Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM

Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

Tujuan – Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui prosedur pembuatan rangka cetak,
inti,dan pembuatan pasir cetak dengan baik dan benar, dan juga memahami pentingnya melakukan penentuan
ukuran dimensi

I. PENDAHULUAN 2. Pengujian pada pasir yang dilakukan yaitu


1.1 Latar Belakang pengujian kadar air, kadar lempung, kekuatan
Pengecoran logam merupakan proses awal tekan, permeabilitas, dan distribusi batas butir.
yang paling penting dalam industri logam, teknologi 3. Bahan yang digunakan untuk pembuatan pola
pengecoran semakin menunjukkan perkembangan yaitu kayu albasiah.
sesuai dengan dengan kebutuhan industri logam itu 4. Lem yang digunakan adalah lem kayu.
sendiri dan proses pengecoran masih digunakan 5. Produk yang dibuat yaitu cetakan dan inti.
sampai sekarang untuk memperoleh bentuk logam
1.4 Keterangan Praktikum
sesuai dengan yang diminati
1. Dosen mata kuliah : Pradoto Ambardi, S.T., M T.
Dalam sistem dan proses pengecoran tidak
2. Kepala laboratorium : Ressy Noor Rafiq, ST., M.Eng
lepas dari cetakan, cetakan inilah yang bisa
mempengaruhi logam dari segi kekerasan dan 3. Asisten wali : Satrio Wahyu Hutomo
bentuk logam, berbicara tentang cetakan, cetakan 4. Hari/Tanggal : Minggu,19 Desember 2021
yang lazim dipakai sampai sekarang adalah cetakan 5. Waktu : 08.00-16.00 WIB
pasir. Beberapa cetakan pasir dan cetakan tanah 6. Tempat : Lab. Teknik Produksi
mengandung zat pengikat seperti tanah lempung, 7. Fakultas : Teknologi Manufaktur
bentonit, dan zat pengikat lainnya 8. Jurusan : Teknik Metalurgi
Didalam proses pengecoran logam dalam
9. Universitas : Universita Jenderal
usaha untuk menghasilkan suatu produk benda coran
yang berkualitas baik dengan komposisi yang Achmad Yani
dikehendaki maka ada beberapa faktor yang 1.5 Gambaran Hasil yang Ingin Dicapai
mempengaruhi yaitu bahan baku coran, komposisi Hasil yang ingin dicapai adalah hasil dari
bahan baku, kualitas pasir cetak, sistem peleburan, pembuatan pola cetakan dan inti, pembuatan rangka
sistem penuangan, dan pengerjaan akhir dari produk cetakan inti, dan pembuatan pasir cetakan, pengujian
coran kadar lempung, kekuatan tekan, permabilitas, dan
1.2 Perumusan Masalah distribusi batas butir
Adapun perumusan masalah yang dibahas pada
laporan hasil praktikum ini adalah sebagai berikut. II. TEORI DASAR
1. Bagaimana memahami cara pembuatan rangka Dalam sistem dan proses pengecoran tidak
cetak, inti, dan pembuatan pasir cetak dengan lepas dari cetakan, cetakan inilah yang bisa
baik dan benar ? mempengaruhi logam dari segi kekerasan dan
2. Bagaimana memahami pentingnya melakukan bentuk logam, berbicara tentang cetakan, cetakan
pengukuran dimensi sebelum diaplikasikan ke yang lazim dipakai sampai sekarang adalah cetakan
bahan, contohnya kayu ? pasir. Beberapa cetakan pasir dan cetakan tanah
3. Bagaimana cara cara membuat inti untuk mengandung zat pengikat seperti tanah lempung,
rongga cetakan untuk membuat produk coran bentonit, dan zat pengikat lainnya [1].
berongga ? Didalam proses pengecoran logam dalam
4. Bagaimana memahami dampak yang terjadi usaha untuk menghasilkan suatu produk benda coran
jika cetakan yang dibuat tidak presisi dan yang berkualitas baik dengan komposisi yang
mengakibatkan produk cor mengalami cacat dikehendaki maka ada beberapa faktor yang
coran ? mempengaruhi yaitu bahan baku coran, komposisi
5. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan bahan baku, kualitas pasir cetak, sistem peleburan,
pada pembuatan cetakan dan inti ? sistem penuangan, dan pengerjaan akhir dari produk
1.3 Batasan Masalah coran [1].
Adapun batasan masalah yang digunakan pada Cetakan pasir ini memberikan keuntungan seperti :
praktikum pengelasan ini adalah sebagai berikut.
1. Pasir yang digunakan dalam cetakan yaitu [1]
pasir silika.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

1. Dapat digunakan berulang-ulang sehingga kapal laut Queen Mary yang sangat besar dan
memperkecil biaya produksi. panjang juga rel kereta api [2].
2. Mudah dalam pembuatan cetakan sehingga Cetakan pasir untuk pembentukan benda
menghemat waktu produksi. tuangan melalui pengecoran harus dibuat dan
3. Dalam permeabilitas yang baik akan dikerjakan sedemikian rupa dengan bagian-bagian
menghasilkan produk coran yang baik pula. yang lengkap sesuai dengan bentuk benda kerja
4. Kekuatan cetakan yang tepat akan sehingga diperoleh bentuk yang sempurna sesuai
memberikan hasil dan kualitas yang baik. dengan yang kita kehendaki. Bagian-bagian dari
cetakan pasir ini antara lain yaitu:[2]
Adapun kekurangan dari penggunaan cetakan
1. Pola, mal atau model (pattern), yaitu sebuah
pasir ini yaitu untuk membuat produk yang sangat
bentuk dan ukuran benda yang sama dengan
rumit seperti misalnya patung secara utuh atau sekali
bentuk asli benda yang dikehendaki, pola ini
cor memang tidak bisa dilaksanakan, namun apabila
dapat dibuat dari kayu atau plastik yang
dibuat (dicor) perbagian akan lebih mudah dibuat,
nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir
sehingga kekurangan ini bisa teratasi. Untuk
dalam bentuk rongga atau yang disebut mold.
membuat cetakan pasir biasanya dipilih pasir alami
Jika model ini dikeluarkan yang kedalamnya
yang telah dibersihkan atau pasir buatan yang telah
akan dituangkan logam cair.
dicampur dengan zat-zat pengikat seperti bentonit,
2. Inti (core), inti ini merupakan bagian khusus
resin furan, air kaca, resin fenol,yang mana
yang berfungsi sebagai bingkai untuk
tujuannya untuk memperkuat atau mempermudah melindungi struktur model yang akan
pada proses pembuatan cetakan [1]. dibentuk, dengan demikian keadaan ketebalan
Cetakan pasir adalah cetakan yang terbuat dari dinding, lubang dan bentuk-bentuk khusus dari
pasir yang diberi bahan pengikat. Pasir yang paling benda tuangan (casting) tidak akan terjadi
banyak digunakan adalah pasir silika baik pasir perubahan.
silika dari alam maupun pasir silika buatan dari 3. Cope, yaitu setengah bagian dari bagian atas
dari cetakan pasir.
kwarsit. Bahan pengikat yang paling banyak
4. Drag, yaitu setengah bagian bawah dari
digunakan adalah bentonit. Cetakan pasir yang cetakan pasir tersebut.
digunakan pada pengecoran logam besi (logam non- 5. Gate, ialah lubang terbuka dimana
ferrous) selain magnesium menggunakan campuran dituangkannya logam cair kedalam cetakan
sebagai berikut : [1] diantara cope dan drag.
1. Campuran pasir silika (pasir silika baru dan pasir 6. Riser ialah lubang pengeluaran yang
silika bekas). disediakan untuk mengalirnya sisa lelehan
logam cair dari dalam cetakan serta sedikit
2. Bentonit (10%).
reserve larutan logam cair.
3. Air (3%). Komponen-komponen utama untuk
4. Gula tetes (1%). pembuatan cetakan tersebut diatas merupakan
Proses pembentukan benda kerja dengan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan
metoda penuangan logam cair kedalam cetakan pasir cetakan untuk pengecoran logam. Kelengkapan
(sand casting), secara sederhana cetakan pasir ini lainnya adalah chaplet, yakni kelengkapan
dapat diartikan sebagai rongga hasil pembentukan pendukung cores, walaupun pemakaian pendukung
dengan cara mengikis berbagai bentuk benda pada cores ini dianggap kurang praktis, dan beberapa
bongkahan dari pasir yang kemudian rongga peralatan yang lain tidak ada dalam perdagangan [2].
tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan Cetakan merupakan bagian yang akan bekerja
melalui pemanasan. Proses pembentukan cetakan menerima panas dan tekanan dari logam cair yang
pasir ini harus dilakukan secara hati-hati dan dituang sebagai bahan produk, oleh karena itu pasir
memperlakukannya seperti mendirikan periuk emas sebagai bahan cetakan harus dipilih sesuai dengan
murni atau perak atau tembaga. Kendati sekarang kualifikasi kebutuhan bahan yang akan dicetak baik
telah benar-benar mampu melakukan loncatan sifat penuangannya maupun ukuran benda yang
kemampuan dalam pekerjaan pengecoran (casting) akan dibentuk dalam penuangan ini dimana semakin
seperti pembuatan sejumlah poros luar dari mesin besar benda tuangan maka tekanan yang disebut
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

tekanan metallostatic akan semakin besar dimana diberikan dengan menyemprotkan serbuk batu bara
cetakan harus memiliki kestabilan mekanis yang tersebut, melalui proses ini juga akan diperoleh
terandalkan. Beberapa jenis bahan cetakan yang benda tuangan yang memiliki permukaan yang
sering digunakan yaitu : [2] halus. Dalam keadaan padat cetakan ini juga harus
1. Pasir Silika porous sehingga dapat membuang gas yang
Pasir silika ialah pasir yang komposisinya terdiri terbentuk akibat pemanasan, untuk tujuan ini
atas campuran pasir-kwarsa dengan tanah liat yang biasanya dimasukkan jerami.
berfungsi sebagai pengikat. Pasir silika ini dapat 2. Pasir Minyak
dibedakan menjadi dua macam menurut cara Pasir minyak ialah pasir kwarsa yang dalam
pemakaiannya yaitu : pemakaiannya dicampur dengan minyak sebagai
2. Pasir kering yaitu jenis pasir silika dimana setelah bahan pengikatnya, sifatnya yang sangat baik dan
dibentuk menjadi cetakan harus dikeringkan terlebih cocok digunakan dalam pembuatan cetakan baik
dahulu. Pasir ini sangat cocok digunakan untuk ukuran kecil maupun besar, setelah pembentukan,
pengecoran benda-benda yang kecil maupun yang cetakan dikeringkan dan dipoles dengan cairan
besar. serbuk batu bara. Cetakan dengan bahan pasir
3. Pasir basah ialah jenis pasir silika yang telah minyak ini dimana pengikatnya adalah minyak
dibentuk menjadi cetakan tidak perlu dilakukan setelah penuangan minyak akan terbakar sehingga
pengeringan. Pasir ini hanya digunakan untuk cetakan mudah untuk dikeluarkan.
pengecoran benda-benda yang kecil. 3. Pasir Dammar Buatan (Resinoid)
Pasir dammar buatan ialah pasir cetak dengan
komposisi yang terdiri dari pasir kwarsa dengan 2%
dammar buatan. Pasir jenis ini hampir tidak perlu
ditumbuk dalam pemadatannya. Pasir ini juga
memiliki sifat yang baik setelah mengeras dan
pengerasannya dapat diatur dengan sempurna, serta
cocok digunakan untuk membentuk benda-benda
dengan ukuran yang cukup besar. Proses
penghitaman masih harus dilakukan seperti
penggunaan pasir-pasir yang lainnya.
4. Pasir Kaca Air
Pasir kaca air merupakan komposisi dari pasir
kwarsa dengan kurang lebih 4% kaca air.
Pemadatannya hampir tidak perlu ditumbuk dan
sifatnya sangat baik setelah dikeraskan melalui
pemasukan gas CO dan dihitamkan. Pasir kaca ini
Gambar 2.1 Contoh Cetakan Penuangan digunakan sebagai bahan cetakan dengan ukuran
(sumber: e-book teknik pengecoran logam) sedang.
5. Pasir Semen
Dalam proses pembentukan bahan cetakan Pasir semen merupakan campuran pasir kwarsa
pasir, cetakan dicampur dengan serbuk batu bara dengan kurang lebih 9% semen serta air kurang lebih
untuk menghindari terbakarnya butiran pasir ini 6%. Pemadatannya tidak perlu ditumbuk dan
terutama bagian yang berhubungan langsung dengan sifatnya sangat baik setelah mengeras walaupun
sumber panas dan pengerjaan lanjutan atau proses pengerasannya lambat. Setelah kering juga
penyelesaian setelah cetakan ini terbentuk, dihitamkan. Pasir ini digunakan sebagai bahan
permukaan bentuk benda kerja diperhalus dengan cetakan yang berat.
cara memolesnya dengan larutan graphite atau yang
disebut penghitaman dan digunakan pada cetakan
yang menggunakan pasir kering. Tetapi untuk
cetakan yang pasir basah biasanya penghitaman
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Prosedur Kerja
3.1.1 Skema Proses Tambahkan bentonit
A. Pembuatan Cetakan
Aduk hingga homogen
Siapkan alat dan bahan

Tambahkan Gula tetes


Ukur dimensi rangka cetak

Aduk hingga homogen


Beri sketsa pada kayu

Potong kayu sesuai ukuran dimensi Tambahkan air

Aduk hingga homogen


Ratakan permukaan kayu

Analisa dan Pembahasan


Assembling kayu

Kesimpulan
Beri lem dan serbuk pada kayu
Gambar 3.2 Skema Proses Pembuatan
pasir cetak
C. Pembuatan Inti
Gabungkan pada pola
Siapkan alat dan bahan

Beri talk pada pola


Masukan alumunium foil kedalam batang
silinder
Padatkan pada pasir cetak
Masukkan pasir kedalam batang silinder

Analisa dan pembahasan Padatkan pasir

Lakukan pemanasan pada batang silinder


Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema Proses Pembuatan Lepaskan inti dari cetakan


cetakan
B. Pembuatan Pasir Cetak Potong inti sesuai dengan produk

Siapkan alat dan bahan


Analisa dan pembahasan

Hitung komposisi air


Kesimpulan

Aduk campuran pasir silika hingga homogen Gambar 3.1 Skema Proses Perencanaan
Pola dan Sistem Saluran Tuang
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

7. Inti yang sudah dilepaskan dari batang


3.1.3 Penjelasan Skema Proses silinder dipotong sesuai ukuran produk.
A. Pembuatan Cetakan 8. Kemudian dianalisa.
1. Alat dan bahan disiapkan. 9. Terakhir ditarik kesimpulan.
2. Dimensi rangka cetak diukur. 3.2 Peralatan dan Bahan
3. Kayu diberi sketsa dimensi dengan 3.2.1 Peralatan
ukuran yang telah ditentukan. 1. Mesin Sugu : 1 buah
4. Kayu dipotong sesuai dengan ukuran 2. Mesin Jigsaw : 1 buah
dimensi yang telah ditentukan. 3. Gergaji Kayu : 1 buah
5. Permukaan kayu diratakan. 4. Gergaji Besi : 1 buah
6. Kemudian kayu di assembling. 5. Palu Besi : 1 buah
7. Kayu diberi lem dan serbuk kayu. 6. Palu Karet : 1 buah
8. Kayu digabungkan dengan pola. 7. Tool Box : 1 buah
9. Pola diberi talk. 8. Ragum : 1 buah
10. Kayu yang sudah digabungkan dengan 9. Heating Torch : 1 buah
pola dipadatkan dengan pasir cetak. 10. Tang : 1 buah
11. Kemudian dianalisa. 11. Cetakan Inti : 1 buah
12. Terakhir ditarik kesimpulan. 12. Pendorong Inti : 1 buah
B. Pembuatan Pasir Cetak 13. Sekop : 1 buah
1. Alat dan bahan disiapkan. 14. Ayakan : 1 buah
2. Komposisi pasir dihitung. 15. Kikir Silinder : 1 buah
3. Pasir silika baru dan pasir silika bekas 16. Meteran : 1 buah
dicampur dan diaduk hingga homogen 17. Busur : 1 buah
menggunakan mesin mixer selama 10 18. Timbangan : 1 buah
menit. 19. Neraca Digital : 1 buah
4. Pada campuran ditambahkan bentonit. 20. Penggaris 30 cm : 1 buah
5. Campuran diaduk lagi hingga homogen. 21. Kuas : 1 buah
6. Pada campuran ditambahkan gula tetes. 22. Kacamata : 1 buah
7. Campuran diaduk lagi hingga homogen. 23. Ember : 4 buah
8. Pada campuran ditambahkan air. 24. Clamp : 1 buah
9. Campuran diaduk lagi hingga homogen. 25. Pemantik : 1 buah
10. Kemudian dianalisa. 26. Planer : 1 buah
11. Terakhir ditarik kesimpulan. 27. Botol Plastik : 1 buah
C. Pembuatan Inti 28. Gelas Ukur : 1 buah
1. Alat dan bahan disiapkan. 2.3.2 Bahan
2. Aluminium foil dimasukkan kedalam 1. Pasir Silika Baru : 7,598 kg
batang silinder. 2. Pasir Silika Bekas : 11,397 kg
3. Pasir dimasukkan kedalam batang 3. Bentonit : 1,8995 kg
silinder yang sudah dilapisi aluminium 4. Gula Tetes : 0,221 kg
foil. 5. Air : 0,66 kg
4. Pasir yang sudah dimasukkan kedalam 6. Kayu Papan : Secukupnya
batang silinder dipadatkan. 7. Kayu Balok : Secukupnya
5. Batang silinder yang berisi pasir 8. Serbuk Kayu : Secukupnya
dilakukan pemanasan menggunakan 9. Paku : Secukupnya
torch burner. 10. Lem Kayu : Secukupnya
6. Inti dilepaskan dari cetakan 11. Aluminium Foil : Secukupnya
menggunakan batang besi secara 12. Talk : Secukupnya
perlahan. 13. Sarung Tangan : 1 pasang
14. Gas : 1 buah
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

15. Masker : 1 buah = 10,321 kg


c. Wtotal = Wcope + Wdrag
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN = 12,358 kg + 10,321 kg
4.1 Pengumpulan Data = 22,679 kg
Tabel 4.1 Data Perhitungan Cetakan dan Inti
Panjang : 26 cm 3. Pasir Silika
Dimensi rangka Lebar : 25,5 cm Diketahui : Wtotal = 22,679 kg
cetak drag dan Tinggi cope : 9,7 cm Ditanya : Wpasir silika?
cope Tinggi drag : 8,1 cm Jawab :
a. Pasir Silika (86%)
Volume rangka Vdrag : 5,37 × 10-3 m3
86
drag dan cope Vcope : 6,43 × 10-3 m3 Wpasir silika = Wtotal ×
100
Berat Total Wdrag : 10,321 kg 86
Wcope : 12,358 kg = 22,679 kg ×
Ρpasir = 1922 100
kg/m3 Wtotal : 22,679 kg = 19,50 kg
W pasir silika : 19,50 kg b. Pasir lama (60%)
Pasir lama (60%) : 11,7 60
Pasir silika (86%) Pasir lama (60 %) = Wpasir silika ×
kg 100
Pasir baru (40%) : 7,8 kg 60
= 19,50 kg ×
100
Bentonit (10%) 1,95 kg = 11,7 kg
Air (3%) 0,58 kg c. Pasir baru (40%)
40
Gula tetes (1%) 0,19 kg Pasir lama (40 %) = Wpasir silika ×
100
60
= 19,50 kg ×
100
4.2 Pengolahan Data = 7,8 kg
1. Volume rangka
Diketahui :p = 26 cm 4. Bentonit (10%)
l = 25,5 cm 10
Bentonit (10 %) = Wtotal ×
tcope = 9,7 cm 100
tdrag = 8,1 cm 10
= 19,50 kg ×
Ditanya : Volume cope dan drag? 100
Jawab : = 1,95 kg
a. Vcope = p × l × t
= 26 × 25,5 × 9,7 5. Air (3%)
3
= 6,43 × 10-3 m3 Air (3 %) = Wtotal ×
b. Vdrag = p × l × t 100
3
= 26 × 25,5 × 8,1 = 19,50 kg ×
100
= 5,37 × 10-3 m3 = 0,58 kg

2. Berat Total 6. Gula tetes (1%)


Diketahui : ρpasir = 1922 kg/m3 1
Vcope = 6,43 × 10-3 m3 Gula tetes (1 %) = Wtotal ×
100
Vdrag = 5,37 × 10-3 m3 1
Ditanya : Wtotal? = 19,50 kg ×
100
Jawab : = 0,19 kg
a. Wcope= Vcope × ρpasir
= (6,43 × 10-3 m3) × 1922 kg/m3
= 12,358 kg
b. Wdrag= Vdrag × ρpasir
= (5,37 × 10-3 m3)× 1922 kg/m3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 1 PEMBUATAN CETAKAN DAN INTI

1.5 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini, yang pertama
dilakukan yaitu membuat rangka cetak. Dalam
membuat rangka cetak terlebih dahulu menentukan
ukuran untuk rangka cetaknya, setelah ditentukan,
sketsa kan pada kayu yang akan dipotong.
Kemudian potong kayu dengan menyertakan
toleransi pada ukurannya, untuk proses pemesinan.
Dalam pembuatan rangka cetak ini, ada satu kendala
yaitu sulitnya menentukan agar semua rangka-
rangka cetakan presisi. Hal ini mengakibatkan
rangka cetak selalu bergeser dan masih banyak
terdapat rongga-rongga pada rangka, maka dari itu,
praktikan menutupi rongga-rongga tersebut dengan
cara melapisinya dengan lem kayu kemudian diberi
serbuk kayu.
Setelah pembuatan rangka cetak, selanjutnya
pembuatan pasir cetak. Pada saat pembuatan pasir
cetak, bahan-bahan utama yang harus disiapkan
yaitu campuran pasir silika dengan komposisi
sebanyak 86% (pasir silika lama 60% dan pasir
silika baru 40%), bentonit dengan komposisi
sebanyak 10%, air dengan komposisi sebanyak 3%,
dan gula tetes komposisinya sebanyak 1%. Tetapi
pada saat proses pencampuran, ada satu kendala
dimana pada saat proses pencampuran bahan-bahan
tersebut sangat lama saling mengikatnya. Maka dari
itu prosesnya selanjutnya pun terhambat. Setelah
pasir cetak jadi dibuat, selanjutnya yaitu proses
penuangan pasir kedalam rangka cetak, tetapi
sebelum pasir cetak di masukkan kedalam rangka
cetak, pertama-tama pola disatukan dengan rangka
cetak dan diikat dengan tali agar semakin kuat,
setelah itu taburkan bedak, tujuannya agar
memudahkan pada saat proses pencabutan pola .
Dan pada saat proses pemadatan pasir cetak, harus
benar-benar dikarenakan untuk mengantisipasi tidak
terjadinya cetakan rontok, cetakannya ambruk, dan
cairan logam keluar dari cetakan.

1.6 Kesimpulan
1. Praktikan memahami dampak yang terjadi jika
cetakan yang dibuat tidak presisi dan
mengakibatkan produk cor mengalami cacat
coran.
2. Praktikan memahami cara pembuatan rangka
cetak, inti, dan pembuatan pasir cetak dengan
baik dan benar.
3. Praktikan memahami pentingnya melakukan
penentuan ukuran dimensi sebelum di
aplikasikan ke bahan, contohnya kayu

Anda mungkin juga menyukai