Anda di halaman 1dari 54

ALAT UKUR ANALOG DC

By: Lingga Ghufira Oktariza


ALAT UKUR ANALOG
KUMPARAN PUTAR

• Secara garis besar AU kumparan putar terdiri atas :


• A. Bagian yang bergerak
• Pada bagian ini dikelompokkan atas :
• 1. Kumparan putar
• 2. Jarum penunjuk
• 3. Beban penyeimbang (Balancing weight)

• B. Bagian yang diam


• Pengelompokan bagian yang diam adalah :
• 1.Medan magnet permanen
• 2. Pegas atau per
• 3. Penyangga
Setiap instrumen dibuat berdasarkan indikator kumparan putar seperti dapat di lihat
pada Gambar 2:

Gambar 2: Gerakan meteran kumparan putar


Pada bagian ini dibuat dari kerangka alumunium
yang dililitkan oleh kawat-kawat penghantar
BAGIAN halus dan berisolasi.

KUMPARAN Kumparan diletakkan diantara magnet permanen


PUTAR pada suatu inti besi yang berbentuk silinder agar
arah dari medan magnet selalu tegak lurus
terhadap kumparan putar
• Merupakan bagian yang menunjukkan
besaran dari suatu hasil pengukuran

• Ada 2 jenis jarum penunjuk :


JARUM 1. Tipis → Untuk alat ukur dengan ketelitian
PENUNJUK yang tinggi

2. Tebal → Untuk memudahkan pembacaan


dari kejauhan dan biasanya diletakkan
pada panel listrik
Beban ini diletakkan dibelakang
jarum penunjuk yang berfungsi
sebagai penyeimbang sehingga
poros penyangga jarum penunjuk
berada tepat dititik beratnya
BEBAN
PENYEIMBANG Tujuan diberikan beban
penyeimbang ini adalah untuk
mengurangi gesekan serta
goncangan pada jarum penunjuk
ketika berdepleksi
MAGNET
PERMANEN

Berguna untuk membangkitkan


medan magnet disekitar kumparan
putar dan akan menimbulkan
momen gerak pada kumparan putar
apabila dialiri arus
Fungsinya adalah untuk
menahan berat kumparan
putar beserta jarum
penunjuknya.
PENYANGGA
Harus diusahakan sekecil
mungkin gesekan antara
penyangga (Jewel) dengan
poros perputaran (Pivot).
Bagian ini adalah untuk memberikan
momen perlawanan terhadap
PEGAS ATAU PER momen gerak sehingga didapat suatu
keseimbangan momen/gaya pada
harga penunjukkannya.
Kelemahan Alat Ukur Kumparan Putar
• Pengaruh medan magnet dari luar
• Temperatur sekitar
• Pemanasan sendiri : stabil jika panas tetap
• Pergeseran titik nol
• Gesekan
• Umur perangkat : lelah pegas
• Letak alat ukur : hrs datar
Alat Ukur Kumparan Putar

• Biasanya untuk alat ukur DC (Ampermeter, Voltmeter, Ohmmeter). dipakai


detektor arus berupa kumparan putar yang sering disebut dengan
galvanometer
• Alat ukur analog untuk mengukur tegangan, arus dan tahanan kebanyakan
menggunakan prinsip kumparan putar. Termasuk yang digunakan oleh
multimeter analog atau AVO-meter (Ampermeter, Voltmeter, Ohmmeter).
• Sering kali disebut “alat ukur kumparan putar” adalah alat pengukur yang
bekerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang
ditempatkan pada medan magnit yang berasal dari suatu magnit permanen
PRINSIP KERJA ALAT UKUR KUMPARAN PUTAR
Pada AU kumparan putar umumnya terdapat baterai yang memungkinkan arus searah melalui AU tersebut saat probe
dihubungkan sehingga jarum penunjuk bergerak.
Depleksi jarum penunjuk terjadi karena interaksi antara arus dan medan magnet pada kumparan putar.
Arus pada kumparan putar mengakibatkan munculnya gaya elektromagnetis yang memiliki arah tertentu sehingga
jarum berdepleksi/menyimpang sebesar θ.
Depleksi dinyatakan dengan momen gerak (Torsi) :

T=BxAxIxN

dimana: T = Torsi (Nm)


B = Kerapatan fluk magnet (Wb/m2)
A = luas efektif koil (m2)
I = arus ke kumparan putar (A)
N = jumlah lilitan
Alat ukur kumparan putar (lanjutan)

Atau:
TD = BnabI
Dimana : T adalah Torsi
B adalah medan magnet di celah udara
a adalah panjang kumparan
b adalah lebar kumparan
n adalah banyaknya lilitan
I adalah arus

Dari persamaan di atas, komponen B, A dan N adalah konstan, sehingga


torsi berbanding lurus dengan arus mengalir ke kumparan putar.
Alat ukur kumparan putar (lanjutan)

• Pada jarum penunjuk diberikan per atau pegas yang diletakkan pada poros jarum.
• Pegas memberikan gaya reaksi yang berbanding lurus dengan sudut rotasi sumbu dan
berusaha untuk menahan perputaran dengan momen kontrol :

T C = 
• Apabila jarum penunjuk berdepleksi dengan sudut akhir θ maka dalam keadaan setimbang
TD = TC
Alat ukur kumparan putar
Untuk pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan Komponen tambahan, yaitu diode
bridge sebagai penyearah AC ke DC.

Tahanan seri untuk


Mendrop tegangan sehingga
batas ukur dan skala putaran
sesuai. Sehingga tahanan
Total

Multimeter menggunakan
kumparan putar Sebagai
penggerak jarum
penunjuknya. Meter kumparan putar dengan diode penyearah
Galvanometer
• Galvanometer terdiri dari magnet
permanen, kumparan yang dapat berputar
dan jarum sebagai penunjuk
• PMMC → Permanent Magnet Moving Coil
mechanism
• Cara kerja:
1. bila arus melewati kumparan, akan timbul
torsi elektromagnet → kumparan berputar
2. Torsi ini diimbangi oleh torsi yang
dihasilkan oleh restoring spring
3. Kesetimbangan torsi→sudut kumparan →
jarum penunjuk→skala
Karakteristik Umum Alat Ukur Kumparan Putar

1. Impedansi input
• mengontrol daya yang dihilangkan dari sistem oleh
instrument/alat ukur
2. Sensitivitas
d = defleksi, vi =tegangan yang diukur

3. Range
• d*=defleksi maksimum
• S = sensitivitas
• v* = tegangan/range maksimum
4. Zero drift → pergeseran nilai nol instrument

5. Respon frekuensi → pengaruh frek thd kerja instrument


a. Sensitivitas galvanometer
- sensitivitas arus: perbandingan antara defleksi (d) dengan arus yang
menghasilkannya

-sensitivitas tegangan
• perbandingan antara defleksi (d) dengan tegangan yang
menghasilkannya
Dengan membuat R3 450Ω, defleksi galvanometer
adalah 150 mm, dan untuk R3 = 950 Ω, defleksi
berkurang menjadi 75 mm. tentukan:
a. Tahanan galvanometer.
b. Sensitivitas arus galvanometer tersebut
Instrumen Pengukur Arus DC
• Instrumen Pengukur arus listrik ampermeter memiliki
keterbatasan untuk dapat mengukur arus.
• Tahanan dalam meter Rm membatasi kemampuan batas ukur.
• Untuk menaikkan batas ukur dilakukan dengan memasang tahanan
paralel Rp dengan ampermeter (Gambar 4.1). Tahanan Rp akan
dialiri arus sebesar Ip, arus yang melalui meter Rm sebesar Im.

Gambar 4.1 Tahanan paralel ampermeter


Instrumen Pengukur Arus DC (Lanjutan)

Untuk menaikkan tahanan dalam meter, di depan


tahanan meter Rm ditambahkan tahanan seri Rv. Sehingga
tahanan dalam meter yang baru (Rm + Rv) (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Tahanan depan dan paralel ampermeter


Instrumen Pengukur Arus DC (Lanjutan)

Tahanan paralel Rp tetap dialiri arus Ip, sedangkan arus yang melewati (Rm + Rv)
sebesar Im.Tahanan paralel Rp dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:

dimana : Rp = Tahanan paralel


U = Tegangan
I = Arus yang diukur
Im = Arus melewati meter
Ip = Arus melewati tahanan paralel
Rm = Tahanan dalam meter

, ,
Instrumen Pengukur Arus DC (Lanjutan)
Contoh 1:
Ampermeter dengan tahanan dalam Rm = 100 𝜴, arus yang
diizinkan melewati meter Im = 0,6 mA. Ampermeter akan
mengukur arus I = 6 mA. Hitung tahanan paralel Rp.
Penyelesaian:
• U = Im · Rm = 0,6 mA · 100 𝜴 =

Atau dengan cara yang lain, didapatkan harga Rp yang sama,


menggunakan rumus berikut:
Instrumen Pengukur Tegangan DC

• Pengukur tegangan voltmeter memiliki tahanan meter Rm (Gambar


4.3).

• Tahanan dalam meter juga menunjukkan kepekaan meter, disebut


Ifsd (full scale deflection) arus yang diperlukan untuk menggerakkan
jarum meter pada skala penuh.

• Untuk menaikkan batas ukur voltmeter harus dipasang tahanan seri


sebesar RV
Instrumen Pengukur Tegangan DC (Lanjtn)

Gambar 4.3 Rangkaian Voltmeter untuk menentukan nilai tahanan pengali (multiplier)
Instrumen Pengukur Tegangan DC (lanjutan)

Dari rangkaian voltmeter pada Gambar 4.3 didapat persamaan:

dimana:
RV = Tahanan seri meter
Rm = Tahanan dalam meter
U = Tegangan
Um = Tegangan meter
Im = Arus meter
Instrumen Pengukur Tegangan DC (lanjutan)

Contoh 2 :
Pengukur tegangan voltmeter memiliki arus meter 0,6 mA
dan tegangan meter 0,3V. Voltmeter akan digunakan untuk
mengukur tegangan 1,5 V. Hitung besarnya tahanan seri
meter Rv.

Penyelesaian:
Voltmeter Rangkuman Ganda
Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar
rangkuman (range switch) membuat instrumen mampu
digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan.

Pada Gambar 4.4 ditunjukkan tahanan-tahanan


pengali dihubungkan secara seri dan saklar pemilih di
setiap posisi menghasilkan sejumlah tahanan tertentu
yang seri dengan Rm.

.
Contoh 3:
Sebuah gerak d’Arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω
dan skala penuh Idp = 1 mA akan diubah menjadi voltmeter DC
rangkuman ganda dengan batas ukur 0 - 10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V,
0 – 500 V,seperti Gambar 4.4

V2 V3
V1
V4

Gambar 4.4
Penyelesaian:
Contoh 3 (lanjutan)
• Pada rangkuman 10 V (posisi V4) tahanan total rangkaian
adalah:
RT = = 10 KΩ

R4 = RT - Rm
= 10 KΩ - 100 Ω
= 9.900 Ω
• Pada Rangkuman 50 V (posisi V3)
RT = = 50 KΩ

R3 = RT – (R4 + Rm)
= 50 KΩ - 10 KΩ
= 40 KΩ
Contoh 3 (lanjutan)
• Pada Rangkuman 250 V (posisi V2)
RT = = 250 KΩ

R2 = RT – (R3 + R4 + Rm)
= 250 KΩ - 50 KΩ
= 200 KΩ
Pada Rangkuman 500 V ((posisi V1)
RT = = 500 KΩ

R1 = RT – (R2 + R3 + R4 + Rm)
= 500 KΩ - 250 KΩ
= 250 KΩ
Dari contoh diatas dapat dinyatakan bahwa sistem ini memiliki keuntungan yaitu semua
pengali memiliki nilai tahanan standar dan dapat diperoleh dipasaran dengan toleransi
yang tepat
Kecuali pengali rangkuman pertama ( R4 ).
Sensitivitas Voltmeter
Pada sub bab sebelumnya ditunjukkan bahwa defleksi penuh Idp dicapai pada
semua rangkuman bila saklar dihubungkan ke rangkuman tegangan yang
sesuai. Seperti ditunjukkan pada contoh 3, arus 1 mA diperoleh pada tegangan
10 V, 50V, 250 V, 500 V. Dan masing-masing rangkuman tersebut,
perbandingan tahanan total dengan tegangan rangkuman selalu 1.000 Ω/V.
Bentuk inilah yang sering disebut sebagai sensitivitas voltmeter

Sesungguhnya sensitivitas S, adalah kebalikan dari defleksi skala


penuh alat ukur yaitu:

Sensitivitas S dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan


tahanan pengali voltmeter DC.
Sensitivitas Voltmeter (lanjutan)
Dari rangkaian pada Gambar 4.4 diperoleh rumus untuk menentukan
tahanan-tahanan pengali sebagai berikut:
RT = S x V
RS = (S x V) – Rm
dimana:
S = Sensitivitas voltmeter (Ω/V)
V = Rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi saklar
Rm = Tahanan dalam alat ukur (ditambah tahanan-tahanan seri)
Rs = Tahanan pengali

Contoh 4:
sebuah gerak d’Arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω dan skala
penuh Idp = 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter DC rangkuman ganda
dengan batas ukur 0 – 10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V.Gunakan
metode sensitivitas untuk menentukan tahanan-tahanan pengali tsb.
Contoh 4 (lanjutan) Penyelesaian:

Rangkuman 10 V

Rangkuman 50 V

Rangkuman 250 V

Rangkuman 500 V
VOLTMETER DC

• Konstruksi Voltmeter DC
terdiri dari :
- tahanan pengali/multiplier (Rs)
- tahanan dalam galvano (Rg)
- arus masukan galvano (Ig)

Multiplier : tahanan untuk mengubah gerakan D’Arsonval menjadi


voltmeter arus searah
• Batas ukur Voltmeter
(ditentukan oleh multiplier/Rs )

Contoh: Bila suatu tahanan yang mempunyai harga 37,5 kΩ dihubungkan secara seri dengan suatu
kumparan putar yang mempunyai harga skala maksimal 4 mA, dan tahanan dalam sebesar 3Ω,
tentukan batas ukur voltmeter tersebut ?
Jawab :
maka dengan Rg sebesar 3Ω dan Rs= 37,5 kΩ sesuai dengan persamaan diatas
V = (3 + 37,5) .0,004 = 150 V pada Im = 4 mA
Jadi suatu alat pengukur volt dari type kumparan putar, dengan skala maksimal 150 V telah diperoleh
Efek Pembebanan

• Voltmeter dengan sensitivitas rendah dapat memberikan pembacaan yang tepat


ketika mengukur tegangan dalam rangkaian-rangkaian tahanan rendah.
• Voltmeter sensitivitas rendah akan menghasilkan pembacaan yang tidak tepat
ketika digunakan pada pengukuran dengan rangkaian-rangkaian tahanan tinggi.
• Sebuah voltmeter yang dihubungkan antara dua titik pada rangkaian tahanan
tinggi akan menjadi shunt bagi bagian rangkaian sehingga memperkecil tahanan
ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut.
• Berarti voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari
yang sebenarnya sebelum dihubungkan.
• Hal tersebut dikatakan sebagai efek pembebanan (loading effect) instrumen
terutama disebabkan oleh instrumen-instrumen sensitivitas rendah.
Efek Pembebanan (lanjutan)

Efek Pembebanan Voltmeter

•Tegangan sesungguhnya (Vhitung)

•Tahanan dalam voltmeter

dimana : V = rangkuman voltmeter


Efek Pembebanan (lanjutan)

• Tahanan Pararel

• Tegangan yang terukur

• Persentase kesalahan pembacaan


Contoh:
Dua buah tahanan R1 (100KΩ) dan R2 (50KΩ) terhubung seri dengan
sumber tegangan 150 Volt, jika ingin mengukur tegangan pada R2
dengan voltmeter 1 (sensitivitas = 1KΩ/v) dan Voltmeter 2
(sensitivitas = 20KΩ/v). Kedua Voltmeter dipakai pada rangkuman 50
V.
Tentukanlah
(a) pembacaan tiap voltmeter
(b) persentase kesalahan tiap pembacaan
• Dua volt meter digunakan untuk mengukur rangkaian berikut
dengan sensitivitas 1000 Ω/V dan 20000 Ω/V. Kedua volt meter
dipakai pada rangkuman 50 V.
a) Berapa pembacaan masing-masing
b) Kesalahan tiap pembacaan? *nyatakan dalam persen thd nilai
sebenarnya
Hal-hal penting terkait penggunaan voltmeter

Jika menggunakan Voltmeter harus diperhatikan hal-hal berikut ini :


• Polaritas harus benar karena jika salah dapat menyebabkan voltmeter
menyimpang tersumbat mekanis dan hal ini dapat merusak jarum
penunjuk
• Ketika mengukur tegangan voltmeter harus paralel terhadap rangkaian
atau komponen yang akan diukur
• Pergunakan selalu rangkuman tertinggi kemudian turunkan sampai
diperoleh pembacaan naik yang baik
• Hati-hati terhadap efek pembebanan (efek ini dapat diperkecil dengan
menggunakan rangkuman setinggi mungkin dan sensitivitas tertinggi)
• Efek pembebanan akan mengakibatkan ketepatan pengukuran berkurang
ketika penunjukan berada pada skala yang lebih rendah
AMPERE METER DC

Konstruksi Ampermeter DC terdiri dari :


• tahanan shunt (Rs)
• tahanan dalam galvano (Rg)
• arus masukan galvano (Ig)
• arus masuk ke Rs (Is)

Tahanan shunt→ tahanan untuk membagi arus yang masuk ke


galvanometer
Amperemeter batas ukur ganda

Batas Ukur Ganda Sederhana

Batas Ukur Ganda Universal


TERMINOLOGI dan DEFINISI

1. Metrologi ( Metrology ) : Ilmu pengetahuan yang


berhubungan dengan pengukuran.
2. Instrumentasi : Bidang ilmu dan teknilogi yang
mencakup perancangan, pembuatan, penggunaan
instrumen/alat fisika atau sistem instrumen untuk
keperluan deteksi, penelitian, pengukuran serta
pengolahan data.
3. Pengukuran ( measurement ) : Serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran
dalam bentuk angka (kwantitatif).
TERMINOLOGI dan DEFINISI

4. Ketelitian (accuracy) : Kemampuan dari alat ukur


untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap
harga sebenarnya dari obyek yang diukur. (Semua alat
ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas
yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya.)
5. Ketepatan (precision) : Kedekatan nilai-nilai
pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai
rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran
individual dari nilai rata-ratanya
TERMINOLOGI dan DEFINISI
6. Sensitivitas (sensitivity) : Perbandingan antara
sinyal keluaran/respon instrumen terhadap
perubahan variabel masukan yang diukur.
7. Repeatabilitas (repeatability) : Kemampuan alat ukur
untuk menunjukkan hasil yang sama dari proses
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan
identik.
8. Kesalahan ( error ) : Penyimpangan variabel yang
diukur dari nilai sebenarnya.
9. Resolusi (resolution) : perubahan terkecil pada nilai
yang diukur dari respon suatu instrumen.
TERMINOLOGI dan DEFINISI

10. Kalibrasi ( calibration ) : Serangkaian kegiatan untuk


menentukan kebenaran konvensional penunjukan alat
ukur atau menujukkan nilai yang diabadikan bahan
ukur dengan cara membadingkannya dengan standar
ukur yang tertelusuri ke standar nasional dan/atau
international.
11. Koreksi ( correction ) : Suatu harga yang ditambahkan
secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk
mengkompensasi penambahan kesalahan sistematik.
TERMINOLOGI dan DEFINISI
12. Ketertelusuran ( traceability ) : Terkaitnya hasil
pengukuran pada standar nasional/internasional
melalui peralatan ukur yang kinerjanya diketahui,
standar-standar yang dimiliki laboratorium tempat
pengukuran dilakukan dan kemampuan personil lab.
Tersebut.
13. Kehandalan ( reliability ) : Kesanggupan alat ukur
untuk melaksanakan fungsi yang disyaratkan untuk
suatu periode yang ditetapkan
14. Ketidakpastian Pengukuran ( uncertainty ) : Perkiraan
atau taksiran rentang dari nilai pengukuran dimana
nilai sebenarnya dari besaran obyek yang diukur (
measurand ) terletak.
TERMINOLOGI dan DEFINISI

15. Transduser : Bagian dari alat ukur untuk mengubah


atau mengkonveksikan suatu bentuk energi atau
besaran fisik yang diterimanya ( sensing elemen )
kedalam bentuk energi yang lain, sehingga mudah
diolah oleh peralatan berikutnya
16. Sensor : Bagian/elemen dari alat ukur yang secara
langsung berhubungan dengan obyek yang terukur
(elemen perasa).
17. Rentang ukur (range) : Besar daerah ukur antara batas
ukur bawah dan batas ukur atas’

Anda mungkin juga menyukai