Anda di halaman 1dari 5

MODUL II

PENGARUH BATAS UKUR TERHADAP HASIL PENGUKURAN

Lalu Muhammad Iqbal Herdianto (F1B017050)


Asisten : Khilda Ayu Safitri
Tanggal Percobaan : 24 November 2018

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Berisi tiga hal. Pertama berisi percobaan-percobaan yang akan dilakukan dan nama
teori atau metode yang akan diuji dalam percobaan tsb. Kedua berisi hasil umum
percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Hal ketiga ringkasan umum hasil
analisis data percobaan hubungannya dengan teori atau hukum yang diuji.
(Maksimal 100 kata, font 10 times new roman - italic)

Kata kunci: berisi maks. tiga kata kunci (font 10 times new roman – italic - bolt )

1. PENDAHULUAN Gambar 1.1 Hukum Tangan Kiri Fleming


Berisi tujuan utama percobaan modul tsb. Dan uraian
Pada dasarnya Alat kumparan putar ini terdiri dari
tujuan tiap sub percobaan, sesuai di penuntun
dua bagian yaitu bagian yang bergerak dan bagian yang
praktikum (font 10 times new roman)
diam. Bagian yang bergerak terdiri dari kumparan putar,
jarum penunjuk dan beban penyeimbang. Sedangkan
2. DASAR TEORI
bagian yang diam terdiri dari medan karena magnet
a. Alat Ukur Kumparan Putar permanen, pegas atau per serta penyangga.
Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang Kumparan diletakkan di antara magnet permanent
bekerja atas dasar prinsip kumparan listrik yang pada suatu inti besi yang berbentuk silinder agar arah
ditempatkan dalam medan magnet yang berasal dari dari medan magnet selalu tegak lurus terhadap
magnet permanen. Alat ukur jenis ini tidak terpengaruh kumparan putar. Kumparan diletakkan di antara magnet
magnet luar, karena telah memiliki medan magnet yang permanent pada suatu inti besi yang berbentuk silinder
kuat terbuat dari logam alniko yang berbentuk U. agar arah dari medan magnet selalu tegak lurus terhadap
kumparan putar. Beban penyeimbang diletakkan di
Prinsip kerja alat ukur kumparan putar
belakang jarum penunjuk yang berfungsi sebagai
menggunakan dasar percobaan Lorentz. Percobaan
penyeimbang sehingga poros penyangga jarum
Lorentz dikatakan, jika sebatang penghantar dialiri arus
penunjuk berada tepat di titik beratnya. Tujuan
listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat diberikannya beban penyeimbang ini adalah untuk
penghantar tersebut akan timbul gaya. Gaya yang mengurangi gesekan serta goncangan pada jarum
timbul disebut dengan gaya Lorentz. Arahnya
penunjuk ketika menyimpang atau berdefleksi.
ditentukan dengan kaidah tangan kiri Fleming.
Magnet permanent yang diberikan berguna untuk
membangkitkan medan magnet di sekitar kumparan
putar dan akan menimbulkan momen gerak pada
kumparan putar apabila dialiri arus. Penyangga pada
alat ukur kumparan putar ini berfungsi untuk menahan
berat kumparan putar beserta jarum penunjuknya.
Gesekan yang terjadi antara penyangga (jewel) dengan
poros perputarannya (pivot) harus diusahakan sekecil
mungkin.

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B017050


Pegas atau per yang dipasang pada alat ukur Karena alat ukur ini bekerja berdasarkan
kumparan putar ini berfungsi untuk memberikan kemagnetan, maka pada saat pengukuran harus
momen perlawanan terhadap momen gerak sehingga dipastikan tidak ada sumber-sumber magnet dan elektro
didapat suatu keseimbangan momen atau gaya pada magnet disekitar alat ukur. Hal ini untuk menjaga
harga penunjuknya. gerakan jarum hanya dipengaruhi oleh arus yang
mengalir dalam kumparan penghantar saja.

b. Alat Ukur Besi Putar


Alat ukur besi putar memiliki anatomi yang
berbeda dengan kumparan putar. Sebuah belitan kawat
dengan rongga tabung untuk menghasilkan medan
elektromagnetik. Di dalam rongga tabung dipasang sirip
besi yang dihubungkan dengan poros dan jarum
penunjuk skala meter. Jika arus melalui belitan kawat,
timbul elektromagnetik dan sirip besi akan bergerak
mengikuti hukum tarik-menarik medan magnet.
Besarnya simpangan jarum dengan kuadrat arus yang
melewati belitan skala meter bukan linear tetapi
jaraknya angka non-linear. Alat ukur besi putar
sederhana bentuknya dan cukup handal.
1. Skala 5. Kumparan putar
2. Jarum penunjuk 6. Inti besi lunak
3. Magnet tetap 7. Pegas
4. Sepatu kutub 8. Poros

Gambar 1.2 Alat Ukur Kumparan Putar

Gambar 1.4 Konstruksi Alat Ukur Besi Putar

Pada alat ukur besi putar, gaya elektertromagnitis


dapat dibangkitkan dengan berbagai cara dan dua cara
yang akan disebutkan dibawah ini mendapatkan
Gambar 1.3 Konstruksi Alat Ukur Kumparan pemakaian yang sangat besar pada saat ini.
Putar 1. Jenis Tolakan (Repulsion)
Gambar 1.2 menggambarkan magnet permanen
yang berbentuk seperti tapal kuda yang dilengkapi
dengan sepatu kutub. Diantara sepatu kutub
ditempatkan sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat
bergerak dan berputar dengan bebas melalui poros.
Pada waktu melakukan pengukuran, arus mengalir pada
kumparan dan menyebabkan adanya magnet. Magnet
tersebut ditolak oleh medan magnet tetap. Berdasarkan
hukum tangan kiri Fleming, kumparan tersebut akan
berputar sehingga jarum penunjuk akan bergerak atau
menyimpang dari angka nol. Semakin besar arus yang
mengalir dalam kumparan, makin kuatlah gaya tolak Gambar 1.5 Jenis Tolakan (Repulsion)
yang mengenai kumparan dan menyebabkan
penyimpangan jarum bergerak semakin jauh.

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B017050


Seperti diperlihatkam pada gambar (A) sepasang Termokopel merupakan salah satu jenis sensor
besi lunak ditempatkan di dalam kumparan yang tetap , suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam
satu draipadanya tidak dapat bergerak sedangkan yang berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan
lain ditempatkan agar bebas bergerak melalui suatu Elektronika yang berkaitan dengan Suhu
sumbu. Besi yang pertama disebutkan dikenal sebagai (Temperature). Hal ini dikarenakan responnya yang
besi tetap, sedangkan yang akhir sebagai besi bergerak. cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu
Bila arus I yang akan diukur dialirkan melalui kumparan operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C
yang tetapini maka kumparan tersebut menghasilakan hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang
medan magnet yang berbanding lurus dengan besar arus suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap
dan mempunyai8 arah sejajar dengan sumbu goncangan/getaran dan mudah digunakan.
pergerakan. Kedua besi yaituyang teatap mauopun yang
berrgerak dimagnitiser dan besarnya adalah berbanding
lurus dengan arus I dengan arah magnitisasi yang sama.
Dengan demikian maka akan terdapat kutub kutub yang
sama yaitu kutub utara dan utara atau kutub selatan dan
selatan akan lebih berdekatan bila dibandingkan dengan
antara kutub kutub utara dan selatan. Akibatnya adalah
mereka saling tolak menolak, dengan daya yang
berbanding lurus dengan kuadrat dari arus, dan
memberikan kepada sumbu pergerakan suatu rotasi,
dengan demikian menghasilkan suatu momen gerak.

2. Kombinasi Antara Tarikan dan Tolakan Gambar 1.7 Alat Ukur Thermocouple
(Attraction dan Repulsion) (Termokopel)

Prinsip kerja dari thermocouple itu sendiri adalah


ketika ada perbedaan suhu antara kedua ujung
sambungan, tegangan kecil akan terbentuk dalam
rangkaian ini, EMF (Electric Motive Force) dalam
satuan miliVolt. Besarnya keluaran tegangan yang
dihasilkan bergantung pada perbedaan suhu yang
didapat, semakin besar perbedaan suhu yang didapat
maka semakin besar tegangan yang dihasilkan.

Gambar 1.6 Jenis Gabungan Tarikan dan Tolakan Dari gambar diatas, ada dua sambungan yang
(Attraction dan Repulsion) terlihat. yang satu adalah Hot Junction dan Cold
Junction, Hot Junction digunakan sebagai sensor untuk
Seperti diperlihatkan dalam gambar (B) maka dua mengukur perubahan suhu, sedangkan Cold Junction
pasang kepingan kepingan besi yang terdiri dari besi digunakan sebagai referensi suhu yang selalu dijaga
yang tetap dan besi yang bergerak seperti yang terdapat tetap, metode awal Cold Junction diberikan nilai 0 oC
pada type alat ukur yang tolak menolakditempatkan dengan menggunakn Es atau unit pendingin. Dengan
pada jarak tertentu. Bila sumbu putar dari sumbu demikian, pada thermocouple didapat :
putarnya adalah kecil, maka susunan ini bekerja seperti
cara tolak menolak, akan tetapi bila sudut putarnya • Tegangan thermoelectric dapat dihasilkan
menjadi lebih besar maka masing masing besi akan bergantung dari logam yang digunakan dan pada
bekerja agak lain. Dalam keadaan ini maka gaya tarik temperatur antara sambungan.
menarik mulai akan berpengaruh yang disebapkan oleh • Jika temp pada kedua samabungan sama, tegangan
adanya kutub kutub yang bersamaan tidak akan dihasilkan dan tidak ada arus yang
mengalir pada rangkaian
c. Thermocouple (Termokopel)
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor • Jika temp pada kedua sambungan berbeda, makan
suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur akan dihasilkan tegangan dan arus akan mengalir
suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang pada rangkaian tersebut.
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek • Termocouple dapat digunakan apabila ada
“Thermo-electric”. perbedaan suhu pada setiap sambungan.

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B017050


10. Mengamati besarnya tegangan serta besarnya
arus yang mengalir, dan mencatat hasilnya
pada tabel 1.1.
3. METODOLOGI
11. Melepaskan anak saklar 1 pada saklar S1, lalu
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan mengubah batas ukur amperemeter pada posisi
1. Ampermeter Low Impedance 2A.
2. Kabel Konektor 12. Menghidupkan beban 15 Watt dengan jalan
3. Kit Praktikum menekan anak saklar 1 pada saklar S1 ,
4. Lampu 15 watt/220 volt-240 volt mengamati besar arus yang mengalir dan
5. Lampu 25 watt/220 volt-240 volt berusaha menjaga tegangan supply agar tetap
6. Lampu 45 watt/220 volt-240 volt konstan, dan mencatat hasilnya dalam Tabel
7. Lampu 60 watt/220 volt-240 volt 1.1.
8. Voltmeter High Impedance
13. Mengulangi langkah 11 sampai 12 untuk batas
3.2 Langkah Percobaan ukur yang lainnya dengan Tabel 1.1.
- Gambar rangkaian 14. Mengulangi langkah 6 sampai 12 untuk beban
sesuai dengan Tabel 1.1.
15. Menghitung perbedaan antara I teori dengan I
hasil pengukuran atau besar daripada
persentase kesalahan relatifnya dengan
rumusan:

% Kesalahan Relatif =(Ipengukuran-Iteori) /


Iteori x 100%
16. Membuat kurva daya sebagai fungsi arus
daripada I teori dengan arus hasil pengukuran
dari masing-masing batas ukur, dan
menghitung serta mendapatkan persamaan
regresi linearnya.
- Pengukuran Arus
17. Memberikan analisis penyebabnya
1. Menyiapkan alat yang dipergunakan. berdasarkan grafik dan data di atas serta
2. Memasang alat ukur amperemeter pada A1, memberikan kesimpulan anda.
dan voltmeter pada V1.
3. Memasang beban pada masing-masing fiting - Pengukuran Tegangan
L1, L2, L3, L4 dan L5, sesuai dengan tabel 1.1.
1. Menyiapkan alat yang dipergunakan.
4. Mengarahkan saklar MCB pada posisi 0 atau 2. Memasang alat ukur amperemeter pada A1,
OFF demikian juga saklar kontak S1, S2 pada dan voltmeter pada V1.
posisi OFF.
3. Memasang beban pada masing-masing fiting
5. Mengatur batas ukur untuk voltmeter pada
L1, L2, L3, L4, dan L5, sesuai dengan
posisi AC-300 Volt.
tabel1.2.
6. Mengatur batas ukur untuk amperemeter pada
4. Mengarahkan saklar MCB pada posisi 0 atau
posisi 1A. OFF demikian juga saklar kontak S1 dan S2
7. Menghubungkan supply AC 220 Volt ke input pada posisi OFF.
rangkaian, dimana supply ini diambil dari stop
5. Mengatur batas ukur untuk voltmeter pada
kontak bench top console.
posisi AC-300 Volt.
8. Menghubungkan MCB dengan mengarahkan
6. Mengatur batas ukur untuk amperemeter pada
saklar ke-1 (on).
posisi 1A.
9. Menghidupkan beban 15 Watt dengan jalan 7. Menghubungkan supply AC 220 Volt ke input
menekan anak saklar 1 pada saklar S1. rangkaian, dimana supply ini diambil dari stop
kontak bench top console.

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B017050


8. Menghubungkan MCB dengan mengarahkan
saklar ke-1.
9. Menghidupkan beban 15 Watt dengan jalan
menekan anak saklar 1 pada saklar S1.
10. Mengamati besarnya tegangan yang timbul
serta besarnya arus yang mengalir, dan
mencatat hasilnya pada tabel 1.2.
11. Melepaskan anak saklar 1 pada saklar S1, lalu
mengubah batas ukur voltmeter pada posisi
V(AC) – 750 Volt.
12. Menghidupkan beban 15 Watt dengan jalan
menekan anak saklar 1 pada saklar S1 ,
mengamati besar tegangan yang timbul dan
berusaha menjaga arus agar tetap konstan, dan
mencatat hasilnya dalam Tabel 1.2.
13. Mengulangi langkah 11 sampai 12 untuk batas
ukur yang lainnya dengan Tabel 1.2.
14. Mengulangi langkah 6 sampai 12 untuk beban
sesuai dengan Tabel 1.2.
15. Menghiitung perbedaan antara V teori dengan
V hasil pengukuran atau besar daripada
persentase kesalahan relatifnya dengan
rumusan:

% Kesalahan Relatif =(Ipengukuran-Iteori) /


Iteori x 100%
16. Membuat kurva daya sebagai fungsi tegangan
daripada V teori dengan tegangan hasil
pengukuran dari masing-masing batas ukur,
dan hitung serta mendapatkan persamaan
regresi linearnya.
17. Memberikan analisis penyebabnya
berdasarkan grafik dan data di atas serta
memberikan kesimpulan.
Menyiapkan alat ukur

Merangkai alat ukur


sesuai gambar

Pengukuran Pengukuran
arus tegangan

Mencatat data hasil

MODUL 1 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B017050

Anda mungkin juga menyukai