TINJAUAN PUSTAKA
10
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya.
Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan finishing
atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi benda kerja.
Fungsi Pelapisan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki penampilan (dekoratif) Misalnya pelapisan emas, perak,
kuningan, dan tembaga.
2. Melindungi logam dari korosi, yaitu;
a. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya
pelapisan platina, emas dan baja.
b. Melindung logam dasar dengan logam yang kurang mulia, misalnya
pelapisan seng pada baja
3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya
pelapisan chromium keras.
4. Memperbaiki kehalusan atau bentuk permukaan dan toleransi logam
dasar, misalnya pelapisan nikel, kromium.
5. Elektroforming, yaitu membentuk benda kerja dengan cara endapan.
A. Macam-macam Pelapisan Logam
1. Pelapisan Dekoratif
Pelapisan dekoratif bertujuan untuk menambah keindahan tampak luar
suatubenda atau produk. Sekarang ini pelapisan dengan bahan krom sedang
digemari karena warnanya yang cemerlang, tidak mudah terkorosi dan tahan
lama. Produk yang dihasilkan banyak digunakan sebagai aksesoris pada
kendaraan bermotor baik yang beroda 2 maupun pada kendaraan beroda 4.
Dengan kata lain pelapisan ini hanya untuk mendapatkan bentuk luar yang baik
saja. Logam-logam yang umum digunakan untuk pelapisan dekoratif adalah
emas, perak, nikel dan krom.
2. Pelapisan Protektif
Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk melindungi
logam yang dilapisi dari serangan korosi karena logam pelapis tersebut akan
memutus interaksi dengan lingkungan sehingga terhindar dari proses oksidasi.
3. Pelapisan Anodik
Proses CVD adalah kondensasi suatu senyawa atau senyawa- senyawa dari
uap atau fase gas diatas suatu bahan dasar yang dipanaskan dimana terjadi reaksi
kimia yang menghasilkan endapan padat diatas permukaan bahan dasar tersebut.
c. Secara Sherardizing.
Mereaksikan dengan asam fosfat sehingga permukaan besi tertutup dengan
fosfat (Fe2(P04)3). Contohnya pada badan (body) mobil.
d. Secara Rich Coating.
e. Secara Listrik (Electroplating).
Electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan
menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam (ion logam) pelapis ke material yang hendak dilapis [3].
3.3 Electroplating
A. Pengertian Electroplating
Elektroplating adalah proses yang menggunakan arus listrik untuk
mengurangi kation logam terlarut sehingga membentuk lapisan logam yang
koheren pada elektroda. Istilah ini juga digunakan untuk oksidasi listrik anion ke
substrat padat, seperti dalam pembentukan perak
klorida pada kawat perak untuk membuat elektroda perak / perak klorida.
Electroplating terutama digunakan untuk mengubah sifat permukaan
suatu benda (misalnya abrasi dan ketahanan aus, perlindungan korosi, pelumasan,
kualitas estetika, dll), tetapi juga dapat digunakan untuk membangun ketebalan
pada bagian berukuran atau membentuk objek dengan electroforming.
Proses yang digunakan dalam elektroplating disebut elektrodeposisi. Hal ini
sejalan dengan sel galvanik yang bertindak secara terbalik. Bagian yang akan
dilapis adalah katoda sirkuit. Dalam salah satu teknik, anoda terbuat dari logam
yang akan dilapisi pada bagian. Kedua komponen direndam dalam larutan yang
disebut elektrolit yang mengandung satu atau lebih garam logam terlarut serta ion
lain yang mengizinkan aliran listrik. Sebuah catu daya memasok arus langsung ke
anoda, oksidasi atom logam yang terdiri dan memungkinkan mereka untuk larut
dalam larutan.
Pada katoda, ion logam terlarut dalam larutan elektrolit berkurang pada
antarmuka antara larutan dan katoda, sehingga mereka "melapis keluar" ke
katoda. Tingkat di mana anoda terlarut sama dengan tingkat di mana katoda
berlapis, vis-a-vis arus melalui rangkaian. Dengan cara ini, ion-ion dalam bak
elektrolit terus diisi ulang oleh anoda.
Michael Faraday pada tahun 1833 menetapkan hubungan antara kelistrikan dan
ilmu kimia pada semua reaksi elektrokimia. Dua hukum Faraday ini adalah :
1. Hukum I : Jumlah dari tiap elemen atau grup dari elemen-elemen yang dibebaskan
pada kedua anoda dan katoda selama elektrolisa sebanding dengan jumlah listrik
yang mengalir dalam larutan.
2. Hukum II : Jumlah dari arus listrik bebas sama dengan jumlah ion atau jumlah
substansi ion yang dibebaskan dengan memberikan sejumlah arus listrik adalah
sebanding dengan berat ekivalennya.
Hukum I membuktikan terdapat hubungan antara reaksi kimia dan jumlah total
listrik yang melalui elektrolit. Menurut Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama 96.496
detik ( 26,8 jam) membebaskan 1,008 gr=[am hidrogen dan 35,437 gram khlor dari
larutan asam khlorida encer. Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa 96.496 Coulomb arus
listrik membebaskan satu satuan berat ekivalen ion positif dan negatif. Oleh sebab itu
96.496 Coulomb atau kira-kira 96.500 Coulomb yang disebut 1 Faraday sebanding
dengan berat 1 elektrokimia.
Dalam proses elektroplating tida dapat terlepas dari hukum Faraday yang
dinyatakan sebagai massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda
berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel. Massa ekuivalen zat
yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah
tertentu muatan listrik melalui sel. Persamaan Faraday :
Ar x I x t
W= …………………………..………………..
zF
(3.1)
Keterangan :
W = Massa zat yang diendapkan (gram).
Ar = Berat atom pelapis (gram/mol).
T = Waktu pelapisan.
A = Besar atom logam.
Z = Valensi logam.
F = Bilangan (Faraday tetapan) 96500 Coulomb.
A. Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah
tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material
khususnya logam.
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari
sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang
tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja,
sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai
bahan baku pelapis. Tujuan dipakainya anoda tidak larut adalah untuk :
1. Mencegah terbentuknya logam yang berlebihan dalam larutan.
2. Mengurangi nilai investasi peralatan.
3. Menghindari kehilangan anoda.
4. Memelihara keseragaman jarak anoda dan katoda.
Kerugian penggunaan anoda tidak larut adalah cenderung teroksidasi unsur-
unsur tertentu dari anoda tersebut ke dalam larutan. Oleh karena itu anoda jenis ini
tidak bisa digunakan dalam larutan yang mengandung bahan-bahan organik
(organic agent) atau cyanide.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih anoda terlarut
antara lain adalah :
1. Efisiensi anoda yang akan dipakai.
2. Jenis larutan elektrolit.
3. Kemurnian bahan anoda.
4. Bentuk anoda.
5. Rapat dan kapasitas arus yang di supply.
6. Cara pembuatan anoda.
Kemurnian atau keaslian anoda berpengaruh terhadap elektrolit dan
penentuan optimalisasi ukuran serta bentuk anoda perlu dipikirkan atau
diperhatikan. Dengan perhitungan atau pertimbangan yang cermat dalam
menentukan anoda pada proses lapisan dapat memberikan keuntungan yaitu
meningkatkan distribusi endapan, mengurangi kontaminasi larutan, menurunkan
biaya bahan kimia yang dipakai, meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi
timbulnya masalah-masalah dalam proses pelapisan.
Ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang
hasilnya diendapkan pada elektroda katoda. Hasil yang terbentuk merupakan
lapisan logam dan gas hidrogen.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses Electroplating seperti yang terlihat
pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada Katoda
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+ (aq) + 2e- →Ni (s)…………………………………….(3.2)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+ (aq) + 2e- →H2 (g)…………………....………………..(3.3)
Pada Anoda
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e-………..…………...……(3.5)
Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e-……………………………………(3.6)
E. Fungsi Elektroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk ke
dalamproses pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan dari
pelapisan logam adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki tampak rupa (dekoratif) misalnya pelapisan emas, perak,
kuningan, dan tembaga.
2. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya
pelapisan platina, emas dan baja.
3. Melindungi logam dasar dengan yang kurang mulia, misalnya pelapisan
seng dan baja.
4. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya
pelapisan krom keras.
F. Jenis-Jenis Proses Pelapisan.
Adapun jenis jenis proses pelapisan yang umum dilakukan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Pelapisan Nikel.
2. Pelapisan Tembaga.
3. Pelapisan Timah Putih.
4. Pelapisan Seng.
5. Pelapisan Chrome.
Berikut penjelasan lebih lanjut dari proses pelapisan yang telah disebutkan
sebelumya:
1. Pelapisan Nikel
Skema pelapisan nikel secara rinci dapat kita lihat pada gambar 3.3:
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil
lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak
diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal
lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi
tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan
mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam.
Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras
senapan dan lainnya.
Proses nickel plating awalnya digunakan sebagai pelapis tahan karat dari
besi. Dalam perkembangannya nickel plating juga berfungsi sebagai pelapis
dekoratif dari beberapa logam lain seperti aluminium, zinc, atau stainless steel.
Jenis proses nickel plating ada 2 macam, yaitu bright nickel plating dan semi
bright nickel plating. Untuk proses yang menggunakan keduanya, yaitu untuk
lapisan pertama menggunakan semi bright kemudian baru bright disebut proses
duplex nickel plating. Pada proses Ni plating digunakan beberapa zat kimia yang
berupa larutan sebagai sumber pelapis
c.
H 3 BO 3 (Asam borik)
Selain dari bahan diatas ada juga bahan tambahan misalnya untuk pengkilat
kita gunakan “Nisol”. Reaksi dari ketiga larutan diatas adalah sebagai berikut:
2+ −
NiCl 2 ⃗
H 2 O Ni +2 Cl
……………………………….
(3.7)
Fungsi dari Ni2+ ini adalah sebagai sumber pelapis. Disini yang jadi
pertanyaan adalah Ni2+ adalah ion sedangkan yang dibutuhkan untuk menjadi
pelapis haruslah jadi padatan. Ni
2+
NiS O 4 ⃗
H 2 O Ni + SO 4 2−
…………………………….
(3.8)
Ni2+ berfungsi sebagai pelapis
+
H 3 BO 3 ⃗
H 2 O 3 H + BO 3 3−
…………………………….
(3.9)
H+ penstabil pH, kira-kira pH nya 3 – 5.
Karena waktu proses dikondisikan asam, ini bertujuan untuk mengurangi
oksigen sehingga efeknya akan terjadi hidrogen dipermukaaan.
2. Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali
digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga
digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang
dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga diperlukan untuk pelapisan lanjut
dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir krom.
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit,
yaitu :
a. Larutan asam.
b. Larutan sianida.
c. Larutan fluoborat.
d. Larutan pyrophosphate.
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah
larutan asam dan larutan sianida.
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu
lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang
biasanya diikuti pelapisan nikel dan krom. Tembaga digunakan sebagai suatu
lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari
serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga
untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus
yang tinggi.
a) Sifat-sifat Fisika Tembaga
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan.
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik.
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C.
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3.
b) Sifat-sifat Kimia Tembaga
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO).
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat
basa, menurut reaksi :
2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3……………(3.10)
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer.
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat :
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2
Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5. Pada umumnya lapisan tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi
lagi dengan nikel atau krom. Pada prinsipnya ini merupakan proses
pengendapan logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah
(DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.