OLEH
Nama : Fathiya Nurchalikiya
NIM : 10011182126019
Kelompok : 5 / Lima
Dosen : Dr. Suheryanto, S.Si.,M.Si
Asisten : Hanifatun Hasanah
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1. Definisi Suhu.............................................................................................7
2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Suhu...............................................7
2.3. Definisi Kelembaban Udara......................................................................8
2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelembaban Udara.......................9
2.5. Nilai Ambang Batas Kelembaban dan Suhu...........................................10
2.6. Dampak Bagi Kesehatan.........................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................12
3.1. Alat dan Bahan........................................................................................12
3.1.1. Alat...................................................................................................12
3.2. Prosedur Kerja.........................................................................................12
3.2.1. Cara Kerja........................................................................................12
3.2.2. Cara Mengganti Baterai...................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................16
4.1 Hasil Praktikum............................................................................................16
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran di Ruang Dekanat FKM UNSRI..............................17
4.2 Pembahasan..................................................................................................17
BAB V....................................................................................................................19
KESIMPULAN......................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
Lampiran..............................................................................................................2
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
ketika sedang atau setelah terjadi hujan, kabut, atau embun. Lingkungan yang
mempunyai kelembaban relatif tinggi mencegah penguapan keringat dari kulit. Di
lingkungan yang panas, semakin sedikit keringat yang menguap karena kelembaban
tinggi, sehingga kegerahan bagi individu yang berada di lingkungan itu. Menurut
peraturan Menteri Kesehatan RI No 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang pedoman
penyehatan udara dalam ruang rumah kadar kelembaban untuk di dalam ruang
berkisar 40-60% Rh dan suhu 18-30̊C.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu
udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau
kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara. Kelembaban udara
berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu
udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul. Ketika dipanaskan, udara
memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Maka
akibatnya, tekanan udara turun karena udaranya berkurang (Yunita, 2017).
Suhu dan kelembaban lingkungan ruangan sangat berpengaruh pada
efektivitas kegiatan atau bahkan dalam pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang
terlalu panas atau terlalu lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan
dapat menyebabkan keletihan terlalu dini sedangkan pada lingkungan yang terlalu
dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat motorik tubuh
yang disebabkan oleh timbulnya kekakuan fisik tubuh. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
suhu lingkungan dan tingkat kelembaban udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
semakin tinggi pula tingkat kelembaban udara di sekitar. Efek yang dihasilkan oleh
tingginya kedua hal tersebut mengakibatkan tubuh memberikan stimulasi balik untuk
melawan hal tersebut.
Untuk mengukur atau memonitoring suhu dan kelembaban suatu tempat,
adalah HygroThermometer. Alat ini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan edukasi
atau sains saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Cara kerjanya berdasarkan
suhu titik jenuh udara pada saat kondensasi contohya hygrometer listrik, bekerja
5
berdasarkan pertambahan panjang rambut jika udara makin lembab. Bertambah
panjangnya rambut ini digunakan untuk menggeserkan jarum penunjuk skala,
sehingga kelembaban udara dapat diketahui. Satuan pengukuran untuk Hygrometer
adalah Persentase.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Tempat yang posisi mataharinya lebih miring memiliki radiasi matahari yang
diberikan akan lebih kecil dan suhu tempat semakin rendah dibandingkan
tempat yang posisi matahari berada tegak lurus.
C. Keadaan Awan
Radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi akan berkurang
disebabkan adanya awan di atmosfer karena radiasi yang mengenai awan, oleh
uap air yang ada di dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.
D. Keadaan Permukaan Bumi
Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas energi
radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi dan akibatnya
menyebabkan perbedaan suhu udara di atasnya.
8
2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelembaban Udara
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung
pada beberapa faktor sebagai berikut:
A. Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Sebagai contoh, ketika
kita memanaskan sebuah besi atau alumanium maka akan terjadi proses
pemuaian pada besi tersebut. Ketika kita mendinginkan air sampai pada suhu
dibawah nol derajat maka airtersebut akan membeku (Fathulrohman & Asep
Saepuloh, ST., 2018)
B. Pergerakan angin
Semakin tinggi pergerakan air, maka semakin cepat proses pengangkatakan
uap air menggempul di udara (Hamsyani et al., n.d.)
C. Vegetasi
Vegetasi adalah tumbuh – tumbuhan yang ada di suatu tempat. Semakin
banyak vegetasi di suatu tempat, maka semakin berpengaruh terhadap
kelembapan suatu daerah (Hamsyani et al., n.d.)
D. Ketersediaan Air
Tempat yang memiliki banyak air memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.
Sedangkan daerah yang mengalami kelangkaan air memiliki tingkat
kelembaban yang rendah (Hamsyani et al., n.d.)
E. Tekanan Udara
Tekanan udara berbanding lurus dengan kelembaban udara. Semakin tinggi
tekanan udara, maka semakin tinggi pula kelembaban udara di suatu tempat
(Hamsyani et al., n.d.)
F. Kuantitas dan kualitas penyinaran
Semakin sedikit kuantitas dan kualitas penyinaran, maka semakin tinggi
tingkat kelembaban (Hamsyani et al., n.d.)
9
2.5. Nilai Ambang Batas Kelembaban dan Suhu
Nilai Ambang Batas Kelembaban Udara dan Suhu Udara di Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri mengacu dari Kempenkes RI No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 NAB Kelembaban Udara dan Suhu Udara
10
A. Heat Syncope (pingsan panas)
Heat syncope merupakan ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri
dari gangguan ini adalah pusing dan pingsan, kejadian ini ditimbulkan
dengan adanya vasodilatasi sistemik berlebihan.
B. Heat Cramp (kejang panas)
Heat Cramp merupakan gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang
pada kaki, tangan dan abdomen serta keringat. Hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan cairan dan garam selama olahraga berat di lingkungan
panas.
C. Heat Exhaustion (kelelahan panas)
Heat Exhaustion merupakan reaksi dari seluruh tubuh terhadap terpaan
panas dalam waktu berjam-jam atau berharihari diakibatkan oleh
berkurangnya cairan tubuh. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit
pucat, lemah, pening, mual, napas pendek dan cepat, pusing dan pingsan.
Suhu tubuh berkisar antara (37°C - 40°C).
D. Heat stroke
Heat stroke merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa
yang berkaitan dengan aktivitas pada ruangan yang panas dan lembab.
Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi sekitar
40 C 6 atau lebih, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3. 1 Hygro-Thermometer
E. Mengukur Suhu
13
Tekan tombol °C/°F
hingga DP (°C/°F)
Nilai suhu ditampilkan
muncul di bagian bawah
layar.
F. Lain-Lain
Masukkan baterai
Tutup kembali.
dengan sisi kutub yang
benar.
14
Gambar 3. 8 Cara Mengganti Baterai
15
BAB IV
16
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran di Ruang Dekanat FKM UNSRI
NO Titik Pengukuran Suhu Kelembaban
1. Titik 1 (Pintu Masuk) 26,6°C 78,1
2. Titik 2 (Tengah Ruangan) 26,3°C 77,8
3. Titik 3 (Dibawah Ac) 25,1°C 76,5
4. Titik 4 (Disudut Ruangan) 25,0°C 77,2
Rata-Rata 25,75°C 77,4% Rh
4.2 Pembahasan
Suhu dan kelembaban merupakan dua objek pengukuran yang acapkali
terdapat di dalam sistem akuisisi data. Terdapat banyak piranti sensor yang berfungsi
untuk mengukur dua objek tersebut. ( Saptadi,2014) salah satunya Hygrothermometer
yang kami pakai dalam raktikum ini. Pada Ruang Dekanat FKM UNSRI, pengukuran
dilakukan pada 4 titik pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 25,75 °C yang artinya
suhu Ruang Dekanat FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu sehingga
ditetapkan aman. Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Dekanat
FKM UNSRI adalah 77,4%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
17
Pada Ruang Perpustakaan FKM UNSRI pengukuran dilakukan pada 1 titik
pengukuran dengan suhu sebesar 27,0°C yang artinya suhu Ruang Dekanat FKM
UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu sehingga ditetapkan aman.
Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Dekanat FKM UNSRI
adalah adalah 62,9%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
Ruang Laboratorium FKM UNSRI, pengukuran dilakukan pada 4 titik
pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 25,96°C yang artinya suhu
RuanganLaboratorium FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu dan
ditetapkan aman. Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruangan
Laboratorium FKM UNSRI adalah 67,9%Rh yang berarti nilai kelembaban ruangan
tersebut telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Pada Ruang Kelas B1.02 FKM UNSRI, , pengukuran dilakukan pada 5 titik
pengukuran dengan rata-rata suhu sebesar 26,26°C yang artinya suhu Kelas
B1.02FKM UNSRI masih sesuai dengan standar baku mutu dan ditetapkan aman.
Sedangkan nilai rata-rata untuk kelembaban pada Ruang Kelas B1.02 FKM UNSRI
adalah 60,62%Rh yang bearti nilai kelembaban ruangan tersebut juga melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan.
Untuk mencegah terjadinya suhu dan kelembaban yang tidak normal maka
dapat dilakukan upaya seperti Menggunakan AC atau kipas angin: Untuk menjaga
suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman, Menghindari paparan sinar matahari langsun,
hindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dengan menutup jendela atau
memasang tirai. Memastikan ventilasi di rumah atau gedung berfungsi dengan baik
untuk menjaga sirkulasi udara yang baik. Ventilasi yang baik dapat membantu
mengurangi kelembaban dan menjaga suhu yang sejuk. Mengurangi kelembaban
dengan menggunakan dehumidifier Dehumidifier adalah alat yang dapat
menghilangkan kelembaban dari udara.Menjaga kebersihan dan sanitasi.Mengurangi
aktivitas yang memicu pemanasan seperti memasak dan menggunakan peralatan
elektronik dapat meningkatkan suhu di dalam ruangan. Menggunakan pakaian yang
tepat.
18
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pengukuran suhu dan kelembaban adalah :
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara atau juga bisa disebut dengan
temperatur. Kelembaban udara adalah kondisi yang menyatakan banyaknya uap air
dalam udara. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah, menyebutkan bahwa kadar yang diperbolehkan untuk kelembaban adalah 40-
60 %RH, dan suhu antara 18-30 derajat Celcius. Hasil pengukuran suhu dan
kelembaban dari keempat lokasi pengambilan sampel, dapat disimpulkan bahwa suhu
udara di Kampus FKM Unsri dapat dikatakan aman namun untuk kelembaban masih
banyak titik yang terindikasi memiliki kelembaban melebihi nilai ambang batas.
19
DAFTAR PUSTAKA
1
Lampiran