PASIR(SAND CANSTING)
Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas Studi Mata Kuliah Teknik
Pembentukan dan Pengecoran Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang
Dosen pengampu:
FAKULTAS TEKNIK
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran
dan proses percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu
mengisi rongga cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar
mengisi rongga cetakan. Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda,
sehingga pada proses percetakan cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses
pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan
pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
Demkian juga cetakan pasir dengan pengikat bentonit. Pengaruh kadar air
dan bentonit terhadap kekuatan pasir cetak dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2. Pengaruh kadar air dan bentonit pada kekuatan pasir cetak
Keunggulan:
1. Biaya Murah
2. Permeabilitas (merupakan salah satu parameter petrofisik yang berupa
kemampuan batuan untuk dapat meloloskan fluida) yang Baik
3. Reusabilitas (Kemampuan digunakan kembali) yang baik
4. Kolapsibilitas (kemampuan cetakan membebaskan coran untuk menyusut
tanpa menyebabkan coran menjadi retak) yang baik
Kelemahan:
1. Dalam keadaan basah dapat mengakibatkan cacat untuk logam dan bentuk
tertentu
Sifat pasir cetak kering berkitan dengan kekuatan pasr cetak setelah
cetakan dikeringkan. Hal ini diperlukan untuk mendapatkankekuatan pasir
cetak setelah kering. Sifat-sifat-sifat tersebut dipengauhi oleh komposisi
cetakan pada saat dibuat. Dalam kasus ini kadar air dan bahan pengikat akan
mempengaruhi kekuatan pasir cetak saat kering. Pengaruh kadar air dan bahan
pengikat terhadap kekuatan pasir cetak dalam keadaan kering dapat dilihat
pada gambar 5.4 dan 5.5
Kelebihan:
Kelemahan:
Cara pembuatan :
(1) Pada logam dipanaskan dan diletakan diatas kotak yang telah berisi
campuran pasir dengan resin termoset;
(2) Kotak dibalik sehingga campuran pasir dan resin jatuh diatas pola
yang masih panas, membentuk lapisan campuran yang melapisi
permukaan pola sehingga membentuk kulit keras;
(4) Kulit pasir dipanaskan dalam oven selama beberapa menit hingga
seluruhnya mengering;
(6) Dua belahan cetakan kulit dirakit, di support dengan pasir atau butiran
logam dalam sebuah rangka cetak, dan kemudian dilakukan penuangan.
Coran yang telah selesai dengan saluran turun dilepaskan dari cetakan.
Kelemahan:
d) Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok
mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti
ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk
permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan
membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik,
tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
Pembuatan Cetakan
Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar 5.2
di bawah ini. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua
bagian, bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak
cetak yang terdiri dari tiga bagian, bagian tengahnya disebut cheek. Kedua
bagian kotak cetakan disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.
Gambar 5. (a) pola tunggal (b) pola terpisah (c) pola match-plate pattern (d)
pola cope
1.2.3 Pasir
a. Pemadatan pasir cetak di atas pola;
b. Pelepasan pola dari pasir cetak → rongga cetak;
c. Pembuatan saluran masuk dan riser;
d. Pelapisan rongga cetak;
e. Bila coran memiliki permukaan dalam (mis : lubang), maka dipasang
inti;
f. Penyatuan cetakan;
g. Siap untuk digunakan.
Pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir
sungai dan pasir silika (pasir kuarsa). Beberapa dari pasir tersebut ada
yang langsung dapat dipakai tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu
sehingga ukuran butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang
mencukupi, pada pasir biasanya ditambahkan bahan pengikat seperti
bentonit, ter, grafit maupun resin (furan maupun fenol) sehingga daya
pengikatnya lebih baik.
Pasir pantai diambil dari pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir
pantai, pasir kali, pasir silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat
dengan sendirinya, oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat
butir-butirnya satu sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran.
Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir gunung berasal
dari gunung berwarna cenderung hitam, pasir pantai berasal dari pantai
laut berwarna coklat agak kehitaman, pasir sungai berasal dari sungai
berwarna kehitaman, dan pasir silika berasal dari persediaan alam
berwarna kekuningan. Dalam praktik bahan-bahan pasir tersebut dipilih
dengan ukuran yang cocok sehingga dapat langsung dipakai begitu saja.
Bentuk butir pasir ada yang bulat, sebagian bersudut, bersudut, dan
berkristal. Lihat bentuk butirbutir pasir pada Gambar 2.5
Pasir dengan butiran yang bulat baik sebagai bahan pasir cetak, karena
diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh
kekuatan dan permeabilitas tertentu serta memiliki sifat alir yang baik
sekali. Sebaliknya pasir berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api
dan permeabilitasnya buruk.
b. Bahan Tambah
c. Bahan Pengikat
Untuk mengikat butiran pasir cetak satu dengan lainnya digunakan bahan
pengikat Beberapa macam bahan penikat cetakan pasir antara lain:
Cetakan pasir dapat dibuat dengan menggunakan pasir baru atau pasir daur
ulang. Sebelum pembuatan cetakan maka pasir disiapkan terlebih dahulu.
Penyiapan pasir dicetak dilakukan dengan mengolah pasir dengan
perlakuan-perlakuan seperti : penggilingan pasir, penyampuran pasir,
pengayaan pasir, pemisahan dari sisa coran, dan pendinginan.
a) Penggilingan pasir
b) Penyampuran pasir
Untuk menjaga kualitas pasir cetak biasanya pasir sisa di campur dengan
pasir baru. Untuk penyampuran pasir ini digunakan mesin penyampur
pasir.
c) Pengayaan pasir
e) Pendinginan pasir
1.2.4 Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok
mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti
ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk
permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan
membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik,
tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
1. Sehalus mungkin
Aliran yang dituang pada saat ini logam dituang secara halus sehingga
cairan logam tidak bergejelak karena apabila terjadi gejolak pada cairan
berpotensi menjadikan aliran menjadi turbulen yg menyebabkan banyak
udara yg terperangkap pada material
2. Secepat mungkin
Pada proses ini menggunakan suhu yang sangat tinggi tapi memiliki
nilai drop yang sangat cepat jadi unutuk mengurangi resiko kering
sebelum tuang maka dibutuhkan caara yang cepat.
3. Sedekat mungkin
Pada teknik ini sangat banyak digunakan karena dapat mengurangi
terjadi torbulensi pada cairan maupun proses oksidasi yang
menyebabkan banyak udara terperangkap dan mengurangi kekasaran
pada permukaan