Anda di halaman 1dari 30

INSTRUMEN PENUNJUK

ARUS SEARAH

Jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal
atau dasar dari alat-alat ukur arus searah yang
menggunakan kumparan gerak (moving coil)
bagi sebagian besar alat-alat ukur arus searah
yang digunakan hingga saat ini.

Sebuah kumparan dari kawat halus
digantungkan dalam medan magnet
permanen.

Bila kumparan dialiri arus listrik maka
kumparan putar akan berputar di dalam
medan magnet.

Kawat gantungan terbuat dari serabut halus
berfungsi sebagai pembawa arus listrik dari
terminal ke kumparan gerak.

Keelastisan serabut gantungan dapat
membangkitkan suatu torsi yang arahnya
berlawanan dengan arah putaran kumparan
hingga suatu saat gaya elektro magnetiknya
terimbangi oleh torsi mekanis dari kawat
gantungan.

Besarnya simpangan kumparan sebanding
dengan arus, yang mengalir pada kumparan
tersebut.

Pada kumparan gerak dipasang sebuah
cermin yang berfungsi untuk mendeteksi
besarnya simpangan kumparan melalui efek
optikal sehingga seolah-olah membentuk
jarum penunjuk panjang yang bermassa nol.

Berkas cahaya yang dipantulkan oleh cermin
tersebut akan menjejaki sebuah lempengan
skala yang ditempatkan pada jarak tertentu
dari galvanometer.
Sekarang galvanometer yang digunakan adalah dari
konstruksi kumparan putar magnet permanen (PMMC
= Permanent Magnet Moving Coil).

Prinsip kerjanya serupa dengan kumparan putar untuk


pengukur arus, tetapi agar inersia dari bagian yang
berputar menjadi kecil, maka kerangka dari kumparan
putar yang dipakai sebagai alat peredam dihilangkan.
Saat arus I mengalir ke koil dalam medan
magnet, maka akan timbul gaya F pada
masing-masing koil, yang besarnya :
F = B . I . l (Newton)

Dengan : B = rapat fluxs magnet (Wb/m2)

I = arus yang mengalir dalam koil (A)

l = panjang koil (m)


Karena gaya F terjadi pada masing-masing ujung koil, maka gaya total
pada koil dengan N lilitan adalah : F = 2 .B . I .L . N

Adanya gaya ini menyebabkan timbulnya Torsi yang mengakibatkan


defleksi sebesar :

Td = 2 .B . I .L . N . r ; (r=radius)

= B . I .L . N. (2r) = B . I .L . N . D ; (D = diameter)

= B . I . N . (L . D)

= B . I . N . A ; (A = luas efektif koil)


Adanya spiral pegas yang berfungsi sebagai
controlling / pengatur torsi berbanding lurus
dengan gaya yang digunakan untuk
mengembalikan posisi pegas.

Jadi controlling torsi berbanding lurus dengan


sudut defleksi jarum penunjuk.

Tc = k θ
Untuk suatu defleksi, maka persamaan torsi
controlling dan defleksi adalah :
Tc = Td

k θ = B.I.N.A

Karena k,B,N,A tetap, maka θ selalu berbanding lurus secara


proporsional dengan arus koil , sehingga skala instrumen
linear.

Kesetimbangan torsi akan menyebabkan defleksi jarum ke


keadaan mantap (steady state)
Meliputi : kecepatan tanggapan, redaman,
overshoot
Sifat dinamis dapat dapat dilihat dari gerakan
kumparan putar di dalam medan magnet saat
arus diputus secara tiba-tiba.
Gerakan kumparan putar dalam medan magnet
dikenali dari tiga kuantitas, yaitu :
1. momen inersia kumparan putar terhadap
sumbu putarnya,
2. torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan
kumparan,
Mekanisme agar Galvanometer dapat teredam kritis :
1.Redaman Mekanis : adanya gesekan dalam bantalan,
pembengkokan pegas gantung saat kumparan
berputar, perputaran kumparan terhadap udara
sekeliling.
2.Redaman Elektromagnetik : adanya efek induksi
dalam kumparan putar bila berputar dalam medan
magnet. Redaman ini diperoleh dengan menggulung
kumparan putar pada kerangka alumunium ringan
3. Menghubungkan tahanan CDRX (Critical
Damping Resistance External) ke kumparan.

Cara untuk menentukan CDRX adalah dengan


mengamati ayunan galvanometer saat arus
dihubungkan ke kumparan.
Saat kondisi osilasi nilai CDRX diperbesar sampai
overshoot menghilang.
Gerakan D’Arsonval (D’Arsonval Movement) adalah
suatu konstruksi alat ukur yang termasuk ke dalam
jenis PMMC.
D’Arsonval dirancang dengan cara menempatkan
magnet besar agar diperoleh fluks magnetik yang
besar.
Rancangan seperti ini dimaksudkan agar alat ukur
mampu bekerja dengan arus yang kecil untuk
penunjukkannya pada skala penuh (full scale
deflection/ fsd).
Kumparan geraknya dililitkan pada kerangka logam ringan
yang dipasang sedemikian rupa sehingga dapat berputar
secara bebas dalam ruang udara.
Jarum penunjuknya dipasang pada bagian atas kumparan
dan dapat bergerak secara bebas di sepanjang skala
yang menunjukkan simpangan untuk kumparan yang
sebanding dengan penunjukkan arus yang melalui
kumparan tersebut.
Alat ukur ini dilengkapi dengan alat pengatur nol (zero
Adjuster) berbentuk Y yang dihubungkan ke ujung pegas
pengatur depan.
Terbuat dari sistem magnetik yang sekaligus berfungsi
sebagai intinya.
Keuntungan :
1. Tidak terpengaruh oleh induksi medan magnet dari
luar alat ukur;
2. Mampu menghilangkan efek semua magnetik yang
dapat mempengaruhi pembacaan yang biasa terjadi
pada konstruksi sistem penempatan alat-alat ukur pada
sebuah panel baja, terutama bila alat-alat ukur bekerja
dalam jarak yang relatif dekat.
3. Tidak memerlukan selubung besi sebagai pelindung
magnetik
Galvanometer mempunyai kelemahan, yaitu harus
dioperasikan pada kondisi tegak lurus, karena
kumparan geraknya menggantung pada sebuah
pegas.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan menerapkan
sistem Suspensi Taut-band, yaitu kumparan
gerak (moving coil) digantung dengan
menggunakan dua buah pita torsi yang dipasang
dengan tekanan yang cukup kuat untuk menahan
kumparan gerak dari pengaruh gravitasi bumi
sehingga dapat dioperasikan dalam berbagai
posisi.
1. Mewarisi sifat Galvanometer Suspensi yang
terkenal dengan tingkat sensitivitasnya yang
tinggi, bahkan jenis suspensi taut-band jauh
lebih tingi lagi karena redaman akibat friksi
berkurang.
2. Dapat dioperasikan pada berbagai kondisi
yang tidak tegak lurus, tidak terlalu sensitif
terhadap berbagai goncangan dan temperatur
yang tinggi.

Alat-alat ukur dengan gerakan dasar PMMC
dirancang agar relatif tidak terpengaruh oleh
perubahan suhu.

Akan tetapi pada prakteknya perubahan suhu
itu mempengaruhi unjuk kerjanya karena
konstruksinya yang terbuat dari logam yang
dapat dipengaruhi oleh suhu.

Pengaruh suhu tersebut harus dikompensasi
oleh sebuah kompensator suhu

menggunakan sebuah hambatan shunt yang
terbuat dari bahan campuran tembaga dan
manganin dan dipasang secara seri dengan
alat ukur.

Kenaikan suhu akan mengakibatkan magnet
dan regangan pegas berkurang, sebaliknya
resistansi kumparan akan meningkat.
 Perubahan tersebut cenderung membuat
jarum penunjuk menunjukkan
pembacaan yang lebih rendah dari yang
seharusnya ditunjukkan.
 Sebaliknya, bila suhu turun, jarum

penunjuk cenderung menunjukkan


pembacaan yang lebih tinggi dari yang
seharusnya ditunjukkan

Menggunakan tahanan dari manganin yang
dilengkapi dengan koreksi suhu (swamping
resistors) yang dihubung seri dengan
kumparan putar yang digunakan untuk
menghalangi perubahan pegas dan magnet,
sehingga efek temperatur menjadi nol

1. Sensitivitas Arus :
d
SI 
I
d = defleksi galvanometer (mm)
I = arus galvanometer (uA)

2. Sensitivitas Tegangan :
d
SV 
V
V = tegangan yang diberikan ke Galvanometer (mV)
 3. Sensitivitas Mega-ohm = Sensitivitas Arus

 4. Sensitivitas Balistik :
dm
SQ 
Q
 dm = defleksi maksimal galvanometer (mm)
 Q = kuantitas listrik (uC)

Anda mungkin juga menyukai