Anda di halaman 1dari 14

44

BAB III
PENGECORAN

1. Capaian Pembelajaran Umum:


Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengetahuan tentang Proses Pengecoran
dengan Cetakan Pasir, Pengecoran sentrifugal dan proses pengecoran dengan catakan
pemanen.
2. Capaian Pembelajaran Kusus:
Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan :
Mahasiswa dapat menyebutkan urutan proses pengecoran logam dengan
benar.
Mahasiswa dapat menyebutkan cara membuat cetakan pasir dengan benar.
Mahasiswa dapat menyebutkan cara membuat inti dengan benar.
Mahasiswa dapat menyebutkan cara membuat pola dengan benar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bentuk pola pada pengecoran pasir
dengan benar.
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang macam-macam pengecoran kontinyu
dengan benar.

A. Diskripsi.
Pengecoran merupakan teknik membentuk logam menjadi produk yang cukup lama
dikenal. Pengecoran logam adalah proses membentuk logam dalam keadaan cair yang
dituangkan kedalam rongga cetakan sesuai dengan bentuk produk yang akan
dibuat.Tentu dalam proses untuk membentuk logam tersebut dibutuhkan cetakan, pola
dan inti (pada cetakan pasir), bahan baku dan dapur lebur untuk mencairkan logam
tuang. Dalam bab ini akan dibahas pengecoran logam menggunakan cetakan pasir
serta persiapan yang dibutuhkan dan juga pengecoran khusus seperti pengecoran
cetak, pengecoran pola lilin,pengecoran sentrifugal, pengecoran menggunakan cetakan
pemanen dan pengecoran kontinyu.

BUKU AJAR PBT 2, 2014


45

B. Pengecoran
1. Pendahuluan.
Pengecoran adalah suatu proses membentuk material dengan cara mencairkan/
melelehkan kemudian dituangkan kedalam ronga cetakan.
Menurut jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi
dua katagori :
1. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.
2. Pengecoran dengan cetakan permanen.
Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan
produk corannya cetakan harus dihancurkan, jadi setiap pengecoran baru dibutuhkan
cetakan yang baru. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai ini umumnya
menggunakan cetakan pasir (sand moulds).
Pada proses cetakan permanen (permanen moulds), cetakan biasanya di buat
dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju
proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan menggunakan cetakan sekali pakai.
Berdasarkan metode penuangan dibedakan: penuangan gravitasi, penuangan
sentrifugal, penuangan vakum dan penuangan tekanan.

2. Cetakan Pasir (sand mould)


Cetakan pasir merupakan cetakan yang paling banyak digunakan, karena
memiliki keunggulan :
Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel dan
titanium.
Dapat mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar.
Berdasarkan kadar air yang dikandung oleh cetakan, cetakan pasir dibedakan
menjadi:
a. Cetakan pasir basah (green sand mould).
b. Cetakan pasir kering. (dry sand mould).

a. Cetakan pasir basah (green sand mould).


Cetakan ini terbuat dari pasir dengan bahan campuran bahan penolong lainnya
dengan komposisi cetakan bsebagai berikut:

BUKU AJAR PBT 2, 2014


46

- Pasir : 80 90 % , - Bentonit : 10 15 %
- Air : 4- 5% ,- Bahan penolong (grafit) : 2 3%
Setelah selesai dibentuk menjadi rongga cetakan langsung dapat diisi dengan
logam cair. Cetakan ini banyak digunakan untuk besi tuang, paduan tembaga dan
aluminium dengan berat maksimum 100 kg
Keuntungan menggunakan cetakan basah ; pembuatannya cepat, murah dan
pasirnya dapat dipakai berulang kali.
b. Cetakan pasir kering. (dry sand mould).
Cetakan pasir kering terbuat dari campuran berbagai bahan sebagai berikut:
Pasir : 80 90 % - Tanah liat : 10 15 %
Gula Tetes :12% - Melase : 0,5 1 %
Air : kurang dari 4 % - Pitch : 1 1,5 %
Setelah selesai dibentuk menjadi rongga cetakan harus dikeringkan/dipanaskan
dalam dapur hingga suhu 150 -350 oC baru dapat diisi dengan logam cair.
Cetakan ini digunakan pada benda tuang yang berukuran besar.

Tahapan pengecoran logam dengan cetakan pasir :


Pada bengkel pengecoran logam (foundry) menggunakan cetakan pasir,
aliran proses pengecoran dapat disederhanakan seperti diagram alir gambar 3.1
atau dengan tahapan sebagai berikut :

Bahan Baku Dapur lebur Ladel


Penuangan

Pengolahan Pasir Membuat Cetakan Cetakan

Pembuatan Pola, Pembongkaran


Pasir
Rangka Cetak

Pembersihana
n

Pemeriksaan

Material Cor

Pemerosesan Lanjutan
(Bila diperlukan)

Gamabr 3.1 Aliran Proses Pengecoran logam menggunakan cetakan Pasir

BUKU AJAR PBT 2, 2014


47

Pembuatan cetakan pasir :


Pembuatan cetakan pasir dilakukan dengan cara memadatkan pasir disekitar
pola yang kemudian pola dikeluarkan. Rongga yang terbentuk kemudian diisi dengan
logam cair menghasilkan benda cor. Sebelum melakukan prorses pembuatan cetakan,
perlu disiapkan daiantaranya: pasir cetak, pola, pelapis rongga cetak, rangka cetak
dan peralatan pembentuk cetakan lainnya.

Pasir Cetak
Macam-macam pasir cetak yang dapat digunakan untuk bahan cetakan,
diantaranya ; pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai pasir zircon, pasir olivene, pasir
chromit dan pasir silika. Dalam penggunaanya ada yang diproses terlebih dulu ada
yang langsung digunakan.
Syarat pasir cetak:
Mempunyai sifat mampu dibentuk.
Permeabilitas yang sesuai
Ukuran dan bentuk pasir
Tahan panas
Kuat dan Murah
Dapat digunakan berulang

3. Pola (pattern).
Pola merupakan model benda cor dengan ukuran penuh dengan memperhatikan
penyusutan dan kelonggaran untuk pemesinan pada akhir pengecoran. Bentuk pola
dan inti tergantung pada kebutuhan benda kerja yang ingin dihasilkan. Pola dapat
dibuat dari berbagai material seperti; kayu, logam, gips dan lain-lain.
Dalam membuat model/pola ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain:
Faktor penyusutan bahan tuang. (Untuk besi cor perlu ditambah 1,04 % dari
ukuran standar, Bronzs perlu ditambah 1,56%, baja 2,08% , alumunium dan
magnesium 1,30%
Pola harus mudah dikeluarkan dalam cetakan.
Pola harus mudah dibentuk dan murah.

BUKU AJAR PBT 2, 2014


48

Bag. inti

Gambar 3.2 Material Cor dan Pola

Bentuk pola :
(a) Pola padat (solid pattern);
(b) pola belah (split pattern);
(c) Pola dengan papan penyambung (match plate pattern);
(d) Pola cope dan drag (cope and drag pattern).
4. Inti :
Inti digunakan bila dalam suatu cetakan perlu dibuat rongga atau lubang. Inti
dapat didefinisikan sebagai bentuk dalam cetakan untuk mencegah pengisian logam
pada bagian tertentu.
Pola menentukan bentuk luar dari benda cor, sedangkan inti digunakan bila
benda cor tersebut memiliki permukaan dalam. Inti merupakan model dengan skala
penuh dari permukaan, dalam benda cor, yang diletakan dalam rongga cetak sebelum
permukaan logam cair dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir membeku
diantara rongga cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar dan dalam
dari benda cor.
Pembuatan Inti.
Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Seperti pada pola, ukuran inti harus mempertimbangkan penyusutan dan
pemesinan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat inti ialah:
Dapat dialiri gas
Tahan gesek
Mudah dirusak setelah penuangan

BUKU AJAR PBT 2, 2014


49

Gambar 3.3 Cetakan dan inti

Campuran dan Bahan Pengikat Inti


Minyak cat sering digunakan sebagai bahan pengikat. Minyak tersebut
membentuk lapisan pada butiran pasir dan mengeras akibat oksidasi. Inti
semacam ini perlu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 1800-2200C.
Campuran yang lazim digunakan adalah : 40 bagian pasir : 1 bagian minyak
cat. Salah satu keuntungannya adalah bahwa inti semacam ini tidak meresap air
dan tetap memiliki kekuatan
Pengikat yang lain adalah tepung terigu, dekstrin dan kanji. Perbandingannya
antara pengikat dan pasir adalah : 1 bagian pengikat : 8 bagian pasir (atau
lebih).
Beberapa jenis plastic, termoset, termasuk urea dan fenol formal dehida
digunakan juga sebagai bahan pengikat. Dimana pengikat itu dicampur dengan
bahan lainnya seperti tepung silica, air atau minyak tanah. Pengikat urea
dipanaskan antara 165 1900C, dan pengikat fenol pada 200 2300C. Jenis
pengikat ini memliki kekuatan adhesi yang tinggi, tahan kelembaban dan
menghasilkan permukaan yang rata.

Rangka cetak (flash)


Rangka cetak merupakan tempat menampung pasir cetak serta berfungsi
sebagai pemegang/penahan pasir cetak saat membentuk rongga cetakan maupun
tekan logam cair saat penuangan berlangsung.

Sistim Saluran (gating system)

BUKU AJAR PBT 2, 2014


50

Sistim saluran tuang adalah jalan masuk cairan logam kedalam cetakan. Nama-
nama bagian sistim saluran dapat dilihat pada gambar 3.4

Pouring Basin

Sprue

Runner

Riser Ingate
Casting

Gambar 3.4 Sisitim Saluran Tuang.

Fungsi masing masing Saluran Tuang;


Mangkok Tuang (Pouring Basin), Merupakan penerima langsung logam
cair dari ladel.
Saluran turun (spue), merupakan saluran turun pengatur aliran logam cair.
Pengalir (runner), berfungsi sebagai distributor logam cair, pencegah
kotoran yang masih terbawa oleh logam cair tidak masuk kecetakan.
Saluran penambah (riser) berfungsi mencegah kerusakan material tuang
akibat penyusutan.
Saluran masuk (ingate),

5. Pengecoran Sentrifugal.
Pengecoran sentritugal dilakukan dengan menuangkan logam cair ke dalam
cetakan yang berputar. Akibat pengaruh gaya sentritugal logam cair akan
terdistribusi ke dinding rongga cetak dan kemudian membeku. Cetakan yang
dipergunakan dalam proses ini adalah; cetakan logam diberi lapisan bahan tahan api
yang tipis, cetakan grafit atau cetakan pasir.
Jenis-jenis pengecoran sentrifugal.
a. Sentrifugal sejati
b. Semi sentrifugal
c. Sentrifuging

BUKU AJAR PBT 2, 2014


51

5.1 Pengecoran sentrifugal sejati


Dalam pengecoran sentrifugal sejati, logam cair dituangkan ke dalam cetakan
yang berputar untuk menghasilkan benda cor bentuk tabular, seperti pipa,
tabung, bushing, cincin, dan lain-lainnya. Akibat adanya gaya sentrifugal, logam
cair terlempar ke luar dan tertekan pada permukaan cetakan sehingga terbentuk
rongga silindris.
Karakteristik hasil pengecoran sentrifugal sejati:
Memiliki densitas (kepadatan) yang tinggi terutama pada bagian luar coran.
Tidak terjadi penyusutan pembekuan pada bagian luar coran karena adanya
gaya sentrifugal yang bekerja secara kontinu selama pembekuan.
Cenderung ada impuritas pada dinding sebelah dalam coran dan hal ini dapat
dihilangkan dengan permesinan.

Gambar 3.13 Proses pengecoran sentrifugal sejati

Gambar 3.5 Proses pengecoran sentrifugal sejati

5.2 Pengecoran semi sentrifugal


Pada metode ini, gaya sentrifugal digunakan untuk menghasilkan coran
yang pejal (bukan bentuk tabular). Cetakan dirancang dengan riser pada pusat
untuk pengisian logam cair, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Kondisi ini dimanfaatkan untuk membuat benda dengan lubang ditengah,
seperti roda, puli. Bagian tengah yang memiliki densitas rendah mudah
dikerjakan dengan pemesinan.

BUKU AJAR PBT 2, 2014


52

Gambar 3.6 Proses pengecoran semi sentrifugal

5.3 Sentrifuging
Dalam pengecoran sentrifuge cetakan dirancang dengan beberapa rongga cetak
yang diletakkan disebelah luar dari pusat rotasi sehingga logam cair yang dituangkan
ke dalam cetakan akan didistribusikan kesetiap rongga cetak akibat gaya sentrifugal,
seperti yang ditunjukkan dalam gambar

6. Cetakan Permanen (Permanen Mouding)


Bahan cetakan yang digunakan pada proses penuangan menggunakan cetakan
permanen adalah baja paduan khusus atau besi tuang paduan. Sistim pengecoran ini
umumnya diterapkan terutama untuk logam/paduan dengan suhu cair rendah, seperti
paduan Mg, paduan Al atau paduan Cu. Coran yang dihasilkan mempunyai bentuk
yang tepat dengan permukaan yang licin sehingga pekerjaan permesinan berkurang.
Keuntungan Cara ini:
Menghasilkan permukaan coran yang halus dan dimensinya teliti.
Struktur coran, padat sehingga sifat mekaniknya lebih baik.
Ekonomis penggunaan ruang dan cocok untuk produksi masal.
Kerugiannya:
Biaya pembuatan cetakan mahal
Sulit membuat bentuk coran yang rumit
Jika terjadi kesalahan cetakan, sulit diperbaiki.
Ada beberapa cara pengecoran menggunakan cetakan permanent, diantaranya :
1. Cetak-tekan (Die casting)
2. Tekanan rendah
3. Cetakan permanen Gravitasi

BUKU AJAR PBT 2, 2014


53

6.1 Cetak Tekan (die casting)


Pada proses pengecoran cetak-tekan, logam cair ditekan masuk kedalam cetakan
logam. Logam membeku di bawah tekanan yang berkisar antara 0,6 s/d 27.5
MPa. Dengan demikian seluruh rongga cetakan terisi dan permukaan benda
coran sesuai dengan permukaan rongga cetakan. Tekanan yang lazim digunakan
adalah 10,3 s/d 14 MPa.
Ada dua cara pengecoran cetak-tekan, yaitu :
1. Ruang panas; tunggku peleburan terdapat pada mesin dan silinder injeksi
terendam dalam logam cair. Dimana silinder injeksi digerakan secara hidrolik
atau pneumatic.

Gambar 3.7 Die Casting

2. Ruang dingin; tungku pe;leburan terpisah, silinder injeksi diisi logam cair
secara manual atau secara mekanik. Kemudian logam cair ditekankan ke
dalam cetakan secara hidrolik.

6.2 Proses dengan Cetakan Permanen Bertekanan Rendah.


Cetakan diletakan di atas dapur induksi. Dimana dapur ditutup rapat dan gas
mulia bertekanan rendah dialirkan ke dalam dapur sehingga logam cair
bertekanan ke atas melalui saluran batu tahan api, masuk ke dalam rongga
cetakan. Kadang-kadang rongga cetakan di vakum untuk mendapatkan benda
cor yang padat dan untuk mempercepat proses pengisian. Benda cor yang kecil
didinginkan selama beberapa detik, sedang benda cetak dengan bobot 30 kg
memerlukan waktu pendinginan selama 3 menit. Benda cor yg dihasilkan: padat,

BUKU AJAR PBT 2, 2014


54

bebas inklusi, tepat ukurannya, dan jumlah skrap kurang dari 10% bahkan dapat
mencapai 2%.

Gambar 3.8 Proses Penuangan Cetak. Bertekanan Rendah

6.3 Pengecoran dengan Cetakan Permanen Gravitasi.


Penuangan dalam cetakan logam dilaksanakan dengan menuangkan logam cair
kedalam cetakan, tidak dipergunakan tekanan kecuali tekanan secara alami.
Pada metode ini digunakan cetakan baja khusus kualitas tinggi. Proses ini
diterapkan baik untuk logam besi maupun logam bukan besi.
Keuntungan:
Ketelitian ukuran sngat baik
Strukturnya padat sehingga sifat mekanik lebih baik dibanding hasil
cetakan pasir.
Mekanisasi proses lebih mudah dan produktivitas tinggi.
Pemanfaatan luas ruangan lebih sedikit dan suasan kerja lebih baik.
Kerugian;
Tingginya biaya pembuatan cetakan sehingga tidak cocok untuk produksi
julamlah kecil.
Sulit untuk membuat produk tuang yang rumit.
Jika terjadi kesalahan pada pembuatan cetakan, sulit diberbaik.

BUKU AJAR PBT 2, 2014


55

7. Pengecoran Kontinu (Continuous Casting)


Pengecoran kontinyu, adalah proses dimana logam cair dibekukan menjadi
"setengah jadi" billet , bloom , atau slab untuk selanjutnya di proses menjadi produk
jadi. Sebelum mengenal pengecoran kontinyu pada 1950-an, baja dituang ke dalam
cetakan stasioner untuk membentuk ingot. Sejak itu pengecoran kontinyu
berkembang sehingga dicapai peningkatan hasil, kualitas, produktivitas dan efisiensi
biaya.

(a) (b)
Gambar 3.9 Horizontal Continuous Casting Plant (a), Vertical Continuous Casting (b)

Gambar 3.10 Proses Continuous Casting

BUKU AJAR PBT 2, 2014


56

B. Rangkuman
Pengecoran adalah suatu proses membentuk material dengan cara
mencairkan/ melelehkan kemudian dituangkan kedalam ronga cetakan. Menurut
jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua
katagori : Pengecoran dengan cetakan sekali pakai, Pengecoran dengan cetakan
permanen.
Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, umumnya
menggunakan cetakan pasir (sand moulds). Untuk mengeluarkan produk cor dari
dalam cetakan harus dihancurkan, jadi setiap pengecoran baru dibutuhkan cetakan
yang baru. Pada pengecoran dengan cetakan pasir ini, jugs diperlukan pula pola
(pattent) sebagai pembentuk rongga cetak.
Pada proses cetakan permanen (permanen moulds), cetakan biasanya di buat
dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Dengan demikian laju
proses pengecoran lebih cepat dibanding dengan cetakan pasir.
Berdasarkan metode penuangan dibedakan: penuangan gravitasi, penuangan
sentrifugal, penuangan vakum dan penuangan tekanan.

C. Soal-soal Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Cetakan pasir basah
b. Cetakan pasir kering
c. Inti
d. Sisitem saluran tuang
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh benda cor yang baik?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Cetakan permanent.
b. Ruang panas dan ruang dingin
c. Pengecoran gravitasi
d. Pengecoran tuang
e. Pengecoran tekan
f. Pengecoran sentrifugal
4. Mengapa prosespengecoran dengan cetakan permanen lebih mudah pola logam
bukan ferros? Apakah keuntungan menggunakan cetakan logam ?

BUKU AJAR PBT 2, 2014


57

5. Apakah keuntungan dan kerugian pengecoran cetak-tekan?


6. Mengapa pola-pola tertentu terdiri dari dua bagian?
7. Apakah perbedaan antara saluran masuk dan mengalir ?
8. Sebutkan suaian yang harus diperhitungkan pada pembuatan pola?
9. Sebutkan karakteristik inti yang baik?
10. Apa keuntungan dan kerugian penggunaan pasir cetak yang halus?

Daftar Pustaka.
1. Fundamentals of Modern Manufacturing, Materials, Processes, and Systems;
Third Edition, Mikell P. Groover; John Wiley & Sons, Inc. 2007
2. Teknologi Mekanik Jilid 1, Edisi Ketujuh, Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga. 1997
Terjemahan dari: Manufacturing Process, B.H. Amstead, Philip F. Ostwald,
Myron L. Begeman John Wiley & Sons
3. Teknik Pengcoran Logam I, Cetakan Kesembilan, Kenji Chijiiwa, Tata Surdia,
2006.
4. Materials and Process in Manufacturing, Ninth Edition , E.Paul DeGarmo, JT.
Black, Ronald A.Kohser, John Weley & Sons,Inch. 2003

BUKU AJAR PBT 2, 2014

Anda mungkin juga menyukai