DRYING/PENGERINGAN
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Akamigas CEPU
2
LEMBAR PENGESAHAN
DRYING/PENGERINGAN
Disusun Oleh :
Nama Kelompok 1
Abdul Husein : (161420002)
Diah Wulan Ayuningtias : (161420030)
Everaldo A. Futwembun : (161420037)
M. Ilham Fadly : (161420062)
Wadini : (161420103)
Yusdi Suuda : (161420111)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat,
hidayah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Perpindahan Panas dan Massa yang ketiga membahas tentang
“DRYING/PENGERINGAN” dengan baik.
Penulisan Laporan ini didasarkan pada data-data yang diperoleh dari hasil
Praktik dan Teori yang telah diterima selama perkuliahan. Dalam penulisan
Laporan Praktikum Perpindahan Panas dan Massa ini penulis mendapat banyak
dorongan, saran dan bantuan pemikiran dari berbagai pihak oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Laporan Praktikum Perpindahan Panas dan
Massa yang pertama ini, diantaranya yaitu :
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 7.1 Sampel Pasir Berbagai Variasi suhu dan perlakuan ............................................ 26
Grafik 7.2 Sampel KapurBerbagai Variasi suhu dan perlakuan ........................................... 29
vi
DRYING/PENGERINGAN
I. PENDAHULUAN
Drying adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima,
menggunakan panas. Atau pada oengertian lain, Drying merupakan salah satu proses pengambilan
sejumlah cairan yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium
berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan menjadi
berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri
besar maupun kecil.
Dalam skala laboratorium ini, praktikan akan menggunakan bahan yang mengandung air
cukup banyak. Sedangkan alat yang akan digunakan sebagai pengering (dryer) adalah oven . Selama
proses pengeringan, dibuat interval tertentu, yaitu setiap 10 menit, maka bahan dikeluarkan dari oven
dan ditimbang beratnya. Penimbangan harus dilakukan secara cepat dan teliti. Proses drying atau
pengeringan dihentikan bila hasil penimbangan bahan menunjukkan angka yang relatif konstan dan
berat tersebut merupakan Wkonstan.
Pada percobaan drying atau pengeringan ini, kita akan dapat mengetahui pengaruh kadar air
yang terdapat pada bahan terhadap kecepatan pengeringan dan waktu pengeringan. Selain itu, kita
juga dapat menentukan harga koefisien perpindahan massa H2O dari padatan ke udara (ky) pada
periode kecepatan pengeringan tertentu. Dan juga dapat mengetahui cara kerja proses pengeringan,
alat yang digunakan pada proses pengeringan.
II. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
a. Dapat mengetahui berat kering setelah direndam dan dikeringkan dalam oven;
b. Menghitung presentase kadar air yang hilang;
c. Membuat grafik kadar air yang hilang terhadap waktu.
1
III. BAHAN DAN ALAT
3.1 Bahan
1. Sampel CaCO3
2. Sampel Pasir
3.2 Alat
1. Oven
2. Timbangan analitik
3. Cawan porselen
4. Stpowwatch
No Keterangan Gambar
1 Oven
2 Neraca analitik
Stopwatch
3
2
IV. DASAR TEORI
3
naik apabilakecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai mencapai kesetimbangannya,
maka akan membaut waktu penegringan juga ikut naik atau dengan kata lain lebih cepat.
Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan pangan adalah:
1. Sifat fisik dan kimia dari bahan pangan, meliputi bentuk, komposisi,
2. Ukuran, dan kadar air yang terkandung di dalamnya
3. Pengaturan geometris bahan pangan. Hal ini berhubungan dengan alat atau media yang digunakan
sebagai perantara pemidah panas.
4. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering, meliputi shut, kecepatan sirkulasi udara, dan
kelembaban.
5. Karakteristik dan efisiensi pemidahan panas alat pengering.
Proses pengeringan juga harus memperhatikan suhu udara dan kelembaban. Suhu udara yang
tinggi dan kelembaban udara yang relatif rendahdapat mengakibatkan air pada bagian permukaan bahan
yang akan dikeringkanmenjadi lebih cepat menguap. Hal ini dapat berakibat terbentuknya suatu
lapisanyang tidak dapat ditembus dan menghambat difusi air secara bebas. Kondisi inilebih dikenal
dengan case hardening.
Proses pengeringan dimulai pada saat makanan diletakkan pada alatpengering dan terjadi
perpindahan air dari bagian bawah bahan pangan. Perpindahan ini disertai dengan evaporasi pada bagian
permukaan, sehingga bagian permukaan makanan tetap dalam keadaan basah. Keadaan ini disebut
dengan constant rate period, di mana keadaan ini tetap akan berlanjut sampai mencapai titik kandungan
uap air tertentu. Karakteristik udara yang penting dalam pengeringan saat constant rate period adalah:
1. Suhu yang tinggi.
2. Kelembaban yang rendah.
3. Kecepatan udara yang tinggi
4
4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Kecepatan Pengeringan
Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas harus diberikan pada
bahan yang akan dikeringkan, dan air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua fenomena ini
menyangkut perpindahan panas ke dalam dan perpindahan massa keluar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan adalah:
1. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap melalui permukaan
bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian
menguap. Pada umumnya, sampel yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik dengan cara
diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat mempercepat proses pengeringan
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Pengecilan ukuran memperluas permukaan bahan. Luas permukaan bahan yang tinggi atau
ukuran bahan yang semakin kecil menyebabkan permukaan yang dapat komtak dengan medium
pemanas menjadi lebih baik.
b. Luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air lebih mudah berdifusi atau menguap dari
bahan pangan sehingga kecepatan penguapan air lebih cepat dan bahan menjadi lebih cepat
kering.
c. Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang harus ditempuh oleh panas. panas harus
bergerak menuju pusat bahan pangan yang dikeringkan. Demikian juga jarak pergerakan air dari
pusat bahan pangan ke permukaan bahan menjadi lebih pendek.
2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin cepat
pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang
keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk
menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses
pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan,
akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana
bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
3. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan bahan sehinngga
dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai
gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari
permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan
memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan
baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air
terbawa dan teruapkan.
4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama
pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang
sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika
tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan
menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
5
5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka makin cepat
pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai
keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak
akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.
6
Gambar 4.1. Pengelompokan mesin pengering
7
Gambar 4.2 Mesin pengering berdasarkan mekanisme transfer panas
8
Gambar 4.3 Tray Dryers
Batch dryers membutuhkan tenaga kerja yang cukup tinggi, namun dengan kontrol jarak dekat
dapat menjaga kondisi pengeringan dan cocok untuk melakukan drying untuk produk bernilai tinggi
(valuable products).
Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak langsung. Uap dari zat
padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum.Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang
lapisan zat padat memerlukan waktu sangat lama dan siklus pengeringanpanjangyaitu 4-8 jam per
tumpak.selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus
pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenagakerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.
9
4.7.2 Conveyor Dryers (Continuous Circulation Band Dryers)
Pada pengering conveyor, padatan diumpankan ke perforated conveyor belt tak berujung, dimana
udara panas dipaksakan (Gambar 4.4). Sabuk itu bertangkai panjang, kabinet segi empat, yang terbagi
menjadi zona - zona sehingga pola aliran dan suhu dari udara pengeringan bisa dikontrol. Gerakan relatif
melalui pengering dari padatan dan pengeringan udara dapat paralel atau biasanya counter current.
Jenis pengering ini jelas cocok hanya untuk bahan yang membentuk struktur bed terbuka. Tingkat
pengeringan yang tinggi dapat dicapai, dengan kontrol kualitas produk yang baik. Efisiensi termal tinggi
dan apabila dengan pemanasan stean, penggunaan stean bisa serendah 1,5 kg per kg air yang diuapkan.
Kelemahan dari jenis pengering ini adalah initial costs yang tinggi dan karena penggunaan sabuk
mekanik, biaya perawatan tinggi.
10
4.7.4 Fluidized Bed Dryers
Pada jenis pengering ini, gas yang mengalami pengeringan dilewatkan melalui bed padatan
dengan kecepatan yang cukup untuk menjaga agar bed dalam keadaan fluidized, yang meningkatkan
tingkat kekeringan dan perpindahan panas tinggi dan (Gambar 4.6).
Fluidized Bed Dryer sangat sesuai untuk bahan granular dan kristalin dengan ukuran partikel
berkisar 1 sampai 3 mm. Alat ini dirancang untuk operasi kontinu dan batch.Keuntungan utama alat ini
adalah perpindahan panas yang cepat dan seragam; Waktu pengeringan pendek, dengan kontrol yang baik
terhadap kondisi pengeringan; dan luas area yang dibutuhkan rendah. Namun kekurangan dari peralatna
ini adalah kebutuhan daya tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya.
11
Gambar 4. 7 Pneumatic Dryer
Pneumatic dryer cocok untuk bahan yang terlalu halus untuk dikeringkan dalam fluidized bed
dryer namun sensitif terhadap panas dan harus dikeringkan dengan cepat. Efisiensi termal jenis ini
umumnya rendah.
12
Gambar 4.8 Spray Dryer
Keuntungan utama spray drying adalah waktu kontak yang singkat, sehingga sesuai untuk
pengeringan bahan sensitive terhadap panas, dan kontrol yang baik terhadap ukuran partikel produk, bulk
density, dan bentuk. Karena konsentrasi padatan dalam umpan rendah, persyaratan pemanasan akan
tinggi
13
Gambar 4.9 Rotary Drum Dryer
Drum ganda juga digunakan di mana umpan dimasukkan ke dalam '' nip '' yang terbentuk di antara
drum. Drum biasanya dipanaskan dengan steam, dan penggunaan steam biasanya 1,3 kg steam per kg air
yang diuapkan biasanya tercapai.
Freeze Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction Dryer/
Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan
dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan
basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa
perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect
Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai
keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang
sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur
organoleptik lain)
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk setelah
pengeringan sangat kecil)
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan lyophile sehingga daya
rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir
sama dengan sebelum pengeringan)
14
V. LANGKAH KERJA
Sampel yang digunakan untuk Percobaan Drying / Pengeringan adalah Pasir dan CaCO3 (Kapur)
1. Sampel Pasir
Percobaan ini menggunakan 3 Variabel suhu yang berbeda yaitu 80oC, 130oC dan 180oC.
15
a. Pada Suhu 80oC
16
2. Sampel CaCO3
Percobaan ini menggunakan 3 Variabel suhu yang berbeda yaitu 80oC, 130oC dan 180oC.
a. Pada Suhu 80oC
17
c. Pada Suhu 180oC
18
b. Moisture Content Rata-rata dalam CaCO3
19
VI. PERTANYAAN
a. Perpindahan panas trasien : adalah suatu peristiwa perpindahan atau peralihan energi dari suatu
sumber energi baik secara radiasi, konveksi, ataupun konduksi kepada suatu objek yang di amati
dengan perubahan waktu. Pada proses pengeringan, perpindahan panas di amati dengan
mengubah variabel temperatur dan massa sampel sehingga di dapat kecepatan perpindahan energi
dari pemanas ke dalam sampel dengan mekanisme penguapan air yang terkandung dalam sampel,
hasil yang didapat berupa jumlah waktu analisis.
b. Perpindahan massa : adalah suatu perpindahan jumlah massa dari suatu objek ke objek lain atau
ke lingkungannnya. Perpindahan massa pada praktikum ini, dilakukan dengan menggunakan
energi panas yang diberikan oven untuk memindahkan kandungan air pada sampel. Hal ini
dibuktikan dengan berkurangnya massa awal praktikum.
20
VIII. PEMBAHASAN
14
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
waktu pemanasan ( menit )
14
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Pemanasan ( Menit)
21
Temp 130oC ( Di aduk)
16
14
Massa sampel (gr) 12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu pemansan (Menit)
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Pemanasan
22
Temp 180oC(tidak di aduk)
14
12
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Pemanasan (menit)
Pada sampel pasir, proses pengeringan yang dilakukan pada temperatur 80, 130, dan 180. Di
hasilkan penurunan pada massa sampel rerata pada pengujian waktu 40 menit. Pada sampel yang
mengalami pengadukan, massa mengalami penurunan drastis kemudian diikuti kestabilan lebih dulu
dibandingkan pada sampel yang tidak teraduk, sehingga dapat dipastikan dengan mengaduk sampel akan
membuat pengeringan akan berlangsung dengan cepat. Serta pula pada temperatur yang lebih tinggi
diperoleh sampel dengan pengeringan dan kestabilan yang lebih cepat. Sehingga diperoleh bawah
pengadukan serta temperatur mempengaruhi proses pengeringan.
23
2.Sampel Kapur
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu Pemanasan (menit)
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu Pemanasan (menit)
24
temp 130oC (di aduk)
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu Pemanasan (menit)
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu Pemanasan (menit)
Pada sampel kapur, proses pengeringan yang dilakukan pada temperatur 80, 130, dan 180.
Didapatkan hasil waktu proses pengeringan yang berbeda. Pada sampel yang mengalami pengadukan,
25
massa mengalami penurunan drastis kemudian diikuti kestabilan lebih dulu dibandingkan pada sampel
yang tidak teraduk, sehingga dapat dipastikan dengan mengaduk sampel akan membuat pengeringan akan
berlangsung dengan cepat. Serta pula pada temperatur yang lebih tinggi diperoleh sampel dengan
pengeringan dan kestabilan yang lebih cepat. Sehingga diperoleh bawah pengadukan serta temperatur
mempengaruhi proses pengeringan.
IX. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
Pemanasan sampel ketika bercampur dalam air bertujuan agar kandungan air didalam sampel
dapat berkurang.
Semakin tinggi suhu pemanasan maka semakin besar pula air yang menguap.
Semakin lama waktu pemanasan maka semakin banyak air yang menguap.
Pengadukan bertujuan agar molekul air dapat teruapkan dengan sempurna.
Pasir basah memiliki kandungan air yang paling besar sehingga kecepatan pengeringannya
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai titik konstannya.
X.SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan pada praktikum kali ini yaitu :
Berdoalah sebelum dan sesudah praktikum.
Berhati-hatilah dalam mengoperasikan pemanas agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.
Ikutilah prosedur yang terlampir didalam modul.
Apabila berat sampel belum stabil, maka lakukan beberapa pengulangan langkah kerja agar
didapatkan berat yang konstan.
Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan kimia yang terdapat dilaboratorium.
26
DAFTAR PUSTAKA
A.D. Kraus, A.Aziz and J. Welty, Extended Surface Heat Transfer, John wiley &
Sons, Inc. 2001.
Perry, R.H., Green, D.W. and Maloney, J.O. “ perry’s Chemical Engineering
Handbook ( 6th Edition)”, McGraw-Hill, 1984.
Robert W. Serth, “Process Heat Transfer rinciple and Applications” First Edition,
Elsevier Ltd. 2007.
27
28