (liaht gambar d), di sini arus yang
mengalir pada kumparan A = Ia /4, dengan arah arus terbalik yaitu ke kiri. Akhirnya
pada t = t4, sikat meniggalkan segmen komutator sebelah kanan dan tepat berada
Demikianlah dengan adanya arus yang berbalik arah dalam kumparan jangkar yang
berputar dalam medan magnet, dihasilkan tegangan induksi (ggl) dengan bentuk
Jika arus dalam kumparan A digambarkan sebagai fungsi waktu diperoleh fungsi
linear. Fungsi tersebut merupakan fungsi linier komutasi yang dihasilkan jika rapat
arus dalam sikat seragam. Tetapi karena adanya pengaruh induktansi kumparan dan
tahanan sikat untuk arus yang cukup besar, maka fungsi tersebut tidak linier lagi,
suatu kutub pembantu dan kumparan kompensasi. Jika kumparan kompensasi dapat
menetralisasi reaksi jangkar, besarnya ggm yang diperlukan pada kutub pembantu
Belitan Gelung
Kumparan biasanya terdiri atas beberapa lilitan. Kumparan yang dihubungkan satu
Karena setiap kumparan mempunyai dua ujung, dan setiap segmen komutator
terisolir. Segmen komutator turut berputar bersama rotor. Setiap sikat terbuat dari
bahan penghantar karbon, tidak turut berputar (diam) tetapi bergerak pada segmen
komutator yang berputar. Agar tegangan sisi kumparan saling memperbesar, maka
bila satu sisi kumparan terletak di bawah kutub utara, pasangan sisi kumparan
dimulai dari segmen komutator 7, menuju ujung sisi kumparan 13 terus ke sisi
kumparan yang ada terus ditelesuri, akan diperoleh belitan tertutup yang berbentuk
gelung.
Bila pada rotor diberikan energi mekanis dengan arah berlawanan jarum jam, akan
diperoleh gaya gerak listrik (ggl) pada masing-masing kumparan. Arah ggl pada
ujung kumparan diperlihatkan dengan tanda (-) dan (x). Dalam posisi seperti terlihat
dan juga kumparan 1. Keadaan ini memang dikehendaki karena dengan demikian
di kumparan 5 dan 1 tidak timbul tegangan. Dengan cara demikian dapat ditentukan
lokasi yang tepat untuk meletakkan sikat, yaitu pada posisi yang akan menghasilkan
dibangkitkan pada sisi kumparan yang lain akan saling menambah secara seri di
antara sikat A dan B. Jika beban dihubungkan pada sikat, arus akan mengalir. Jalur
contoh keadaan ini, sisi atau ujung kumparan 1, 10, 9, dan 2 bertegangan nol.
Kumparan berputar terhadap waktu, tapi bentuk ggl yang dibangkitkan adalah
akan mengambil posisi kumparan 7 dan seterusnya. Oleh karenanya tegangan yang
dibangkitkan di ujung sikat adalah tegangan searah. Dengan kata lain tegangan
bolak-balik melalui kerja komutator dan sikat telah diubah menjadi tegangan
searah. Pada bentuk belitan gelung jumlah kutub, sikat dan jalur pararel akan selalu
sama. Dalam contoh diatas jumlah kutub, sikat dan jalur paparel adalah dua.
Belitan Gelombang
sehingga berbentuk gelombang. Hubungan ini dapat lebih jelas bila ditelusuri jalan
Ganbar di atas juga menunjukkan adanya 4 kutub, 21 kumparan rotor dan terdapat
Yc = 2(c + 1)/p
Dalam contoh di atas, di mana p = 4 dan c = 21, diperoleh Yc = 11 atau 10. Dalam
Untuk belitan gelombang (simplex wave-wound), berapa pun jumlah kutub yang
ada, jalur pararel dan sikat akan selalu berjumlah dua (a = 2) dengan jumlah
konduktor yang terhubung seri pada satu jalur adalah Z//2. Sehingga tegangan
. p.N Z . p.N .Z
Ea
60 2 120
Tidak demikian halnya dengan belitan gelung, yang jumlah jalur pararelnya
wound) memiliki jalur pararel sama dengan jumlah kutubnya (a = p) dengan jumlah
konduktor yang terhubung seri pada satu jalur sebanyak Z/p. Maka tegangan
. p.N Z .N .Z
Ea
60 p 60
Biasanya belitan gelung digunakan untuk mesin beraliran arus tinggi, sedangkan
belitan gelombang yang selalu hanya mempunyai dua jalur pararel, digunakan
Secara umum besarnya ggl yang dibangkitkan oleh generator ditulis sebagai :
.Z .N p
Ea
60 a
Hitung fluks yang terdapat dalam dinamo (generator arus searah) 4 kutub dengan
772 konduktor jangkar yang membangkitkan tegangan 500 volt, ketika berputar
pada kecepatan 1.000 putaran perdetik , jika jangkar :
1. Dalam hubungan gelung
2. Dalam hubungan gelombang.
Jawaban :
Diketahui : Generator arus searah
P = 4 kutub, Z = 722 konduktor, E = 500 Volt, N = 1000 RPM
A