Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Besi ( Ferro )


Besi adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk
sebagian besar bagian inti baik di luar, maupun di dalam bumi. Besi atau dari
bahasa Latin disebut ferrum merupakan logam dalam deret transisi pertama.
Besi merupakan unsur terbesar ke empat pada kerak bumi. Kelimpahannya
di dalam planet yang berbatu seperti bumi .karena begitu banyaknya produksi
akibat reaksi fusi didalam bintang bermassa besar. Senyawa kimia besi
mempunyai begitu banyak manfaat. Besi oksida dicampur dengan serbuk
aluminium bisa dipantik untuk membuat reaksi termit, yang sering digunakan
dalam pengelasan dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa biner
dengan kalsogen dan halogen. Senyawa organ logamnya ialah ferosen, senyawa
sandwich pertama yang ditemukan.
Sifat mekanik besi dan paduannya mampu dievaluasi menggunakan
berbagai uji, termasuk uji Brinell dan uji kekerasan Vickers. Data pada besi sangat
konsisten hingga biasa digunakan pada kalibrasi peralatan atau uji perbandingan,
tetapi sifat mekanik besi begitu dipengaruhi pada kemurnian ,contohnya: besi
murni kristal tunggal guna keperluan penenelitian faktanya lebih lunak daripada
aluminium dan besi hasil produksi industri yang paling murni mempunyai
kekerasan 20–30 Brinell.
Besi berekasi dengan air dan uap pada suhu yang tinggidan menghasilkan
gas hidrogen. Besi juga mempunyai sifat larut dalam larutan asam.besi mudah
bereaksi dengan udara dan  menghasilkan oksida besi (Fe2O3) yang kita kenal
sebagai karat. Bentuk besi yang stabil di bawah kondisi standar mampu
mengalami tekanan sampai 15 GPa sebelum menjadi bentuk tekanan tinggi[2].

3.2 Pelapisan Logam


Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat
tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut
akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya,

10
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya.
Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan finishing
atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi benda kerja.
Fungsi Pelapisan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki penampilan (dekoratif) Misalnya pelapisan emas, perak,
kuningan, dan tembaga.
2. Melindungi logam dari korosi, yaitu;
a. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya
pelapisan platina, emas dan baja.
b. Melindung logam dasar dengan logam yang kurang mulia, misalnya
pelapisan seng pada baja
3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya
pelapisan chromium keras.
4. Memperbaiki kehalusan atau bentuk permukaan dan toleransi logam
dasar, misalnya pelapisan nikel, kromium.
5. Elektroforming, yaitu membentuk benda kerja dengan cara endapan.
A. Macam-macam Pelapisan Logam
1. Pelapisan Dekoratif
Pelapisan dekoratif bertujuan untuk menambah keindahan tampak luar
suatubenda atau produk. Sekarang ini pelapisan dengan bahan krom sedang
digemari karena warnanya yang cemerlang, tidak mudah terkorosi dan tahan
lama. Produk yang dihasilkan banyak digunakan sebagai aksesoris pada
kendaraan bermotor baik yang beroda 2 maupun pada kendaraan beroda 4.
Dengan kata lain pelapisan ini hanya untuk mendapatkan bentuk luar yang baik
saja. Logam-logam yang umum digunakan untuk pelapisan dekoratif adalah
emas, perak, nikel dan krom.
2. Pelapisan Protektif
Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk melindungi
logam yang dilapisi dari serangan korosi karena logam pelapis tersebut akan
memutus interaksi dengan lingkungan sehingga terhindar dari proses oksidasi.
3. Pelapisan Anodik

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 11
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Pelapisan anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis


lebih anodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada baja yang memiliki
potensial listrik -0,04 Volt yang dilapisi dengan logam seng yang memiliki potensial
listrik -0,0762 Volt. Logam seng bersifat lebih anodik terhadap baja sehingga logam
seng akan mengorbankan dirinya dalam bentuk korosi sehingga logam yang lebih
katodik terhindar dari reaksi korosi. Pelapisan ini termasuk dalam jenis pelapisan
protektif. Keunggulan dari pelapisan ini adalah sifat logam pelapis yang bersifat
melindungi logam yang dilapisi sehingga walaupun terjadi cacat pada permukaan
pelapis karena sebab seperti tergores, retak, terkelupas dan lain-lain sehingga terjadi
“exposure” terhadap lingkungan sekitarnya, sampai batas tertentu tetap terproteksi
oleh logam pelapis.
4. Pelapisan Katodik
Pelapisan katodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis
lebih katodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada tembaga yang memiliki
potensial listrik +0,34 Volt yang dilapisi dengan logam emas yang memiliki potensial
listrik +1,5 Volt. Logam emas bersifat lebih mulia dibandingkan dengan logam
tembaga, maka apabila logam pelapis mengalami cacat, logam yang dilapisi akan
terekspos ke lingkungan dan bersifat anodik sehingga akan terjadi korosi lokal yang
intensif terhadap substrat. Pelapisan katodik sangat cocok digunakan pada pelapisan
dekoratif karena umumnya aksesoris dan perhiasan dari bahan-bahan imitasi tidak
dikenai gaya-gaya dari luar sehingga kecil kemungkinan untuk mengalami cacat lokal
pada permukaan.
5. Pelapisan untuk Sifat Khusus Permukaan
Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus permukaan seperti sifat
keras, sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan dari beberapa tujuan
diatas secara bersama-sama. Misalnya dengan melapisi bantalan dengan logam nikel
agar bantalan lebih keras dan tidak mudah aus akibat gesekan pada saat berputar.
B. Klasifikasi pelapisan
a. Secara Pelelehan ( celup panas/hot dip).
Pelapisan galvanis celup panas (Hot Dipping Galvanizing) dilakukan untuk
pelapisan logam dengan logam lain yang lebih anodik (tumbal), misalnya adalah
pelapisan seng pada substrat baja.
b. Secara Endap Vakum.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 12
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Proses CVD adalah kondensasi suatu senyawa atau senyawa- senyawa dari
uap atau fase gas diatas suatu bahan dasar yang dipanaskan dimana terjadi reaksi
kimia yang menghasilkan endapan padat diatas permukaan bahan dasar tersebut.

c. Secara Sherardizing.
Mereaksikan dengan asam fosfat sehingga permukaan besi tertutup dengan
fosfat (Fe2(P04)3). Contohnya pada badan (body) mobil.
d. Secara Rich Coating.
e. Secara Listrik (Electroplating).
Electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan
menggunakan  bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam (ion logam) pelapis ke material yang hendak dilapis [3].

3.3 Electroplating
A. Pengertian Electroplating
Elektroplating adalah proses yang menggunakan arus listrik untuk
mengurangi kation logam terlarut sehingga membentuk lapisan logam yang
koheren pada elektroda. Istilah ini juga digunakan untuk oksidasi listrik anion ke
substrat padat, seperti dalam pembentukan perak
klorida pada kawat perak untuk membuat elektroda perak / perak klorida.
Electroplating terutama digunakan untuk mengubah sifat permukaan
suatu benda (misalnya abrasi dan ketahanan aus, perlindungan korosi, pelumasan, 
kualitas estetika, dll), tetapi juga dapat digunakan untuk membangun ketebalan
pada bagian berukuran atau membentuk objek dengan electroforming.
Proses yang digunakan dalam elektroplating disebut elektrodeposisi. Hal ini
sejalan dengan sel galvanik yang bertindak secara terbalik. Bagian yang akan
dilapis adalah katoda sirkuit. Dalam salah satu teknik, anoda terbuat dari logam
yang akan dilapisi pada bagian. Kedua komponen direndam dalam larutan yang
disebut elektrolit yang mengandung satu atau lebih garam logam terlarut serta ion
lain yang mengizinkan aliran listrik. Sebuah catu daya memasok arus langsung ke
anoda, oksidasi atom logam yang terdiri dan memungkinkan mereka untuk larut
dalam larutan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 13
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Pada katoda, ion logam terlarut dalam larutan elektrolit berkurang pada
antarmuka antara larutan dan katoda, sehingga mereka "melapis keluar" ke
katoda. Tingkat di mana anoda terlarut sama dengan tingkat di mana katoda
berlapis, vis-a-vis arus melalui rangkaian. Dengan cara ini, ion-ion dalam bak
elektrolit terus diisi ulang oleh anoda.
Michael Faraday pada tahun 1833 menetapkan hubungan antara kelistrikan dan
ilmu kimia pada semua reaksi elektrokimia. Dua hukum Faraday ini adalah :
1. Hukum I : Jumlah dari tiap elemen atau grup dari elemen-elemen yang dibebaskan
pada kedua anoda dan katoda selama elektrolisa sebanding dengan jumlah listrik
yang mengalir dalam larutan.
2. Hukum II : Jumlah dari arus listrik bebas sama dengan jumlah ion atau jumlah
substansi ion yang dibebaskan dengan memberikan sejumlah arus listrik adalah
sebanding dengan berat ekivalennya.
Hukum I membuktikan terdapat hubungan antara reaksi kimia dan jumlah total
listrik yang melalui elektrolit. Menurut Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama 96.496
detik ( 26,8 jam) membebaskan 1,008 gr=[am hidrogen dan 35,437 gram khlor dari
larutan asam khlorida encer. Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa 96.496 Coulomb arus
listrik membebaskan satu satuan berat ekivalen ion positif dan negatif. Oleh sebab itu
96.496 Coulomb atau kira-kira 96.500 Coulomb yang disebut 1 Faraday sebanding
dengan berat 1 elektrokimia. 
Dalam proses elektroplating tida dapat terlepas dari hukum Faraday yang
dinyatakan sebagai massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda
berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel. Massa ekuivalen zat
yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah
tertentu muatan listrik melalui sel. Persamaan Faraday :

Ar x I x t
W= …………………………..………………..
zF
(3.1)

Keterangan :
W = Massa zat yang diendapkan (gram).
Ar = Berat atom pelapis (gram/mol).
T = Waktu pelapisan.
A = Besar atom logam.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 14
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Z = Valensi logam.
F = Bilangan (Faraday tetapan) 96500 Coulomb.
A. Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah
tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material
khususnya logam.
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari
sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang
tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja,
sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai
bahan baku pelapis. Tujuan dipakainya anoda tidak larut adalah untuk :
1. Mencegah terbentuknya logam yang berlebihan dalam larutan.
2. Mengurangi nilai investasi peralatan.
3. Menghindari kehilangan anoda.
4. Memelihara keseragaman jarak anoda dan katoda.
Kerugian penggunaan anoda tidak larut adalah cenderung teroksidasi unsur-
unsur tertentu dari anoda tersebut ke dalam larutan. Oleh karena itu anoda jenis ini
tidak bisa digunakan dalam larutan yang mengandung bahan-bahan organik
(organic agent) atau cyanide.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih anoda terlarut
antara lain adalah :
1. Efisiensi anoda yang akan dipakai.
2. Jenis larutan elektrolit.
3. Kemurnian bahan anoda.
4. Bentuk anoda.
5. Rapat dan kapasitas arus yang di supply.
6. Cara pembuatan anoda.
Kemurnian atau keaslian anoda berpengaruh terhadap elektrolit dan
penentuan optimalisasi ukuran serta bentuk anoda perlu dipikirkan atau
diperhatikan. Dengan perhitungan atau pertimbangan yang cermat dalam
menentukan anoda pada proses lapisan dapat memberikan keuntungan yaitu
meningkatkan distribusi endapan, mengurangi kontaminasi larutan, menurunkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 15
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

biaya bahan kimia yang dipakai, meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi
timbulnya masalah-masalah dalam proses pelapisan.

Gambar 3.1 Anoda, katoda, dan larutan elektrolit. [ Infometrik ]


Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan
dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa larutan  yang
molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang
bermuatan positf atau negatif. Karena electroplating adalah suatu proses yang
menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara
elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut.
B. Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit
sehingga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam
diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam
elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda. Bila
arus listrik (potensial) searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda
dalam larutan elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda.
Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan positif.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 16
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang
hasilnya diendapkan pada elektroda katoda. Hasil yang terbentuk merupakan
lapisan logam dan gas hidrogen.

Gambar 3.2 Skema proses electroplating.[ Infometrik ]

Reaksi kimia yang terjadi pada proses Electroplating seperti yang terlihat
pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada Katoda
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+ (aq) + 2e- →Ni (s)…………………………………….(3.2)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+ (aq) + 2e- →H2 (g)…………………....………………..(3.3)

Reduksi oksigen terlarut


½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)………………………………(3.4)

Pada Anoda
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e-………..…………...……(3.5)
Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) +  2e-……………………………………(3.6)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 17
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya


ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisasi. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL  memberi beban
tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial
listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju
permukaan katoda dan menangkap elektron dari katoda, sambil mendeposisikan
diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami
discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan
katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material
katoda.
C. Jenis Larutan Elektrolit
Jenis larutan elektrolit yang dipakai dalam elektroplating ialah elektrolit
asam, netral dan basa. Dinamakan larutan elektrolit sebab dapat menghantarkan
arus listrik.
Bak pelapisan pada umunya mengandung :
1. Garam yang mengandung ion logam.
2. Garam yang berfungsi menambah daya hantar larutan.
3. Larutan yang bertindak sebagai buffer untuk menjaga pH larutan yang
dikehendaki.
4.  Adition Agent” untuk mempengaruhi jenis larutan yang dihasilkan.
D. Faktor yang mempengaruhi lapisan :
1. Logam Dasar
Harus berbentuk batang yang mempunyai penampang melintang bulat
atau persegi (berbentuk pelat). Logam dasar harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran oksida yang dapat mempengaruhi pelekatan lapisan dan dapat
menimbulkan korosi.
2. Rapat Arus
Pada proses ini jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau yang
lenyap dari anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat terjadinya
pengendapan namun hasilnya kasar.di samping itu rapat arus yang tinggi dapat
menyebabkan pelarutan kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus yang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 18
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

rendah menyebabkan pelepasan ion lambat sehingga membutuhkan waktu yang


relatif lama.

3. Konsentrasi larutan elektrolit


Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung
lama dan kemungkinan tidak terjadi lapisan. Sebaliknya pada larutan yang
konsentrasinya tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat kuat tetapi
kemungkinan lapisan yang terjadi kasar.
Konsentrasi larutan ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan. Pada
larutan elektrolit nikel mempunyai batas-batas pH yang diinginkan agar proses
tersebut berlangsung baik, berkisar antara 1,5 – 5,2 jika nilai pH melebihi dari
nilai yang diijinkan maka akan menjadi sumuran pada permukaan produk dan
lapisan nikel kasar pada permukaan benda yang dilapisi.
4. pH Larutan
Larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi larutan
yang bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yang terbentuk akan
tercampur dengan lapisan garam basa atau hidroksida. pH yang terlalu rendah
memudahkan terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen dan melarutnya
kembali lapisan yang terjadi.
5. Suhu
Suhu sangat penting untuk menyeleksi cocoknya jalannya reaksi dan
melindungi pelapisan. Keseimbangan suhu ditentukan oleh beberapa faktor
seperti ketahanan, jarak anoda dan katoda, serta ampere yang digunakan.
Temperatur terlalu rendah dan rapat arus yang cukup optimum akan
mengakibatkan hasil pelapisan menjadi kasar dan kusam, tetapi jika temperatur
tinggi dengan rapat arus yang optimum maka hasil pelapisan menjadi tidak
merata.
6. Waktu pelapisan
Waktu pelapisan sangat berpengaruh pada ketebalan lapisan yang
diharapkan, semakin lama pencelupan maka ketebalan lapisan semakin
bertambah.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 19
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 20
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

E. Fungsi Elektroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk ke
dalamproses pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan dari
pelapisan logam adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki tampak rupa (dekoratif) misalnya pelapisan emas, perak,
kuningan, dan tembaga.
2. Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya
pelapisan platina, emas dan baja.
3. Melindungi logam dasar dengan yang kurang mulia, misalnya pelapisan
seng dan baja.
4. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya
pelapisan krom keras.
F. Jenis-Jenis Proses Pelapisan.
Adapun jenis jenis proses pelapisan yang umum dilakukan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Pelapisan Nikel.
2. Pelapisan Tembaga.
3. Pelapisan Timah Putih.
4. Pelapisan Seng.
5. Pelapisan Chrome.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 21
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Berikut penjelasan lebih lanjut dari proses pelapisan yang telah disebutkan
sebelumya:
1. Pelapisan Nikel
Skema pelapisan nikel secara rinci dapat kita lihat pada gambar 3.3:

Gambar 3.3 Skema Pelapisan Nikel [ Wikipedia ]

Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil
lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak
diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal
lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi
tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan
mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam.
Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras
senapan dan lainnya.
Proses nickel plating awalnya digunakan sebagai pelapis tahan karat dari
besi. Dalam perkembangannya nickel plating juga berfungsi sebagai pelapis
dekoratif dari beberapa logam lain seperti aluminium, zinc, atau stainless steel.
Jenis proses nickel plating ada 2 macam, yaitu bright nickel plating dan semi
bright nickel plating. Untuk proses yang menggunakan keduanya, yaitu untuk
lapisan pertama menggunakan semi bright kemudian baru bright disebut proses

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 22
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

duplex nickel plating. Pada proses Ni plating digunakan beberapa zat kimia yang
berupa larutan sebagai sumber pelapis

a. NiCl 2 (Nikel klorida)

b. NiSO4 (Nikel sulfat) watts solutions

c.
H 3 BO 3 (Asam borik)
Selain dari bahan diatas ada juga bahan tambahan misalnya untuk pengkilat
kita gunakan “Nisol”. Reaksi dari ketiga larutan diatas adalah sebagai berikut:
2+ −
NiCl 2 ⃗
H 2 O Ni +2 Cl
……………………………….
(3.7)
Fungsi dari Ni2+ ini adalah sebagai sumber pelapis. Disini yang jadi
pertanyaan adalah Ni2+ adalah ion sedangkan yang dibutuhkan untuk menjadi
pelapis haruslah jadi padatan. Ni
2+
NiS O 4 ⃗
H 2 O Ni + SO 4 2−
…………………………….
(3.8)
Ni2+ berfungsi sebagai pelapis
+
H 3 BO 3 ⃗
H 2 O 3 H + BO 3 3−
…………………………….
(3.9)
H+ penstabil pH, kira-kira pH nya 3 – 5.
Karena waktu proses dikondisikan asam, ini bertujuan untuk mengurangi
oksigen sehingga efeknya akan terjadi hidrogen dipermukaaan.
2. Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali
digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga
digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang
dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga diperlukan untuk pelapisan lanjut
dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir krom.
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit,
yaitu :
a. Larutan asam.
b. Larutan sianida. 

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 23
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

c. Larutan fluoborat. 
d. Larutan pyrophosphate.
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah
larutan asam dan larutan sianida.
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu
lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang
biasanya diikuti pelapisan nikel dan krom. Tembaga digunakan sebagai suatu
lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari
serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga
untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus
yang tinggi.
a) Sifat-sifat Fisika Tembaga
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan.
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik.
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C.
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3.
b) Sifat-sifat Kimia Tembaga
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO).
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat
basa, menurut reaksi :
2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3……………(3.10)
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer.
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat :
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2
Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5. Pada umumnya lapisan tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi
lagi dengan nikel atau krom. Pada prinsipnya ini merupakan proses
pengendapan logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah
(DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 24
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda


kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses
pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini
untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi
teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya, mampu
solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya. Keberhasilan proses
pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik
dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada
umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor
(cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti
pemolesan, buffing, dan proses persiapan permukaan yang lainnya. Untuk
mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda
kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah
permukaan dan proses pembersihan permukaan.
3. Pelapisan Timah Putih 
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (electroplating) sudah
sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya.
Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara
celup panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan lapisan yang tebal
dan kurang merata (kurang halus) sedangkan pelapisan secara listrik dapat
menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan
tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih
secara listrik dari pada secara celup panas (hot deep galvanizing).
4. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga
pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing,
atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik (electroplating) lebih disukai
karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara
pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 25
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

b. Daya rekat lapisan lebih baik.


c. Tampak permukaan lebih baik.
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan
pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik
kadang juga disebut electro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan
ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari
penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan
asam. Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang
tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali
zincat dan larutan pyrophosphat.
5. Pelapisan Chrome
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik.  Karena sifat khas khrom yang sangat
tahan karat maka pelapisan krom mempunyai kelebihaan tersendiri bila
dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari
pelapisan krom, keuntungan lain dari pelapisan krom adalah dapat dicapainya
hasil pelapisan yang keras. Sumber logam krom didapat dari asam khrom, tapi
dalam perdagangan yang tersedia adalah krom oksida (Cr O3) sehingga
terdapatnya asam khrom adalah pada waktu krom oksida bercampur dengan air
a) Electroplating Chrome di Industri
Chrome electroplating ini tidak hanya oleh industri-industri besar saja
yang menggunakannya, industri-industri menengah dan kecil pun banyak
yang memanfaatkan chrome plating ini, bahkan industri-industri Rumah
Tangga pun juga ikut serta menggunakannya untuk memproduksi
produknya.
Tujuan pelapisan chrome ini untuk memperbaiki tampak muka,
memperlambat terjadinya korosi atau karat. Meningkatkan ketahanan
terhadap gesekan, menanbah ukuran yang presisi
Jenis pelapisan chrome ini untuk :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 26
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

1. Keperluan dekorasi yang sifatnya tipis, agak lunak dan mengkilat.


Sering digunakan untuk alat-alat rumah tangga, asessoris kendaraan
bermotor, elektronik dan masih banyak yang lainnya.
2. Keperluan menambah presisi yang bersifat keras dimana sering
digunakan untuk bantalan agar tidak cepat aus oleh gesesekan seperti
piston,dan bearing.
Lapisan hard chrome merupakan sebutan untuk lapisan krom yang memiliki
sifat mekanis sangat keras (hard). Sebutan lain untuk lapisan hard chrome adalah
functional chrome plating. Disebut demikian karena lapisan hard chrome lebih
banyak dimanfaatkan untuk keperluan engineering. 
Sifat-sifat yang dimiliki oleh lapisan hard chrome adalah :
1. Tidak membutuhkan undercoat berupa lapisan nikel.
2. Tingkat ketebalan lapisannya tergolong cukup tinggi yaitu sekitar 1-1000
μm.
3. Lapisannya memiliki microcrack.
4. Tahan terhadap gesekan dan aus.
5. Tahan terhadap korosi.
Beberapa produk yang dapat ditemui telah memanfaatkan penggunaan
lapisan hard chrome diantaranya adalah :
1. Pump Shafts dan Rotors.
2. Hydraulic Rams dan Cylinders.
3. Print Rollers.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 27
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferrous atau


kuningan sebagai logam yang dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam
terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat dekoratif.

Gambar 3.4 Pelapisan Nickel-Chrom [ASTM B456]


Cara pelapisan tembaga-nikel-krom dengan metode elektroplating adalah
sebagai berikut: Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan
elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam
dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai dengan perlakuan awal
terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan dibandingkan
dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam krom.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 28
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Gambar 3.6 Jenis larutan electroplating nickel-chrom [ASTM B456]


Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-krom pada dasarnya terbagi atas
tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir
hasil elektroplating. Proses elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan
yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan tembaga, lalu dilanjutkan
dengan pelapisan nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan krom[1].

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


CV. SINAR CEMERLANG JAYA 29

Anda mungkin juga menyukai