Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM AC (AIR CONDITIONING)

PRESTASI MESIN SEMESTER GENAP TA. 2020/2021

Disusun Oleh

Kelompok Praktikum : 4 (Empat)


Hari/Tanggal Praktikum : Rabu, 21 April 2021
Jam : 13.00-14.30 WIB
Dosen Pembimbing : Ir. H. Moch. Maruf, MSc.
Peserta Praktikum :

1. Axel Caesar Paradito NIM. 18042000039 (Ketua Kelompok)


2. Rio Randy Ramdani NIM. 18042000036 (Anggota-1)
3. Sirilus Junidin Eoh Azi NIM. 18042000027 (Anggota-2)
4. Raywantus Baur Djahilepang NIM. 18042000030 (Anggota-3)
5. Emilius Asar NIM. 18042000035 (Anggota-4)
6. Petrus Orseola Damar NIM. 18042000037 (Anggota-5)
7. Andreas Jama Nuna NIM. 18042000040 (Anggota-6)

LABORATORIUM PRESTASI MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PRAKTIKUM TURBIN AIR SEMESTER GENAP TA. 2020/2021

Disusun Oleh

Kelompok Praktikum : 4 (Empat)


Hari/Tanggal Praktikum : Rabu, 21 April 2021
Jam : 13.00-14.30 WIB
Dosen Pembimbing : Ir. H. Moch. Maruf, MSc..
Peserta Praktikum :

1. Axel Caesar Paradito NIM. 18042000039 (Ketua Kelompok)


2. Rio Randy Ramdani NIM. 18042000036 (Anggota-1)
3. Sirilus Junidin Eoh Azi NIM. 18042000027 (Anggota-2)
4. Raywantus Baur Djahilepang NIM. 18042000030 (Anggota-3)
5. Emilius Asar NIM. 18042000035 (Anggota-4)
6. Petrus Orseola Damar NIM. 18042000037 (Anggota-5)
7. Andreas Jama Nuna NIM. 18042000040 (Anggota-6)

Malang, 8 Juni 2021


Mengetahui : Menyetujui :
Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing
Prestasi Mesin Praktikum Air Conditioning (AC)

FA. Widiharsa, ST., MT. Ir. H. Moch. Maruf, MSc.

ii
KATA PENGANTAR

Atas restu oleh Tuhan Yang Maha Esa, tim penyusun dapat melaksanakan
praktikum dan penyusunan laporan praktikum Air Conditioning (AC) semester
genap tahun akademik 2020/2021 dengan lancer. Keberhasilan penyusunan
laporan ini ditentukan oleh kerjasama yang baik antara peserta praktikum dengan
dosen pembimbing dan fasilitas laboratorium uji prestasi mesin yang mendukung
untuk terselenggarakannya praktikum Air Conditioning (AC) ini. Untuk itu,
penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan dan pendampingan penyusunan laporan praktikum Air
Conditioning (AC).

Tak lupa pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima


kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Darto, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Merdeka Malang
2. Bapak FA. Widiharsa, ST., MT. selaku Kepala Laboratorium Prestasi
Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka
Malang.
3. Bapak Ir. H. Moch. Maruf, MSc. selaku Dosen Pembimbing laporan
praktikum Air Conditioning (AC), Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang.

Akhir kata, semoga laporan praktikum Air Conditioning (AC) yang kami
paparkan semoga bermanfaat bagi tim penyusun dan umumnya para mahasiswa
Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang.

Tim Penyusun

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar Diagram................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................................
Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2.............................................................................................................Tujua
n Pengujian......................................................................................... 1
1.3.............................................................................................................Aplik
asi Teknik Pendingin ......................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1. Air (Udara) ...................................................................................... 3
2.2. Proses Kerja Sistem Pendingin ....................................................... 4
2.3. Konsep Dasar .................................................................................. 5
2.4. Parameter – Parameter yang Dipakai dalam Perhitungan ............... 8
2.5. Langkah Pengujian .......................................................................... 10
BAB III PENGOLAHAN DATA
3.1. Hasil Pengujian................................................................................ 5
3.2. Perhitungan Data ............................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Torsi (N.m) .......................... 10
4.2. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Daya Mekanis (Watt) ........... 10
4.3. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Daya Hidrolis (Watt) ........... 11
4.4. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Efisiensi Turbin (%) ............ 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 13

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Siklus Mesin Kalor dan Refrigerant ............................. 6

Gambar 2.2 Perilaku Garis dalam Diagram P-h .............................................. 7

Gambar 2.3 Blok Diagram & Tekanan Versus Entalpi ................................... 8

Gambar 2.4 Air Conditioning (AC) ................................................................. 10

Gambar 3.5 Blok Diagram Mesin Pengatur Udara .......................................... 14

Gambar 3.6 Diagram Percobaan 1 ................................................................... 15

Gambar 3.7 Diagram Percobaan 2 ................................................................... 16

Gambar 3.8 Diagram Percobaan 3 ................................................................... 17

Gambar 3.9 Diagram Percobaan 4 ................................................................... 18

Gambar 3.10 Diagram Percobaan 5 ................................................................. 19

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian........................................................................ 13

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hubungan mRef dan Qevap ........................................................... 20

Grafik 4.2 Hubungan mRef dan Qkond ........................................................... 20

Grafik 4.3 Hubungan mRef dan Wkond ......................................................... 21

Grafik 4.4 Hubungan mRef dan COP ............................................................. 21

Grafik 4.5 Hubungan mRef dan HRR ............................................................. 22

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mesin pendingin / mesin pengatur udara (Air Conditioner) adalah
suatu mesin untuk mendinginkan / mengatur suhu udara sehingga udara
dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang diinginkan dengan jalan
menyerap panas udara pada ruangan yang didinginkan. Panas yang berada
di ruangan ditransfer ke refrigrant melalui alat evaporator sebagai akibatnya
ruangan menjadi dingin oleh hembusan udara yang telah diatur
kelembabannya.

1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui temperat ur pada setiap keadaan
T1 = Temperatur pada sisi keluar kompresor
T2 = Tmperatur pada sisi keluar kondesor
T3 = Temperatur pada sisi masuk Evaporator
T4 = Temperatur pada sisi keluar Evaporator
T5 = Temperatur pada sisi masuk kompresor
T6 = Temperatur masuk air pendingin pada condensor
T7 = Temperatur keluar air pendingin pada condensor
T8 = Temperatur udara luar
T9 = Temperatur air pada steam generator
T10 = sisi masuk evaporator dry bulb temperatur
T11 = sisi masuk evaporator wet bulb temperatur
T12 = sisi keluar evaporator dry bulb temperatur
T13 = sisi keluar evaporator wet blub temperatur
T14 = sisi pemanasan ulang dry bulb temperatur
T15 = sisi pemanasan ulang wet bulb temperatur
1.2.2. Menghitung perpindahan panas (energi panas) yang melintasi batas
Preheater
1.2.3. Menghitung besarnya panas yang diserap evaporator.
1.2.4. Memperbandingkan laju aliran pengembunan teoritis dan aktual dari
bagian pendingin udara.
1.2.5. Menghitung perpindahan panas yang melintasi unit Preheater.
1.2.6. Menghitung perpindahan panas melintasi batas air condititon
1.2.7. Menghitung aliran energi dan coefisien of performance / COP pada siklus
refrigerasi.

1
1.3. Aplikasi Teknik Pendingin
Teknik pendingin sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang mulai abad
ke 20, dimana hal ini merupakan tanggapan Manusia terhadap alam yang
berkaitan dengan temperatur, tekanan, kelembaban dan kalor/panas. Oleh
karena tantangan tantangan alam tersebut, maka Manusia menyelidiki
bagaimana cara yang terbaiik untuk mempertahankan suatu kondisi supaya
tetap pada temperatur rendah.Penggunaan teknik pendingin dapat dibagi
dalam 4 kelompok besar : (1) Vapour Compression Cycle Refrigeration, (2)
Ejector Cycle Refrigeration, (3) Absorben Cycle Refrigeration, (4) Air
Cycle Refrigeration.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Air (Udara)


Udara adalah campuran dari gas O2, gas N2 dan gas-gas lain.
Apabila udara bersinggungan dengan air maka akan terjadi penguapan, air
menjadi uap yang tak tampak, bercampur dengan gas lainnya. Penguapan
air / penguapan zat cair lain akan menguap bila diberikan panas pada zat
lain tersebut. Contoh pemakain AC pada pabrik tekstil, kertas yang
memerlukan kelembaban udara untuk kelancaran produksi.
2.1.1. Gas Sempurna (Gas Ideal)
Udara dan uap air dapat diasumsikan sebagai gas sempurna pada
kondisi yang berlaku pada persyaratan udara. Persyaratan udara
tersebut diasumsikan berlangsung pada tekanan konstan maka akan
terjadi suatu perpindahan panas antara titik 1dan 2
Q = m x Cp (t2-t1 ) ( Kj ) untuk masing -masing gas
Dimana Cpa = 1,005 Kj/ kg K untuk udara
Cps = 1,66 Kj/ kg K untuk panas lanjut
Untuk gas ideal : m x Cp (t2-t1) = H2-H1
Dimana H : Entalpi gas
2.1.2. Sifat Uap dan Air
Jika air dipanaskan pada tekanan konstan dengan menggunakan
persamaan energy dengan menganggap aliran steady flow maka
energi panas yang disupply sama dengan perubahan entalpi fluida,
yaitu :
Q = h2-h1 untuk 1 kg fluida
Temperatur air akan naik sampai suatu harga tertentu pada saat
molekul air meningggalkan cairan untuk mulai mendidih yang
disebut temperatur jenuh (ts). Pada temperatur ini hanya terdapat
cairan dan cairan tersebut disebut cairan jenuh. bila cairan menguap
dengan sempurna membentuk uap maka dikatakan uap jenuh
Energi yang diperlukan untuk mengubah 1 kg cairan jenuh ke 1 kg
uap jenuh as penam panguap panas lanjut dan uap ini mempunyai
sifat-sifat seperti gas ideal
2.1.3. Rumus yang dapat dipakai :
1. Laju aliran udara
Kg
ṁ=ρ . V . A ( )
s
dimana :
ρ = massa jenis udara (Kg/m3)
A = Luas penampang aliran (m2)
V = Kecepatan udara (m/s)

3
2. Kecepatan aliran udara :

V=

Dimana :
2.∆P
ρudara

P1 = P2 + ρ . g . h
P1 – P2 = ρref . g . h  ∆P = (SGref . ρ . H2O) . g . h

3. Perhitungan pada sisi refrigerant :


a. Panas yang dibuang pada Kondensor
QReject = ṁ1 . (h1 – h2) (Kj/s = kW)
b. Panas yang diserap pada Evaporator
QEvap = ṁ . (h4 – h1) (Kj/s = kW)
c. Kerja Kompresor
Wkomp = ṁ . (h5 – h1) (Kj/s = kW)
d. Coeficient of Performance (COP)
Q Evap
COP=
W Komp
e. Heat Rejection Ratio (HRR)
Q Kond
HRR=
Q Evap

2.2. Proses Kerja Sistem Pendingin


Sesuai dengan fungsi dasar sistem pendingin yaitu menurunkan /
mempertahankan temperatur suatu produk / ruangan dibawah temperatur
sekitar, sehingga akan terjadi proses penyerapan panas { baca penurunan
temperatur }pada temperatur rendah dan penyerahan kalor terjadi pada
temperatur yang lebih tinggi. Proses demikian rasanya mustahil terjadi.
Tetapi ternyata dapat berlangsung karena bantuan suatu medium perantara
atau yang lebih dikenal sebagai bahan pendingin atau refrijeran. Untuk
mempelajari lebih mendalam tentang penomena tersebut, kita selalu
berhubungan dengan proses Termodinamika, Mekanika fluida dan
Perpindahan panas yang merupakan ilmu dasar mesin Pendingin, Hal ini
dapat dilihat pada permasalahan dibawah ini.

2.2.1. Pemanasan/Penaikan Temperatur


Dalam proses penaikan temperatur/pemanasan suatu bahan akan
berlaku { pada umumnya } tekanan tetap, hubungan :
Q = m.Cp.t
Dimana :
Q : Panas yang diserap { Btu/hr ; Kj/det }
m : Laju aliran massa { lbm/sec ; Kg/det }
t : Perbedaan temperatur { oF ; oC }

4
Cp : Panas spesifik pada tekanan tertentu{Btu/lbm ; KJ/kg oC }
2.2.2. Perubahan Fasa
Dalam sistem pendingin kadang kadang terjadi perubahan fasa dari suatu
medium, misalnya dari padat ke cair, padat ke gas, dari cair ke gas dan
sebaliknya. Dimana berlaku hubungan :
Q = m . L.
Dimana :
Q : panas yang dibuang / diserap { Btu/hr ;Kj /jam }
m : laju aliran massa { lbm /sec ; Kg /sec }
L : perubahan fase/sering disebut denga panas laten.{ Btu /lb m ;
Kj /kg }

2.2.3. Ekspansi Cairan


Bila suatu cairan diekspansikan, akan terjadi penurunan temperatur
meskipun sedikit, penurunan ini akan cukup berarti apabila diikuti
dengan perubahan fase dimana didalam ekspansinya mengikuti suatu
proses adiabatis isentropis dengan asumsi :
 Aliran stedi
 Gas dianggap sebagai gas ideal
 Aliran mengikuti garis arus

Untuk suatu proses ekspansi dengan aliran stedi berlaku hukum


Keseimbangan Energi dengan persamaan :
0 0 0 0 (steady flow)
V 21 V 22
m[h 1 + +gZ 1 + q+w ]=m[ h2 + + gZ 2 ]
2g 2g
0 0

Sehingga : h1 =h2 dan m 1=m2 =m


Dimana :
h : Entalpi [ Btu/lbm ; Kj/kg ]
v : Kecepatan [ ft/sec ; m/sec ]
g : Percepatan gravitasi [ ft.lbm/lbf.sec2 ]
z : Ketinggian/potensial energi [ ft ]
q : Panas yang dimasukkan [ Btu/sec ; kJ/sec ]
w : Kerja yang dihasilkan [ Hp ; Kw ]
m : Laju aliran massa fluida [ Kg/sec ]

2. 3. Konsep Dasar
Seperti halnya mesin panas/ heat engine, konsep dasar refrijerasi
siklus kompresi uap juga didasari oleh siklus carnot, yang disebut sebagai
CARNOT REFRIGERATION CYCLE. Cara kerja dari sistem ini

5
didasarkan pada dua proses ISOTERMAL dan dua proses ADIABATIS.
Perbandingan siklus dan T-S diagram antara Carnot Heat Engine dan
Carnot Refrigeration Cycle dapat dilihat seperti dibawah ini :
Q2,P2

W
W

Q1,P1

Gambar 2.1 Diagram Siklus Mesin Kalor dan Refrigerant

2.3. 1. Pernyataan unjuk Kerja


Bila pada C.H.E Cycle unjuk kerja dinyatakan dengan effisiensi
termal, sedang pada C.R. Cycle unjuk kerja dinyatakan dengan
Coeffisien Of Performance, disingkat dengan COP yang
didefinisikan sebagai berikut :
Panas . yang . diserap . evaporator
COP=
Kerja. bersih. kompresor
T 1 .( S 1− S 4 )
COP=
T 2 .( S 2 −S 3 )−T 1 .( S 1− S 4 )
Padahal S1 = S2 dan S3 = S4
T1
COP=
Sehingga : ( T 2 −T 1 )
Terlihat bahwa C.O.P dapat dinaikkan dengan cara
 Menurunkan === >T2
 Menaikkan =====> T1
Kedua usaha tersebut sangat dibatasi oleh berbagai kondisi antara
lain, temperatur sekeliling dan temperatur pendinginan, disamping
tidak tercapai keadaan T1 = T 2.

2.3. 2. Pernyataan Kapasitas Sistem


Kapasitas sistem C.H.E Cycle dinyatakan dengan Hp sebagai
manifestasi kerja bersih, pada C.R Cycle kapasitas sistemnya
dinyatakan dengan Ton Refrigeration, sebagai manifestasi dari
Refrijerasi [ Kemampuan untuk menyerap kalor pada temperatur
rendah ].Ton Refrijerasi didefinisikan sebagai :

6
“ Sejumlah kalor yang harus dibebaskan oleh air panas pada
temperatur 00 C dengan tekanan 1 atm, menjadi Es pada temperatur
00 C dan tekanan 1 atm dalam waktu 24 jam ’’.
Bila 1 Ton.R = 2000 lbs , Kalor Laten pembekuan air pada 1 atm =
144 Btu/lb, maka :
200 . lb s .144 Btu /lbm
1. Ton. Re frijeration=
24 . jam
Jadi : 1 Ton.R = 12000 Btu/hr = 200 Btu/menit.
Faktor – faktor konversi pendukung :
1 Btu = 778 ft.lb
1 Hp = 550 Btu/sec = 33000 ft.lb/menit

2.3. 3. Pembacaan Diagram P-h dan T-S


Telah diuraikan pada bahasan terdahulu, bahwa pada sistem
refrijerasi siklus kompresi uap dapat berlangsung dengan bantuan
peralatan. Misalnya Kompresor, Evaporator, Kondensor dan Katup
ekspansi. dengan proses Termodinamika yang sudah tertentu maka
timbul pertanyaan yang menyangkut tentang fluida kerja / medium
kerja dan batas batas kemampuan operasi siklus dalam hubungannya
dengan siklus Termodinamika. Fluida kerja pada siklus tersebut tak
lain adalah refrijeran. Sementara itu batas batas kemampuan operasi
siklus dapat dijelaskan dengan bantuan diagram P-h [ Tekanan Vs
Entalpi ].

P T kritis
T=C S=C

P=C
Vsp = C

Sf = Entropi cair jenuh


T=C
Sfg = Entropi campuran (cair + uap )
Sg = Entropi uap jenuh
1 2 3 4 5
X = Kwalitas uap

X=0
X=1 h
T=C
Gambar 2.2 Perilaku Garis dalam Diagram P-h

Keterangan :
T = C : Menunjukkan garis temperatur konstan

7
P = C : Menunjukkan garis Tekanan konstan
S = C : Menunjukkan garis Entropi konstan
v = C : Menunjukkan garis Volume spesifik konstan
X = 0 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi cair jenuh
X = 1 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi uap jenuh
Titik [1] menunjukkan fluida dalam kondisi dingin lanjud [ sub
Cooled }
Titik [2] menunjukkan fluida dalam kondisi cair jenuh [ Saturated
Liquid ]
Titik [3] menunjukkan fluida dalam kondisi campuran [ Liquid +
Vapour ]
Titik [4] menunjukkan fluida dalam kondisi uap jenuh [ Saturated
Vapour ]
Titik [5] menunjukkan fluida dalan kondisi uap panas lanjud [ Super
heated vapour ]

Q kond T
kriti

Pcondensor 3 s
3 2 2

Katup Ekspansi 1

Pevaporator
4 1
4
W komp X h
X
Q evap = =h
h3 =h4 h2
0 1 1

Gambar 2.3 Blok Diagram & Tekanan Versus Entalpi

2.4. Parameter – Parameter yang Dipakai dalam Perhitungan


Sistem kompresi uap dari suatu mesin pendingin menggunakan
medium pendingin atau Refrijeran yang mengalami berbagai proses seperti
berkondensasi dan evaporasi. Siklus ini merupakan sistem tertutup, karena
medium pendingin mengalir melalui sejumlah komponen yang terpisah,
seperti : Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, Evaporator.
Siklus Kompresi uap standard merupakan hal yang penting dari
semua teknik pendingin karena sering digunakan dalam teknik pendingin
seperti diatas. Dalam operasinya Siklus Kompresi uap standard
dilaksanakan dalam urutan siklus sebagai berikut :

8
9
2.5. Langkah Pengujian
2.5.1. Alat-alat yang dipergunakan
a. Stopwacth
b. Unit mesin pengatur udata

Gambar 2.4 Air Conditioning (AC)

2.5.2. Pelaksanaan Percobaan


a. Buka saluran pada sisi tangki Wet Blub Termometer dengan
air destilasi tunggu beberapa menit, agar peralatan termometer
menyerap camp ud & air terutama bila lama tidak dipakai.
b. Check katup V5,V4 ( katup pengeluar, katup masuk ) pembuat
uap tertutup
c. Putar katup V1 untuk mengisi air sampai batas 1/3 pada skala
tekana aliran
d. Bila diperlukan isi generator pembuat uap dengan air sampai
batas atas terlihat pada gelas pengukur dengan membuka katup
V4, setelah selesai tutup kembali

10
e. Sambungkan aliran listrik dan tempatkan CB pada posisi on
f. Tekan tombol “Resert”
g. Hidupkan Fan / Blower dan atur agar aliran sesuai ketetapan.
h. Hidupkan unit refrigerasi dan atur sampai aliran air
menunjukkan tekanan 8 bar Untuk mencegah bunga es
(frosting) pada T3 maka temperatur diatas 0oC
i. Semua tombol dalam keadaan terkunci, keran refrigerasi
berjalan tetapi pemanas awal / pemanas ulang dapat dijalankan
meskipun fan sedang beroperasi
j. Pembuat uap dapat memanaskan, bebas tidak tergantung pada
fan daya, catatan hanya sampai pada pemanas awal 90oC,
termostat akan menahan pada temperatur ini, bila fan mulai
bekerja dan uap mulai bekerja
k. Kondisi udara masuk dapat divariasikan dengan menggunakan
bagian preheat dan humadification dengan menghubungkan
kontrol aliran udara dengan pendingin udara dengan pendingin
udara terputus dapat dibaca pada thermo kouple T dan T11 <T10
kelembaban relatif <100 %
Cara mematikan :
M = Matikan semua tombol pemanas
N = Matikan semua tombol unit refrigerasi
O = Matikan tombol fan/ blower
P = Kembalikan air pendingin pada tangki suply
Q = Matikan aliran listrik pada mesin
Preheater
Untuk menghitung no 2
Catat : T8 ; T10 ; T11 ;P1
Lihat psychometric chart
Didapat h1 dan h2
maka dapat dicari
Q = w dalam satuan Kw
Untuk menghitung no 3
Catat : T8 ;T10 ;T11;T2 ;T4; P1;P2
Dan gunakan psychrometric chart
Maka Q 3 -4 = ma ( h4 -h3 ) +mw . hw dapat dicari

11
Unutk menghitung no 4
Catat : T8 ; T10 ;T11 ;T12 ; T13
Cari :w1 ; w2 ; ma dari psychometric chart
dan dicari
Mw =ma (w1 -w2 )
Untuk menghitung no 5
cari : T8 ; T 12 ; T13 ;T14 ;T15
Dan dicari
Q 4 - 5 = m ( h 5- h 4 )
Untuk menghitung no 6
Catat : T8 ;T14 ;T15
Q1 -5 = w dapat dicari
Untuk menghitung no 7
Catat :T1 ; T2 ; T3 ;T4 ; T5 ; T6 ; T7; P1 ;P2
RE = refrigerating effect/kerja
COP = coeffisien of performance

12
BAB III
PERHITUNGAN DATA PENGUJIAN

Tabel Pengujian : Kelompok : 4

Har/Tanggal : Rabu, 21 April 2021 Nama Mhs : 1.Axel 5. Asar

Jam : 13.00-14.30 WIB 2.Randy 6. Petrus

Tempat : Lab Uji Prestasi Mesin 3.Sirilus 7. Jama

Suhu Ruangan : 26 0C 4. Ray


Kelembaban
: 30%
Ruangan (RH

NO PARAMETER SATUAN PENGUJIAN


A B C 1 2 3 4 5
1 Tek. Masuk Kompresor (P1) Bar, (Kg/Cm ) 2
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
2 Tek.Keluar Kompresor (P1) Bar,( Kg/Cm ) 2
2,2 2,4 2,39 2,39 2,4
3 Laju aliran Massa Air gram/s 65 60 55 50 45
4 Laju aliran Massa Freon (Ref) gram/s 25 23 23 24 24
5 Voltage Volt 225 225 225 225 225
6 Pre - Heater ( 1 , 2 , 3 ) Kw 2 2 2 2 2
7 Re - Heater ( 1 , 2 , 3 ) Kw - - - - -
8 T1 0
C 58 60 61 61 63
9 T2 0
C 45 46 47 48 49
10 T3 0
C 13 12,5 11 11 13
11 T4 0
C 15 15 14 14 15
12 T5 0
C 15 15 14 14 14,5
13 T6 0
C 26 28 27 27 28
14 T7 0
C 43 44 44 45 47
15 T8 0
C 28,5 28 28 28 28
16 T9 0
C 28,5 28,5 28 29 29
17 T10 0
C 36 35 35 35 35,5
18 T11 0
C 35 34,5 34,5 35 35
19 T12 0
C 23 28,5 22 23 23
20 T13 0
C 26 24 22,5 22 22
21 T14 0
C 23 22,5 22,5 23 23
22 T15 0
C 21 21 20,5 21 23
Tabel 3.1 Hasil Data Pengujian

13
Warna Merah saja yang dipakai untuk membuat Diagram P – h
Pre Heat Dan perhitungan
Cooling Re Heat

T10 Dry T12 Dry T14 Dry


2 3 4
T11 T13 T15
Wett Wett Wett

T3 T4
1
kontrol Kec. Udara
Katup ekspansi

T8 , RH
P2 P1
QKondensor

T2

Air Pendingin T1 T5
Masuk WKompresor

Air Pendingin
keluar
Gambar 3.5 Blok Diagram Mesin Pengatur Udara
Keterangan :
T1 = Temperatur masuk Kondensor / Keluar Kompresor
T2 = Temperatur Keluar Kondensor
T3 = Temperatur masuk Evaporator
T4 = Temperatur Keluar Kondensor
T5 = Temperatur masuk Kompresor
P1 = Tekanan masuk Kondensor/keluar Kompresor
P2 = Tekanan masuk Kompresor

DALAM MEMBUAT DIAGARAM P-h dan PERHITUNGAN KONDISI INI


YANG DIPAKAI

14
Membuat diagram P-h di Grafik R-134a berdasarkan angka warna merah
pada Tabel 3.1 Hasil Data Pengujian
3.1. Diagram Pecobaan 1

T3 T2

T4
T1

h3=h4 h1 h2

Gambar 3.6 Diagram Percobaan 1


Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 412 kJ/Kg mRef = 25 gram/s = 0,025 Kg/s
h2 = 439 kJ/Kg
h3 = h4 = 268 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,025 kg/s . (439 – 268 ) kJ/kg = 4,275 kJ/s = 4,275 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,025 kg/s . ( 439 – 412 ) kJ/kg = 0,675 kJ/s = 0,675 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,6 / 0,675 = 5,3
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )

15
= 0,025 kg/s . ( 412 – 268 ) kJ/kg = 3,6 kJ/s
= 3,6 KW
3.2. Diagram Percobaan 2

T2 T1

T3
T4

h3=h2 h4 h1

Gambar 3.7 Diagram Percobaan 2


Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h4 = 412 kJ/Kg mRef = 23 gram/s = 0,023 Kg/s
h1 = 441 kJ/Kg
h3 = h2 = 269 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 1−h3 )
= 0,023 kg/s . (441 – 269 ) kJ/kg = 3,956 kJ/s = 3,956 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 441 – 412 ) kJ/kg = 0,667 kJ/s = 0,667 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,289 / 0,667 = 4,93
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,023 kg/s . ( 412 – 269 ) kJ/kg = 3,289 kJ/s
= 3,289 KW

16
3.3. Diagram Percobaan 3

T2 T1

T3
T4

h3=h4 h1 h2

Gambar 3.8 Diagram Percobaan 3


Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 411 kJ/Kg mRef = 23 gram/s = 0,023 Kg/s
h2 = 442 kJ/Kg
h3 = h4 = 270 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,023 kg/s . (442 – 270) kJ/kg = 3,956 kJ/s = 3,956 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,023 kg/s . ( 442 – 411 ) kJ/kg = 0,713 kJ/s = 0,713 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,243 / 0,713 = 4,55
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,023 kg/s . ( 411 – 270 ) kJ/kg = 3,243 kJ/s
= 3,243 KW

17
3.4. Diagram Percobaan 4

T2 T1

T3
T4

h3=h4 h1 h2
Gambar 3.9 Diagram Percobaan 4
Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 411 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 442 kJ/Kg
h3 = h4 = 271 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,024 kg/s . (442 – 271) kJ/kg = 4,104 kJ/s = 4,104 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,024 kg/s . ( 442 – 411 ) kJ/kg = 0,744 kJ/s = 0,744 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,36 / 0,744 = 4,52
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 411 – 271 ) kJ/kg = 3,36 kJ/s

18
= 3,36 KW

3.5. Diagram Percobaan 5

T2 T1

T3
T4

h3=h4 h1 h2
Gambar 3.10 Diagram Percobaan 5
Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 412 kJ/Kg mRef = 25 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 444 kJ/Kg
h3 = h4 = 272 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,024 kg/s . (444 – 272) kJ/kg = 4,128 kJ/s = 4,128 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,024 kg/s . ( 444 – 412 ) kJ/kg = 0,768 kJ/s = 0,768 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,36 / 0,768 = 4,375
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )

19
= 0,024 kg/s . ( 412 – 272 ) kJ/kg = 3,36 kJ/s
= 3,36 KW

20
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Grafik Hubungan antara mRef VS Q Evap

Grafik 4.1 Hubungan mRef dan Qevap


Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara mRef dan
Qevap berbanding lurus. Yakni semakin besar mRev maka hasil dari Q evap
semakin besar pula. Hal itu karena adanya pengaruh dari Suhu yang di
catat pada T1 (Temperatur Keluar Kompresor), T2 (Temperatur
Kondensor), T3 (Temperatur Evaporator), T4 (Temperatur Keluar
Evaporator) dan mRef (Laju aliran Massa Freon) itu sendiri.

4.2. Grafik Hubungan antara mRef VS Q Kond

Grafik Hubungan mRef VS Q Kond


4.275
4.3
4.25
4.2
4.128
4.15 4.104
4.1
Q Kond

4.05
4 3.956
3.95
3.9
3.85
3.8
0.0225 0.023 0.0235 0.024 0.0245 0.025 0.0255
mRef

Grafik 4.2 Hubungan mRef dan Qkond


Sama halnya dengan hubungan mRef dan Qevap, dari grafik 4.2
dapat dilihat bahwa hubungan antara mRef dan QKond berbanding lurus.
Yakni semakin besar mRev maka hasil dari Qkond semakin besar pula. Hal

21
itu karena adanya pengaruh dari Suhu yang di catat pada T1 (Temperatur
Keluar Kompresor), T2 (Temperatur Kondensor), T3 (Temperatur
Evaporator), T4 (Temperatur Keluar Evaporator) dan mRef (Laju aliran
Massa Freon) itu sendiri.

4.3. Grafik Hubungan antara mRef VS W Komp

Grafik 4.3 Hubungan mRef dan Wkomp


Dari grafik 4.3 hubungan mRef dan Wkomp mengalami berbagai
lonjakan akibat dari hasil pengukuran yang berubah-ubah. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni T1 dan T4 yang dapat
mempengaruhi hasil h1 dan h2 sehingga perolehan yang tidak konstan.
Namun dari tabel juga dapat dilihat bahwa pada mRef 0,024 Kg/s hasil
Wkomp mengalami nilai yang tinggi dibanding pada saat kondisi mRef
0,023 Kg/s dan 0,025 Kg/s.

4.4. Grafik Hubungan antara mRef VS COP

Grafik 4.4 Hubungan mRef dan COP

22
Berbeda halnya dengan grafik 4.3. Hasil dari grafik 4.4 pada saat mRef
0,024 Kg/s memperoleh hasil paling rendah dari pada mRef 0,023 Kg/s
dan 0,025 Kg/s. Hal ini diakibatkan oleh Wkomp sebagai pembagi Qevap
yang semakin tinggi. Hal ini juga akan berdampak pada tingkat peforma
dari Air Conditoning.

4.5. Grafik Hubungan antara mRef VS HRR

Grafik 4.5 Hubungan mRef dan HRR

Dari grafik 4.5 dapat dilihat hasil yang diperoleh pada saat mRef 0,024
Kg/s mengalami peningkatan dibandingkan pada kondisi mRef 0,023 Kg/s
dan mRef 0,025 Kg/s. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni.
Harga Qevap sebagai bilangan pembagi lebih kecil dari harga Qkond.
Perbedaan ini terjadi akibat suhu didalam ruangan yang terus berubah
akibat adanya manusia yang bergerak didalamnya sehingga setiap waktu
suhu akan berubah secara dinamis dan hal inilah yang menyebabkan
kinerja mesin Air conditioning bekerja lebih keras.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Jumlah orang akan berpengaruh dengan suhu yang akan didinginkan
oleh Air Conditioning
2. Kondisi ruangan yang terbuka akan berpengaruh dengan hasil yang
tertera pada mesin Air Conditioning.
3. Hubungan antara mRef dengan Qevap berjalan sejalan, yang artinya
semakin besar nilai mRef maka nilai Qevap akan semakin besar juga
4. Hubungan antara mRef dengan Qkond berjalan sejalan, yang artinya
semakin besar nilai mRef maka nilai Qkond akan semakin besar juga

5.2. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan Air
Conditioning diharapkan setiap peneliti dibatasi sehingga hasil lebih
konstan.
2. Dalam melakukan penelitian juga diharapkan untuk lebih teliti dalam
melaksanakan pengukuran.
3. Diharapkan untuk melakukan pengecekan terkait alat ukur yang ada
sehingga perolehan hasil sesuai dengan yang diharapkan dan tingkat
akurasi yang tinggi

24

Anda mungkin juga menyukai