Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

PENGARUH BATAS UKUR TERHADAP HASIL PENGUKURAN


Praktikan: Muhammad Alpan Pratama (F1B021135)
Asisten: Asrul Deniarahman (F1B019028)
Tanggal: 22 Oktober 2022
FBS2124 Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM
Abstrak
Percobaan ini berisi tentang pengukuran arus listrik dan pengukuran tegangan listrikmenggunakan
alat ukur Voltmeter High Impedance 1 buah dan Ampermeter Low Impedance 1 buah. Setelah
melakukan percobaan didapat hasil bahwa tegangan (volt) pada alat ukurlistrik voltmeter tetap
konstan walaupun pemakaian daya (watt) berbeda-beda pada setiapbeban yang dipasang (lampu).
Penyebab tegangan (volt) pada voltmeter tetap sama karenasumber tegangan yang dipakai berasal
dari satu sumber sehingga walapun beban yangdipasang memiliki daya (watt) yang berbeda tetap
akan menggunakan sumber tegangan (volt)yang sama sesuai dengan rumus I= P/V Arus berbanding
lurus dengan daya. Pada masing-masing batas ukur diperoleh nilai arus yang meningkat atau semakin
besar. Persentase error yang diperoleh relatif tinggi karena pada hal ini disebabkan oleh faktor
ketelitian alat ukur.
Kata kunci: Batas Ukur, Arus, dan Tegangan.

1. PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini terdapat tujuan yang ingin perubahan masukan atau variabel yang
dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh batas diukur.
ukur terhadap hasil pengukuran tegangan dan • Resolusi : perubahan terkecil dalam
arus serta dapat mempergunakan alat ukur nilai yang diukur yang mana instrumen
ampermeter dan voltmeter dengan benar. akan memberi respon atau tanggapan.
• Kesalahan : penyimpangan variabel
2. DASAR TEORI yang diukur dari harga (nilai) yang
2.1 Pengertian Alat Ukur Listrik sebenarnya. (Waluyanti, Sri. 2008: 50)
Alat ukur listrik merupakan peralatan yang Dilihat dari cara menentukan nilai ukurnya,
diperlukan oleh manusia. Karena besaran listrik maka alat ukur/uji listrik dibedakan menjadi
seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan dua, yaitu :
sebagainya tidak dapat secara langsung • Alat pengukur Analog (menggunakan
ditanggapi oleh panca indera. Untuk mengukur jarum penunjuk), Pembacaan nilai ukurnya
besaran listrik tersebut, diperlukan alat dilakukan dengan mengalikan penunjukan
pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke jarum dengan konstanta ukurnya. Misalnya
dalam besaran mekanis yang berupa gerak jarum menunjukkan angka 12,5. Sedang
dengan menggunakan alat ukur. Perlu disadari konstanta ukurnya adalah 10 volt. Maka
bahwa untuk dapat menggunakan berbagai nilai ukurnya adalah 125 volt.
macam alat ukur listrik perlu pemahanan • Alat ukur Digital, pembacan nilai ukur
pengetahuan yang memadai tentang konsep – dapat dilakukan secara langsung
konsep teoritisnya. Dalam mempelajari (Waluyanti, Sri. 2006).
pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain:
• Instrumen : adalah alat ukur untuk
menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
• Ketelitian : harga terdekat dengan mana
suatu pembacaan instrumen mendekati
harga sebenarnya dari variabel yang
diukur.
• Ketepatan : suatu ukuran kemampuan Gambar 1.1 Alat ukur analog dan digital
untuk hasil pengukuran yang serupa
• Sensitivitas : perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135


2.2 Alat Ukur Kumparan Putar
Meter dasar sistem D’Arsonval
menggunakan magnet permanen dan kumparan
putar. Oleh karena itu meter D’Arsonval lazim
disebut pula sebagai Permanen Magnet Moving
Coil (PMMC). Yang diperlihatkan pada Gambar
1.2. Gerakan jarum sistem D’Arsonval ini
membutuhkan daya yang sangat rendah dan arus Gambar 1.3 Konstruksi Meter Besi Putar tipe
kecil untuk penyimpangan jarum pada skala Induksi
penuh (Widodo, Sapto. 2013: 202).
Konstruksi alat ukur besi putar terdiri atas
enam bagian, yaitu (1) koil, (2) inti besi yang
dapat berputar bebas pada poros, (3) poros, (4)
jarum penunjuk, (5) skala ukur, dan (6) pegas.
Alat ukur besi putar adalah alat ukur besaran
listrik yang beroperasiberdasarkan interaksi
Gambar 1.2 Konstruksi alat ukur kumpar putar antara medan magnet listrik yang besarnya
proporsional dengan arus yang melewati koil
Persamaan untuk torsi yang menyebabkan magnetnya dan inti besi (core) yang terbuat dari
bahan feromagnetik. Elemen utama alat ukur
jarum bergerak adalah:
T=BxAxIxN besi putar adalah:
Di mana • Measuring circuit, yang mengubah besaran
T = Torsi yang akan diukur,
B = Kerapatan fluksi magnet dalam Wb/m2 • Measuring mechanism, yang terdiri dari
Idp = Arus di dalam kumparan putar dalam sistem besi putar.
amper Arus listrik yang mengalir ke koil
N = Jumlah lilitan kumparan putar membangkitkan medan magnet yang akan
Gambar 1.2 memperlihatkan menarik inti besi (core) yang dicekam oleh
konstruksi meter dasar kumparan putar poros ke dalam koil. Torsi yang bankit pada inti
(PPMC) yang disederhanakan untuk besi proporsional dengan kuadrat arus yang
memudahkan memahami sistem mekanisasi masuk ke koil. Kemudian aksi ini diteruskan
pergerakan jarum meter. Pada poros kumparan oleh poros dan pegas yang membangkitkan torsi
putar diberi pegas lembut sedemikian sehingga lawan yang proporsional dengan sudut rotasi
agar jarum meter dapat kembal ke posisi pada poros. Jika torsi dan torsi-lawan
semula setelah arus yang menyebabkan berinteraksi maka poros yang dilengkapi dengan
timbulnya torsi pada kumparan putar tidak jarum penunjuk akan berputar dalam lebar sudut
ada. Alat ukur PPMC diterapkan pada tertentu yang proporsional dengan kuadrat
ampermeter, voltmeter dan ohmmeter. Alat besaran yang diukurnya. Jika torsi dan torsi
ukur berbasis kumparan putar merupakan alat lawan seimbang maka jarum akan kembali ke
ukur presisi dengan ketelitian tinggi. Tingkat posisi semula.
ketelitian alat ukur ditentukan oleh spesifikasi
meter dasar PPMC. Karakteristik meter dasar
PPMC yang penting yang menentukan kelas
ketelitiannya adalah:
• Arus nominal meter dasar yang
dinyatakan dalam mikroamper atau
miliamper.
• resistan dalam meter yang merupakan
resistan dari kumparan putar yang Gambar 1.4 Alat ukur besi putar tipe repulse
dinyatakan dalam ohm.
Alat ukur besi putar tipe repulsi
2.3 Alat Ukur Besi Putar
diperlihatkan dalam Gambar 1.4. Meter ini
Alat ukur besi putar (moving iron)
terdiri dari dua vane silinder dari besi lunak yang
memiliki anatomi yang berbeda dengan
terpasang pada koil magnet. Salah satu inti besi
kumparan putar. Seperti diperlihatkan dalam
lunak terikat tetap pada rangka koil magnet dan
Gambar 1.3.
inti besi lunak lainnya bebas berputar pada poros
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
yang dilengkapi dengan jarum penunjuk. Kedua terhadap hasil pengukuran (Sutarya, Dede.
inti besi tersebut berada di dalam medan magnet 2008: 16).
yang dibangkitkan oleh koil magnet. Koil
magnet untuk ampermeter terdiri dari kawat 2.5 Ampermeter
berukuran besar dengan sedikit lilitan. Koil Amperemeter adalah alat yang digunakan
magnet untuk voltmeter terdiri dari kawat untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat
penghantar kecil dengan jumlah lilitan banyak. inidipakai oleh teknisi elektronik dalam alat
Arus yang mengalir pada koil magnet multitester listrik yang disebut avometer
menginduksi kedua tabung vane menjadi gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter
magnet dan gaya tolak (repulsi) antara dua dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas
magnet vane yang sama menghasilkan gerakan susunan mikroamperemeter dan shunt yang
rotasi yang proporsional. Torsi yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian
dibangkitkan pada poros proporsional dengan baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang
kuadrat arus yang mengalir pada koil magnet. besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya
lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin
besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya. (Putra. 2014: 7).
Gambar 1.5 Alat ukur besi putar tipe rupulsi
Rumus Amperemeter :
P = V.I
Gambar 1.5 memperlihatkan konstruksi
V = Tegangan (volt)
sebuah meter besi putar tipe rupulsi.
I = Arus (amper)
Ampermeter besi putar memiliki ketelitian
P = Daya (watt)
rendah, lazimnya digunakan pada amperemeter
panel, dan voltmeter panel (Widodo, Sapto.
2013: 207).

2.4 Thermocouple
Thermocouple merupakan sistem
pengukuran temperatur. Elemen sensor
temperatur (measuring junction) menghasilkan
beda tegangan atau electromotive force (emf),
yang kemudian emf yang dihasilkan Gambar1.7 Alat Ukur Ampermeter
dibandingkan dengan skala konversi tertentu
menjadi unit temperatur.
2.6 Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat untuk
mengukur tegangan listrik yang dipasang secara
pararel pada elemen yang hendak diukur.
Tegangan adalah sebuah besaran dengan satuan
Volt (V) untuk perbedaan potensial, atau
perbedaan energi listrik di antara dua titik.
Gambar 1.6 Sistem Pengukuran Temperatur Misalnya perbedaan energi potensial untuk
dengan Thermocouple menggerakkan elektron dan mengalirkan arus
listrik. Voltmeter memiliki nilai skala terkecil
Elemen sensor sebuh thermocouple sebesar 1 volt. Tegangan dan arus mempunyai
merupakan dua jenis logam konduktor yang karakteristik yang berbeda untuk rangkaian seri
berbeda yang disebut termo-element, satu sama dan pararel. Pada rangkaian seri tegangan
lain diisolasi kecuali pada bagian junction. merupakan penjumlahan dari tegangan
Kabel ekstensi thermocouple yang dapat komponen-komponen yang terdapat pada
digunakan adalah selasang kabel yang rangkaian sedangkan nilai arus konstan
mempunyai karakteristik temperatur-emf sepanjangan rangkaian. Pada rangkaian
relative terhadap thermocouple-nya sehingga pararel/bercabang nilai tegangan akan sama
pada saat digunakan tidak memberikan pada masing-masing cabang sedangkan nilai
pengaruh negative (penyebab kesalahan)
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
arus merupakan pemnjumlahan dari nilai arus - Langkah Percobaan Arus
masing-masing cabang. (Chusni,2019:22).

Gambar 1.8 Alat Ukur Voltmeter

3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Ampermeter Low Impedance (1 buah)
2. Kabel Konektor (4 buah)
3. Kit Praktikum (1 buah)
4. Lampu 25 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
5. Lampu 40 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
6. Lampu 60 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
7. Lampu 100 watt/220 volt-240 volt (2
buah)
8. Voltmeter High Impedance (1 buah)

3.2 Langkah Percobaan


- Gambar rangkaian

Gambar 1.9 Rangkaian Percobaan

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135


- Langkah Percobaan Tegangan 4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Hasil Pengukuran Arus
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Arus

4.1.1 Perhitungan Pengukuran Arus 1A


Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Iukur = 0,10 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
𝑃
• Ihitung =
𝑉
25
=
200
= 0,12 A

𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.10
= × 100%
0.12
= 16%
4.1.2 Perhitungan Pengukuran Arus 2A
Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Iukur = 0,08 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
𝑃
• Ihitung =
𝑉
25
=
200
= 0,12 A

𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.08
= × 100%
0.12
= 33%
Tabel 4.2 Perhitungan Arus 1 A dan 2 A

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dianalisa


bahwa pada batas ukur 1A dan 2A, didapatkan
nilai arus yang semakin besar apabila nilai beban
yang digunakan semakin besar pula. Di mana
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
nilai arusnya berbanding lurus dengan nilai Berdasarkan gambar 1.11 dapat dianalisa
beban, hal ini sesuai dengan persamaan berikut : bahwa semakin besar nilai beban, maka (I)
P = V.I hitung nya akan semakin besar, begitu juga
Nilai ukur arus pada batas ukur 1A dan 2A sebaliknya. Dapat dilihat bahwa nilai I hitung
mengalami perubahan yang tidak terlalu berbanding lurus dengan nilai beban, hal ini
signifikan karna pengaruh batas ukur pada sesuai dengan persamaan:
masing masing pengukuran.
Untuk nilai tegangannya bernilai tetap 𝑃
Ihitung = 𝑉
dikarenakan tegangan tersebut berasal dari
4.1.3 Regresi Linier Batas Ukur 1 A
sumber. Dimana tegangan dihubungkan secara
paralel pada rangkaian Tabel 4.3 Regresi Linier Batas Ukur 1 A
Nilai I hitung berbanding lurus dengan No X Y X2 X.Y
beban, dimana semakin besar beban yang 1 25 0.10 625 2.5
digunakan maka nilai I hitungnya juga akan 2 40 0.15 1600 6
semakin besar. 3 60 0.23 3600 13.8
Persentase Error didapatkan untuk 4 65 0.25 4225 16.25
mengetahui alat ukurnya presisi atau tidak. Hal 5 85 0.33 7225 28.05
ini sesuai dengan persamaan: 6 100 10000
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
0.39 39
%Error = × 100% 7 125 0.49 15625 61,25
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
• Grafik Hubungan Beban terhadap Batas 8 140 0.56 19600 78.4
Ukur 1A dan 2A 9 160 0.64 25600 102.4
10 200 0.79 40000 158
HUBUNGAN BEBAN TERHADAP total 1000 3.93 128100 506.1
BATAS UKUR 1A dan 2A
0,79
1 0,49 0,56 0,64 Persamaan Regresi Linier:
0,8 0,39
0,6
0,4 0,1 0,15 0,23 0,25 0,33 0,79 y=a+b𝑥
0,61
0,2 0,44 0,47
0 0,22 0,23 0,26 0,29
0,08 0,1
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200 Mencari Variabel a:

1A 2A (∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy)
a=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2
Gambar 1.10 Grafik Hubungan Beban
terhadap Batas Ukur 1A dan 2A (3.93) (128100)−(1000)(506.1)
a=
Berdasarkan gambar 1.10 dapat di Analisa 10(128100)−(1000)2
bahwa seiring dengan meningkatnya nilai beban
yang digunakan, makan nilai arusnya juga −2.667
semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa a = 281000
daya berbanding lurus dengan arus yang dimana
sesuai denga persamaan : a = -9,491103202
P = V.I
• Grafik Hubungan Beban terhadap I hitung Mencari Variabel b:
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y)
Hubungan daya beban terhadap I b=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2
hitung
1
1,1 0,8 10(506.1) −(1000)(3.93)
0,9 0,62 0,7 b=
0,5
0,7 0,3 0,32
0,42 10(128100)−(1000)2
0,5 0,12 0,2
0,3
0,1 1131
-0,1 b = 281000
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200

I hitung b = 0,00402491103

Grafik 1.11 Grafik Hubungan Daya terhadap I Mencari regresi linier:


hitung y=a+b𝑥
y = -9,491103202+ 0,00402491103𝑥
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
4.1.4 Regresi Linier Batas Ukur 2 A 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan
Tabel 4.4 Regresi Linier Batas Ukur 2 A Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Tegangan
No X Y X2 X.Y
1 25 0.08 625 2
2 40 0.10 1600 4
3 60 0.22 3600 13,2
4 65 0.23 4225 14.95
5 85 0.26 7225 22.1
6 100 0.29 10000 29
7 125 0.44 15625 55
8 140 0.47 19600 65.8
9 160 0.61 25600 97.6
4.2.1 Perhitungan Pengukuran Tegangan
10 200 0.79 40000 158 Batas ukur 300 V
total 1000 3.49 128100 461.65 Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Persamaan Regresi Linier : Iukur = 0,10 A
y=a+b𝑥 Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
Mencari Variabel a : 𝑃
• Vhitung =
𝐼
(∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy) 25
a = =
𝑛 (∑x2)−(∑x)2 0,10
= 250 V
(3.49) (128100)−(1000)(461.65)
a= 10 (128100)−(1000)2 𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
−14.431 𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
a= 250−200
28.000 = × 100%
250
a = -0,515392857 = 20%
4.2.2 Perhitungan Pengukuran Tegangan
Batas ukur 750 V
Mencari Variabel b : Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 135V
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y) Iukur = 0,10 A
b= 𝑛 (∑x2)−(∑x)2 Ditanya : Ihitung dan %Error?
10(461.65) −(1000)(3.49)
Penyelesaian :
b= 𝑃
10(128100)−(1000)2 • Vhitung =
𝐼
1126.5 25
b = 281000 =
0,10
= 250 A
b = 0,008793911
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Mencari regresi linier : 250−135
y=a+b𝑥 = × 100%
250
y = -0,515392857+ 0,008793911𝑥 = 46%

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135


Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Tegangan batas • Grafik Hubungan Beban terhadap V
batas ukur 300 dan 750 hitung

Hubungan daya beban terhadap V


hitung
500
400 250 266 261 260 257 256 255 250 250 253
300
200
100
0
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200

Berdasarkan tabel 4.4 dapat di Analisa V hitung


bahwa pada batas ukur 300V dan 750V di
dapatkan nilai tegangan yang konstan karna Grafik 1.13 Grafik Hubungan Daya terhadap V
Voltmeter terhubung langsung secara parallel hitung
pada sumber Dari gambar 1.13 Hubungan daya
pada kedua batas ukur tersebut didapat terhadap tegangan hitung di atas, dapat di
nilai tegangan yang berbeda, hal ini disebabkan analisa bahwa walaupun semakin besar beban
karna kurangnya presisi pada alat ukur tersebut. yang digunakan nilai tegangan hitung bersifat
Namun nilai pada alat ukurnya bersifat konstan fluktuatif karna hal ini disebabkan oleh
walaupun nilai beban terus bertambah. penggunaan rumus V=P/I. Hal ini bisa terjadi
Persentase Error didapatkan untuk karena tegangan hitung akan tergantung dengan
mengetahui alat ukurnya presisi atau tidak. Hal total daya dan nilai arus dimana kenaikan arus
ini sesuai dengan persamaan: yang diperoleh tidak konstan atau bisa juga
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑢𝑘𝑢𝑟 terjadi karena human error sehingga
%Error = × 100%
𝑉ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 mempengaruhi dalam perhitungan nilai
tegangan hitung.
• Grafik Hubungan Beban terhadap Batas
Ukur 300V dan 750V 4.2.3 Regresi linier batas ukur 300 V
Tabel 4.7 regresi linier batas ukur 300V
HUBUNGAN BEBAN TERHADAP No X Y X2 X.Y
BATAS UKUR 1 25 200 625 5000
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
2 40 200 1600 8000
300
200 3 60 200 3600 12000
100
0
135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
4 65 200 4225 13000
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200 5 85 200 7225 17000
6 100 200 10000 20000
300V 750V
7 125 200 15625 25000
8 140 200 19600 28000
Gambar 1.12 Grafik Hubungan Daya terhadap
9 160 200 25600 32000
I hitung
10 200 200 40000 40000
Berdasarkan gambar 1.12 dapat di Analisa total 1000 2000 128100 200000
bahwa seiring dengan meningkatnya nilai beban
yang digunakan, nilai tegangannya tetap konstan Persamaan Regresi Linier :
karna Voltmeter dihubungkan secara parallel y=a+b𝑥
pada sumber tegangan.
pada kedua batas ukur tersebut didapat Mencari Variabel a :
nilai tegangan yang berbeda, hal ini disebabkan
karna kurangnya presisi pada alat ukur tersebut (∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy)
atau bisa juga karena human Error Namun nilai
a= 𝑛 (∑x2)−(∑x)2
pada alat ukurnya bersifat konstan walaupun
(2000) (128100)−(1000)(200000)
nilai beban terus bertambah. a=
10 (128100)−(1000)2

a = 200
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
Mencari Variabel b : 5. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran arus listrik, beban yang
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y) digunakan sebesar 25 Watt di ukur dengan
b= 𝑛 (∑x2)−(∑x)2 batas 1 A didapatkan nilai 0,10 A. Apabila
menggunakan batas ukur 2 A maka
10(200000) −(1000)(2000)
b= didapatkan nilai 0,08 A. Pada percobaan
10(128100)−(1000)2 ini didapatkan arus yang semakin
b=0 meningkat sesuai dengan bertambahnya
beban. Pengukuran arus menggunakan
ampere meter di pasang secara seri
Mencari regresi linier : terhadap beban pada suatu rangkaian.
y=a+b𝑥 Sementara persen error yang diperoleh
y = 200 + 0 𝑥 cenderung fluktuatif, dikarenakan alat
4.2.3 Regresi linier batas ukur 750 V yang digunakan kurang presisi sehingga
Tabel 4.8 regresi linier batas ukur 750V dalam membaca alat ukur kurang tepat
No X Y X2 X.Y atau terjadinya error. Pada pengukuran
1 25 135 625 3375 arus listrik didapatkan bahwa batas ukur 1
A lebih presisi dibandingkan dengan batas
2 40 135 1600 5400
ukur 2 A karena arus yang mengalir pada
3 60 135 3600 8100 rangkaian nilainya dibawah 1 A. Batas
4 65 135 4225 8775 skala yang ditunjuk jarum pada batas ukur
5 85 135 7225 11475 1 A lebih akurat dibandingkan dengan
6 100 135 10000 13500 batas ukur 2 A.
7 125 135 15625 16875 2. Pada pengukuran tegangan pada batas 300
8 140 135 19600 18900 V maupun 750 V kita mendapatkan
9 160 135 25600 21600 tegangan konstan yaitu 200 V pada batas
ukur 300 V dan 135 V pada batas ukur 750
10 200 135 40000 27000
V. Hal ini dikarenakan voltmeter yang
total 1000 1350 128100 135000 dihubungkan secara parallel terhadap
sumber sehingga tegangan yang terukur
Persamaan Regresi Linier : akan selalu konstan. Sementara presentase
y=a+b𝑥 error yang diperoleh cenderung fluktuatif,
alat yang digunakan kurang presisi
Mencari Variabel a : sehingga dalam membaca alat ukur kurang
tepat atau terjadinya error. Pengukuran
(∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy) dengan menggunakan batas ukur 300 V
a=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2 lebih presisi dibandingkan dengan batas
(1350) (128100)−(1000)(135000) ukur 750 V, sebab tegangan yang mengalir
a= pada rangkaian parallel tersebut adalah
10 (128100)−(1000)2
200 V.
a = 135
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2022. “Modul Praktikum Pengukuran


Mencari Variabel b : Besaran Listrik”. Teknik Elektro
Fakultas Teknik. Universitas Mataram.
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y) Chusni, Muhammad Minah. 2021. Pengenalan
b= 𝑛 (∑x2)−(∑x)2 Alat Ukur. Pendidikan Fisik, UIN
10(135000) −(1000)(1350) Sunan Gunung Djati, Bandung.
b= Hyat, William.2010. Rangkaian Listrik I.
10(128100)−(1000)2
Erlangga, Jakarta.
b=0 Sutarya, Dede. 2008. Analisis Kerja
Thermocouple W3Re25 pada Suhu
Penyinteran 1500°C.
Mencari regresi linier : Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik
y=a+b𝑥 Pengukuran. Jakarta: Pusat Perbukuan,
y = 135 + 0 𝑥 Departemen Pendidikan Nasional
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135

Anda mungkin juga menyukai