Anda di halaman 1dari 11

ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

1. Alat Ukur Listrik

Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain-lain tidak dapat secara langsung kita ukur
dengan panca indra kita. Untuk memungkinkan pengukuran maka besaran listrik
ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis yang memungkinkan pengamatan melalui
panca indra kita; misalnya besaran arus listrik ditransformasikan melalui fenomena fisis
kedalam besaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan satu rotasi melalui suatu
sumbu yang tertentu. Besar sudut rotasi berhubungan langsung dengan besaran listrik yang
kita amati, sehingga dengan demikian maka pengukuran dikembalikan menjadi besaran listrik
yang diukur. Hal ini adalah lazim untuk suatu pengukuran arus dan alat ukur demikian disebut
pada umumnya sebagai “pengukur ampere”. Kumpulan dari peralatan listrik yang bekerja atas
dasar prinsip-prinsip tersebut akan disebutkan di sini sebagai alat ukur listrik. Perhatikan alat
pengukur arus lebih lanjut. Telah dijelaskan bahwa besaran arus ditransformasikan menjadi
suatu rotasi dan besar sudut adalah ukuran dari pada besar arus. Macam arus dalam teknik
listrik, ada arus searah dan ada arus bolak-balik, akan tetapi besaran-besaran tersebut masih
pula dipengaruhi oleh beberapa hal lain.
Yang disebut dengan alat pengukur adalah alat untuk memungkinkan mengamati besar arus
yang dimaksudkan. Disamping besaran arus, masih banyak pula besaran listrik lainnya seperti
tegangan, daya, energi, frekuensi dan lain sebagainya. Dalam bab ini diterangkan berbagai
macam alat ukur, dan bagaimana alat ukur tersebut harus dipergunakan, agar pengukuran
besaran-besaran listrik dapat dilakukan sebaik dan seaman mungkin. Berikut ini adalah
macam-macam alat ukur:
1.1. Alat Ukur Menurut Macam Arusnya:
1. Arus searah
2. Arus bolak balik
3. Arus searah dan arus bolak-balik

Gambar 3.1 Macam–macam Alat Ukur


1.2. Alat Ukur Menurut Type / Jenis Alat Ukar
1. Type Jarum Penunjuk
Harga yang kita baca ditunjukkan oleh jarum penunjuk, harga tersebut adalah harga
sesaat pada saat alat digunakan.
2. Type Recorder
Harga yang kita baca adalah harga yang dicatat / ditulis pada kertas, pencatatan ini
dilakukan secara terus menerus selama alat ukur tersebut digunakan.
3. Type Intergrator
Harga yang kita baca adalah harga dari hasil penjumlahan yang dicatat pada selang
waktu tertentu selama alat ukur tersebut digunakan.
4. Type Digital
Harga yang dibaca adalah harga sesaat.

1.3. Alat Ukur Menurut Sifat dan Penggunaannya


1. Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dapat dibawa kemana-mana dalam pengukuran.
2. Papan hubung / panel
Alat ini di pasang pada panel secara permanen atau tempat- tempat tertentu, sehingga
tidak dapat di bawa pergi untuk mengukur di tempat lain.

1.4. Alat Ukur Menurut Prinsip Kerjanya


1. Gerakan kawat panas
Prinsip kerja gerakan kawat panas ialah bila media kawat panas dilalui arus akan
memuai maka tali pengikat yang terlilit pada roller akan menarik kawat oleh kekuatan
pegas dan memutar roller sehingga arus bergerak
2. Gerakan kumparan putar
Prinsip kerja kumparan putar ialah pada saat arus melalui kumparan magnit dan
kumparan putar maka kedua kumparan menjadi magnit dan terjadi saling tarik atau tolak
anatara kutub-kutubnya sehingga jarum penunjuk bergerak sesuai arah dan besaran
listrik yang diukurnya.
3. Gerakan elektro dinamis
Prinsip kerja gerakan elektro dinamis ialah pada saat arus melalui kumparan dan
kumparan putar maka kedua kumparan menjadi magnit dan terjadi saling tarik atau tolak
antara kutub- kutubnya sehingga jarum penunjuk bergerak sesuai arah dan besaran listrik
yang diukur.
4. Gerakan elektro magnit
Prinsip kerja elektro magnit ialah dua batang besi yang diletakkan didalam tabung
kumparan akan menjadi magnit dengan kutub senama pada saat kumparan dialiri arus,
oleh karena salah satu batang besi terpasang permanen maka besi yang terpasang pada
jarum akan bertolak sehingga jarum ikut bergerak ke arah skala maksimum sesuai
besaran listriknya.
2. Macam -macam Alat Ukur

Tabel 2.1 Macam-macam Alat Ukur

No Nama alat ukur Besaran listrik Satuan


1. Ampere meter Arus Ampere
2. Volt meter Tegangan Volt
3. Watt meter Daya Aktif Watt
4. VAr meter Daya reaktif VAr
5. Cos  meter Faktor daya -
6. Frequensi meter Geteran Hz
7. Ohm meter Tahanan listrik Ohm
8. Megger Tahanan isolasi Mega. Ohm
9. Earth tester Tahanan tanah Ohm
10. kWh meter Energi aktif kWh
11. kVArh meter Energi reaktif kVArh

2.1. Ampere Meter

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya arus / aliran listrik baik berupa :
2.1.1 Arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit ataupun
2.1.2 Arus listrik yang di distribusikan ke jaringan distribusi, dan lainnya.

Cara penyambungan dari ampere meter adalah dengan menghubungkan seri dengan
sumber daya listrik (power source) sebagaimana gambar dibawah ini

Gambar 2.1 Penyambungan Ampere Meter

2.2. Cos Phi Meter


Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya faktor kerja (power faktor) yang
merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah sama
dengan pengukuran watt meter.
Gambar 2.2 Penyambungan Cos phi meter

Cos phi meter banyak digunakan / terpasang pada :


2.1.1 Panel pengukuran mesin pembangkit
2.1.2 Panel gardu hubung
2.1.3 Alat pengujian
2.1.4 Alat penerangan
2.1.5 Dan lain-lain

2.3. Frekuensi Meter

Frekuensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam


mensikronisasikan (memparalelkan) dua unit mesin pembangkit (generator) dan
stabilnya frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.

Gambar 2.3 Penyambungan Frekuensi meter

2.4.Watt Meter

Alat ukur untuk mengetahui besarnya daya nyata ( daya aktif ) pada watt meter
terdapat spoel / belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara
penyambungan watt meter pada umumnya merupakan kombinasi cara
penyambungan volt meter dan ampere meter.
Gambar 2.4 Penyambungan Watt meter

2.5.KWH Meter

Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik, merupakan alat ukur
yang sangat penting untuk kwh yang diproduksi, disalurkan ataupun kwh yang
dipakai konsumen- konsumen listrik.
Alat ukur ini sangat populer dikalangan masyarakat umum, karena banyak terpasang
pada rumah-rumah penduduk ( kosumen listrik ) dan menentukan besar kecilnya
energi listrik yang dipakai oleh konsumen.

Gambar 2.5 Penyambungan Kwh meter

2.6. Megger

Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat listrik maupun instalasi-
instalasi, output dari alat ukur ini tegangan tinggi arus searah.
Megger banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada:
2.6.1 Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan
2.6.2 Kabel tegangan rendah
2.6.3 Kabel tegangan tinggi
2.6.4 Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya
MEGGER

Gambar 2.6 Penggunaan Alat Ukur Megger

2.7. Phasa Squence


Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar tidaknya urutan phasa sistem
tegangan listrik 3 phasa. Alat ini sangat penting khususnya dalam melaksanakan
penyambungan pada gardu-gardu ataupun konsumen listrik.
Karena kesalahan urutan phasa menimbulkan :

2.7.1 Kerusakan pada peralatan / mesin antar lain putan motor listrik terbalik
2.7.1.1 Putaran piringan kwh meter menjadi lambat atau terhenti sama sekali.
2.7.1.2 Dan lain-lain

Gambar 2.7 Penyambungan Phase Sequence


2.8. Earth Tester
Earth tester digunakan untuk mengukur besar tahanan pentanahan satuannya ohm.

Gambar 2.8 Pengawatan Pengukuran Pentanahan

2.9. Pembatas Listrik


Untuk membatasi daya yang dipakai pelanggan TR agar sesuai dengan daya
kontraknya digunakan pemutus mini atau pelebur. Selain pembatas alat-alat ini juga
berfungsi sebagai pengaman dari hubung singkat dan beban lebih. Berikut ini adalah
contoh pembatas / pengaman.

2.9.1 MCB (Miniature Circuit Breaker)


MCB adalah pengaman pada sistem tenaga listrik, yang sering
dipergunakan pada tegangan rendah, baik terpasang di Perlengkapan Hubung
Bagi (PHB) atau dipergunakan sebagai pembatas yang terpasang pada kotak
kWh meter .

3.1.1 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)


MCCB adalah alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat
dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan
arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini
mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan .
Jenis MCCB : thermal + magnetik atau magnetik saja.
Kegunaan : sebagai pegaman arus lebih biasanya dipasang
pada outgoing generator dengan tegangan rendah (
< 1000 V).
Arus Pengenal MCCB : 63, 80, 100, 125, 160, 200, 225, 250, 300,
400, 500, 800, dan 1600 A

3.1.2 Pelebur (Fuse)


Alat ini mempunyai fungsi yang kurang lebih sama dengan MCB,
hanya saja alat ini mempunyai waktu lebur tertentu. Fuse digunakan untuk arus
yang lebih 100 A. Pelebur yang digunakan sebagai pembatas arus untuk
penyambungan TR (Tegangan Rendah) harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut:

Tabel 3.2 Karakteristik Fuse

Arus Arus Waktu


Nominal Lebih Lebur Catatan
(Ampere) (Ampere) (Jam)

< 60 1,3 In >1 Tidak putus dalam waktu 1 jam


2 In <1 Putus dalam waktu 1 jam
> 60 1,3 In >2 Tidak putus dalam waktu 2 jam
2 In <2 Putus dalam waktu 2 jam
Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

Dalam prakteknya, pengukuran besaran listrik untuk keperluan komersial, misalnya


mengukur konsumsi energi listrik yang telah digunakan oleh konsumen (kWh-meter atau
kVAr-meter) dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tak langsung. Pengukuran secara langsung diterapkan pada instalasi
ketenagalistrikan tegangan rendah berskala kecil. Dalam hal ini alat pengukur yang
digunakan langsung dihubungkan dengan beban secara langsung.

Pengukuran secara tak langsung diterapkan pada instalasi ketenaga-listrikan tegangan


rendah/menengah berskala besar. Dalam hal ini alat pengukur yang digunakan
dihubungkan dengan beban secara tidak langsung melainkan melalui trafo ukur yang
terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan. Untuk instalasi ketenagalistrikan tegangan
rendah berskala besar biasanya hanya menggunakan trafo arus, sedang untuk instalasi
ketenagalistrikan tegangan menengah/tinggi menggunakan trafo arus dan trafo tegangan.

Trafo Ukur

Trafo ukur adalah trafo yang didesain khusus untuk keperluan pengukuran listrik. Ada dua
jenis trafo ukur, yaitu tarfo arus (Current Transformer CT) dan trafo tegangan (Potential
Transformer, PT). Karena fungsinya hanya sebagai alat bantu dalam pengukuran maka
tarfo ukur didesain dengan daya rendah misalnya untuk pemakaian khusus trafo arus 30
VA.

Sesuai SPLN 76-87, trafo arus (CT) harus memiliki arus primer mulai dari 10 A, 12,5 A, 15
A, 20 A, 25 A,30 A, 40 A, 50 A, 60 A, 75 A dan kelipatannya, sedang arus sekunder CT adalah
1A, 2 A dan 5 A. (kebanyakan 5 A).

Sesuai SPLN 77-87, trafo tegangan (PT) harus memiliki tegangan sekunder sebesar 100 V
dengan daya sebesar 10, 15, 25, 30, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 dan 500 VA.

Pengukuran arus dan tegangan secara analog,


menggunaan jarum penunjuk untuk
menunjukkan nilai ukurnya. Gerakan dasar dari
jarum penunjuk sistem D’arsonval diterapkan
pada ampermeter dan voltmeter arus searah
dan arus bolak-balik serta multimeter.

Dasar pergerakan jarum pada meter D’arsonval


seperti motor arus searah magnet permanen,
seperti diperlihatkan pada Gambar 6.6.

Gambar 6.6 Prinsip Pembangkitan Torsi Pada


Motor DC
Fenomena alam menarik yang ditemukan oleh Lorentz adalah jika ada kawat penghantar
berarus berada di dalam pengaruh medan magnet seperti diperlihatkan dalam Gambar
6.6A, maka di kedua sisi kawat penghantar yang mendapat pengaruh medan magnet akan
mendapat gaya tolak yang arahnya tergantung pada arah arus dan arah fluksi magnet yang
mempengaruhinya. Selanjutnya gaya tolakan tersebut disebut gaya Lorentz.

Sisi kawat penghantar yang berada pada sisi kutub utara (N) akan mendapat gaya ke atas,
sedang kawat penghantar yang berada pada kutub selatan (S) mendapat gaya tolak yang
mengarah ke bawah, sehingga kedua gaya tolakan tersebut menimbulkan torsi putar
searah jarum jam. Hubungan antara arah listrik pada kawat penghantar, arah fluksi magnet
dan arah gaya tolak dikemukakan oleh Flemming. Hubungan tersebut dikenal dengan
sebutan hukum Tangan Kiri Flemmig seperti diperlihatkan dalam gambar 6.6 B.

Jika arah fluksi magnet sesuai dengan arah telunjuk tangan kiri, dan arah arus pada kawat
penghantar searah dengan jari tengah, maka arah gaya tolak akan searah dengan ibu jari.

Diagram penyambungan/pengawatan APP Pengukuran Langsung


Diagram pengawatan APP Pengukuran Tidak Langsung

Anda mungkin juga menyukai