Anda di halaman 1dari 3

2.

7 proses manufaktur refraktori

Proses pembuatan produk refraktori sangat bervariasi, mulai dari


campuran powders yang sederhana hingga proses yang rumit yang dapat
mencakup reactive firing dengan suasana yang terkendali. Metode yang biasa
digunakan dalam pembuatan refraktori mencakup unit proses fisik dan unit
proses kimia: 1) grinding dan screening, (2) mixing, (3) pressing atau molding dan
repressing, (4) drying, dan (5) burning atau vitrification. Satu hal yang paling penting
dalam proses pembuatan produk refraktori adalah high bulk density yang dapat
mempengaruhi banyak faktor penting lainnya. Diagram alir yang ditunjukkan pada
Gambar 1 mengilustrasikan garis besar operasi proses pembuatan produk refraktori
elektrofusi, dibentuk dan dibakar (dengan ikatan keramik, ikatan kimia atau dengan
ikatan karbon).

frg

Gambar 1. Diagram alir pembuatan produk refraktori

Pada tahap awal proses pembuatan produk refraktori, bahan baku di


ekstraksi kemudian disimpan pada sebuah tempat penyimpanan. Selanjutnya
bahan baku tersebut dikeringkan melalui proses drying. Setelah bahan baku
dikeringkan, ada beberapa macam perlakuan yang bisa dipilih, yaitu dimasukkan
ke proses pencampuran (mixing) atau langsung masuk ke proses penggilingan
(grinding). Pada proses mixing, bahan baku dicampur lalu dimasukkan ke proses
sintering, firing, atau melting yang kamudian baru di masukkan ke dalam proses
pengilingan (grinding). Sintering adalah proses pemanasan material atau bahan
dengan suhu pemanasan yang tidak sampai melampaui titik lelehnya. Firing
adalah pemanasan dengan suhu tinggi di mana bahan berbentuk bubuk padat
diubah menjadi keramik padat. Sedangkan, Melting adalah pemanasan material
atau bahan yang suhunya melampaui titik leleh bahan tesebut sehingga berubah
menjadi lelehan. Berikutnya, bahan baku tersebut masuk ke tahap pre-mixing
yaitu ditambahkan dengan silicon karbida (SiC), grafit, dan partikulat halus
kemudian baru dicampur kembali dan masuk ke proses grading yaitu
penyortiran partikel dengan ukuran yang pas.
Setelah melalui proses grading, bahan tersebut bisa dimasukkan ke dalam
salah satu proses dari melting, humidification, chemical bonding ataupun organic
bonding. Seperti yang sudah dijelakan tadi, melting merupakan pemanasan
dengan suhu yang melampaui titik leleh suatu bahan. Humidification merupakan
proses peningkatan kadar uap air. Chemichal bonding adalah proses dengan
membuat ikatan kimia atau mereaksikan bahan agar menjadi produk yang
diinginkan. Organic bonding merupakan bagian dari chemical bonding namun
ikatannya antar senyawa yang memiliki ikatan karbon-hidrogen.
Pada proses melting, bahan dipanaskan hingga meleleh.
Kemudian, bahan yang telah meleleh kemudian masuk ke proses pengecoran
(casting) menggunakan cetakan. Setelah itu, keramik didinginkan (cooling) lalu
di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin
(machining). Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim
(shipment).
Pada proses humidification, kadar air bahan ditingkatkan supaya
meningkatkan elastisitas lalu bahan tersebut bisa masuk ke salah satu proses
dari extrusion, pressing, ataupun casting. Extrusion adalah proses untuk
membentuk benda dengan penampang tetap. Pressing adalah proses menekan
bahan menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin. Casting adalah
pengecoran bahan dengan cetakan. Setelah melalui salah satu proses tersebut,
bahan dikeringkan (drying) lalu mengaturnya pada tungku (kiln). Berikutnya
bahan dipanaskan dengan suhu yang telah ditentukan (firing). Selanjutnya,
bahan yang sudah dipanaskan ditarik dari tungku. . Setelah itu, keramik
didinginkan lalu di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan
menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk keramik dikemas
(packaging) dan dikirim (shipment).
Pada proses chemical bonding, bahan direaksikan sehingga dihasilkan
produk keramik dengan jenis tertentu tergantung bahan pereaksinya. Kemudian,
bahan tersebut dimasukkan ke proses pressing, yaitu proses menekan bahan
yang biasanya ditekan pada suatu cetakan. Setelah itu, bahan dikeringkan
(drying) dan dimasukkan ke proses heat treatment. heat treatment adalah
proses pemanasan bahan atau material yang tidak sampai membuat bahan
tersebut meleleh atau melebur lalu didinginkan secara terkontrol agar dapat
dipilih sifat mekanis yang diinginkan. Setelah itu, keramik di-sorting atau
dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining).
Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment).
Pada proses organic bonding, hampir sama dengan chemical bonding
namun senyawa yang digunakan adalah senyawa yang memiliki ikatan karbon-
hidrogen. Setelah direaksikan, bahan tersebut dimasukkan ke proses pressing,
yaitu proses menekan bahan yang biasanya ditekan pada suatu cetakan. Setelah
itu, bahan tersebut dapat dimasukkan langsung ke proses tempered heat
treatment atau dimasukkan dulu ke proses pembakaran pada suasana reduksi
(firing in reducing atmosphere). firing in reducing atmosphere adalah
pembakaran pada suasana reduksi yaitu kondisi di mana reaksi oksidasi dicegah
dengan mengeliminasi oksigen dan gas atau uap pengoksidasi lainnya serta yang
mungkin mengandung gas pereduksi aktif seperti hidrogen, karbon monoksida,
dan gas seperti hidrogen sulfida yang akan teroksidasi oleh kehadiran oksigen.
Berikutnya, bahan masuk ke proses impregnation (pitching) yaitu proses yang
mebuat pori-pori pada keramik tertutup atau terisi dengan sealant sehingga
keramik menjadi lebih kuat dan padat. Kemudian, keramik tersebut masuk ke
proses tempered heat treatment. Tempered heat treatment yang hampir sama
dengan heat treatment namun dengan suhu yang lebih rendah sehingga
produknya tidak sekeras jenis pembakaran heat treatment tetapi dengan
struktur yang lebih kuat. Setelah itu, keramik di-sorting atau dipotong menjadi
bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk
keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment).

Anda mungkin juga menyukai