Anda di halaman 1dari 12

JUDUL MAKALAH

EFEK PENGGUNAAN PASIR CETAK SECARA BERULANG-ULANG


PADA HASIL PRODUK COR

Disusun oleh;

Nama : Helga Diantoro


NIM : 19042000029
Program Sudi : Teknik Mesin
Dosen Penguji : Dr. Ir. R. Djoko Andrijono, M.T.
Ujian Tengah Semester : Selasa/01 Nopember 2022

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
2022
ABSTRAK
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan
menuangkan kedalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat
benda-benda dengan bentuk rumit. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk
bermacam-macam logam seperti besi, baja paduan tembaga (perunggu, kuningan,
perunggu alumunium dan lain sebagainya) serta paduan lain semisal seng, monel
(paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung
molybdenum, krom dan silicon) dan sebagainya. Sand Casting ,yaitu jenis
pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Proses pengecoran ini banyak
dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat membuat benda coran yang
berkapasitas besar. Namun juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih media pasir untuk dijadikan cetakan dalam pengecoran logam, antara lain
; Mempunyai sifat yang mampu bentuk, sehingga mudah dalam pembuatan cetakan
dengan kekuatan yang cocok, Cetakan yang dihasilkan harus kuat dan dapat
menahan temperature logam cairyang tinggi sewaktu dituang kedalam cetakan,
Permeabilitas yang cocok, agar udara yang terjebak dapat keluar melalui sela-sela
butir pasir. Sehingga dapat terhindar dari cacat coran, Distribusi besar butir yang
cocok, Mampu dipakai lagi, Tahan terhadap terperature yang panas. Penggunaan
cetakan pasir secara berulang berpengaruh terhadap kualitas pasir yang disebabkan
oleh temperature dari logam coran yang dapat merubah fasa dari pasir yang
berakibat pada berubahnya sifat-sifat yang dimiliki pasir tersebut. Misalnya, daya
ikat antar pasir dan bahan pengikat, kadar air dalam pasir yang berkurang sehingga
membuat pasir sulit untuk dibentuk/rontok, menimbulkan cacat pelekat karena
adanya embun dingin, pasir yang panas, kadar air yang tidak sesuai, kadar lempung
yang kurang, penumbukan cetakan yang tidak sesuai dan bubuk pemisah yang tidak
baik. Penggunaan media cetak pasir secara berulang membuat menurunnya kadar
air yang mengakibatkan pasir sulit berikatan dengan bahan pengikat, Pasir yang
panas, kadar air yang tidak sesuai, membuat cacat pelekat, Lebih hati-hati serta teliti
dalam tiap proses pembuatan cetakan. Sehingga terhindar dari pecahnya cetakan.

Kata Kunci ; Pengecoran Logam, Cetakan Pasir, cacat cetakan

1
ABSTRACT
Metal casting is the process of making objects by melting metal and pouring it into
concrete cavities. This process can be used to create objects with complex shapes.
Metal casting can be carried out for various metals such as iron, copper alloy steel
(bronze, brass, bronze, aluminum, etc.) as well as other alloys such as zinc, monel
(an alloy of nickel with a small amount of copper), hasteloy (alloy containing
molybdenum, chromium and copper). silicon) and so on. Sand Casting, which is a
type of giving using concrete sand. This process is widely used because of its
production costs and can make large cast objects. However, there are also several
things that need to be considered in choosing sand media to be used as metal songs,
including; Having properties that are capable, making it easy to manufacture with
the right strength, the resulting mold must be strong and can withstand high
temperatures of molten metal when poured into concrete, suitable permeability, so
that trapped air can escape through the gaps between the grains of sand. So that it
can avoid casting defects, suitable grain size distribution, able to be used again,
resistant to hot temperatures. The use of sand repeatedly affects the quality of the
sand caused by the temperature of the metal castings which can change the phase
of the sand resulting in changes in the properties of the sand. For example, the
bonding capacity between sand and binder, reduced water content in the sand,
making the sand difficult to form/fall off, causing adhesive defects due to cold dams,
hot sand, inappropriate moisture content, insufficient clay content, concrete
crushing. unsuitable and unsuitable separating powder. The use of sand printing
media repeatedly makes the water content decrease which makes it difficult for the
sand to bind to the binder, hot sand, inappropriate moisture content, creating
adhesive defects, being more careful and thorough in every manufacturing process.
This prevents the concrete from breaking.
Keywords ; Metal Casting, Sand Molding, mold defects

2
BAB I
PENDAHULUAN
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan
logam dan menuangkan kedalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan
untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Pengecoran logam dapat
dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti besi, baja paduan tembaga
(perunggu, kuningan, perunggu alumunium dan lain sebagainya) serta paduan lain
semisal seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang
mengandung molybdenum, krom dan silicon) dan sebagainya.

Sand Casting ,yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir.


Proses pengecoran ini banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat
membuat benda coran yang berkapasitas besar. Didalam proses pengecoran logam
dalam usaha menghasilkan suatu produk benda coran yang berkualitas baik dengan
komposisi yang dikehendaki maka ada beberapa factor yang mempengaruhi yaitu
bahan baku coran, komposisi bahan baku , kualitas pasir cetak, sistem penuangan
dan pekerjaan akhir dari produk coran. (Poppy Puspita Sari, 2014).

Cacat-cacat pengecoran yang umum terjadi adalah kekerasan permukaan,


cacat porositas di dalam coran dan cacat-cacat yang disebabkan oleh runtuhnya
cetakan. Penyebab utama terjadinya cacat pada proses pengecoran yaitu sifat-sifat
dari cetakan seperti permeabilitas yang rendah, sintering point yang rendah,
kekuatan tekan cetakan yang rendah, distribusi butiran pasir yang tidak sesuai.
Sifat-sifat cetakan itu sendiri sangat tergantung pada distribusi besar butir pasir
cetak, persentase zat pengikat dan persentase kadar air. Timbulya cacat-cacat
tersebut dipengaruhi oleh kemampuan alir gas dan kekuatan cetakan yang kurang
baik.

3
BAB II
PENELITIAN TERDAHULU
Artikel penelitian diambil dari Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas
Muhamadyah Sumatra Utara. Berikut adalah alur Penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa tersebut ;
1. Study literature, merupakan bagian sangat penting dalam sebuah proposal
atau penelitian, teori yang melandasi dilakukannya penelitian. Studi
literature juga merupakan sebagai kegiatan yang meliputi mencari,
membaca dan memahami laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka
yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan
diakukan.
2. Persiapan alat dan bahan, merupakan proses yang dilakukan untuk
mempersiapkan bahan serta mencari peralatan yang dibutuhkan dalam
penelitian serta mengetahui harga setiap bahan seperti jenis pasir, jenis
pengikat, tungku lebur serta alat lainya.
3. Pembuatan cetakan, merupakan proses yang sangat penting dalam
pengecoran logam, dimana pasir dan bahan pengikat dicampur, pengikat
yang digunakan yaitu pengikat bentonit dan air kaca dengan kadar pengikat
yang telah ditetapkan. Kemudian dimasukan kedalam kotak inti serta
pembentukan pola pada cetakan. Proses ini memerlukan ketelitian serta
kesabaran agar mendapat hasil cetakan yang baik.
4. Peleburan alumunium, merupakan proses dimana alumunium akan dilebur
dalam tungku pelebur dengan temperatur 700⁰ C. Kemudian di tuang
kedalam cetakan. Dalam proses ini diperlukan konsentrasi agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
5. Hasil pengecoran yang tidak memiliki cacat retakan kemudian diamati
untuk mengetahui jenis cacat yang terjadi, agar dapat membandingkan
kedua hasil coran.
6. Uji kekerasan, mikro struktur, pengamatan porositas dan cacat produk
dilakukan untuk mendapat data sebagai pembanding antara kedua hasil
pengecoran.
7. Analisa data dan pembahasan merupakan bagian dimana hasil dari
pengecoran akan dibahas dan di analisa dengan melakukan beberapa
pengujian yang akan membedakan setiap hasil dari proses pencetakan
dengan jenis cetakan yang berbeda.
8. Kesimpulan adalah data-data yang didapat dari hasil penelitian cetakan
mulai dari proses pembuatan cetakan hingga hasil produk yang didapat dari
kedua jenis cetakan.

4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Cetakan Pasir

Cetakan pasir adalah cetakan yang terbuat dari pasir yang diberi bahan
pengikat. Pasir cetak yang lazim dipakai adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir
sungai dan pasir silika, baik pasir silika dari alam maupun pasir silika buatan dari
kwarsit dengan ukuran 0,1 mm s.d. 1,0 mm.

Pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang memeuhi persyaratan sebagai


berikut ; Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan
cetakan dengan kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat sehingga
tidak rusak karena dipindah-pindah dan dapat menahan logam cair waktu dituang
kedalamnya. Karena itu kekuatannya pada temperature kamar dan kekuatan
panasnya sangat diperlukan, Permeabilitas yang cocok. Dikuatirkan bahwa hasil
coran mempunyai cacat seperti rongga penyusutan, gelembung gas atau kekasaran
permukaan, kecuali jika udara atau gas yang terjadi dalam cetakan waktu
penuangan disalurkan melalui rongga-rongga diantara butir-butir pasir keluar dari
cetakan dengan kecepatan yang cocok, Distribusi besar butir yang cocok.
Permukaan coran diperhalus kalau coran dibuat didalam cetakan yang berbutir
halus. Tetapi kalau butir terlalu halus, gas dicegah keluar dan membuat cacat, yaitu
gelembung udara. Distribusi besar butir harus cocok mengingat dua syarat yang
disebut diatas, Tahan panas terhadap temperature logam yang dituang. (Moch
Amirul Sayid Tantawi, 2017)

3.2 Susunan pasir cetak


- Bentuk butir pasir

Bentuk butir pasir dari pasir cetak digolongkan menjadi


beberapa jenis yang ditunjukan dalam gambar 1,1 yaitu butir pasir
bundar, butir pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, butir pasir
kristal, dan sebagainya.

Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak, karena memerlukan
jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapat kekuatan dan
permeability tertentu, serta mampu alirnya baik sekali. Pasir berbutir Kristal
kurang baik untuk pasir cetak sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil
pada pencampuran serta serta memberikan ketahanan api dan permeabiliyi
yang

3.3. Bahan Pengikat Pasir Cetak


Bahan-bahan pengikat yang dapat dipergunakan untuk membuat pasir cetak
adalah bermacam-macam. Bahan pengikat yang mengandung unsur silikat Tanah
lempung mengandung tiga jenis komponen yaitu:

5
1. Montmorillonit
2. Kaolinit
3. Illite

3.3.1 Bentonit

Bentonit merupakan satu jenis dari tanah lempung. Bentonit


terdiri dari butir-butir halus dari 10 sampai 0,0 µ yang fasa penyusun
utamanya adalah monmorillonite (Al2O33SiO2H2O). kwplastisan
terjadi karena penggelembungan dengan penambahan air padanya.
(Tata surdia, 1984).

Bentonit digunakan sebagai bahan pengikat pada pembuatan


cetakan pasir karena mempunyai sifat-sifat yang diperlukan yaitu:

1. Menghasilkan daya ikat yang tingggi.


2. Menjadi liat bila basah, sehingga akan memudahkan dalam
pembuatan pada proses pembuatan cetakan.
3. Menjadi keras setelah dikeringkan.

Bentonit memiliki struktur kristal yang unik dan kandungan


kimia yang mempunyai sifat mengikat, merekat, melumasi,
mengentalkan, dan menyerap. Untuk kadar air yang konstan dan
kadar bentonit yang bertambah maka kekuatan berangsur-angsur
bertambah sampai titik maksimun kemudian mulai menurun
3.3.2 Semen

Semen merupakan pengikat hidrolis, dimana akan mengeras


dengan campuran air. Portland semen dibedakan menjadi semen
biasa yang umumnya terdiri dari kalsium silikat dengan kalsium
aluminat dan dipadu dengan semen alumina, rapid semen yang
sangat cepat mengeras merupakan campuran dari 40% kalsiumoksid
dan 40% tanah lempung (Al2O3). Jenis semen yang lain adalah
semen putih dan semen tahan api yang merupakan campuran dari
semen biasa dengan batu tahan api.
3.3.3. Air kaca

Air kaca adalah campuran dari natrium silikat


(Na2OSiO2.xH2O) yang terbentuk dari hasil peleburan antara
kuarsa dan soda yang dilarutkan dalam air. Kualitas air kaca
dipengaruhi oleh kandungan air dan perbandingan antara SiO2
dengan Na2O yang sering disebut dengan istilah kadar kering atau
modulnya. Sebagai contoh air kaca dengan 30% SiO2, 10% Na2O
dan 60% H2O memiliki modul (SiO2:Na2O) =30:10. (Wulanda
Yurista Persatika, 2018)

6
BAB IV
RUMUSAN MASALAH

Penggunaan Cetakan Pasir dalam Teknik Pengecoran Logam merupakan


cara yang sering dilakukan karena media ini sangat mudah untuk didapatkan. Selain
itu, tidak diperlukan biaya yang banyak untuk mendapatkan media pasir sebagai
cetakan dalam Pengecoran Logam. Menggunakan media pasir dalam Pengecoran
Logam memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, antara lain ;

1. Keuntungan
- Mampu memproduksi dalam jumlah yang banyak.
- Cetakan Bersifat Fleksibel.
- Harga bahan untuk membuat cetakan relatif murah.
- Dapat digunakan secara berulang.
2. Kerugian
- Permukaan produk yang dihasilkan kasar.
- Untuk produksi yang banyak dibutuhkan cetakan yang banyak.
- Diperlukan proses Finishing untuk mendapatkan hasil terbaik.

Namun juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pasir untuk dijadikan cetakan dalam pengecoran logam, antara lain ;
1. Mempunyai sifat yang mampu bentuk, sehingga mudah dalam pembuatan
cetakan dengan kekuatan yang cocok.
2. Cetakan yang dihasilkan harus kuat dan dapat menahan temperature logam
cairyang tinggi sewaktu dituang kedalam cetakan.
3. Permeabilitas yang cocok, agar udara yang terjebak dapat keluar melalui
sela-sela butir pasir. Sehingga dapat terhindar dari cacat coran.
4. Distribusi besar butir yang cocok.
5. Mampu dipakai lagi.
6. Tahan terhadap terperature yang panas.
Dilihat dari segi biaya, fleksibelitas, dan produktivitas. Menggunakan
media cetakan pasir dalam pengecoran logam sangatlah efisien. Namun, bagaimana
dengan hal-hal berikut ;
1. Apa pengaruh menggunakan cetakan pasir secara berulang terhadap hasil
coran?
2. Bagaimana cara untuk mengatasi cacat cor yang dihasilkan oleh media pasir
?

7
BAB V
BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tentang efek penggunaan media cetakan pasir


secara berulang terhadap hasil coran dan identifikasi masalah dapat diidentifikasi
antara laibahwa hasil yang dipadapat hanya berupa kajian teoritis yang dilakukan
dengan mengkaji dari beberapa sumber dan artikel. Dan berfokus pada hal yang
dibahas yaitu tentang pengaruh penggunaan cetatakan pasir secra berulang terhadap
hasil coran.

8
BAB VI
PAMBAHASAN

Penggunaan cetakan pasir secara berulang berpengaruh terhadap kualitas pasir yang
disebabkan oleh temperature dari logam coran yang dapat merubah fasa dari pasir
yang berakibat pada berubahnya sifat-sifat yang dimiliki pasir tersebut. Misalnya,
daya ikat antar pasir dan bahan pengikat, kadar air dalam pasir yang berkurang
sehingga membuat pasir sulit untuk dibentuk/rontok, menimbulkan cacat pelekat
karena adanya embun dingin, pasir yang panas, kadar air yang tidak sesuai, kadar
lempung yang kurang, penumbukan cetakan yang tidak sesuai dan bubuk pemisah
yang tidak baik.

9
BAB VII
KESIMPULAN

1. Penggunaan media cetak pasir secara berulang membuat menurunnya kadar


air yang mengakibatkan pasir sulit berikatan dengan bahan pengikat.
2. Pasir yang panas, kadar air yang tidak sesuai, membuat cacat pelekat.
3. Lebih hati-hati serta teliti dalam tiap proses pembuatan cetakan. Sehingga
terhindar dari pecahnya cetakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. epository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2701/Pengaruh%20
Pengikat%20Cetakan%20Pasir%20Terhadap%20Kualitas%20Produk
%20Pulley%20Berbahan%20Alumunium%20Daur.pdf;jsessionid=E11
88E7A6994993461F769635DE12325?sequence=1

11

Anda mungkin juga menyukai