Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM

(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)


Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
Tujuan – Tujuan praktikum ini untuk dapat menentukan kadar air dan kadar lempung pasir silika, mengetahui cara
pengujian kadar air; kadar lempung; distribusi besar butir; permeabilitas dan kekuatan tekan pasir, mampu melakukan
perhitungan pada pengujian kadar air; permeabilitas; kekuatan pasir; kadar lempung dan distribusi besar butir, dapat
menentukan ukuran kehalusan rata-rata dari pasir cetak.
I. PENDAHULUAN Universitas : Universitas Jenderal
1.1 Latar Belakang Achmad Yani
Proses pengecoran di dunia industri digunakan 1.5 Gambaran hasil yang ingin dicapai
untuk membuat membuat desain produk yang rumit. Hasil yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu
Produk yang memiliki bentuk rumit dan diproduksi bisa memahami salah satu jenis proses manufaktur yaitu
secara massal akan lebih mudah dan efisien untuk proses pengecoran logam dari proses awal hingga
menggunakan proses pengecoran logam. Untuk proses akhir. Mulai dari perhitungan sistim saluran
melakukan pengecoran logam harus melewati beberapa tuang hingga produk jadi, sehingga bisa memiliki daya
tahapan proses, salah satunya adalah pembuatan saing untuk terjun ke dalam dunia industri dan
cetakan. Dalam proses pengecoran terdapat macam- diharapkan bisa memberikan inovasi-inovasi di bidang
macam jenis cetakan , namun yang digunakan dalam pengecoran.
praktikum ini adalah jenis pasir cetak basah.
II. TEORI DASAR
1.2 Perumusan Masalah
Pasir cetak adalah salah satu bahan yang
Adapun perumusan masalah yang dibahas pada
digunakan pada pengecoran logam untuk membuat
modul ini adalah sebagai berikut:
cetakan dan inti. Terlepas dari namanya, pasir cetak
1. Bagaimana proses pengujian kadar air?
bukan hanya pasir tetapi bahan komposit yang dibuat
2. Bagaimana proses pengujian kadar lempung?
dari beberapa bahan lain untuk memberikan sejumlah
3. Bagaimana proses pengujian permeabilitas?
ketahanan panas, porositas, kekuatan dan kualitas
4. Bagaimana proses pengujian tekan dan geser?
pengikatan yang diperlukan untuk membuat cetakan dan
5. Bagaimana proses pengujian distriusi besar
inti. Pasir cetak adalah bahan komposit yang terbuat dari
butir?
campuran tiga bahan atau lebih. Salah satu komponen
1.3 Batasan Masalah utama dari pasir cetak adalah pasir dasar. Pasir yang
Batasan masalah yang digunakan pada modul ini, sering digunakan adalah pasir yang memiliki ukuran
yaitu : butir yang halus seperti silika atau zirkon. Cetakan pasir
merupakan bagian yang menerima panas dan tekanan
1. Pasir yang digunakan adalah pasir silika.
dari logam cair yang dituangkan untuk membuat suatu
2. Penguapan air menggunakan alat bantu oven.
produk. Pasir cetak sebagai bahan cetakan harus dipilih
3. Uji permeabilitas menggunakan alat
sesuai dengan kebutuhan dan karaktristik dari produk
Permeability Meter.
yang akan dicetak, baik sifat penuangannya dan ukuran
4. Pengujian distribusi besar butir menggunakan
benda yang akan dibuat. Semakin besar volume logam
alat Sieve Machine.
cair yang akan dituang maka tekanan metallostatic akan
5. Pengujian tekan dan geser menggunakan alat
semakin besar pula, maka demikian cetakan pasir harus
Universal Strength Machine.
memiliki kestabilan mekanis yang andal. Kualitas suatu
1.4 Keterangan Praktikum
produk cor sangat dipengaruhi oleh metode pengecoran
Dosen Mata Kuliah : Dr. Ing. Ir. Supono Adi
yang dipilih. Satu dari sekian banyak metode
Dwiwanto
pengecoran yang paling sering digunakan adalah
Kepala Laboratorium : Dr. Ir. Sutarno, MT.
pengecoran cetakan pasir (sand casting). Banyak faktor
AsistenWali : Raden Fahmi Eko I
yang mempengaruhi kualitas hasil pengecoran cetakan
Teknisi : Joko Purwanto
pasir, diantaranya adalah komposisi cetakan pasir.
Hari/Tanggal : 03 November 2019
Komposisi utama cetakan pasir terdiri dari pasir cetak
Waktu : 08.00 – 18.00 WIB
(silica), bentonit, dan air sebagai pelarut. Selain itu,
Tempat : Laboratorium Teknik
cetakan pasir dapat ditambahkan bahan aditif lain,
Produksi
misalnya dextrin, gula tetes (molasses), water glass
Jurusan : Teknik Metalurgi
(sodium silicate) untuk meningkatkan kualitas cetakan
Fakultas : Fakultas Teknologi
pasir. Gula tetes digunakan untuk meningkatkan
Manufaktur
penggunaan ulang cetakan pasir. Pemakaian gula tetes
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
yang berlebihan akan mempertinggi risiko terjadinya Kondisi ruang poros antara butir-butir pasir
cacat blow-hole pada permukaan benda coran. Pasir adalah penting untuk cetakan agar gas-gas dalam
silika (SiO2) sangat cocok untuk cetakan karena tahan cetakan atau yang keluar dari logam cair dapat
suhu tinggi tanpa terjadi penguraian, murah dan awet. melepaskan diri selama penuangan. Uji ini
Namun pasir silika murni tidak bisa digunakan karena menggunakan sampel yang masih berada di dalam
tidak mempunyai daya ikat. Pasir silika murni dicampur silinder/tabung benda uji. pemadatan pasir dengan
dengan lempung sebanyak 8 sampai 10% untuk alat pemadat pasir standar. Nilai permeabilitas
meningkatkan daya ikatnya. Jenis lempung yang banyak dihitung dengan rumus berikut :
digunakan adalah kaolin, illit dan bentonit.
Pasir cetak harus diuji untuk mengetahui sifat-
sifatnya. Pengujian mekanik yang biasa dilakukan
adalah:
1. Permeabilitas. Porositas pasir akan menentukan di mana :
pelepasan gas dan uap yang ada dalam cetakan. P = Nilai permeabilitas pasir
2. Kekuatan. Pasir harus mempunyai gaya kohesi Q = Volume udara yang melewati spesimen
yang menentukan daya ikatnya. L = Panjang spesimen uji
3. Ketahanan terhadap suhu tinggi. Pasir harus tahan A = Luas penampang spesimen uji
suhu tinggi tanap melebur. P = Tekanan udara dibaca dari Manometer
4. Ukuran dan bentuk butiran. Ukuran pasir T = Waktu yang diperlukan untuk melewatkan
disesuaikan dengan bentuk permukaan yang volume udara Q melalui spesimen (menit)
diinginkan. d. Uji Kekerasan Pasir Cetak.
Berikut ini beberapa macam cara pengujian pasir Kekerasan permukaan pasir cetak yang telah
cetak yang sering dilakukan untuk kepentingan dipadatkan dapat ditentukan langsung dengan
persiapan pembuatan cetakan pada proses pengecoran menggunakan alat tersebut. Fungsi pengujian
logam. Pengujian pasir cetak yang telah dicampur dapat kekerasan adalah untuk mengetahui apakah pasir
dilakukan antara lain meliputi; Uji kadar air, Uji kadar cetak yang telah dipadatkan oleh pekerja telah
lempung, Uji permeabilitas, Uji kekerasan, Uji memiliki kekerasan atau kepadatan yang
kekuatan (tekan, shear/ potong , tarik, bengkok), dan. mencukupi.
Uji distribusi besar butir. Pada permukaan cetakan yang semakin keras
a. Uji Kadar Air. atau padat, penusukan bola baja semakin sedikit
Untuk uji kadar air dibutuhkan peralatan dan lebih banyak mendorong skala penunjuk
penguji kadar air seperti pada gambar. Alat bantu sehingga akan menunjuk angka yang semakin
lainnya adalah timbangan berat. Kadar air dalam besar.
pasir cetak kering antara 2 – 12 %. Kadar air e. Uji Kekuatan Pasir Cetak.
dihitung dengan rumus sebagai berikut: Untuk persiapan pengujian kekuatan, pasir
b. Uji Kadar Lempung. sebagai sampel cukup dipadatkan dalam tabung
Untuk menguji kadar lempung dibutuhkan berukuran Ø 50 mm x 50 mm dengan alat pemadat
peralatan pencuci pasir seperti terlihat pada pasir standar, selanjutnya spesimen diuji
gambar. Rendahnya kadar lempung pada pasir kekuatannya. Pengujian kekuatan yag dilakukan
cetak menyebabkan turunnya kekuatan kering meliputi uji tekan uji tarik dan uji geser.. Kekuatan
cetakan. Jika berlebihan menyebabkan buruknya pasir cetak dapat menggunakan spesimen basah,
permeabilitas dan membentuk gumpalan pasir dan atau kondisi dikeringkan sesuai keperluan
serta kekuatan sisa yang tinggi hasil cetakan jenis pengujiannya. Kekuatan cetakan besarnya
menjadi sulit dibongkar. Spesifikasi kadar berbeda-beda dan ditentukan oleh variabel jenis
lempung pada kekuatan tekan kering dan basah dan jumlah bahan pengikat serta kadar air. Pada
yang baik untuk pasir kasar dan halus antara 6 – kekuatan yang kurang cukup akan menyebabkan
16 %. Kadar lempung dihitung dengan rumus cetakan mudah pecah. Sedang pada kekuatan yang
sebagai berikut: berlebihan akan mencegah adanya cacat retak
c. Uji Permeabilitas akibat susut coran dan pembongkarannya sulit.
Kekuatan tekan basah cetakan 0 –1,0 kg/cm 2.
Sedang kekuatan kering cetakan 0 –10 kg/cm2.
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
f. Uji Sebaran Butir Pasir Cetak.
Uji sebaran/distribusi butiran bahan pasir
diperlukan alat penggoncang pasir dan ayakan
dengan mesh/ ukuran lobang bertingkat, contoh
penggoncang pasir Ro-Tap lengkap dengan ayakan
tersusun bertingkat. Tujuan dari uji ini adalah b. Pengujian Kadar Lempung
untuk mengetahui sebaran besarnya butiran pasir. Gambar 3.2 Skema proses pengujian kadar
Terdapat beberapa sifat – sifat pasir cetak yaitu : lempung
1. Sifat-sifat basah a.
Pasir cetak dengan tanah lempung atau Persiapan Alat dan Bahan
bentonit sebagai pengikat menunjukkan berbagai
sifat sesuai dengan kadar air. Karena kadar
lempung dibuat tetap dan kadar air ditambah, Penimbangan Pasir Untuk Pengujian
maka kekuatan berangsur-angsur bertambah
sampai titik maksimum dan seterusnya menurun. Pengadukan Pasir didalam Gelas Kimia Yang
Kecenderungan serupa timbul kalau kadar air Berisi Larutan NaOH 3%
dibuat tetap dan kadar lempung ditambah. Dengan
kelebihan kadar air kekuatan dan permeabilitas
akan menurun karena ruangan antara butir-butir Penyaringan Larutan Yang Telah Diaduk
pasir ditempati oleh lempung yang kelebihan air.
2. Sifat-sifat kering
a.
Pasir dengan pengikat tanah lempung atau
Pemanasan Pasir Hasil Saring Didalam Oven
bentonit yang dikeringkan mempunyai
permeabilitas dan kekuatan tekan yang meningkat
dibandingkan dalam keadaan basah, karena air
Penimbangan Pasir Setelah Dipanaskan
yang diabsorpsi pada permukaan butir tanah
lempung dan bentonit dihilangkan. Seperti
Perhitungan Kadar Lempung
ditunjukkan gambar 2.3 dan gambar 2.4 kekuatan
tekan kering lebih tinggi kalau kadar air mula
lebih besar.
c. Pengujian Kekuatan
III. METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.3 Skema proses pengujian kekuatan
3.1 Prosedur Kerja
b.
Persiapan Alat dan Bahan
3.1.1 Skema Proses
a. Pengujian Kadar Air
Gambar 3.1 Skema proses pengujian kadar air
Persiapan Alat dan Bahan Penimbangan Pasir Cetak untuk Pengujian

Penuangan Pasir kedalam Silinder Kemudian


Penimbangan Pasir Silika Baru Letakkan di Alat Penekan

Pemaanasan Pasir Didalam Oven


Pemadatan Dilakukan Sebanyak 25 kali

Penimbang Kembali dan Lakukan


Perhitungan Kadar Air
Pengeluaran Pasir Kemudian Ukur Setinggi 5cm
dan Letakkan Di Alat Uji Tekan dan Geser

Pengujian Tekan dan Geser


LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
2. Ditimbang 50 g pasir silika baru dengan
neraca digital dan letakkan pada aluminium
foil.
3. Dipanaskan 50 g didalam oven selama 15
menit agar air menguap.
4. Ditimbang kembali menggunakan neraca
digital. Lalu dilakukan perhitungan kadar
d. Pengujian Permeabilitas air
Gambar 3.4 Pengujian permeabilitas b. Pengujian kadar lempung
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Persiapan Alat dan Bahan
2. Ditimbang pasir silika baru hasil pengujian
kadar air pada neraca digital.
Pemadatan Pasir Cetak Sebanyak 25 Kali 3. Dilarutkan pasir yang telah ditimbang kedalam
gelas kimia yang telah diisi larutan NaOH 3%
secukupnya.
Pembacaan Skala Awal Pada Mesin Uji 4. Dilakukan penyaringan larutan.
Permeabilitas 5. Dilakukan pemanasan didalam oven hingga
benar-benar kering selama 10 menit.
6. Dilakukan penimbangan kembali
Pengujian Permeabilitas 7. Dilakukan perhitungan.
c. Pengujian kekuatan
1. Dsiapkan alat dan bahan
Pencatatan Waktu Hasil Pengujian dan 2. Diambil pasir cetak secukupnya dan
Pembacaan Skala Akhir dimasukkan kedalam silinder.
3. Dilakukan pemadatan sebanyak 25 kali
4. Dikeluarkan pasir hasil pemadatan. Lalu diukur
Perhitungan Permeability Number setinggi 5 cm dan dimasukan kedalam alat
pengujian tekan dan geser.
e. Pengujian Distribusi Berat Pasir 5. Dilakukan pengujian tekan dan geser.
Gambar 3.5 Pengujin distribusi berat pasir d. Pengujian permeabilitas
c. 1. Disiapkan alat dan bahan.
Persiapan Alat dan Bahan 2. Dilakukan pemadatan pasir cetak sebanyak 25
kali.
3. Dilakukan pembacaan skala awal pada mesin
Peletakkan Ayakan di Mesin Guncang uji permeabilitas.
4. Dilakukan pengujian permeabilitas.
Penuangan Pasir Silika Baru 5. Dicatat waktu hasil pengujian dan dibaca skala
akhir yang tertera.
6. Dilakukan Perhitungan permeability number.
Pengayakan Pasir Selama 15 Menit e. Pengujian distribusi besar butir
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diletakkan ayakan di mesin guncang.
Penimbangan
b.Butir-Butir Pasir di Tiap Ayakan 3. Dituangkan pasir silika baru.
4. Dilakukan proses pengayakan selama 15 menit.
5. Ditimbang pasir yang tertinggal di setiap
ayakannya dengan neraca digital.
Perhitungan GFN
6. Dilakukan perhitungan GFN.
3.2 Peralatan dan Bahan
3.1.2 Penjelasan Skema Proses
3.2.1 Peralatan
a. Pengujian kadar air
1. Sarung tangan : 1 pasang
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
2. Masker : 1 buah
3. Kacamata : 1 buah
4. Pulpen : 1 buah
5. Penggaris 30 cm : 1 buah
2. Pengujian Kadar Lempung
6. Neraca analog : 2 buah
- Pengujian Kadar Lempung Awal
7. Neraca digital : 1 buah
Berat Awal = 50 gr
8. Stopwatch : 1 buah
Tabel 4.3 Data Pengamatan Sebelum Pengujian
9. Kaca Arloji : 1 buah
Kadar Lempung
10. Pemanggang (oven) : 1 buah
Pelarutan
11. Gelas kimia : 1 buah Berat Waktu Temperatur
dengan
12. Labu erlenmeyer : 1 buah pasir (gr) (menit) (oC)
NaOH 3%
13. Spatula : 1 buah
14. Batang pengaduk : 1 buah 31,25 ml 50 10 150
15. Corong : 1 buah
16. Universal Strength Machine : 1 set
17. Sieve Machine : 1 set
- Pengujian Kadar Lempung Akhir
18. Permeability Meter : 1 set
Berat Akhir = 43,07 gr
19. Alat pemadat : 1 set
Tabel 4.4 Data Pengamatan Setelah Pengujian
3.2.2 Bahan
Kadar Lempung
1. Amplas : secukupnya
Pelarutan Berat Waktu Temperatur
2. Pasir silika baru : 250 g
dengan pasir (gr) (menit) (oC)
3. Pasir cetak : 400 g
NaOH 3%
4. Alumunium foil : secukupnya
5. Larutan NaOH 3% : 500 ml 31,25 ml 43,07 10 150
6. Kertas saring : 1 lembar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Pengujian kekuatan
4.1 Pengumpulan Data
Tabel 4.5 Data Pengamatan Pengujian Kekuatan
1. Pengujian Kadar Air
Kekuatan tekan Kekuatan geser
- Pengujian Kadar Air Awal
Berat awal = 25 gr Beban Beban
Tabel 4.1 Data Pengamatan Sebelum Pengujian Jumlah patah Jumlah patah
Kadar Air pemadatan spesimen pemadatan spesimen
Pengujian Berat Waktu Temperatur (kgf) (kgf)
Ke- Pasir (gr) (menit) (oC) 200 gr 200 gr
4,69 2,86
1 25 10 150
4. Pengujian permeabilitas
Tabel 4.6 Data Pengamatan Pengujian
2 25 10 150
Permeabilitas
Permeabilitas
- Pengujian Kadar Air Akhir
Berat Akhir = 24,755 gr Jumlah Waktu Permeability
Tabel 4.2 Data Pengamatan Setelah Pengujian Pemadatan (detik) number (cm3)
Kadar Air 200 gr 32 7,962
Pengujian Berat Waktu Temperatur
200 gr 31,84 8,002
Ke- Pasir (gr) (menit) (oC)

1 24,9 10 150 5. Pengujian distribusi besar butir


Berat awal = 150 gr
2 24,61 10 150
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
Tabel 4.7 Data Pengamatan Pengujian Distribusi Kekuatan tekan =
Besar Butir Beban pada Patahnya spesimen
Berat pada Bilangan
Berat Luas Irisan Spesimen
ayakan pengali Wn x Sn
(gr) / Wn 4,69 kgf
ke- (Sn) =
19,625 cm2
1 2,14 6 12,89
= 0,238 kgf/cm2
2 7,98 9 71,82
4. Perhitungan Kekuatan Geser
3 15,73 15 239,95 Kekuatan tekan =
4 35,23 25 880,75 Beban pada Patahnya spesimen
5 25,9 35 906,5 Luas Irisan Spesimen
6 23,86 45
2,86 kgf
1.073,7 =
19,625 cm2
7 15,3 60 918
= 0,146 kgf/cm2
8 16,12 81 1.305,72
5. Perhitungan Permeabilitas
9 2,83 118 339,94 QxL
P=
10 4,87 275 1.339,25 p xAx T
Jumlah QxL 2000 x 5
P = = = 7,962
berat total 175,43 669 7.088,52 p x A x T 2 x 19,625 x 32
QxL 2000 x 5
P = = = 8,002
p x A x T 2 x 19,625 x 31,835
6. Perhitungan Nomor Kehalusan Butir
6. Foto Butir Pasir Silika GFN = Wn x Sn
1. GFN1 = 2,14 x 6 = 12,84
2. GFN2 = 7,98 x 9 = 71,82
3. GFN3 = 15,73 x 15 = 239,95
4. GFN4 = 35,23 x 25 = 880,75
5. GFN5 = 25,9 x 35 = 906,5
6. GFN6 = 23,86 x 45 = 1.073,7
7. GFN7 = 15,3 x 60 = 918
Gambar 4.1 Foto Butir Pasir 8. GFN8 = 16,12 x 81 = 1.305,72
4.2 Pengolahan Data 9. GFN9 = 2,83 x 118 = 339,94
1. Perhitungan persen kadar air 10. GFN10 = 4,87 x 275 = 1.339,25
W1- W2 Σ ( W n x Sn )
% Kadar Air = x 100% GFN=
W1 Σ Wn
25 - 24,755 7.088,52
% Kadar Air = x 100% = 0,98 GFN=
% = 40,41 GFN
25 175,43
4.3 Pembahasan
2. Perhitungan persen kadar lempung Pada praktikum yang digunakan adalah jenis pasir
W1 - W 2 silika, pasir silika dipilih karena pasir ini memiliki sifat
% Kadar Lempung = x 100%
W1 tahan terhadap temperatur tinggi tanpa terjadi
50 - 43,07 penguraian, dapat digunakan kembali dengan cara
% Kadar Lempung = xmencampur
100% = dengan13,86 % pasir baru dan juga harga yang
50
cukup murah. Pada praktikum pengujian pasir ini ada 6
3. Perhitungan Kekuatan Tekan
jenis pengujian yang dilakukan. Yaitu pengujian kadar
air, pengujian kadar lempung, pengujian kekuatan tekan
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
& geser, pengujian distribusi besar butir. Untuk perlu menggunakan gula tetes terlalu banyak.
pengujian kadar air, kadar lempung dan distribusi besar Sedangkan kerugiannya adalah penggunaan gula tetes
butir menggunakan pasir silika baru. Sedangkan untuk sesuai dengan perhitungan bisa membuat jumlah bahan
pengujian kekuatan dan permeabilitas menggunakan pengikat pada pasir cetak terlalu banyak atau menjadi
pasir cetak yang siap digunakan. Pengujian kadar air tidak akurat karena kandungan lempung pada pasir
bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung silika yang cukup tinggi. Namun selisih berat yang
dalam pasir dengan cara menghilangkan kandungan air cukup jauh ini juga bisa disebabkan masih adanya pasir-
dengan prinsip penguapan menggunakan oven. Pada pasir yang tertinggal di dinding gelas kimia, sehingga
pengujian kadar air ini menggunakan 50 gram pasir membuat perhitugan kadar lempung menjadi kurang
namun dibuat menjadi 2 spesimen dengan masing- akurat. Pengujian selanjutnya adalah pengujian
masing berat 25 gram. Kemudian pasir tersebut distribusi besar butir yang dilakukan dengan cara
dipanaskan menggunakan oven dengan suhu 150OC mengayak pasir menggunakan Sieve Machine.
dengan waktu 10 menit. Dari hasil pengujian diperoleh Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besar butir
data berupa berat akhir yaitu 24,9 gram dan 24,61 gram. rata-rata pada pasir yang sedang dilakukan pengujian.
Hal ini membuktikan bahwa terdapat kandungan air di Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode
dalam pasir silika Terdapat perbedaan berat yang cukup pengayakan, terdapat 10 tingkat dengan kondisi
jauh dari spesimen 1 dan spesimen 2, hal ini bisa terjadi kehalusan ayakan yang berbeda-beda. Bila dilihat
karena ketika proses pemanggangan dengan oven, dengan kondisi mata biasa kehalusan ayakan yang
pemanggangan spesimen dilakukan bersamaan dengan paling besar adalah tingkat 1 dan terus mengecil hingga
kelompok-kelompok lain yang membuat oven jadi ke tingkat 10 yang berada pada bagian dasar dari alat.
penuh. Sehingga pemanasan yang terjadi kurang Supaya memperoleh hasil pengayakan yang baik, pasir
maksimal. Kemudian setelah melakukan proses yang akan dilakukan pengujian harus benar-benar
pengujian kadar air, pengujian selanjutnya adalah kering dari kandungan air. Hal ini untuk menghindari
pengujian kadar lempung. Pada pengujian kadar saling lengket antar tiap butir pasir sehingga peroleh
lempung ini pasir silika dilarutkan dengan besar butir yang valid. Kemudian setelah dilakukan
menggunakan NaOH 3% sebanyak 500 ml dan diaduk pengayakan selama 15 menit didapatkan nilai kehalusan
hingga warna menjadi keruh. Air yang keruh butir sebesar 40,41 GFN. Kehalusan butir pasir akan
menandakan adanya kandungan lempung didalam pasir mempengaruhi hasil pengecoran, semakin halus besar
silika. Setelah itu larutan disaring menggunakan kertas butir dari pasir silika maka akan menghasilkan produk
saring hingga larutan habis. Setiap kali akan menyaring coran dengan permukaan yang halus.
larutan perlu dilakukan pengadukan terlebih dahulu Proses pengujian kekuatan dan permeabilitas
supaya lempung yang mengendap terangkat kembali. menggunakan pasir yang sudah siap untuk digunakan.
Proses penyaringan dibutuhkan waktu yang cukup lama Proses pengujian kekuatan terbagi menjadi 2 yaitu
sekitar 1,5 jam karena hanya menggunakan 1 lembar kekuatan tekan dan kekuatan geser. Sebelum pengujian,
kertas saring, apabila menggunakan lebih dari 1 lembar pasir cetak dipadatkan dahulu menggunakan alat
kertas saring maka proses penyaringan akan jauh lebih pemadat sebanyak 25 kali. Setelah itu ukur tinggi pasir
cepat. Setelah larutan habis kemudian ambil pasir yang yang telah dipadatkan, apabila tinggi lebih dari 5 cm
tertinggal di dasar gelas kimia kemudian diletakkan ke maka kurangi tingginya hingga 5cm dengan cara
dalam Aluminium Foil dan kemudian di oven selama 10 dikikis. Setelah pengujian didapatkan data kekuatan
menit pada temperatur 150oC, namun jika setelah 10 tekan sebesar 0,238 kgf/cm2 dan kekuatan geser sebesar
menit pasir masih basah maka bisa dioven kembali 0,146 kgf/cm2. Pengujian terakhir adalah pengujian
selama 2 menit. Pemanggangan tidak boleh terlalu lama permeabilitas. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
karena ditakutkan aluminium foil akan terbakar dan perbedaan tekanan dan waktu yang diperlukan untuk
pengujian menjadi gagal. Setelah spesimen kering melewatkan 2000cc udara melalui pasir cetak. Apabila
kemudian ditimbang dan didapatkan selisih berat sekitar udara sulit untuk melewati pasir cetak maka akan
6,93 gram. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa memperbesar resiko untuk terjadinya cacat karena udara
kandungan lempung didalam pasir silika cukup banyak. yang terjebak didalam sulit untuk keluar.
Hal ini bisa menjadi keuntungan juga bisa menjadi V. KESIMPULAN
kerugian. Menjadi keuntungan dimana lempung bisa 1. Kadar air pada pasir silika cukup rendah.
menjadi bahan pengikat untuk pasir cetak sehingga tidak 2. Kadar lempung pada pasir silika cukup tinggi.
LAPORAN PRATIKUM PELEBURAN DAN PEMBEKUAN LOGAM
(MODUL 2 PENGUJIAN PASIR)
Mohammad Pandu Setiawan_2613171019_Kelompok 10
Asisten : Raden Fahmi Eko I_2613151025
Minggu, 24 November 2019
3. Karena pemanggangan dilakukan oleh banyak
kelompok sehingga pemanasan kurang
maksimal.
4. Penyaringan NaOH cukup lama karena hanya
menggunaka 1 lembar kertas saring.
5. Pemadatan dilakukan sebanyak 25 kali.
VI. SARAN
1. Gunakan kertas saring lebih dari 1 supaya
penyaringan lebih cepat.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Blow-hole, T. K. C. (n.d.). Studi Penambahan
Gula Tetes Pada Cetakan Pasir. 43–47.
2. Taleb, D. A. S. A. (n.d.). Casting & Welding
Engineering (IE 203), (Ie 203).
3. Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia.
2013. Pasir Cetak. Indonesia.
https://hapli.wordpress.com/foundry/pasir-
cetak.
4. Akuan, Abrianto,S.T.,M.T. 2009.
Perancangan pola dan Sistim Saluran.
Bandung: Lab. Teknik Produksi Unjani.

Anda mungkin juga menyukai