Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

7.1 Tujuan
1. Memahami tata cara melakukan pemeriksaan NDT metode Dye
Penetrant.
2. Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan NDT metode Dye Penetrant.
3. Memahami dan mengerti prinsip dasar NDT menggunakan liquid
penetrant test.
4. Untuk mengtahui jenis cacat yang terjadi pada material uji.

7.2 Teori Dasar


Non Destructive Testing adalah aktifitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuty lain
tanpa merusak benda yang kita test atau inspeksi. Pada dasarnya, test ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman
dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan
semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan ( Failure ) selama masa
penggunaan. NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama,
selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen
dapat diterima setelah melalui tahap – tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan
sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah
komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah
menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance.[1]
Metode utama Non Destructive Testing meliputi:

A. Visual Inspection
Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil
dalam NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan
dan korosi. Dalam hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata
telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar ataupun boroskop.

93
KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Gambar 7.1 Visual inspection dengan boroskop

B. Liquid Penetrant Test


Uji larutan dye penetrant (liquid penetrant test) adalah salah satu
metode uji tanpa rusak yang mampu mendeteksi dan menentukan lokasi
diskontinuitas/cacat seperti crack, laps, seams, cold shuts, laminations,
porosity yang terbuka di permukaan pada suatu material atau komponen.
Teknik penetrant dapat digunakan pada material yang tidak tergantung pada
sifat fisisnya asalkan permukaan tidak menyerap (nonabsorbent).
Pengujian ini digunakan untuk mendeteksi cacat luar yang tidak bisa
dideteksi dengan menggunakan pengujian radiografi, seperti bentuk lasan
fillet/sudut. Untuk membantu penglihatan maka digunakan bantuan cairan
yang mudah meresap ke dalam cacat, yang berwarna cerah. Agar tidak
merusak benda uji, maka cairan yang digunakan juga tidak boleh bersifat
korosif.
Prosedur Pengujian dengan larutan Dye Penetrant adalah sebagai
berikut[2] :
1. Benda uji harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel
baik berupa karat, oli, dan kotoran lain yang menempel. Untuk
membersihkan kotoran ini bisa digunakan udara bertekanan, alkohol,
ataupun thinner.
2. Pada permukaan benda uji diberi cairan dye penetrant dengan jalan
dicelup atau dioleskan, atau disemprotkan sehinggga menutupi semua
permukaan yang akan diuji. Benda uji dibiarkan selama 1020 menit, agar

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 94


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

cairan penetrant meresap pada cacat. Lamanya tergantung rekomendasi


dari pabrik pembuat larutan dye penetrant.
3. Kemudian membersihkan permukaan benda uji dengan jalan dilap dengan
kain yang dibasahi dengan larutan pembersih.
4. Memberikan cairan developer agar cairan penetrant yang masuk pada
retakan dapat tertarik dan muncul kepermukaan. Ditunggu selama 5–10
menit untuk memberi kesempatan cairan penetrant tertarik cairan
developer.
5. Memeriksa cacat yang terlihat pada permukaan.

Gambar 7.2 Liquid penetrant test

Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya
bisa diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan
pada komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.

C. Magnetic Particle Inspection


Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan
bawah permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik
dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan
diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 95


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan


adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik
dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah
kebocoran medan magnet.

Gambar 7.3 Magnetic particle inspection


Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material
ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus
atau memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.

D. Eddy Current Test


Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus
listrik dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet
didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan
diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian
menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan
berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah
impedansibila ada cacat.

Gambar 7.4 Eddy current test


Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada
permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan
pada bahan logam saja.

E. Ultrasonic Inspection

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 96


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang


suara yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau
dipantulkan diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang
digunakan memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan
terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang
ultrasonic ini dibangkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat
menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi
energi listrik lagi.

Gambar 7.5 Ultrasonic inspection

F. Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan
menembus material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar
akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas
yang terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah
yang akan memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 97


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Gambar 7.6 Ultrasonic inspection

7.3 Tata Cara Praktikum


7.3.1 Skema Proses

Persiapkan alat dan bahan

Persiapan permukaan

Penyemprotan dye penetrant

Dwell time

Pembersihan permukaan

Menyemprotkan developer

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan
Gambar 7.6 Skema Proses Pemeriksaan Dye Penetrant
7.3.2 Penjelasan Skema Proses
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Bersihkan spesimen dengan menggunakan thinner, dimaksudkan agar
tidak ada pengotor yang ada dipermukaan, dan bersihkan cairan thinner
dengan menggunakan dengan menggunakan kain majun.
c. Setelah thinner pada permukaan kering, semprotkan penetran ke
permukaan spesimen uji secara merata.
d. Tunggu selama 10 menit (dwell time). Dwell time bertujuan agar
penetran benar-benar masuk ke dalam celah cacat permukaan dari
spesimen uji

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 98


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

e. Gunakan kain majun yang dibasahi oleh thinner lalu bersihkan sisa
penetran yang ada dipermukaan spesimen uji secara perlahan dan
searah. Ini dilakukan agar sisa penetran tidak kembali menempel pada
spesimen uji.
f. Setelah cukup kering, semprotkan developer secara merata ke seluruh
permukaan spesimen uji. Bertujuan untuk mengembangkan penetran
yang ada di celah-celah cacat hingga penetran akan terlihat
dipermukaan spesimen uji sebagai tanda adanya cacat pada spesimen
uji
g. Lakukan analisa dan pembahasan dari hasil pengujian.
h. Ambil kesimpulan.

7.4 Alat dan Bahan


7.4.1 Alat
1. Kamera HP : 1 buah
2. Kain : 1 buah
3. Stopwatch (HP) : 1 buah
7.4.2 Bahan
1. Kain : 1 buah
2. Penentrant tipe Visible : 1 buah
3. Cleaner (thinner) : 1 buah
4. Developer : 1 buah
5. Spesimen Uji : 1 buah

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 99


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

7.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


7.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 7.1 Lembar Kerja NDT
No Jenis Data Nilai
1 Jenis NDT Dye Penetrant
2 Standar Pengujian ASTM E 165-02
3 Tipe Visible
4 Teknik Pengaplikasian Spray/semprot
5 Preparasi Permukaan Cleaner Thinner
6 Dwell Time 10 Menit
7 Gambar

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 100


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

7.6 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum ini melakukan proses pemeriksaan dye penetrant.
Pemeriksaan dye penetrant merupakan salah satu metode pengujian tidak
merusak (NDT) pada suatu material untuk mendeteksi kerusakan atau
diskontinuitas yang terbuka pada permukaan spesimen seperti retak,
berlubang atau kebocoran. Periksaan dye penetrant ini hanya mampu
mengetahui cacat pada bagian permukaan logam saja, tidak bias memeriksa
cacat pada bagian dalam logam.
Prinsip pemeriksaan dye penetrant mengacu pada standar ASTM E 165-
02. Prinsip pemeriksaan dye penetrant menggunakan fenomena kapilaritas
dari sifat kapiler penetrant yang dapat memasuki celah-celah kecil pada
spesimen uji plat baja. Pada pemeriksaan dye penetrant menggunakan visible
penetrant yaitu dapat dilihat secara langsung oleh mata tanpa menggunakan
alat bantu lain, penetrant yang digunakan berwarna merah dan developer
berwarna kontras dengan penetrant yaitu berwarna putih sehingga tidak
membutuhkan penambahan pencahayaan untuk mengamati hasilnya.
Pada praktikum pemeriksaan dye penetrant, pertama bersihkan spesimen
dengan menggunakan thinner, dimaksudkan agar tidak ada pengotor yang ada
dipermukaan. Sehingga tidak ada yang menghalangi penetran untuk masuk ke
celah cacat yang ada di permukaan. Lalu semprotkan penetran ke permukaan
spesimen uji secara merata. Tunggu selama 10 menit (dwell time). Dwell time
bertujuan agar penetran benar-benar masuk ke dalam celah cacat permukaan
dari spesimen uji. Gunakan kain yang dibasahi oleh thinner lalu bersihkan
sisa penetran yang ada dipermukaan spesimen uji secara perlahan dan searah.
Ini dilakukan agar sisa penetran tidak kembali menempel pada spesimen uji.
Setelah cukup kering, semprotkan developer secara merata ke seluruh
permukaan spesimen uji. Bertujuan untuk mengembangkan penetran yang ada
di celah-celah cacat hingga penetran akan terlihat dipermukaan spesimen uji
sebagai tanda adanya cacat pada spesimen uji. Dan terakhir foto dengan
kamera untuk mendapatkan gambar dari spesimen uji. Bersihkan spesimen
dengan thinner kembali hingga bersih. Lakukan proses ini secara bertahap
dan benar agar kita dapat mengetahui cacat yang terdapat pada spesimen yang
kita uji

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 101


KELOMPOK 5 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Dari hasil pemeriksaan dye penetrant yang dilakukan, adanya indikasi


cacat linier yang berbentuk garis lurus yang panjang, cacat ini terdapat pada
arah melintang dan memanjang. Cacat lain yang terlihat yaitu cacat rounded
yang berbentuk lingkaran yang melonjong.(pencegahan dan penanggulangan)
Kelebihan dari dye penetrant yaitu murah, mudah dibawa dan tidak
merusak akan tetapi dye penetrant mempunyai kekurangan yaitu hanya
mendeteksi cacat dipemukaannya saja dan harus membersikan permukaan
benda yang mau di uji. Syarat-syarat cairan penetrant: mampu masuk
lubang/bukaan yang sangat halus, tidak mudah menguap, mudah dibersihkan
dari permukaan dan mampu tampil dengan cepat dari lubang ke permukaan
setelah diberikan developer

7.7 Kesimpulan
1. Pemeriksaan dye penetrant adalah salah satu metode
pengujian yang tidak merusak (NDT) spesimen uji yang bertujuan untuk
mendeteksi cacat terbuka pada spesimen uji.
2. Pemeriksaan dye penetrant ini hanya dapat dilakukan untuk
pemeriksaan cacat pada bagian permukaan specimen saja.
3. Indikasi cacat yang terlihat yaitu cacat dengan bentuk linier
(garis lurus) dan rounded (lingkaran).
4. Kelebihan dari dye penetrant yaitu murah, mudah dibawa
dan tidak merusak.
5. kekurangan yaitu hanya mendeteksi cacat dipemukaannya
saja dan harus membersikan permukaan benda yang mau di uji.
6. Syarat-syarat cairan penetrant: mampu masuk
lubang/bukaan yang sangat halus, tidak mudah menguap, mudah
dibersihkan dari permukaan dan mampu tampil dengan cepat dari lubang
ke permukaan setelah diberikan developer

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019-2020 102

Anda mungkin juga menyukai