Anda di halaman 1dari 4

Proses Kompresi Gas(2:183-185)

Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu
mampat, yaitu gas atau udara. Tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau
kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun kimia
contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi).

Bila tekanan fluida mampu-mampat dinaikan secara adiabatic, suhu fluida juga naik. Kenaikan
suhu menimbulkan beberapa kerugian karena volume spesifik fluida naik bersama suhu, kerja yang
diperlukan untuk memampatkan 1 lb fluida akan menjadi lebih besar jika kompresi dilakukan
secara isothermal.

Rasio Kompresi (compression ratio) adalah perbandingan antara absolut tekanan buang (discharge
pressure) dan tekanan isap (suction pressure)
Perubahan tekanan isentropic (adiabatic atau tanpa gesekan) gas ideal terhadap suhu dirumuskan:

Keterangan :
Ta, Tb = Suhu Absolut masuk dan keluar
pa, pb = Tekanan masuk dan keluar

Untuk gas tertentu, rasio suhu meningkat bila rasio Pa/Pb meningkat. Rasio ini merupakan
parameter dasar dalam blower dan kompresor. Pada kompresor rasio tersebut dapat mencapai 10
atau lebih. Biasanya kompresor didinginkan menggunakan selubung pendingin yang
menggunakan air pendingin atau pendingin lain.

Gambar 1. Hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai kompresi


Perubahan Temperatur(2:185-187)
Pada waktu Kompresi, temperature gas dapat berubah tergantung pada jenis proses yang dialami.
Untuk masing-masing proses, hubungan antara temperatur dan tekanan adalah sebagai berikut.

1. Proses Isotermal
Seperti telah disinggung di awal, dalam proses ini temperatur dijag tetap sehingga tidak
berubah
2. Proses Adiabatik
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar silinder (atau dimasukan)
sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan dalan proses ini akan dipakai untuk
menaikan temperature gas.
Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari kompresor dalam proses adiabatic dapat
diperoleh secara teoritis dari rumus berikut:

Keterangan:
Td : Temperatur gas keluar kompresor (oK)
Ts : Temperatur Isap gas masuk kompresor (oK)

m : Jumlah tingkat kompresi; m= 1,2,3,… (untuk m > 1 tersebut mencakup proses


pendinginan pada intercooler, sehingga keseluruhan dari Ps menjadi Pd bukan
murni proses adiabatik).

k : Cp/Cv, perbandingan panas jenis gas.

Dengan kompresor, tekanan keluar Pd dapat dicapai dengan satu tingkat kompresi (pada
kompresor satu tingkat) atau dengan beberapa tingkat kompresi (pada kompresor
bertingkat banyak). Pada kompresor bolak-balik, untuk kompresi satu tingkat digunakan
satu silinder, dan untuk kompresi bertingkat banyak digunakan beberapa silinder. Untuk
kompresor 2-tingkat misalnya, gas yang dikompresikan dan dikeluarkan dari silinder
pertama, disalurkan lebih lanjut ke sisi isap silinder kedua, dikompresikan untuk kedua
kalinya, lalu dikeluarkan. Pada kompresor 3-tingkat, gas yang keluar dari silinder kedua
dimasukan ke silinder ketiga lalu dikompresikan dan dikeluarkan. Cara kerja yang sama
juga berlaku pada kompresor-kompresor dengan jumlah tingkat yang lebih banyak.

Kompresor bertingkat digunakan untuk memperoleh perbandingan tekanan Pd/Ps yang


tinggi. Kompresi dengan perbandingan kompresi yang besar, jika dilakukan hanya dengan
satu tingkat akan kurang efektif karena efisiensi volumetriknya menjadi rendah. Namun
jika jumlah tingkat terlalu banyak, kerugian gesekan menjadi terlalu besar dan harga
kompresor menjadi mahal. Karena itu untuk tekanan sampai 7 atau 10 kgf/cm2 kompresi
dilakukan dalam 1 atau 2 tingkat, dan untuk tekanan sampai 60 kgf/cm2 dilakukan dalam 3
tingkat.

Gambar 2. Perbandingan tekanan dan temperatur kompresi dalam kompresi


adiabatik (m=1 dalam kompresi satu tingkat)

3. Proses Politropik
Jika selama proses kompresi udara didinginkan, misalnya dengan memakai air pendingin
untuk silinder, maka sebagian panas yang timbul akan dikeluarkan. Untuk menghitung
temperatur kompresi dapat digunakan persamaan pada proses adiabatik dimana sebagai
ganti k dipakai indeks politropik yang harganya lebih rendah.

Temperatur pada kompresor yang sesungguhnya, tergantung pada ukuran dan jenisnya, dan
biasanya diusahakan serendah-rendahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Srisundari, Maria U, dkk. 2015. “Utilitas Kompressor dan Sistem Udara Tekan”. Polsri:
Palembang.
Tahara, Haruo, dan Sularso.1991. “Pompa & Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan”. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai