Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM HYGROTHERMOMETER

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Mata Kuliah Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Studi Kesehatan Masyarakat

OLEH
Nama : Eprilia Annisya Putri
NIM : 10011382025175
Kelompok : 3 (Tiga)
Dosen : Mona Lestari, S.KM., M.KKK.
Poppy Fujianti, S.KM., M.Sc.
Asisten : Dita Farica

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Hygrothermometer ...................................................................................... 3
2.2 Pengertian Suhu........................................................................................... 3
2.3 Pengertian Kelembaban ............................................................................... 4
2.4 Jenis – Jenis Kelembaban ............................................................................ 5
2.5 Dampak Paparan Suhu dan Kelembaban .................................................... 6
2.6 Nilai Ambang Batas Kecepatan Angin ....................................................... 6
2.7 Upaya Pengendalian .................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ........................................................... 8
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 8
3.1.1 Alat ....................................................................................................... 8
3.1.2 Bahan .................................................................................................... 8
3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................. 8
3.2.1 Cara Kerja Alat..................................................................................... 8
3.2.2 Cara Mengganti Baterai ..................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11
4.1 Hasil Praktikum ......................................................................................... 11
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran .......................................................... 11
4.1.2 Layout Pengukuran ............................................................................. 11
4.1.3 Hasil Pengukuran ............................................................................... 11
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 12
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 15
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Hygrothermometer .............................................................................. 8
Gambar 3.2 Flowchart Pengukuran Kelembaban dan Suhu Ambien ..................... 8
Gambar 3.3 Flowchart Mengukur Kelembaban Absolut........................................ 9
Gambar 3.4 Flowchart Mengukur Dew-point (titik embun) .................................. 9
Gambar 3.5 Mengukur Wet Bulb ............................................................................ 9
Gambar 3.6 Flowchart Mengukur Wet Bulb .......................................................... 9
Gambar 3.7 Flowchart Mengukur Suhu ................................................................. 9
Gambar 3.8 Flowchart Pengukuran Lain-Lain ....................................................... 9
Gambar 3.9 Flowchart Cara Mengganti Baterai ................................................... 10
Gambar 4.1 Layout Pengukuran………………………………………………….11

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban ........................................... 6
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban ........................................... 6
Tabel 2.3 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban ........................................... 7
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu……………………………..11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada keseharian dalam beraktivitas seseorang membutuhkan tempat atau
ruangan yang nyaman agar dapat berkonsentrasi pada suatu bidang yang
dikerjakannya. Salah satu faktor kenyamanan dalam beraktifitas pada suatu ruangan
ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Suhu
dan kelembaban udara ruangan dinilai sangat mempengaruhi kelancaran proses
tersebut. Udara merupakan salah satu komponen abiotik yang berperan penting bagi
kelangsungan hidup manusia maupun mahkluk hidup. Kualitas udara terbagi
menjadi dua, yaitu kualitas udara dalam ruang (indoor air quality) dan kualitas
udara luar ruang (outdoor air quality). Kualitas udara dalam ruangan (Indoor Air
Quality) mengacu kepada kualitas udara di dalam dan di sekitar ruangan,
terutamayang berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan penghuni di dalam
ruangan tersebut. Kualitas udara di dalam ruangan dapat dikatakan baik apabila
telah memenuhi tiga persyaratan yang telah ditentukan, yaitu kualitas fisik, kualitas
kimia, dan kualitas biologi (Yislam et al., 2016).
Kelembaban adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat
ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan
dengan sebuah pembuat lembab (dehumidifier). Perubahan tekanan sebagian uap
air di udara berhubungan dengan perubahan suhu (Sarinda, 2017).
Suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat dari pergerakan
molekul-molekul dalam suatu benda. Suhu yang sangat panas atau dingin serta
tingkat kelembapan yang tinggi mengakibatkan ketidaknyamanan pada tubuh. Oleh
karena itu diperlukannya pemecahan masalah apabila suhu ruangan dan
kelembapan tidak normal. Suhu merupakan panas atau dinginnya suata zat. Suhu
dingin dapat mengurangi efisiensi dan menimbulkan keluhan kaku/kurangnya

1
koordinasi otot. Sedangkan kondisi udara yang panas dapat menurunkan prestasi
kerja dan mempengaruhi kenyamanan penghuni bangunan yang berada di dalam
ruangan tersebut. Suhu dan kelembaban lingkungan ruangan sangat berpengaruh
pada efektivitas kegiatan atau bahkan dalam pekerjaan. Bekerja pada lingkungan
yang terlalu panas atau terlalu lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh
dan dapat menyebabkan keletihan terlalu dini sedangkan pada lingkungan yang
terlalu dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat motorik
tubuh yang disebabkan oleh timbulnya kekakuan fisik tubuh (Rezalti, 2020).
Suhu dan kelembaban yang normal sekitar 18 derajat sampai 30 derajat
Celcius. Jika lebih ataupun kurang dari ketentuan tersebut maka digolongkan tidak
normal. Kelembaban yang tinggi dapat mengganggu proses pelepasan darah pada
tubuh. Tingkat konsentrasi suhu yang lebih rendah atau lebih dingin dari biasanya
maka akan mengakibatkan turunnya tingkat efsiensi kinerja dengan keluhan ringan
seperti merasa kaku atau pegal-pegal, dimana kondisi tersebut akan sangat
mengurangi koordinasi otot dan suhu panas tubuh yang akan berakibat menurunnya
kualitas prestasi kerja berfikir seseorang. Suhu ruangan dapat mempengaruhi secara
langsung saraf sensorik membran mukosa dan kulit serta dapat memberikan respons
neurosensoral secara tidak langsung yang mengakibatkan perubahan sirkulasi
darah. Secara akut, kelembaban dan suhu ruangan yang tidak sesuai dapat
menimbulkan iritasi pada mata, iritasi hidung, dan fatigue. Sedangkan secara
kronis, dapat menimbulkan sick building syndrome (SBS), kanker (Yunita, 2017).
Kenyataan ini ditambah dengan adanya fakta bahwa kebanyakan orang
menghabiskan 90% waktunya dalam ruangan yang mengakibatkan peluang
terkontaminasi oleh polutan dalam ruangan sangat dominan. Salah satu alat yang
dapat di gunakan untuk mengukur besar kelembapan dan suhu di dalam ruangan
adalah Hygro-Thermometer. Alat Hygro-Thermometer sendiri mempunyai 2
fungsi, yaitu untuk mengukur suhu udara dan kelembaban baik di ruang tertutup
maupun diluar ruangan. Alat ini mempunyai sensitivitas yang rendah khususnya
pada suhu diatas 50˚C dan kelembaban relatif di bawah 20% (Yislam et al., 2016).
Laporan ini berisikan materi mengenai hasil praktikum dan paparan suhu dan
kelembaban yang ada di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya dengan menggunakan alat Hygrothermometer.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hygrothermometer
Hygrometer berasal dari bahasa Yunani yaitu hugros yang berarti lembab
dan metreo berarti mengukur. Hygrometer merupakan alat untuk mengukur
kelembaban udara. Hygrometer juga dapat di artikan alat yang digunakan untuk
menghitung persentase uap air (embun) yang berada di udara, atau lebih mudahnya
alat untuk 5 mengukur tingkat kelembaban udara. Satuan pengukuran untuk
hygrometer adalah Persentase (%). Semakin besar angka persentasenya maka
kelembabannya semakin tinggi, begitupun sebaliknya. Sedangkan
hygrothermometer adalah sebuah alat untuk mengukur suhu udara dan kelembaban,
baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hygrothermometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kelembaban serta
suhu yang ada dalam ruangan (Sandi, 2016).
Alat hygrothermometer sendiri mempunyai 2 fungsi sekaligus dalam
penggunaanya, yaitu dapat dipakai untuk mengukur suhu udara dan kelembapan
baik di ruang tertutup maupun diluar ruangan. Di dalam lingkup kesehatan terutama
di rumah sakit, hygrothermometer dipakai untuk mengukur tingkat kelembapan dan
suhu suatu ruangan atau alat yang mempunyai standar tertentu, pastinya yang
memiliki kondisi suhu dan kelembapan sebagai standar kelayakan ruang dan alat.
Ada suatu standar pada setiap bagian sistem yang harus menunjang kelayakan untuk
dipakai atau diperoleh oleh kehidupan masyarakat (Sandi, 2016).
2.2 Pengertian Suhu
Suhu adalah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan panas kebenda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda
lain. Suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dan menimbulkan keluhan
kaku/kurangnya koordinasi otot. Sedangkan kondisi udara yang panas dapat
menurunkan prestasi kerja dan mempengaruhi kenyamanan penghuni bangunan
yang berada di dalam ruangan tersebut. Suhu ruangan dapat mempengaruhi secara
langsung saraf sensorik membran mukosa dan kulit serta dapat memberikan respons
neurosensoral secara tidak langsung. Penghuni bangunan akan merasa nyaman
bekerja pada kondisi ruangan yang bersuhu 23˚C-26˚C (Ramlah, 2018).

3
Suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat dari pergerakan
molekul-molekul dalam suatu benda. Suhu merupakan salah satu faktor
kenyamanan dalam beraktifitas pada suatu ruangan ditentukan oleh keadaan
lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Perubahan suhu udara dalam
rumah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Sarinda, 2017).:
1. Penggunaan bahan bakar biomassa
2. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
3. Kepadatan hunian
4. Bahan dan struktur bangunan
5. Kondisi geografis
6. Kondisi topografi
2.3 Pengertian Kelembaban
Kelembaban udara merupakan salah satu komponen dari cuaca dan iklim.
Kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena udara air selalu
terkandung dalam uap air. Terdapat beberapa istilah dalam kelembaban udara, yaitu
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relative) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F) (Awaj,
2014).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit
tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual.
Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi
tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Yunita, 2017).

4
2.4 Jenis – Jenis Kelembaban
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada
tempatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi,
pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin.
Beberapa jenis kelembaban udara diantaranya adalah (Sandi, 2016):
1. Kelembaban mutlak (absolute), adalah banyak sedikitnya uap air dalam
gram pada 1 cm³ atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu
daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m³ udara.
Kelembaban absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume
tertentu campuran udara atau gas dan umumnya dilaporkan dalam gram
per meter kubik. Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang
mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu
mempunyai batas dari uap air yang dimuatnya. Kelembapan absolut
tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk
memuat uap air. Tiap – tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang
dimuatnya.
2. Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara
pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang
dikandung udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang
semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban
relatif paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik
pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah
kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku
terjadilah kristal es atau salju. Pada saat itu terjadi titik pengembunan,
artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu
uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal
es atau salju. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air
didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran
terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut.Perhitungan
kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan
(selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi).

5
2.5 Dampak Paparan Suhu dan Kelembaban
Kelembapan yang tidak sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) dapat
menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme. Kelembapan udara yang
tinggi (lebih dari 65%), akan mempermudah perkembangbiakan virus, jamur, dan
bakteri. Dampak yang ditimbulkan yakni risiko infeksi saluran pernapasan akan
meningkat. Kondisi tersebut juga mempermudah perkembangbiakan berbagai
serangga, seperti tungau yang berisiko menimbulkan gatal-gatal, dan lain
sebagainya. Sebaliknya, kelembapan udara yang terlalu rendah juga tidak baik. Hal
ini dapat meningkatkan risiko influenza. Pasalnya, kelembapan udara yang rendah
akan membuat membran mukosa yang berfungsi menghalau virus dan bakteri di
tubuh kita mengering. Akibatnya, virus dan bakteri lebih mudah menyerang.
Berdasarkan penelitian terdahulu, virus influenza dapat hidup lebih lama di udara
dengan tingkat kelembapan rendah. Selain itu, kelembapan udara yang rendah akan
membuat kulit lebih mudah kering dan berisik. Hal itu membuatmata dan
tenggorokan lebih mudah gatal (Rezalti, 2020).
2.6 Nilai Ambang Batas Kecepatan Angin
Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor
bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu yang
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi waktu yang
telah ditentukan. Nilai Ambang Batas kelembaban dan suhu diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011,
PERMENAKER Nomor 5 Tahun 2018, dan SNI 03-6572-2001:
Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban
No Jenis Parameter Satuan Kadar Yang di Persyaratkan
1 Suhu ˚C 18-30
2 Kelembaban % Rh 40-60
Sumber: Permenkes No. 1077 Tahun 2011
Berikut ini merupakan baku mutu suhu dan kelembaban menurut
Permenaker Nomor 8 Tahun 2018 Tentang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban
No Jenis Parameter Satuan Kadar Yang di Persyaratkan
1 Suhu ˚C 23-26
2 Kelembaban % Rh 40-60
Sumber: Permenaker No. 5 Tahun 2018

6
Berikut ini merupakan baku mutu suhu dan kelembaban menurut SNI 03-
6572-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara Pada Bangunan Gedung (Badan Standarisasi Nasional, 2001):
Tabel 2.3 Nilai Ambang Batas Suhu dan Kelembaban
No Jenis Parameter Satuan Kadar Yang di Persyaratkan
1. Sejuk nyaman ˚C 0,5 - 22,8
2. Nyaman optimal ˚C 22,8-25,8
3. Hangat nyaman ˚C 25,8 -27,1
4. Kelembaban udara % Rh 40 -50
relatif daerah tropis
5. Ruangan yang jumlah % Rh 55 -60
orangnya padat
Sumber: SNI 03-6572-2001
2.7 Upaya Pengendalian
Kelembaban udara yang tinggi bisa menyebabkan resiko yang lebih tinggi
akan infeksi pernapasan. Jika kelembaban udara rendah, hal ini bisa menyebabkan
iritasi pernapasan karena kekurangan lendir untuk menangkap debu, virus dan
mikroorganisme. Sementara, kelembaban udara yang tinggi membantu
pertumbuhan mirkoorganisme pada lingkungan sekitar. Sebagai contoh kecil yang
bisa dilihat yaitu pada tembok rumah. Apabila ada perubahan warna cat rumah atau
bercak-bercak pada tembok itu kemungkinan besar telah di invasi oleh jamur.
Karena jamur-jamur mikroskopis yang menyebabkan penyakit juga suka dengan
udara yang lembab. Berikut ini beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk
mengatasi dampak buruk akibat kelembaban (Yislam et al., 2016) :
1. Mengecek suhu ruangan dengan menggunakan alat pengukur suhu
kelembaban atau hygrothermometer. Hygrothermometer adalah alat
yang mempunyai dua indikator pengukuran yaitu thermometer dan
hygrometer.
2. Menggunakan pelembab udara di dalam ruangan.
3. Banyak minum air putih untuk mencegah tubuh dari dehidrasi
4. Melakukan Perawatan AC secara berkala
5. Membuka jendela minimal seminggu sekali agar ada udara yang masuk.
6. Menggunakan ventilasi mekanik yaitu kipas angin yang ditempatkan di
dalam ruangan atau dipasang pada dinding untuk mengeluarkan dan
memasukkan udara ke dan dari ruangan.

7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Hygrothermometer

Gambar 3.1 Hygrothermometer


3.1.2 Bahan
-
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Cara Kerja Alat
1. Mengukur Kelembaban dan Suhu Ambien

Nyalakan instrument dengan o o


Tekan tombol C/ F untuk
menekan tombol ON/OFF
mengganti satuan pengukuran suhu
o
F, suhu oC, Dew point oC, Dew
Tempatkan instrument diarea point oF, Wet bulb oC, Wet bulb oF
yang akan diukur

Tekan tombol MODE untuk


Tunggu beberapa saat hingga mengganti satuan pengukuran
pembacaan menjadi stabil kelembaban %RH, g/m3, dang r/ft3

Gambar 3.2 Flowchart Pengukuran Kelembaban dan Suhu Ambien

8
2. Mengukur Kelembaban Absolut

Tekan dan tahan tombol MODE


Nilai kelembaban
hingga “g/m3 ” atau “gr/ft3” dan
absolut ditampilkan
“abs” muncul di layar

Gambar 3.3 Flowchart Mengukur Kelembaban Absolut

3. Mengukur Dew-point (titik embun)

Tekan tombol oC/ oF hingga DP


(oC/ o
F) muncul dibagian Nilai dew point ditampilkan
bawah layar

Gambar 3.4 Flowchart Mengukur Dew-point (titik embun)

4. Mengukur Wet Bulb

Tekan tombol oC/ oF hingga DP


(oC/ o
F) muncul dibagian Nilai wet bulb ditampilkan
bawah layar
Gambar 3. 5 Mengukur Wet Bulb
Gambar 3.6 Flowchart Mengukur Wet Bulb

5. Mengukur Suhu

Tekan tombol oC/ oF hingga oC/


o Nilai suhu ditampilkan
F muncul dibagian bawah
layar

Gambar 3.7 Flowchart Mengukur Suhu

6. Mengukur Lain – Lain

Tekan tombol HOLD untuk


Tekan tombol MAX/MIN
menghentikan nilai pengukuran
untuk melihat nilai
(proses pencatatan) dan tekan
pengukuran tertinggi atau
tombol HOLD lagi untuk
terendah
mengaktifkan pengukuran
Gambar 3.8 Flowchart Pengukuran Lain-Lain

9
3.2.2 Cara Mengganti Baterai

Lepaskan sekrup yang terdapat di belakang alat

Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Tutup dan pasang kembali sekrup

Gambar 3.9 Flowchart Cara Mengganti Baterai

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Rabu, 27 September 2023
Waktu : 13.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Laboratorium FKM UNSRI
4.1.2 Layout Pengukuran

Gambar 4.1 Layout Pengukuran

4.1.3 Hasil Pengukuran


Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu

NAB
NAB
Jenis Hasil Keteran SNI 03- Keteran
Permenaker
Pengukuran Pengukuran gan 6572- gan
No. 5 2018
2001

Kelembaban 60,3 %Rh 40-60 %Rh Melebihi 55-60 Melebihi


NAB %Rh standar
Suhu 28,1 ˚C 23-26 ˚C Melebihi 22,8- Melebihi
NAB 25,8 ˚C standar
Pengukuran Minimum Maksimum
Kelembaban 57,3 %Rh 60,7 %Rh
Suhu 28,1 ˚C 28,4 ˚C
Sumber: Praktium Laboratorium K3 2023

11
4.2 Pembahasan
Dalam kehidupan di bumi ini suhu dan kelembaban merupakan unsur
penting bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Suhu dan kelembaban udara juga
menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Suhu dan kelembaban sangat berpengaruh pada beberapa aktifitas dalam suatu
ruangan seperti dalam ruang kerja, kelas maupun ruangan lainnya. Suhu adalah
panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan satuan derajat tertentu. Suhu
udara dibedakan menjadi dua antara suhu kering dan suhu basah (Peraturan Mentri
Kesehatan Indonesia No 1077, 2011). Sedangkan kelembaban adalah banyaknya
air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dengan persentase.
Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara
bersama–sama antara temperatur. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat
panas dari tubuh secara besar–besaran, karena sistem penguapan (Dewi, 2021).
Praktikum kali ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya yang bertepatan pada hari Rabu 27 September
2023. Praktikum penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah tingkat kelembaban dan suhu di ruang kelas Ruang Kelas B2.02 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang dipakai untuk proses belajar
mengajar tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan berdasarkan
Permenaker No. 5 tahun 2018 dan SNI 03-6572-2001. Pengukuran kelembaban dan
suhu dilakukan sebanyak 1 kali pengukuran menggunakan alat Hygrothermometer.
Hygrothermometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kelembaban serta
suhu yang ada dalam ruangan.
Praktikum diawali dengan penjelasan yang disampaikan oleh asisten
praktikum tentang alat Hygrothermometer hingga cara kerjanya. Adapun cara kerja
alat Hygrothermometer yaitu pertama klik tombol power untuk menghidupkan alat.
Kemudian atur light jika layar kurang terang. Lalu tentukan satuan parameter yang
akan diukur (kelembaban % Rh dan suhu ˚C). Kemudian tentukan titik lokasi
pengukuran (ditengah ruangan). Letakkan sensor 1 meter diatas permukaan tanah
.Kemudian lakukan pengukuran sebanyak 1 kali pengukuran sampai nilai
pengukurannya dirasa stabil, lalu dirata-ratakan. Kemudian klik hold dan baca hasil
pengukuran.

12
Dari hasil praktikum atau uji coba yang telah dilakukan sebanyak 1 kali
pengukuran, didapatkan bahwa nilai kelembaban di Laboratorium Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya adalah sebesar 60,3 %Rh dengan nilai
minimum 57,3 %Rh dan maksimum 60,7 %Rh. Maka berdasarkan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Lingkungan Kerja, hasil pengukuran kelembaban diruangan tersebut yaitu
60,3 %Rh yang berati melebihi nilai ambang batas kelembaban yaitu sebesar
40%Rh-60 %Rh. Kemudian berdasarkan SNI 03-6572-2001 Tentang Tata Cara
Perancangan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung,
hasil pengukuran kelembaban diruangan tersebut yaitu 60,3%Rh yang berarti
melebihi standar kelembaban udara relative untuk ruangan yang jumlah orangnya
padat yaitu sebesar 55%Rh-60 %Rh.
Sedangkan hasil pengukuran suhu di Laboratorium Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya adalah sebesar 28,1˚C dengan nilai minimum
28,1 ˚C dan nilai maksimum 28,4 ˚C. Maka berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja, hasil pengukuran suhu diruangan tersebut yaitu 28,1 ˚C yang
berati melebihi nilai ambang batas suhu yaitu sebesar 18-30 ˚C. Kemudian
berdasarkan SNI 03-6572-2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi
Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung, hasil pengukuran suhu
diruangan tersebut yaitu 28,1˚C yang berarti melebihi standar temperatur udara
kering nyaman optimal yaitu sebesar 22,8˚C-25,8˚C.
Peningkatan suhu dan kelembaban udara dapat memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia. Kelembaban yang tinggi atau rendah di dalam ruangan
dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia. Untuk mencegah dampak buruk
dari kelembaban, perlu menjaga kelembaban di dalam ruangan agar tetap seimbang.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasang alat pengukur kelembaban atau
mengatur ventilasi di dalam ruangan. Dampak lainnya yang dapat timbul akibat
faktor kelembaban dan suhu di tempat kerja adalah kekeringan kulit, dikarenakan
kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia, oleh karena itu kulit akan selalu
terpapar oleh lingkungan sekitar, mulai paparan sinar matahari, suhu dan
kelembaban udara. Suhu yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif terhadap

13
kesehatan manusia. Menurut Harum Nihayati, et al (2019), suhu yang terlalu panas
dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan kehilangan konsentrasi. Selain itu,
suhu yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya heat stroke, yang
dapat mengancam jiwa. Penggunaan AC atau kipas angin juga dapat membantu
mengurangi kelembaban dan menjaga suhu yang sehat di dalam ruangan.
Adapun dampak ruangan dengan kelembaban tinggi maupun rendah yaitu
terjadi iritasi mata dan pernafasan karena kekurangan lendir untuk menangkap debu
dan virus, menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menyebabkan bibit penyakit, seperti TBC, ISPA, maupun Sick Building Syndrom
(gejala alergi yang mempengaruhi pekerja dalam ruangan). Adapun dampak suhu
terhadap tubuh manusia jika gagal mempertahankan suhu tubuh normal yaitu tubuh
akan mengalami kelelahan yang sangat kuat akibat panas disertai mual, muntah,
sakit kepala, mengigau, mengalami koma hingga dapat meninggal dunia
(Aziziyani, 2019).
Oleh karena itu, perlu adanya beberapa pengendalian didalam laboratorium
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya seperti membuka ventilasi
yang ada di dalam ruangan untuk mengurang jumlah jamur yang menempel di
dinding dan memperlancar sirkulasi udara di dalam ruangan, selain itu memasang
Hygrothermometer. Alat ini dapat menghitung persentase kelembaban di dalam
ruangan. Jika sudah mengetahui kelembaban didalam ruangan, jadi lebih mudah
mengatur penggunaan AC agar sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dapat
memelihara tanaman penyerap udara lembab seperti tanaman bunga ivy, siri
gading, dan lain-lain.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya
kelembaban dan suhu yang sudah melebihi atau kurang dari batas aman adalah
dengan cara menambahkan ventilasi pada setiap sisi ruangan, melakukan
penanaman pohon disekitar gedung, mengganti warna cat bangunan menjadi warna
yang lebih terang, serta rutin mengkonsumsi air untuk menghindari berbagai
macam penyakit yang timbul akibat dehidrasi atau kekurangan cairan. Pekerja juga
perlu megurangi beban kerja fisik mereka apabila mereka sedang bekerja dalam
kondisi yang panas dan memastikan mereka memiliki asupan air yang cukup serta
istirahat yang teratur agar terhindar dari faktor kelelahan.

14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pengukuran intensitas suhu dan kelembaban yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu dalam
ruangan yaitu Hygrothermometer.
2. Nilai kelembaban di Laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya adalah sebesar 60,3 %Rh dengan nilai minimum
57,3 %Rh dan maksimum 60,7 %Rh. Berdasarkan NAB pada
Permenaker No. 5 Tahun 2018 dan SNI 03-6572-2001, angka tersebut
melebihi nilai ambang batas dan standar kelembaban udara relatif.
3. Hasil pengukuran suhu di Laboratorium Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya adalah sebesar 28,1˚C dengan nilai
minimum 28,1 ˚C dan nilai maksimum 28,4 ˚C. Berdasarkan NAB pada
Permenaker No. 5 Tahun 2018 dan SNI 03-6572-2001, angka tersebut
melebihi nilai ambang batas dan standar suhu ruangan yang nyaman.
4. Dampak ruangan dengan kelembaban tinggi maupun rendah yaitu
terjadi iritasi mata dan pernafasan, TBC, serta Sick Building Syndrom.
Dampak suhu terhadap tubuh manusia jika gagal mempertahankan suhu
tubuh normal yaitu tubuh akan mengalami kelelahan yang sangat kuat
akibat panas disertai mual, muntah, sakit kepala, mengigau, mengalami
koma hingga dapat meninggal dunia.
5. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kelembaban dan
suhu yang sudah melebihi atau kurang dari batas aman adalah dengan
cara menambahkan ventilasi pada setiap sisi ruangan, melakukan
penanaman pohon disekitar gedung, mengganti warna cat bangunan
menjadi warna yang lebih terang, serta rutin mengkonsumsi air untuk
menghindari berbagai macam penyakit

15
DAFTAR PUSTAKA

Awaj, M. F., Rochim, A. F., & Widianto, E. D. (2014). Sistem Pengukur Suhu dan
Kelembaban Ruang Server. Jurnal Teknologi Dan Sistem Komputer, 2(1),
40. https://doi.org/10.14710/jtsiskom.2.1.2014.40-47
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No
1077/Menkes/PER/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah.
Ramlah, (2018). ‘Analisis Kualitas Udara Dalam Ruangan (Parameter Suhu,
Kelembaban, Laju Ventilasi) di Pusat Hiperkes dan KK Disnakertrans DKI
Jakarta Tahun 2018’. skripsi. Jakarta (ID): Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
Rezalti, D. T., & Susetyo, A. E. (2020). Kadar suhu dan kelembaban di ruang
produksi wedang uwuh universitas sarjanawiyata tamansiswa. IEJST
(Industrial Engineering Journal of The University of Sarjanawiyata
Tamansiswa), 4(2), 70–78.
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/IEJST/article/view/9483
Sandi, I. N. (2016). Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Relatif Udara Terhadap
Penampilan Fisik. Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi F. MIPA
UNHI, IV(5). 270–276.
Sarinda, A., Sudarti and Subiki (2017) ‘Analisis Perubahan Suhu Ruangan
Terhadap Kenyamanan Termal di Gedung 3 FKIP Universitas Jember’,
Jurnal Pembelajaran Fisikia, 6(3), pp. 305–311.
Yislam, H. I., Nabilah, N., Atsaurry, S. S., Saputra, D. H., Pradipta, G. M.,
Kurniawan, A., Syafutra, H., Irmansyah, I., & Irzaman, I. (2016). Sistem
Kendali Suhu Dan Pemantauan Kelembaban Udara Ruangan Berbasis
Arduino Uno Dengan Menggunakan Sensor Dht22 Dan Passive Infrared
(Pir). V(Lcd), SNF2016-CIP-119-SNF2016-CIP-124.
https://doi.org/10.21009/0305020123.
Yunita, E. (2017). Rancang Bangun Pendeteksi Suhu Dan Kelembaban Pada
Ruangan Berbasis Modul Wifi Esp8266. 6–28.

16
LAMPIRAN

Proses Pengukuran Hygrothermometer

Hasil Pengukuran Hygrothermometer (Suhu dan Kelembaban)

17

Anda mungkin juga menyukai