Disusun Oleh
Disusun Oleh
ii
KATA PENGANTAR
Atas restu oleh Tuhan Yang Maha Esa, tim penyusun dapat melaksanakan
praktikum dan penyusunan laporan praktikum Air Conditioning (AC) semester
genap tahun akademik 2020/2021 dengan lancer. Keberhasilan penyusunan
laporan ini ditentukan oleh kerjasama yang baik antara peserta praktikum dengan
dosen pembimbing dan fasilitas laboratorium uji prestasi mesin yang mendukung
untuk terselenggarakannya praktikum Air Conditioning (AC) ini. Untuk itu,
penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan dan pendampingan penyusunan laporan praktikum Air
Conditioning (AC).
Akhir kata, semoga laporan praktikum Air Conditioning (AC) yang kami
paparkan semoga bermanfaat bagi tim penyusun dan umumnya para mahasiswa
Jurusan Teknik Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang.
Tim Penyusun
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar Diagram................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................................
Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2.............................................................................................................Tujua
n Pengujian......................................................................................... 1
1.3.............................................................................................................Aplik
asi Teknik Pendingin ......................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1. Air (Udara) ...................................................................................... 3
2.2. Proses Kerja Sistem Pendingin ....................................................... 4
2.3. Konsep Dasar .................................................................................. 5
2.4. Parameter – Parameter yang Dipakai dalam Perhitungan ............... 8
2.5. Langkah Pengujian .......................................................................... 10
BAB III PENGOLAHAN DATA
3.1. Hasil Pengujian................................................................................ 5
3.2. Perhitungan Data ............................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Torsi (N.m) .......................... 10
4.2. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Daya Mekanis (Watt) ........... 10
4.3. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Daya Hidrolis (Watt) ........... 11
4.4. Grafik Putaran Poros (rpm) terhadap Efisiensi Turbin (%) ............ 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 13
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui temperat ur pada setiap keadaan
T1 = Temperatur pada sisi keluar kompresor
T2 = Tmperatur pada sisi keluar kondesor
T3 = Temperatur pada sisi masuk Evaporator
T4 = Temperatur pada sisi keluar Evaporator
T5 = Temperatur pada sisi masuk kompresor
T6 = Temperatur masuk air pendingin pada condensor
T7 = Temperatur keluar air pendingin pada condensor
T8 = Temperatur udara luar
T9 = Temperatur air pada steam generator
T10 = sisi masuk evaporator dry bulb temperatur
T11 = sisi masuk evaporator wet bulb temperatur
T12 = sisi keluar evaporator dry bulb temperatur
T13 = sisi keluar evaporator wet blub temperatur
T14 = sisi pemanasan ulang dry bulb temperatur
T15 = sisi pemanasan ulang wet bulb temperatur
1.2.2. Menghitung perpindahan panas (energi panas) yang melintasi batas
Preheater
1.2.3. Menghitung besarnya panas yang diserap evaporator.
1.2.4. Memperbandingkan laju aliran pengembunan teoritis dan aktual dari
bagian pendingin udara.
1.2.5. Menghitung perpindahan panas yang melintasi unit Preheater.
1.2.6. Menghitung perpindahan panas melintasi batas air condititon
1.2.7. Menghitung aliran energi dan coefisien of performance / COP pada siklus
refrigerasi.
1
1.3. Aplikasi Teknik Pendingin
Teknik pendingin sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang mulai abad
ke 20, dimana hal ini merupakan tanggapan Manusia terhadap alam yang
berkaitan dengan temperatur, tekanan, kelembaban dan kalor/panas. Oleh
karena tantangan tantangan alam tersebut, maka Manusia menyelidiki
bagaimana cara yang terbaiik untuk mempertahankan suatu kondisi supaya
tetap pada temperatur rendah.Penggunaan teknik pendingin dapat dibagi
dalam 4 kelompok besar : (1) Vapour Compression Cycle Refrigeration, (2)
Ejector Cycle Refrigeration, (3) Absorben Cycle Refrigeration, (4) Air
Cycle Refrigeration.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
2. Kecepatan aliran udara :
V=
√
Dimana :
2.∆P
ρudara
P1 = P2 + ρ . g . h
P1 – P2 = ρref . g . h ∆P = (SGref . ρ . H2O) . g . h
4
Cp : Panas spesifik pada tekanan tertentu{Btu/lbm ; KJ/kg oC }
2.2.2. Perubahan Fasa
Dalam sistem pendingin kadang kadang terjadi perubahan fasa dari suatu
medium, misalnya dari padat ke cair, padat ke gas, dari cair ke gas dan
sebaliknya. Dimana berlaku hubungan :
Q = m . L.
Dimana :
Q : panas yang dibuang / diserap { Btu/hr ;Kj /jam }
m : laju aliran massa { lbm /sec ; Kg /sec }
L : perubahan fase/sering disebut denga panas laten.{ Btu /lb m ;
Kj /kg }
2. 3. Konsep Dasar
Seperti halnya mesin panas/ heat engine, konsep dasar refrijerasi
siklus kompresi uap juga didasari oleh siklus carnot, yang disebut sebagai
CARNOT REFRIGERATION CYCLE. Cara kerja dari sistem ini
5
didasarkan pada dua proses ISOTERMAL dan dua proses ADIABATIS.
Perbandingan siklus dan T-S diagram antara Carnot Heat Engine dan
Carnot Refrigeration Cycle dapat dilihat seperti dibawah ini :
Q2,P2
W
W
Q1,P1
6
“ Sejumlah kalor yang harus dibebaskan oleh air panas pada
temperatur 00 C dengan tekanan 1 atm, menjadi Es pada temperatur
00 C dan tekanan 1 atm dalam waktu 24 jam ’’.
Bila 1 Ton.R = 2000 lbs , Kalor Laten pembekuan air pada 1 atm =
144 Btu/lb, maka :
200 . lb s .144 Btu /lbm
1. Ton. Re frijeration=
24 . jam
Jadi : 1 Ton.R = 12000 Btu/hr = 200 Btu/menit.
Faktor – faktor konversi pendukung :
1 Btu = 778 ft.lb
1 Hp = 550 Btu/sec = 33000 ft.lb/menit
P T kritis
T=C S=C
P=C
Vsp = C
X=0
X=1 h
T=C
Gambar 2.2 Perilaku Garis dalam Diagram P-h
Keterangan :
T = C : Menunjukkan garis temperatur konstan
7
P = C : Menunjukkan garis Tekanan konstan
S = C : Menunjukkan garis Entropi konstan
v = C : Menunjukkan garis Volume spesifik konstan
X = 0 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi cair jenuh
X = 1 : Menunjukkan bahwa fluida dalam kondisi uap jenuh
Titik [1] menunjukkan fluida dalam kondisi dingin lanjud [ sub
Cooled }
Titik [2] menunjukkan fluida dalam kondisi cair jenuh [ Saturated
Liquid ]
Titik [3] menunjukkan fluida dalam kondisi campuran [ Liquid +
Vapour ]
Titik [4] menunjukkan fluida dalam kondisi uap jenuh [ Saturated
Vapour ]
Titik [5] menunjukkan fluida dalan kondisi uap panas lanjud [ Super
heated vapour ]
Q kond T
kriti
Pcondensor 3 s
3 2 2
Katup Ekspansi 1
Pevaporator
4 1
4
W komp X h
X
Q evap = =h
h3 =h4 h2
0 1 1
8
9
2.5. Langkah Pengujian
2.5.1. Alat-alat yang dipergunakan
a. Stopwacth
b. Unit mesin pengatur udata
10
e. Sambungkan aliran listrik dan tempatkan CB pada posisi on
f. Tekan tombol “Resert”
g. Hidupkan Fan / Blower dan atur agar aliran sesuai ketetapan.
h. Hidupkan unit refrigerasi dan atur sampai aliran air
menunjukkan tekanan 8 bar Untuk mencegah bunga es
(frosting) pada T3 maka temperatur diatas 0oC
i. Semua tombol dalam keadaan terkunci, keran refrigerasi
berjalan tetapi pemanas awal / pemanas ulang dapat dijalankan
meskipun fan sedang beroperasi
j. Pembuat uap dapat memanaskan, bebas tidak tergantung pada
fan daya, catatan hanya sampai pada pemanas awal 90oC,
termostat akan menahan pada temperatur ini, bila fan mulai
bekerja dan uap mulai bekerja
k. Kondisi udara masuk dapat divariasikan dengan menggunakan
bagian preheat dan humadification dengan menghubungkan
kontrol aliran udara dengan pendingin udara dengan pendingin
udara terputus dapat dibaca pada thermo kouple T dan T11 <T10
kelembaban relatif <100 %
Cara mematikan :
M = Matikan semua tombol pemanas
N = Matikan semua tombol unit refrigerasi
O = Matikan tombol fan/ blower
P = Kembalikan air pendingin pada tangki suply
Q = Matikan aliran listrik pada mesin
Preheater
Untuk menghitung no 2
Catat : T8 ; T10 ; T11 ;P1
Lihat psychometric chart
Didapat h1 dan h2
maka dapat dicari
Q = w dalam satuan Kw
Untuk menghitung no 3
Catat : T8 ;T10 ;T11;T2 ;T4; P1;P2
Dan gunakan psychrometric chart
Maka Q 3 -4 = ma ( h4 -h3 ) +mw . hw dapat dicari
11
Unutk menghitung no 4
Catat : T8 ; T10 ;T11 ;T12 ; T13
Cari :w1 ; w2 ; ma dari psychometric chart
dan dicari
Mw =ma (w1 -w2 )
Untuk menghitung no 5
cari : T8 ; T 12 ; T13 ;T14 ;T15
Dan dicari
Q 4 - 5 = m ( h 5- h 4 )
Untuk menghitung no 6
Catat : T8 ;T14 ;T15
Q1 -5 = w dapat dicari
Untuk menghitung no 7
Catat :T1 ; T2 ; T3 ;T4 ; T5 ; T6 ; T7; P1 ;P2
RE = refrigerating effect/kerja
COP = coeffisien of performance
12
BAB III
PERHITUNGAN DATA PENGUJIAN
13
Warna Merah saja yang dipakai untuk membuat Diagram P – h
Pre Heat Dan perhitungan
Cooling Re Heat
T3 T4
1
kontrol Kec. Udara
Katup ekspansi
T8 , RH
P2 P1
QKondensor
T2
Air Pendingin T1 T5
Masuk WKompresor
Air Pendingin
keluar
Gambar 3.5 Blok Diagram Mesin Pengatur Udara
Keterangan :
T1 = Temperatur masuk Kondensor / Keluar Kompresor
T2 = Temperatur Keluar Kondensor
T3 = Temperatur masuk Evaporator
T4 = Temperatur Keluar Kondensor
T5 = Temperatur masuk Kompresor
P1 = Tekanan masuk Kondensor/keluar Kompresor
P2 = Tekanan masuk Kompresor
14
Membuat diagram P-h di Grafik R-134a berdasarkan angka warna merah
pada Tabel 3.1 Hasil Data Pengujian
3.1. Diagram Pecobaan 1
T3 T2
T4
T1
h3=h4 h1 h2
15
= 0,025 kg/s . ( 412 – 268 ) kJ/kg = 3,6 kJ/s
= 3,6 KW
3.2. Diagram Percobaan 2
T2 T1
T3
T4
h3=h2 h4 h1
16
3.3. Diagram Percobaan 3
T2 T1
T3
T4
h3=h4 h1 h2
17
3.4. Diagram Percobaan 4
T2 T1
T3
T4
h3=h4 h1 h2
Gambar 3.9 Diagram Percobaan 4
Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 411 kJ/Kg mRef = 24 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 442 kJ/Kg
h3 = h4 = 271 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,024 kg/s . (442 – 271) kJ/kg = 4,104 kJ/s = 4,104 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,024 kg/s . ( 442 – 411 ) kJ/kg = 0,744 kJ/s = 0,744 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,36 / 0,744 = 4,52
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
= 0,024 kg/s . ( 411 – 271 ) kJ/kg = 3,36 kJ/s
18
= 3,36 KW
T2 T1
T3
T4
h3=h4 h1 h2
Gambar 3.10 Diagram Percobaan 5
Perhitungan :
Dari Diagram P-h diatas didapat :
T3 = Temperatur Evaporator T1 = Temperatur Keluar Kompresor
T2 = temperatur Kondensor T4 = temperatur Keluar Evaporator
h1 = 412 kJ/Kg mRef = 25 gram/s = 0,024 Kg/s
h2 = 444 kJ/Kg
h3 = h4 = 272 kJ/Kg
Panas yang dibuang di kondensor
Qkondensor = ṁ∙ ( h 2−h3 )
= 0,024 kg/s . (444 – 272) kJ/kg = 4,128 kJ/s = 4,128 KW
Kerja Kompresor
Wkompresor = ṁ∙ (h 2−h 1)
= 0,024 kg/s . ( 444 – 412 ) kJ/kg = 0,768 kJ/s = 0,768 KW
Panas yang diserap di Evaporator
Qevaporator
COP = = 3,36 / 0,768 = 4,375
Wkompresor
Q Evaporator = ṁ∙ (h 1−h 4 )
19
= 0,024 kg/s . ( 412 – 272 ) kJ/kg = 3,36 kJ/s
= 3,36 KW
20
BAB IV
PEMBAHASAN
4.05
4 3.956
3.95
3.9
3.85
3.8
0.0225 0.023 0.0235 0.024 0.0245 0.025 0.0255
mRef
21
itu karena adanya pengaruh dari Suhu yang di catat pada T1 (Temperatur
Keluar Kompresor), T2 (Temperatur Kondensor), T3 (Temperatur
Evaporator), T4 (Temperatur Keluar Evaporator) dan mRef (Laju aliran
Massa Freon) itu sendiri.
22
Berbeda halnya dengan grafik 4.3. Hasil dari grafik 4.4 pada saat mRef
0,024 Kg/s memperoleh hasil paling rendah dari pada mRef 0,023 Kg/s
dan 0,025 Kg/s. Hal ini diakibatkan oleh Wkomp sebagai pembagi Qevap
yang semakin tinggi. Hal ini juga akan berdampak pada tingkat peforma
dari Air Conditoning.
Dari grafik 4.5 dapat dilihat hasil yang diperoleh pada saat mRef 0,024
Kg/s mengalami peningkatan dibandingkan pada kondisi mRef 0,023 Kg/s
dan mRef 0,025 Kg/s. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni.
Harga Qevap sebagai bilangan pembagi lebih kecil dari harga Qkond.
Perbedaan ini terjadi akibat suhu didalam ruangan yang terus berubah
akibat adanya manusia yang bergerak didalamnya sehingga setiap waktu
suhu akan berubah secara dinamis dan hal inilah yang menyebabkan
kinerja mesin Air conditioning bekerja lebih keras.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Jumlah orang akan berpengaruh dengan suhu yang akan didinginkan
oleh Air Conditioning
2. Kondisi ruangan yang terbuka akan berpengaruh dengan hasil yang
tertera pada mesin Air Conditioning.
3. Hubungan antara mRef dengan Qevap berjalan sejalan, yang artinya
semakin besar nilai mRef maka nilai Qevap akan semakin besar juga
4. Hubungan antara mRef dengan Qkond berjalan sejalan, yang artinya
semakin besar nilai mRef maka nilai Qkond akan semakin besar juga
5.2. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan Air
Conditioning diharapkan setiap peneliti dibatasi sehingga hasil lebih
konstan.
2. Dalam melakukan penelitian juga diharapkan untuk lebih teliti dalam
melaksanakan pengukuran.
3. Diharapkan untuk melakukan pengecekan terkait alat ukur yang ada
sehingga perolehan hasil sesuai dengan yang diharapkan dan tingkat
akurasi yang tinggi
24