Proses pembuatan produk refraktori sangat bervariasi, mulai dari
campuran powders yang sederhana hingga proses yang rumit yang dapat mencakup reactive firing dengan suasana yang terkendali. Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan refraktori mencakup unit proses fisik dan unit proses kimia: 1) grinding dan screening, (2) mixing, (3) pressing atau molding dan repressing, (4) drying, dan (5) burning atau vitrification. Satu hal yang paling penting dalam proses pembuatan produk refraktori adalah high bulk density yang dapat mempengaruhi banyak faktor penting lainnya. Diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 1 mengilustrasikan garis besar operasi proses pembuatan produk refraktori elektrofusi, dibentuk dan dibakar (dengan ikatan keramik, ikatan kimia atau dengan ikatan karbon).
frg
Gambar 1. Diagram alir pembuatan produk refraktori
Pada tahap awal proses pembuatan produk refraktori, bahan baku di
ekstraksi kemudian disimpan pada sebuah tempat penyimpanan. Selanjutnya bahan baku tersebut dikeringkan melalui proses drying. Setelah bahan baku dikeringkan, ada beberapa macam perlakuan yang bisa dipilih, yaitu dimasukkan ke proses pencampuran (mixing) atau langsung masuk ke proses penggilingan (grinding). Pada proses mixing, bahan baku dicampur lalu dimasukkan ke proses sintering, firing, atau melting yang kamudian baru di masukkan ke dalam proses pengilingan (grinding). Sintering adalah proses pemanasan material atau bahan dengan suhu pemanasan yang tidak sampai melampaui titik lelehnya. Firing adalah pemanasan dengan suhu tinggi di mana bahan berbentuk bubuk padat diubah menjadi keramik padat. Sedangkan, Melting adalah pemanasan material atau bahan yang suhunya melampaui titik leleh bahan tesebut sehingga berubah menjadi lelehan. Berikutnya, bahan baku tersebut masuk ke tahap pre-mixing yaitu ditambahkan dengan silicon karbida (SiC), grafit, dan partikulat halus kemudian baru dicampur kembali dan masuk ke proses grading yaitu penyortiran partikel dengan ukuran yang pas. Setelah melalui proses grading, bahan tersebut bisa dimasukkan ke dalam salah satu proses dari melting, humidification, chemical bonding ataupun organic bonding. Seperti yang sudah dijelakan tadi, melting merupakan pemanasan dengan suhu yang melampaui titik leleh suatu bahan. Humidification merupakan proses peningkatan kadar uap air. Chemichal bonding adalah proses dengan membuat ikatan kimia atau mereaksikan bahan agar menjadi produk yang diinginkan. Organic bonding merupakan bagian dari chemical bonding namun ikatannya antar senyawa yang memiliki ikatan karbon-hidrogen. Pada proses melting, bahan dipanaskan hingga meleleh. Kemudian, bahan yang telah meleleh kemudian masuk ke proses pengecoran (casting) menggunakan cetakan. Setelah itu, keramik didinginkan (cooling) lalu di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment). Pada proses humidification, kadar air bahan ditingkatkan supaya meningkatkan elastisitas lalu bahan tersebut bisa masuk ke salah satu proses dari extrusion, pressing, ataupun casting. Extrusion adalah proses untuk membentuk benda dengan penampang tetap. Pressing adalah proses menekan bahan menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin. Casting adalah pengecoran bahan dengan cetakan. Setelah melalui salah satu proses tersebut, bahan dikeringkan (drying) lalu mengaturnya pada tungku (kiln). Berikutnya bahan dipanaskan dengan suhu yang telah ditentukan (firing). Selanjutnya, bahan yang sudah dipanaskan ditarik dari tungku. . Setelah itu, keramik didinginkan lalu di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment). Pada proses chemical bonding, bahan direaksikan sehingga dihasilkan produk keramik dengan jenis tertentu tergantung bahan pereaksinya. Kemudian, bahan tersebut dimasukkan ke proses pressing, yaitu proses menekan bahan yang biasanya ditekan pada suatu cetakan. Setelah itu, bahan dikeringkan (drying) dan dimasukkan ke proses heat treatment. heat treatment adalah proses pemanasan bahan atau material yang tidak sampai membuat bahan tersebut meleleh atau melebur lalu didinginkan secara terkontrol agar dapat dipilih sifat mekanis yang diinginkan. Setelah itu, keramik di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment). Pada proses organic bonding, hampir sama dengan chemical bonding namun senyawa yang digunakan adalah senyawa yang memiliki ikatan karbon- hidrogen. Setelah direaksikan, bahan tersebut dimasukkan ke proses pressing, yaitu proses menekan bahan yang biasanya ditekan pada suatu cetakan. Setelah itu, bahan tersebut dapat dimasukkan langsung ke proses tempered heat treatment atau dimasukkan dulu ke proses pembakaran pada suasana reduksi (firing in reducing atmosphere). firing in reducing atmosphere adalah pembakaran pada suasana reduksi yaitu kondisi di mana reaksi oksidasi dicegah dengan mengeliminasi oksigen dan gas atau uap pengoksidasi lainnya serta yang mungkin mengandung gas pereduksi aktif seperti hidrogen, karbon monoksida, dan gas seperti hidrogen sulfida yang akan teroksidasi oleh kehadiran oksigen. Berikutnya, bahan masuk ke proses impregnation (pitching) yaitu proses yang mebuat pori-pori pada keramik tertutup atau terisi dengan sealant sehingga keramik menjadi lebih kuat dan padat. Kemudian, keramik tersebut masuk ke proses tempered heat treatment. Tempered heat treatment yang hampir sama dengan heat treatment namun dengan suhu yang lebih rendah sehingga produknya tidak sekeras jenis pembakaran heat treatment tetapi dengan struktur yang lebih kuat. Setelah itu, keramik di-sorting atau dipotong menjadi bentuk yang dinginkan menggunakan mesin (machining). Terakhir, produk keramik dikemas (packaging) dan dikirim (shipment).