1. PENDAHULUAN
Dalam percobaan ini terdapat tujuan yang ingin perubahan masukan atau variabel yang
dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh batas diukur.
ukur terhadap hasil pengukuran tegangan dan • Resolusi : perubahan terkecil dalam
arus serta dapat mempergunakan alat ukur nilai yang diukur yang mana instrumen
ampermeter dan voltmeter dengan benar. akan memberi respon atau tanggapan.
• Kesalahan : penyimpangan variabel
2. DASAR TEORI yang diukur dari harga (nilai) yang
2.1 Pengertian Alat Ukur Listrik sebenarnya. (Waluyanti, Sri. 2008: 50)
Alat ukur listrik merupakan peralatan yang Dilihat dari cara menentukan nilai ukurnya,
diperlukan oleh manusia. Karena besaran listrik maka alat ukur/uji listrik dibedakan menjadi
seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan dua, yaitu :
sebagainya tidak dapat secara langsung • Alat pengukur Analog (menggunakan
ditanggapi oleh panca indera. Untuk mengukur jarum penunjuk), Pembacaan nilai ukurnya
besaran listrik tersebut, diperlukan alat dilakukan dengan mengalikan penunjukan
pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke jarum dengan konstanta ukurnya. Misalnya
dalam besaran mekanis yang berupa gerak jarum menunjukkan angka 12,5. Sedang
dengan menggunakan alat ukur. Perlu disadari konstanta ukurnya adalah 10 volt. Maka
bahwa untuk dapat menggunakan berbagai nilai ukurnya adalah 125 volt.
macam alat ukur listrik perlu pemahanan • Alat ukur Digital, pembacan nilai ukur
pengetahuan yang memadai tentang konsep – dapat dilakukan secara langsung
konsep teoritisnya. Dalam mempelajari (Waluyanti, Sri. 2006).
pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain:
• Instrumen : adalah alat ukur untuk
menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
• Ketelitian : harga terdekat dengan mana
suatu pembacaan instrumen mendekati
harga sebenarnya dari variabel yang
diukur.
• Ketepatan : suatu ukuran kemampuan Gambar 1.1 Alat ukur analog dan digital
untuk hasil pengukuran yang serupa
• Sensitivitas : perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap
2.4 Thermocouple
Thermocouple merupakan sistem
pengukuran temperatur. Elemen sensor
temperatur (measuring junction) menghasilkan
beda tegangan atau electromotive force (emf),
yang kemudian emf yang dihasilkan Gambar1.7 Alat Ukur Ampermeter
dibandingkan dengan skala konversi tertentu
menjadi unit temperatur.
2.6 Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat untuk
mengukur tegangan listrik yang dipasang secara
pararel pada elemen yang hendak diukur.
Tegangan adalah sebuah besaran dengan satuan
Volt (V) untuk perbedaan potensial, atau
perbedaan energi listrik di antara dua titik.
Gambar 1.6 Sistem Pengukuran Temperatur Misalnya perbedaan energi potensial untuk
dengan Thermocouple menggerakkan elektron dan mengalirkan arus
listrik. Voltmeter memiliki nilai skala terkecil
Elemen sensor sebuh thermocouple sebesar 1 volt. Tegangan dan arus mempunyai
merupakan dua jenis logam konduktor yang karakteristik yang berbeda untuk rangkaian seri
berbeda yang disebut termo-element, satu sama dan pararel. Pada rangkaian seri tegangan
lain diisolasi kecuali pada bagian junction. merupakan penjumlahan dari tegangan
Kabel ekstensi thermocouple yang dapat komponen-komponen yang terdapat pada
digunakan adalah selasang kabel yang rangkaian sedangkan nilai arus konstan
mempunyai karakteristik temperatur-emf sepanjangan rangkaian. Pada rangkaian
relative terhadap thermocouple-nya sehingga pararel/bercabang nilai tegangan akan sama
pada saat digunakan tidak memberikan pada masing-masing cabang sedangkan nilai
pengaruh negative (penyebab kesalahan)
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
arus merupakan pemnjumlahan dari nilai arus - Langkah Percobaan Arus
masing-masing cabang. (Chusni,2019:22).
3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Ampermeter Low Impedance (1 buah)
2. Kabel Konektor (4 buah)
3. Kit Praktikum (1 buah)
4. Lampu 25 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
5. Lampu 40 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
6. Lampu 60 watt/220 volt-240 volt (1
buah)
7. Lampu 100 watt/220 volt-240 volt (2
buah)
8. Voltmeter High Impedance (1 buah)
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.10
= × 100%
0.12
= 16%
4.1.2 Perhitungan Pengukuran Arus 2A
Dianalisa : Total beban (P) = 25 W
V = 200 V
Iukur = 0,08 A
Ditanya : Ihitung dan %Error?
Penyelesaian :
𝑃
• Ihitung =
𝑉
25
=
200
= 0,12 A
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
• %Error = × 100%
𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0.12−0.08
= × 100%
0.12
= 33%
Tabel 4.2 Perhitungan Arus 1 A dan 2 A
1A 2A (∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy)
a=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2
Gambar 1.10 Grafik Hubungan Beban
terhadap Batas Ukur 1A dan 2A (3.93) (128100)−(1000)(506.1)
a=
Berdasarkan gambar 1.10 dapat di Analisa 10(128100)−(1000)2
bahwa seiring dengan meningkatnya nilai beban
yang digunakan, makan nilai arusnya juga −2.667
semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa a = 281000
daya berbanding lurus dengan arus yang dimana
sesuai denga persamaan : a = -9,491103202
P = V.I
• Grafik Hubungan Beban terhadap I hitung Mencari Variabel b:
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y)
Hubungan daya beban terhadap I b=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2
hitung
1
1,1 0,8 10(506.1) −(1000)(3.93)
0,9 0,62 0,7 b=
0,5
0,7 0,3 0,32
0,42 10(128100)−(1000)2
0,5 0,12 0,2
0,3
0,1 1131
-0,1 b = 281000
25 40 60 65 85 100 125 140 160 200
I hitung b = 0,00402491103
a = 200
MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B021135
Mencari Variabel b : 5. KESIMPULAN
1. Pada pengukuran arus listrik, beban yang
𝑛∑(xy)−(∑x)(∑y) digunakan sebesar 25 Watt di ukur dengan
b= 𝑛 (∑x2)−(∑x)2 batas 1 A didapatkan nilai 0,10 A. Apabila
menggunakan batas ukur 2 A maka
10(200000) −(1000)(2000)
b= didapatkan nilai 0,08 A. Pada percobaan
10(128100)−(1000)2 ini didapatkan arus yang semakin
b=0 meningkat sesuai dengan bertambahnya
beban. Pengukuran arus menggunakan
ampere meter di pasang secara seri
Mencari regresi linier : terhadap beban pada suatu rangkaian.
y=a+b𝑥 Sementara persen error yang diperoleh
y = 200 + 0 𝑥 cenderung fluktuatif, dikarenakan alat
4.2.3 Regresi linier batas ukur 750 V yang digunakan kurang presisi sehingga
Tabel 4.8 regresi linier batas ukur 750V dalam membaca alat ukur kurang tepat
No X Y X2 X.Y atau terjadinya error. Pada pengukuran
1 25 135 625 3375 arus listrik didapatkan bahwa batas ukur 1
A lebih presisi dibandingkan dengan batas
2 40 135 1600 5400
ukur 2 A karena arus yang mengalir pada
3 60 135 3600 8100 rangkaian nilainya dibawah 1 A. Batas
4 65 135 4225 8775 skala yang ditunjuk jarum pada batas ukur
5 85 135 7225 11475 1 A lebih akurat dibandingkan dengan
6 100 135 10000 13500 batas ukur 2 A.
7 125 135 15625 16875 2. Pada pengukuran tegangan pada batas 300
8 140 135 19600 18900 V maupun 750 V kita mendapatkan
9 160 135 25600 21600 tegangan konstan yaitu 200 V pada batas
ukur 300 V dan 135 V pada batas ukur 750
10 200 135 40000 27000
V. Hal ini dikarenakan voltmeter yang
total 1000 1350 128100 135000 dihubungkan secara parallel terhadap
sumber sehingga tegangan yang terukur
Persamaan Regresi Linier : akan selalu konstan. Sementara presentase
y=a+b𝑥 error yang diperoleh cenderung fluktuatif,
alat yang digunakan kurang presisi
Mencari Variabel a : sehingga dalam membaca alat ukur kurang
tepat atau terjadinya error. Pengukuran
(∑y)(∑x2)−(∑x)(∑xy) dengan menggunakan batas ukur 300 V
a=
𝑛 (∑x2)−(∑x)2 lebih presisi dibandingkan dengan batas
(1350) (128100)−(1000)(135000) ukur 750 V, sebab tegangan yang mengalir
a= pada rangkaian parallel tersebut adalah
10 (128100)−(1000)2
200 V.
a = 135
DAFTAR PUSTAKA