Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM SUHU DAN


KELEMBABAN UDARA

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH
Nama : Fathiya Nurchalikiya
NIM : 10011182126019
Kelompok : 5 / Lima
Dosen : Dr. Suheryanto, S.Si.,M.Si
Asisten : Hanifatun Hasanah

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1. Definisi Suhu.............................................................................................7
2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Suhu...............................................7
2.3. Definisi Kelembaban Udara......................................................................8
2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelembaban Udara.......................9
2.5. Nilai Ambang Batas Kelembaban dan Suhu...........................................10
2.6. Dampak Bagi Kesehatan.........................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................12
3.1. Alat dan Bahan........................................................................................12
3.1.1. Alat...................................................................................................12
3.2. Prosedur Kerja.........................................................................................12
3.2.1. Cara Kerja........................................................................................12
3.2.2. Cara Mengganti Baterai...................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................16
4.1 Hasil Praktikum............................................................................................16
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran di Ruang Dekanat FKM UNSRI..............................17
4.2 Pembahasan..................................................................................................17
BAB V....................................................................................................................19
KESIMPULAN......................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
Lampiran..............................................................................................................2

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Alat Hygro-Thermometer....................................................................8


Gambar 3. 2 Flowchart Cara Kerja Mengukur Kelembaban dan Suhu Ambien.....8
Gambar 3. 3 Flowchart Cara Kerja Mengukur Kelembaban Absolut.....................9
Gambar 3. 4 Flowchart Cara Kerja Mengukur Dew Point......................................9
Gambar 3. 5 Flowchart Cara Kerja Mengukur Wet Bulb........................................9
Gambar 3. 6 Flowchart Cara Kerja Mengukur Suhu...............................................9
Gambar 3. 7 Flowchart Cara Kerja Lain - Lain.....................................................10
Gambar 3. 8 Flowchart Cara Mengganti Baterai...................................................10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 NAB Kelembaban Udara dan Suhu Udara.............................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai makhluk hidup, manusia membutuhkan tempat dan ruang yang
nyaman agar bisa fokus pada sesuatu yang sedang mereka lakukan di setiap aktivitas
mereka sehari-hari. Dalam proses perancangan ruang, baik ruang luar maupun dalam
banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satu faktornya adalah faktor
kenyamanan. Ada dua aspek kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh suatu ruangan,
yakni kenyamanan psikis dan fisik.
Dalam hal itu,, terdapat juga faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi suhu
dan kelembaban udara. Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan ukuran
dingin atau panasnya suatu benda. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk
mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka tercipta termometer untuk mengukur suhu dengan
valid. Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang
disebabkan oleh adanya uap air (Fathulrohman and Asep Saepuloh, ST., 2018).
Sedangkan Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat di
udara, meskipun uap airnya merupakan sebagian kecil dari atmosfer, rata-rata kurang
lebih dari 2% masa keseluruhan. Uap air itu sendiri merupakan zat air (H2O) dalam
fase gas yang salah satunya terbentuk dari proses evaporasi air permukaan dalam
siklus hidrologi.
Kelembaban udara relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air pada
udara dengan jumlah maksimum uap air yang udara bisa tampung pada temperatur
tersebut. Kelembaban udara di sebuah tempat akan mempengaruhi terjadinya
perpindahan panas dari dan menuju tubuh. Uap air sifatnya kasat mata atau tidak
dapat dilihat oleh pandangan manusia. Hal demikian membuat kita juga tidak bisa
melihat kelembapan udara. Namun, kelembapan udara dapat dirasakan terutama

4
ketika sedang atau setelah terjadi hujan, kabut, atau embun. Lingkungan yang
mempunyai kelembaban relatif tinggi mencegah penguapan keringat dari kulit. Di
lingkungan yang panas, semakin sedikit keringat yang menguap karena kelembaban
tinggi, sehingga kegerahan bagi individu yang berada di lingkungan itu. Menurut
peraturan Menteri Kesehatan RI No 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang pedoman
penyehatan udara dalam ruang rumah kadar kelembaban untuk di dalam ruang
berkisar 40-60% Rh dan suhu 18-30̊C.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu
udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau
kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara. Kelembaban udara
berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu
udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul. Ketika dipanaskan, udara
memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Maka
akibatnya, tekanan udara turun karena udaranya berkurang (Yunita, 2017). 
Suhu dan kelembaban lingkungan ruangan sangat berpengaruh pada
efektivitas kegiatan atau bahkan dalam pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang
terlalu panas atau terlalu lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan
dapat menyebabkan keletihan terlalu dini sedangkan pada lingkungan yang terlalu
dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat motorik tubuh
yang disebabkan oleh timbulnya kekakuan fisik tubuh. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
suhu lingkungan dan tingkat kelembaban udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
semakin tinggi pula tingkat kelembaban udara di sekitar. Efek yang dihasilkan oleh
tingginya kedua hal tersebut mengakibatkan tubuh memberikan stimulasi balik untuk
melawan hal tersebut.
Untuk mengukur atau memonitoring suhu dan kelembaban suatu tempat,
adalah HygroThermometer. Alat ini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan edukasi
atau sains saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Cara kerjanya berdasarkan
suhu titik jenuh udara pada saat kondensasi contohya hygrometer listrik, bekerja

5
berdasarkan pertambahan panjang rambut jika udara makin lembab. Bertambah
panjangnya rambut ini digunakan untuk menggeserkan jarum penunjuk skala,
sehingga kelembaban udara dapat diketahui. Satuan pengukuran untuk Hygrometer
adalah Persentase.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Suhu


Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda. Secara mikropis suhu menunjukan energi yang dimiliki oleh suatu zat. Setiap
atom dalam suatu benda selalu berada dalam keadaan bergerak, baik itu perpindahan
ataupun gerakan ditempat yang berupa getaran. Semakin besar energi atom penyusun
suatu benda, maka semakin besar pula suhu benda tersebut. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur besaranya suhu adalah thermometer Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda
masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di
tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu adalah Kelvin
(K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur (Kelembaban, 2019).
Menurut standar dari SNI 03-6572-2001 terdapat tingkatan temperatur atau
suhu yang nyaman untuk orang Indonesia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sejuk
nyaman, mempunyai temperatur efektif antara 20,5°C - 22,8°C , nyaman optimal,
mempunyai suhu atau temperatur yang efektif antara 22,8°C – 25,8°C, dan hangat
nyaman, memiliki temperatur efektif antara 25,8°C – 27,1°C (Sarinda, Sudarti and
Subiki, 2017).

2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Suhu


Menurut (Tanudidjaja, 1993), permukaan bumi akan ditentukan oleh faktor -
faktor sebagai berikut (Fadholi, 2013) :
A. Lamanya Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, makin banyak
panas yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan lebih
panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi.
B. Kemiringan Sinar Matahari

7
Tempat yang posisi mataharinya lebih miring memiliki radiasi matahari yang
diberikan akan lebih kecil dan suhu tempat semakin rendah dibandingkan
tempat yang posisi matahari berada tegak lurus.
C. Keadaan Awan
Radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi akan berkurang
disebabkan adanya awan di atmosfer karena radiasi yang mengenai awan, oleh
uap air yang ada di dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.
D. Keadaan Permukaan Bumi
Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas energi
radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi dan akibatnya
menyebabkan perbedaan suhu udara di atasnya.

2.3. Definisi Kelembaban Udara


Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang
disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh
temperatur. Jika tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap air yang jenuh maka
akan terjadi pemadatan. Secara matematis Kelembaban Relative atau Relative
Humidity (RH) didefinisikan sebagai presentase perbandingan antara tekanan uap air
parsial dengan tekanan uap air jenuh. Relative Humidity secara umum mampu
mewakili pengertian kelembaban (Kelembaban, 2019).
Kelembaban udara merupakan ukuran jumlah uap air di udara. Kelembaban
udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau atmosfer.
Besarnya kelembaban udara tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer
karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun dari
air tanah. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Alat untuk mengukur kelembapan disebut hygrometer (Fadholi,
2013).

8
2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelembaban Udara
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung
pada beberapa faktor sebagai berikut:
A. Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Sebagai contoh, ketika
kita memanaskan sebuah besi atau alumanium maka akan terjadi proses
pemuaian pada besi tersebut. Ketika kita mendinginkan air sampai pada suhu
dibawah nol derajat maka airtersebut akan membeku (Fathulrohman & Asep
Saepuloh, ST., 2018)
B. Pergerakan angin
Semakin tinggi pergerakan air, maka semakin cepat proses pengangkatakan
uap air menggempul di udara (Hamsyani et al., n.d.)
C. Vegetasi
Vegetasi adalah tumbuh – tumbuhan yang ada di suatu tempat. Semakin
banyak vegetasi di suatu tempat, maka semakin berpengaruh terhadap
kelembapan suatu daerah (Hamsyani et al., n.d.)
D. Ketersediaan Air
Tempat yang memiliki banyak air memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.
Sedangkan daerah yang mengalami kelangkaan air memiliki tingkat
kelembaban yang rendah (Hamsyani et al., n.d.)
E. Tekanan Udara
Tekanan udara berbanding lurus dengan kelembaban udara. Semakin tinggi
tekanan udara, maka semakin tinggi pula kelembaban udara di suatu tempat
(Hamsyani et al., n.d.)
F. Kuantitas dan kualitas penyinaran
Semakin sedikit kuantitas dan kualitas penyinaran, maka semakin tinggi
tingkat kelembaban (Hamsyani et al., n.d.)

9
2.5. Nilai Ambang Batas Kelembaban dan Suhu
Nilai Ambang Batas Kelembaban Udara dan Suhu Udara di Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri mengacu dari Kempenkes RI No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 NAB Kelembaban Udara dan Suhu Udara

Jenis Parameter Satuan NAB


Kelambaban Udara %RH 40-60%RH
Suhu °C 18-28°C
Sumber: MK1405-2002

2.6. Dampak Bagi Kesehatan


Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) menyatakan bahwa
suhu udara rata–rata di Indonesia selama tahun 2020 adalah 27.3 °C. Sepanjang
periode pengamatan sejak tahun 1981 sampai tahun 2020 BMKG menetapkan bahwa
tahun 2020 menjadi tahun terpanas kedua di wilayah Indonesia setelah tahun 2016.
Sementara itu, tahun 2019 merupakan tahun terpanas ketiga dengan suhu udara rata–
rata sebesar 27.2 °C dan pada tahun 2018 Indonesia memiliki suhu rata–rata sebesar
27.0 °C. Selain kondisi iklim, secara geografis Indonesia terletak di sekitar garis
khatulistiwa dengan kelembaban udara berkisar antara 70–95% dan kecepatan
anginnya dua kali lebih lambat dari angin barat yaitu sekitar 5–6 knot. Kondisi seperti
ini menguntungkan perkembangbiakan vektor nyamuk dan pola penyebaran penyakit
infeksi melalui vektor nyamuk.
Suhu dalam ruang rumah yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan hingga hypotermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
dehidrasi sampai dengan heat stroke. Dampak angka kelembaban ruangan yang
terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menimbulkan bibit penyakit, seperti ISPA, TBC, dan
lainnya. Ada beberapa kelainan patologi tubuh yang diakibatkan oleh terpaan panas
dan kelembaban udara yang tinggi di antaranya adalah :

10
A. Heat Syncope (pingsan panas)
Heat syncope merupakan ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri
dari gangguan ini adalah pusing dan pingsan, kejadian ini ditimbulkan
dengan adanya vasodilatasi sistemik berlebihan. 
B. Heat Cramp (kejang panas)
Heat Cramp merupakan gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang
pada kaki, tangan dan abdomen serta keringat. Hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan cairan dan garam selama olahraga berat di lingkungan
panas. 
C. Heat Exhaustion (kelelahan panas)
Heat Exhaustion merupakan reaksi dari seluruh tubuh terhadap terpaan
panas dalam waktu berjam-jam atau berharihari diakibatkan oleh
berkurangnya cairan tubuh. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit
pucat, lemah, pening, mual, napas pendek dan cepat, pusing dan pingsan.
Suhu tubuh berkisar antara (37°C - 40°C). 
D. Heat stroke
Heat stroke merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa
yang berkaitan dengan aktivitas pada ruangan yang panas dan lembab.
Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi sekitar
40 C 6 atau lebih, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
A. Hygro-Thermometer

Gambar 3. 1 Hygro-Thermometer

3.2. Prosedur Kerja

3.2.1. Cara Kerja

A. Mengukur Kelembaban dan Suhu Ambien

Nyalakan instrument Tempatkan instrument di area


dengan menekan tombol yang akan diukur
ON/OFF

Tekan tombol MODE


untuk mengganti satuan Tunggu beberapa saat hingga
pengukuran pembacaan menjadi stabil
kelembaban %RH,
g/m3, dang r/ft3

Tekan tombol °C/°F untuk


mengganti satuan pengukuran
12 suhu °F, suhu °C, Dew point
°C, Dew point °F, Wet bulb
°C, Wet bulb °F.
Gambar 3. 2 Flowchart Cara Kerja
Mengukur Kelembaban dan Suhu Ambien
B. Mengukur Kelembaban Absolut

Tekan dan tahan tombol


MODE hingga “g/m3 ” Nilai kelembaban absolute
atau “gr/ft3 ” dan “abs” ditampilkan
muncul di layar

Gambar 3. 3 Flowchart Cara Kerja Mengukur


Kelembaban Absolut

C. Mengukur Dew Point (Titik Embun)

MTekan tombol oC/ oF


hingga DP (oC/ oF) Nilai dew point
muncul dibagian bawah ditampilkan
layar

Gambar 3. 4 Flowchart Cara Kerja


Mengukur Dew Point

D. Mengukur Wet Bulb

Tekan tombol °C/°F


hingga DP (°C/°F) muncul Nilai wet bulb ditampilkan
di bagian bawah layar.

Gambar 3. 5 Flowchart Cara Kerja Mengukur Wet Bulb

E. Mengukur Suhu

13
Tekan tombol °C/°F
hingga DP (°C/°F)
Nilai suhu ditampilkan
muncul di bagian bawah
layar.

Gambar 3. 6 Flowchart Cara Kerja Mengukur Suhu

F. Lain-Lain

Tekan tombol HOLD


untuk menghentikan nilai Tekan tombol MAX/MIN
pengukuran (proses untuk melihat nilai
pencatatan) dan tekan pengukuran tertinggi atau
tombol HOLD lagi untuk terendah
mengaktifkan
pengukuran

Gambar 3. 7 Flowchart Cara Kerja Lain - Lain

3.2.2. Cara Mengganti Baterai

Kendurkan/putar bagian Angkat penutup baterai


leher alat, pisahkan untuk membuka tempat
probenya. baterai.

Masukkan baterai
Tutup kembali.
dengan sisi kutub yang
benar.
14
Gambar 3. 8 Cara Mengganti Baterai

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Jumat, 14 April 2023
Waktu Praktikum : 09.00 WIB - Selesai
Lokasi Praktikum : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya
4.1.2 Hasil Pengukuran
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran di Ruang Lab FKM UNSRI
NO Titik Pengukuran Suhu Kelembaban
1. Titik 1 26,8°C 65,9
2. Titik 2 26,5°C 66,5
3. Titik 3 26,5°C 67,8
4. Titik 4 24,0°C 71,4
Rata-Rata 25,96°C 67,9% Rh

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran di Perpustakaan FKM UNSRI


NO Titik Pengukuran Suhu Kelembaban
1. Di dalam Perpustakaan 27,0 °C 62,9% Rh

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran di Ruang Kelas B1.02 FKM UNSRI


NO Titik Pengukuran Suhu Kelembaban
1. Titik 1 21,3°C 71,5
2. Titik 2 28,8°C 66,4
3. Titik 3 27,4°C 69,4
4. Titik 4 26,9°C 72
5. Titik 5 26,9°C 74
Rata-Rata 26,26°C 60,62% Rh

16
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran di Ruang Dekanat FKM UNSRI
NO Titik Pengukuran Suhu Kelembaban
1. Titik 1 (Pintu Masuk) 26,6°C 78,1
2. Titik 2 (Tengah Ruangan) 26,3°C 77,8
3. Titik 3 (Dibawah Ac) 25,1°C 76,5
4. Titik 4 (Disudut Ruangan) 25,0°C 77,2
Rata-Rata 25,75°C 77,4% Rh

4.2 Pembahasan
Suhu dan kelembaban merupakan dua objek pengukuran yang acapkali
terdapat di dalam sistem akuisisi data. Terdapat banyak piranti sensor yang berfungsi
untuk mengukur dua objek tersebut. ( Saptadi,2014) salah satunya Hygrothermometer
yang kami pakai dalam raktikum ini. Pada Ruang Dekanat FKM UNSRI, pengukuran
dilakukan pada 4 titik pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 25,75 °C yang artinya
suhu Ruang Dekanat FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu sehingga
ditetapkan aman. Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Dekanat
FKM UNSRI adalah 77,4%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

17
Pada Ruang Perpustakaan FKM UNSRI pengukuran dilakukan pada 1 titik
pengukuran dengan suhu sebesar 27,0°C yang artinya suhu Ruang Dekanat FKM
UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu sehingga ditetapkan aman.
Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Dekanat FKM UNSRI
adalah adalah 62,9%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
Ruang Laboratorium FKM UNSRI, pengukuran dilakukan pada 4 titik
pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 25,96°C yang artinya suhu
RuanganLaboratorium FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu dan
ditetapkan aman. Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruangan
Laboratorium FKM UNSRI adalah 67,9%Rh yang berarti nilai kelembaban ruangan
tersebut telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Pada Ruang Kelas B1.02 FKM UNSRI, , pengukuran dilakukan pada 5 titik
pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 26,26°C yang artinya suhu Kelas
B1.02FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu dan ditetapkan aman.
Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Kelas B1.02 FKM UNSRI
adalah 60,62%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut juga melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan.
Untuk mencegah terjadinya suhu dan kelembaban yang tidak normal maka
dapat dilakukan upaya seperti Menggunakan AC atau kipas angin: Untuk menjaga
suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman, Menghindari paparan sinar matahari langsun,
hindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dengan menutup jendela atau
memasang tirai. Memastikan ventilasi di rumah atau gedung berfungsi dengan baik
untuk menjaga sirkulasi udara yang baik. Ventilasi yang baik dapat membantu
mengurangi kelembaban dan menjaga suhu yang sejuk. Mengurangi kelembaban
dengan menggunakan dehumidifier Dehumidifier adalah alat yang dapat
menghilangkan kelembaban dari udara.Menjaga kebersihan dan sanitasi.Mengurangi
aktivitas yang memicu pemanasan seperti memasak dan menggunakan peralatan
elektronik dapat meningkatkan suhu di dalam ruangan. Menggunakan pakaian yang
tepat.

18
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pengukuran suhu dan kelembaban adalah :
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara atau juga bisa disebut dengan
temperatur. Kelembaban udara adalah kondisi yang menyatakan banyaknya uap air
dalam udara. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah, menyebutkan bahwa kadar yang diperbolehkan untuk kelembaban adalah 40-
60 %RH, dan suhu antara 18-30 derajat Celcius. Hasil pengukuran suhu dan
kelembaban dari keempat lokasi pengambilan sampel, dapat disimpulkan bahwa suhu
udara di Kampus FKM Unsri dapat dikatakan aman namun untuk kelembaban masih
banyak titik yang terindikasi memiliki kelembaban melebihi nilai ambang batas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fadholi, A. (2013). Pemanfaatan Suhu Udara dan Kelembaban Udara dalam


Persamaan Regresi untuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulanan di
Pangkalpinang. Cauchy, 3(1), 1. https://doi.org/10.18860/ca.v3i1.2565
Fathulrohman, Y. N. I., & Asep Saepuloh, ST., M. K. (2018). Alat Monitoring
Suhu Dan Kelembaban Menggunakan Arduino Uno. Jurnal Manajemen
Dan Teknik Informatika, 02(01), 161–171.
http://jurnal.stmik-dci.ac.id/index.php/jumantaka/article/viewFile/
413/467
Hamsyani, F., Thamrin, H., Bulqis, S., Asiyah, N., Pertanian, P., Samarinda, N.,
Tugas, M., Politeknik, A., & Negeri, P. (n.d.). PADA LAHAN SAWAH DI
KELURAHAN TANAH MERAH.
Kelembaban, D. A. N. (2019). 1 1 , 2* 2. 15(1), 91–95.
Sarinda, A., Sudarti, S. and Subiki, S., 2017. Analisis perubahan suhu ruangan
terhadap kenyamanan termal di gedung 3 FKIP Universitas
Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(3), pp.312-318.
Yunita, E. 2017. Rancang Bangun Pendeteksi Suhu Dan Kelembaban Pada
Ruangan Berbasis Modul Wifi Esp8266. Pp, 6–28.
Ari,Dewi.(2017)Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Perubahan Suhu,
Kelembaban Udara Dan Tekanan Udara, Universitas Jember,1-48.
Ari,Dewi.(2017)Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Perubahan Suhu,
Kelembaban Udara Dan Tekanan Udara, Universitas Jember,1-48.
Rahayu,Kartika,dkk.(2020). Analisis Perbedaan Suhu dan Kelembaban Ruangan
pada Kamar Berdinding Keramik,1,pp.2581-2920.

1
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai