Anda di halaman 1dari 92

BASICMETER,

VOLTMETER,AMPEREMETER
DAN MULTIMETER
Fathiah Alatas, M.Si
METER DASAR
Ingat Pelajaran FISIKA
tentang Listrik & Magnet

 Telah dipahami bahwa elektron yang bergerak


akan menghasilkan medan magnet yang tentu saja
dapat ditarik atau ditolak oleh sumber magnetik
lain.
 Keadaan inilah yang digunakan sebagai dasar
pembuatan motor listrik serta meter listrik
sederhana untuk mengukur arus dan tegangan.
ARUS LISTRIK
Basic mater
 Alat ukur dasar yang dapat mengukur besaran
tegangan dan arus.
 Alat ini tidak memerlukan catu daya dari luar, jadi
dapat langsung dipakai
 Basic meter yang biasa digunakan basic meter 90.
 Basic meter ini dapat difungsikan sebagai voltmeter
dengan batas ukur 100 mV, 1V, 10V, 50V
 Basic meter ini dapat difungsikan sebagai
amperemeter dengan batas ukur 5 A, 1A,100 mA,
100 µA
Meter dasar (Basic meter)

1. Meter dasar ini terdiri dari sebuah


magnet permanen berbentuk tapal
kuda dengan kutub-kutubnya
berbentuk bulat.
2. Sebuah kumparan dengan inti dari besi lunak diletakkan
sedemikian rupa di antara kedua kutub U dan S sehingga dapat
berputar dengan bebas.
3. Sebuah jarum penunjuk dilekatkan pada kumparan dan akan
bergerak saat kumparan berputar.
Komponen pada basic meter

 Arus listrik yang akan diukur


dilewatkan ke kumparan sehingga
kumparan tersebut akan
menghasilkan medan magnet
(elektro magnet)/gaya lorentz.
 Kutub-kutub elektro magnet akan
berinteraksi dengan kutub magnet
permanen sehingga kumparan
tersebut berputar sesuai dengan
besarnya arus yang melaluinya.
 Semakin besar arus listrik yang
mengalir maka semakin besar
Meter dasar bekerja penyimpangan jarum yang
sesuai dengan gaya terjadi.
lorentz (gaya magnetis)
PRINSIP ALAT UKUR LISTRIK

Alat ukur listrik atau basic


meter atau galvanometer di
dalamnya terdapat
kumparan tembaga yang di
letakkan di antara dua kutub
magnet. Pada kumparan
terdapat jarum penunjuk
yang akan berputar
menunjukkan skala tertentu,
Apabila dua ujung kumparan
di kenai arus listrik.
Penggunaan Meter Dasar
Pemakaian terpenting adalah sebagai alat ukur arus dan alat
ukur tegangan.
1. Pada pemakaian sebagai amperemeter (ammeter), diupayakan
semua arus pada suatu titik cabang yang diukur dapat melalui
ammeter.
Tujuannya adalah pada titik cabang tersebut seolah-olah terjadi
hubung singkat, yaitu mempunyai resistansi rendah dan
penurunan tegangan yang rendah.
2. Untuk pemakaian sebagai voltmeter (dipasang di antara dua
titik), diupayakan agar arus yang lewat ke meter (voltmeter)
sekecil mungkin.
Tujuannya adalah agar di kedua titik sambungan seolah-olah
merupakan rangkaian terbuka, yaitu memiliki resistansi yang
sangat besar atau dilewati arus yang sangat kecil.
Rangkaian kedua meter listrik
 Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana kedua meter listrik
tersebut dipasang pada rangkaian.
 Suatu meter dasar biasanya memerlukan arus sebesar 1 mA
(dan sekitar 0.1 V) untuk membuat difleksi skala penuh (full-
scale deflection).
Amati dan pahami video ya

Amati dan pahami video


Basic meter Pudak

Cara menggunakan basic mater


untuk mengukur arus dan
tegangan
Amperemeter

Amperemeter
digunakan untuk
mengukur kuat
arus listrik yang
ada dalam
rangkaian tertutup
atau terseri
dengan beban
listrik.
Carapemasangan
Cara Memasang amper meter
Cara memperbesar batas ukur
amperemeter
Cara memperbesar batas ukur amperemeter (2)

dengan memasang hambatan


shunt secara paralel dengan
meter tersebut disebut
Ammeter

n menunjukkan perbesaran batas ukur meter


KESIMPULAN
 Gambar di bawah ini menunjukkan meter dengan
penunjukkan skala penuh (batas ukur) sebesar 1 mA
akan diubah menjadi 1 A.
Soal

 Sebuah ampermeter yang memiliki resistansi


sebesar 15, dilalui arus listrik sebesar 4.10-4A.
Dalam keadaan seperti ini , jarum ampermeter
menunjukkan skala penuh. Agar amper meter
memberikan skala penuh ketika mengukur arus
listrik 5A, berapakah nilai hambatan shunt yang
harus dipasang?
 Dalam hal ini hambatan shunt sudah terpasang di
dalam rangkaian meter.
 Gambar 3.4 menunjukkan meter dengan batas ukur 2
dan 10 A yang dibuat dengan Rm=50 Ohm , Arus
maksimum 0,5 mA menggunakan prinsip di atas.
Voltmeter
 Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengukur tegangan listrik (beda potensial)
 Beda tegangan menunjukkan selisih potensial
antar ujung-ujung penghantar yang dialiri listrik
 Satuannya Volt
Jika di alat ukur dipilih:
BU = 100 , berarti besar tegangan yang diukurPASTI
NILAINYA DIBAWAH 100 V, atau maksimal sama
dengan100 V
Jika di alat ukur di pilih: BU =1000 , berarti besar
tegangan yang akan terukurTIDAK LEBIH dari1000 V
Adapun aturan atau cara dalam menggunakan alat
ukur VOLT meter antara lain :

1. MemilihalatukurVOLT meter
denganditandaisimbol“ V
2. Pastikan posisi membaca alat ukur tersebut
3. Pastikan alat ukur sesuai sumber tegangan
yang digunakan
4. Pastikan membaca dari KIRI ke KANAN
5. MenentukanBU yang digunakan
6. Posisi dalam pengukuran adalah PARALEL dengan
beban yang diukur
7. Posisi beban dirangkaian tetap terhubung pada
SUMBER TEGANGAN
Penentuan alat ukur sebagai berikut:

Pembacaan
secara horisontal
/ mendatar
Pemilihan Batas Ukur
Cara memperbesar batas ukur
voltmeter
Cara memperbesar batas ukur
voltmeter (2)
Soal

Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan


dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV akan
dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan
maksimumnya bisa 10 V. Berapa besar hambatan
multiplier yang diperlukan ?
TUGAS

1. Sebuah amperemeter memiliki hambatan dalam


0,015 Ω hanya mampu mengukur arus maksimum
0,4 A. Bagaimana caranya amperemeter itu
mampu mengukur kuat arus 20A ?
2. Sebuah amperemeter dihubungkan dengan
hambatan shunt 60 m Ω, skala penuh yang
ditunjukkan jarum ampere meter adalah 8 a. Jika
ampermeter tanpa hambatan shunt menunjukkan
skala 50 mA, berapakah besar hambatan dalam
ampere meter ?
MULTIMETER
What Is Multitester
 Multitester adalah alat ukur sederhana yang
mampu mengukur berbagai macam besaran.
 Contohnya : tegangan listrik AC, tegangan DC, arus
rangkaian DC, hambatan kawat, juga dapat
mengukur berbagai kondisi komponen elektronika
baik atau tidak
Sebutan Lain untuk MULTITESTER
 MULTIMETER
 AVOMETER
Fungsi Multimeter
1. Mengukur tegangan DC/ voltmeter
2. Mengukur tegangan AC/voltmeter
3. Mengukur kuat arus DC/ampermeter
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor/ohm meter
Fungsi tambahan :
1. Mengecek hubung-singkat / koneksi
2. Mengecek transistor
3. Mengecek kapasitor elektrolit
4. Mengecek dioda
5. Mengecek induktor
6. Mengukur suhu (type tertentu)
Skema Fungsi
MULTIMETER ANALOG
 Kelebihannya adalah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang
sederhana
 Kekurangannya akurasinya rendah, jd
untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan digital.
 Dasar pengukuran arus yg bekerja
berdasarkan prinsip mekanisme
kumparan putar magnet permanen
(Permanent Magnet Moving
Mechanism/PMMC))
MULTIMETER DIGITAL
 Ketelitiannya lebih tinggi dan
kegunaannya lebih banyak, yaitu
tambahan satuan yg lebih teliti, opsi
pengukuran lebih banyak tidak
terbatas ampere, volt dan ohm.
 Kekurangannya susah untuk memonitor
tegangan yg tidak stabil, jadi bila
melakukan pengukuran tegangan
yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog
BAGIAN-
BAGIAN
MULTI
METER
Fungsi jarum penunjuk
Fungsi skala
Fungsi zero adjust secrew
Fungsi Ohm adjust knob
Fungsi selector switch
Fungsi lubang kutub (VAΩ terminal)
Fungsi lubang kutub + (common terminal)
Batas Ukur (BU) pd Multimeter

Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur


oleh multimeter
SKALA MAKSIMUM

Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada


panel meter.
Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling
atas, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kanan
dan disebelahnya ada simbol ohm.
Batas Ukur (Range)
1. Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 –
500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA.
2. Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 –
500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti
tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10
Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 50 V.
3. Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk
batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada papan skala (pada satuan Ω). Untuk
batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan W).
PAPAN SKALA PADA PENGUKURAN
TEGANGAN AC/DC
CONTOH

Tentukan besar tegangan yang diukur


jika saklar pemilih pada posisi
a. 10 V AC/DC
b. 50 V AC/DC
c. 250 V AC/DC
d. 1000 V AC/DC
PROSEDUR OPERASI
Persiapan pengukuran
Sebelum pengoperasian meter dilakukan sesuai fungsinya
dilakukan persiapan pengukuran untuk mendapatkan hasil
pengukuran terbaik. Langkah-langkah persiapan tersebut
meliputi

a. Atur posisi nol meter tepat pada harga nol.


b. Putar posisi nol shg menunjuk lurus kanan menuju NOL
c. Pilih cakupan yang tepat untuk item yg diukur knob pemilih
cakupan yg sesuai
Catatan : Dalam menentukan cakupan pengukuran, pilih
cakupan tegangan yang lebih besar daripada nilai yang akan
diukur
1. Mengukur Resistansi/ Hambatan
(Ohm)
Resistor adalah suatu komponen yg banyak dipakai di dlm
rangkaian elektronika, fungsi utanyanya membatasi
(restrict) aliran arus listrik

Untuk mengukur resistansi, saklar jangkauan ukur berada


pada posisi Ω
Resistor dengan 4 gelang
Resistor dengan 4 gelang (2)
Resistor dengan 5 gelang
A. Langkah-langkah Mengukur
sebuah resistor
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang
akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali),
artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan
dengan angka pengali sesuai batas ukur
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung
resistor boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai
penunjukan multimeter sama dengan nilai yang
ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
Macam-macam
resistor
B. Langkah-langkah Mengukur
resistor Variabel
Resistor variabel adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan
ohm-nya dengan cara memutar-mutar tuas pemutar atau sekrup
yang menggerakkan kontak geser (wiper) yg terdapat di dalam
resistor trsbt.
Resistor variabel yg memiliki tuas pemutar biasanya di sebut
potensiometer, yg memiliki sekrup pengatur disebut present atau
trimpot.
B. Langkah-langkah Mengukur
resistor Variabel (2)
B. Langkah-langkah Mengukur
resistor Variabel (3)
Potensiometer pada prinsipnya dapat di asumsikan sebagai
gabungan dari dua buah resistor yang dihubungkan seri (R1 dan
R2), tetapi kedua resistor tersebut nilai resistansinya dapat
diubah. Resistansi total akan selalu tetap dan nilai ini merupakan
nilai resistansi potensiometer (variable resistor)
Potensiometer dengan nilai 100 KOhm artinya nilai resistansi total R1
dan R2 adalah 100 KOhm. Jika potensiometer diputar sehingga
menyebabkan R1 bernilai 40 KOhm, maka R2 akan bernilai 60 KOhm.
Jika Potensio diputar kembali sampai R1 bernilai 0 Ohm, maka R2
akan bernilai 100 KOhm.
Dengan demikian Potensiometer (Variable Resistor) merupakan resistor
tiga terminal dimana terminal kedua merupakan titik sambung R1 dn
R2 yang nilainya resistansinya dapat diatur dari 0 Ohm sampai batas
maksimal nilai resistansi potensimeter tersebut.
Prosedur mengukur resistor variabel
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan
diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil
penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai
batas ukur.
4. Letakkan kedua ujung probe pd terminal a dan b dari variabel resistor
5. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk trimpot gunakan obeng)
6. Jarum pd papan skala ikut bergerak ke kanan artinya resistor variabel
msh baik dan dpt digunakan
7. Letakkan kedua ujung probe pd terminal b dan c dari variabel resistor
8. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk trimpot gunakan obeng)
9. Jarum pd papan skala ikut bergerak ke kanan artinya resistor variabel
msh baik dan dpt digunakan
Menghitung Nilai resistansi

Cara menghitung nilai resistansi yang terukur :

R = BU x JP
dimana :
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan
JP = Penunjukan Jarum pada skala

contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai
BU = x 1K, JP = menunjuk pada angka 50 ohm
terhitung : R = 1K x 50 →R = 50K ohm
PAPAN SKALA PADA PENGUKURAN
RESISTANSI

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x


10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
Catatan :

Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN


PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN
SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat
ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur
saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian
menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor)
yang akan di ukur
2. Mengukur TEGANGAN (Voltage)

 Hal yg perlu diperhatikan dalam mengukur tegangan


adalah posisi saklar pemilih dan batas ukur.
 Contoh : jika akan mengukur 220 ACV, saklar pemilih
berada pd posisi ACV dan batas ukur pd angka 250
ACV.
 Posisi kabel penyidik (probe) warna Merah (+/out)
diletakkan pd posistif (+) dr sumber tegangan yg akan
diukur dan warna hitam (-/common) diletakkan pd titik
Negatif (-).
A. Langkah-langkah pengukuran
Volt DC (Arus Searah)
1. Arahkan saklar pemilih pada posisi DCV

Knob pemilih range


2. Pilihlah skala batas ukur berdasarkan perkiraan tegangan
yg akan di cek
3. Gunakan colok hitam pada tegangan negatip dari
rangkaian yang diukur dan colok merah pada tegangan
positip (tidak boleh terbalik)

Rangkaian pengukuran tegangan DC


3. Baca gerakan penunjuk tegangan dan skala DCV A.

Penunjukan pengukuran tegangan DC


4. Bila penunjukan kecil tak terbaca, cek kembali apakah
rangkaian sudah benar.
5. Bila rangkaian sudah yakin benar, pindahkan pelan-pelan
knob pemilih cakupan hingga penunjuk berada pada posisi
yang mudah dibaca.
6. Hindari pengamatan pengukuran tegangan DC yang salah
seperti gambar di bawah.
Menghitung

VDC = Tegangan DC
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
Contoh

Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala


Maksimum 10 VDC dan jarum diatas menunjuk pada
angka 4 lebih 2 kolom kecil. masing-masing kolom kecil
bernilai 0,2 karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis),
terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4

VDC = (BU/SM)JP

=(10/10)4,4

nilai terukur=4,4VDC
B. Langkah-langkah pengukuran
Volt AC
 Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator
sebagai pengaman minimal jika terjadi kejutan listrik.
Ini perlu dilakukan bila dilakukan pengukuran
tegangan AC yang dianggap besar. S
 Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya
kita sudah bisa memperkirakan berapa besar
tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai
acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan.
 Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus
lebih tinggi dari tegangan yang diukur
Contoh

Untuk pengukuran tegangan PLN,


diketahui jenis tegangan-nya adalah
AC dan besar tegangan adalah 220
VAC, sehingga batas ukur yang
harus digunakan adalah 250 atau
1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih
batas ukur tertinggi.
Langkah-langkah pengukuran Volt
AC
1. Pindahkan knob pemilih cakupan pada cakupan AC V yg tepat
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara
teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC
dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih
besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan
kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250
2. Pasangkan colok meter pada rangkaian yang diukur secara
paralel.

3. Baca gerakan jarum penunjuk dengan skala V dan A


(gunakan batas ukur 250 V AC pada pengukuran sumber
tegangan AC dari PLN).
4. Baca hasil pengukuran dibaca pada skala AC V
Rangkaian pengukuran tegangan AC jala-jala PLN
Penunjukan pengukuran tegangan AC
Menghitung

BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC= Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc
dan Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada
angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5
sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka
diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220.
sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220
Soal ! Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur
berada pada posisi seperti yang terlihat pada gambar

Berapakah Nilai tegangan DCV


yang terukur saat Saklar Pemilih
berada pada Posisi:
a. 2.5
b. 10
c. 50
d. 1000
Jawab:
Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
3. MENGUKUR ARUS LISTRIK DC
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan
Angka NOL (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50
Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A.
6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/sumber/
komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan
Pembacaan Tegangan DC diatas)

Anda mungkin juga menyukai