Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM UJI PARAMETER AIR


(DHL, Salinitas, pH Air + Mn, Fe, Pb, Cu, dan Cr pada air)

Laporan ini dibuat sebagai syarat


dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Oleh :
Nama : Fathiya Nurchalikiya
NIM : 10011182126019
Kelompok : 5 / Lima
Dosen : Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Hanifatun Hasanah

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................5

PENDAHULUAN....................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7

2.1 Definisi Air......................................................................................................7

2.2 Peran dan Manfaat Air.....................................................................................8

2.3 Pencemaran Air...............................................................................................9

2.4 Definisi Parameter Air...................................................................................10

2.5 Standar Baku Mutu........................................................................................11

2.6 DHL, Salinitas, pH Air + Mn, Fe, Pb, Cu, dan Cr pada air...........................11

BAB III...................................................................................................................13

METODE PRAKTIKUM.....................................................................................13

3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................13

3.2 Prosedur Kerja...............................................................................................14

BAB IV........................................................................................................................18

HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................18

4.1 Hasil...................................................................................................................18

4.2 Hasil Pengukuran Dengan Alat Multiparameter...............................................18

4.3 Pembahasan.......................................................................................................24
BAB V.........................................................................................................................27

PENUTUP..................................................................................................................27

5.1 Kesimpulan........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Multiparameter........................................................................................14

Gambar 3.2 Photometer Sanitarian Kit........................................................................15

Gambar 3.3 Potensiometer..........................................................................................15

Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Fe pada air.......................................................21

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Mn pada air......................................................21


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran DHL, Sanilitas, dan pH air.............................................19

Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Suhu Parameter pH.......................................................19

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kadar Pb.........................................................................21

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kadar Cu........................................................................22

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Cr.........................................................................24


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup di Bumi, termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa air, kehidupan di Bumi tidak mungkin ada.
Air diperlukan untuk berbagai kegiatan seperti minum, memasak, pertanian, industri,
dan transportasi. Namun, meskipun air sangat penting, keberadaannya sering kali
diabaikan dan tidak dihargai. Di banyak tempat di dunia, orang masih tidak memiliki
akses yang memadai ke air bersih dan sanitasi yang baik, yang mengakibatkan
banyaknya penyakit dan kematian yang disebabkan oleh air yang tercemar. Selain itu,
perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan air di beberapa wilayah, karena
pola curah hujan yang tidak menentu.
Air bersih termasuk dalam standar baku dan mutu dari kesehatan untuk
kebutuhkan hygiene dan satinasi yang terdiri dari parameter fisiki, biologi, kimia
yang dapat berupa parameter wajib dan tambahan (PERMENKES, 2017). Parameter
wajib merupakan parameter yang wajib diperiksa secara berkala sesuai perundangan,
sedangkan parameter tambahan wajib diperiksa hanya jika ditemukan kondisi
geohidrologi yang mencatat adanya bahaya potensi pencemaran. Air merupakan zat
yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
di planet Bumi. Air adalah zat yang paling melimpah di planet ini, mencakup sekitar
71% permukaan Bumi. Namun, hanya sekitar 3% dari total air di Bumi yang
merupakan air tawar, dan sebagian besar dari itu terkunci dalam bentuk es di kutub
dan gletser. (Tingkat et al., 2018)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air digolongkan dalam empat kelas,
kelas satu air yang digolongkan untuk minum, kelas dua air digunakan untuk
peternakan, kelas tiga digunakan sebagai budidaya ikan air tawar dan kelas empat
sebagai pengairan pertanaman.
Parameter adalah variabel yang digunakan dalam fungsi atau model untuk
mengontrol perilaku atau karakteristik dari fungsi atau model tersebut. Dalam
matematika dan statistik, parameter digunakan untuk mendefinisikan karakteristik
dari distribusi atau populasi, seperti rata-rata, variansi, dan deviasi standar. Dalam
konteks pemrograman, parameter juga mengacu pada nilai yang diberikan ke dalam
sebuah fungsi saat fungsi tersebut dipanggil untuk digunakan dalam operasi atau
perhitungan. Parameter formal adalah variabel yang didefinisikan di dalam definisi
fungsi, sedangkan parameter aktual adalah nilai yang dilewatkan ke dalam fungsi saat
dipanggil.
Parameter air mengacu pada karakteristik atau kualitas air yang diukur dan
digunakan untuk menentukan keamanan, kelayakan, dan kecocokan air untuk
berbagai kebutuhan, seperti konsumsi manusia, pertanian, industri, dan lingkungan
hidup. Beberapa contoh parameter air yang sering diukur meliputi pH (tingkat
keasaman atau kebasaan), oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, kandungan bahan
organik dan anorganik, serta kandungan logam berat atau zat kimia berbahaya
lainnya. Parameter air juga dapat digunakan untuk memonitor kualitas air dalam
lingkungan hidup dan memastikan bahwa air yang digunakan aman dan memenuhi
standar kesehatan dan lingkungan yang ditetapkan.(Irada Amalia & Agung Sugiri,
2014)
Uji parameter air adalah proses pengujian dan analisis karakteristik air untuk
menentukan kualitasnya. Pengujian ini dapat dilakukan di laboratorium atau di
lapangan dan dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti memastikan bahwa air aman
untuk dikonsumsi, mengukur efek polutan terhadap lingkungan hidup, atau
memantau kualitas air di industri atau pertanian. Beberapa parameter air yang sering
diuji meliputi pH, oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, kandungan bahan organik dan
anorganik, serta kandungan logam berat atau zat kimia berbahaya lainnya.
Metode pengujian dan analisis dapat bervariasi tergantung pada parameter
yang diuji dan tujuan pengujian, dan dapat meliputi penggunaan alat ukur seperti pH
meter, spektrofotometer, atau mikroskop. Pengujian parameter air sangat penting
untuk memastikan kualitas air yang aman untuk dikonsumsi dan digunakan dalam
berbagai kebutuhan. Hasil pengujian parameter air juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah kualitas air dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memperbaikinya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air

Air adalah zat yang esensial bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. WHO (World Health Organization) mendefinisikan air sebagai "sumber daya
alam yang penting dan sangat bernilai, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, ekosistem, dan proses-proses produksi." Menurut United States
Environmental Protection Agency (USEPA), air adalah "zat yang jernih, tak
berwarna, dan tak berbau yang umumnya digunakan untuk konsumsi manusia dan
keperluan industri dan pertanian."
Secara umum, air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen (H2O), yang ditemukan di bumi dalam berbagai bentuk,
termasuk air permukaan, air tanah, es, dan uap air. Air sangat penting bagi kehidupan
karena berperan dalam berbagai proses biologis, termasuk metabolisme, transportasi
zat-zat dalam tubuh, dan menjaga suhu tubuh. Namun, kualitas air sangat penting
dalam memastikan kesehatan manusia dan ekosistem yang sehat. Air yang tercemar
oleh zat kimia atau mikroorganisme berbahaya dapat menyebabkan penyakit dan
masalah kesehatan yang serius.(Morintoh et al., 2015)
Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom
oksigen (H2O), yang memiliki sifat-sifat seperti kelarutan, konduktivitas listrik, dan
kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. (Sumber: Chemical Safety Facts).
Sumber lain mengatakan bahwa Air adalah sumber kehidupan dan merupakan
komponen penting dalam semua aspek kehidupan, seperti pembentukan dan fungsi
sel, pembuangan limbah, transportasi nutrisi dan zat-zat lainnya, serta menjaga suhu
tubuh. (Sumber: USGS). Sedangkan menurut unesco, Air adalah sumber daya alam
yang sangat berharga dan penting bagi manusia dan ekosistem, dan dapat dianggap
sebagai salah satu elemen yang paling penting bagi keberlangsungan kehidupan di
planet ini. (Sumber: UNESCO)

2.2 Peran dan Manfaat Air

Tubuh manusia terdiri dari sekitar 60% air, dan manusia memerlukan air untuk
menjaga fungsi tubuh yang sehat dan kehidupan yang berkelanjutan. Air diperlukan
untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat, seperti membantu proses pencernaan dan
metabolisme, menjaga keseimbangan elektrolit dan suhu tubuh, dan membantu
transportasi nutrisi dan zat-zat lainnya dalam tubuh. Kekurangan air dalam tubuh
dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius,
seperti sakit kepala, kelelahan, kerusakan organ, hingga kematian.
Air membantu tubuh membuang toksin dan sisa-sisa metabolisme melalui
urine, keringat, dan feses. Air sangat penting bagi tanaman untuk melakukan
fotosintesis dan memasok nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi
tanaman. Air juga sangat penting untuk menjaga keberlangsungan ekosistem dan
membantu memelihara kesehatan lingkungan. Air yang bersih dan sehat diperlukan
untuk memelihara keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya dan menjaga
kualitas lingkungan hidup. Air dapat digunakan untuk menghasilkan energi melalui
pembangkit listrik tenaga air dan energi air lainnya. Air juga digunakan dalam
berbagai kegiatan industri, seperti produksi makanan, minuman, dan produk kimia.
Air memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup dan
keberlangsungan lingkungan. Air berperan dalam mengatur suhu di planet ini melalui
sifatnya yang mampu menyerap panas dan mendinginkan suhu pada permukaan
bumi. Air juga membantu mengatur suhu dalam organisme hidup dengan menjaga
suhu tubuh dalam batas yang aman dan membantu menjaga kelembaban di
lingkungan hidup, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman serta hewan. Kelembaban juga penting dalam menjaga kualitas udara dan
mencegah terjadinya kebakaran hutan.(Frisca Andini & Ahlussunnah Bukittinggi,
n.d.)
Air juga berperan dalam menjaga kualitas tanah dengan membawa nutrisi dan
mineral yang diperlukan oleh tanaman. Air juga membantu mencegah erosi dan
menjaga kelembaban tanah. Selain itu juga Air membantu mempertahankan
ekosistem dengan menjaga kualitas air dan lingkungan hidup, serta menyediakan
makanan dan habitat bagi makhluk hidup lainnya

2.3 Pencemaran Air

Pencemaran air adalah kondisi ketika air terkontaminasi atau tercemar dengan
bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya,
atau lingkungan. Pencemaran air dapat terjadi karena banyak faktor, seperti limbah
industri, limbah pertanian, limbah domestik, penggunaan pestisida, minyak, logam
berat, dan limbah radioaktif. Pencemaran air sangat berbahaya dan dapat
menyebabkan banyak masalah kesehatan dan lingkungan, termasuk keracunan,
penyakit, kematian pada makhluk hidup yang hidup di dalam air, dan kerusakan
ekosistem air. Pencemaran air juga dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih dan
mengganggu ekosistem yang bergantung pada sumber air.(Nelwan et al., 2013)
Upaya pencegahan pencemaran air sangat penting untuk menjaga kualitas air
dan lingkungan hidup. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran air, antara lain:
1. Meningkatkan pengolahan air limbah
Limbah industri, limbah pertanian, dan limbah domestik harus diolah
sebelum dibuang ke dalam sumber air untuk mencegah pencemaran.
2. Mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya
Penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya harus dikurangi dan
diganti dengan bahan-bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan.
3. Mengatur limbah industry
Limbah industri harus diatur dan dipantau secara ketat agar tidak mencemari
sumber air.
4. Mengurangi penggunaan air yang berlebihan
Penggunaan air yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kualitas air
dan menurunkan ketersediaan air bersih.
5. Menghentikan pembuangan limbah minyak
Pembuangan limbah minyak dari kapal atau instalasi minyak harus dihentikan
dan diawasi dengan ketat.(Minggawati, n.d.)

2.4 Definisi Parameter Air

Air adalah sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh
karena itu, untuk memastikan kualitas dan keamanan air, diperlukan pengukuran dan
analisis parameter air yang dapat memberikan informasi tentang kondisi fisik, kimia,
dan biologis air. Parameter air mengacu pada serangkaian karakteristik atau sifat air
yang dapat diukur dan dianalisis, seperti pH, suhu, oksigen terlarut, bahan organik,
dan nutrien.
pH adalah parameter air yang mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air.
Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dengan angka 7 menunjukkan tingkat netral. Air
dengan pH di bawah 7 dianggap asam, sementara air dengan pH di atas 7 dianggap
basa. pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat berdampak buruk pada makhluk
hidup yang hidup di dalam air.
Suhu air juga merupakan parameter penting yang harus diukur dan dipantau.
Suhu air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi ketersediaan
oksigen, serta pertumbuhan dan reproduksi makhluk hidup yang hidup di dalam air.
Oleh karena itu, suhu air harus tetap berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh
makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
Oksigen terlarut adalah parameter air yang mengukur jumlah oksigen yang
terlarut di dalam air. Makhluk hidup yang hidup di dalam air membutuhkan oksigen
untuk bernafas, dan ketersediaan oksigen terlarut dalam air sangat penting bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut. Kadar oksigen terlarut yang rendah
dapat menyebabkan keracunan dan kematian pada makhluk hidup di dalam air.
Bahan organik dan nutrien adalah parameter air yang mengukur jumlah bahan
organik dan nutrien seperti nitrogen dan fosfor yang terdapat dalam air. Konsentrasi
bahan organik dan nutrien yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu kondisi
di mana air terlalu banyak nutrien yang menyebabkan pertumbuhan alga yang
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air dan mengancam
kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
Selain parameter-parameter tersebut, ada juga parameter air lainnya seperti
kekeruhan, logam berat, dan pestisida. Kekeruhan mengukur seberapa jernih air,
sedangkan logam berat dan pestisida mengacu pada zat-zat kimia berbahaya yang
dapat mencemari air dan membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.(Minggawati, n.d.)

2.5 Standar Baku Mutu

Standar baku mutu air adalah suatu batasan kualitas air yang harus dipenuhi
agar air dapat dianggap aman dan layak untuk dikonsumsi atau digunakan dalam
berbagai keperluan, seperti pertanian, industri, dan kegiatan lainnya. Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum dan Air Bersih, peraturan ini mengatur standar baku mutu air minum dan air
bersih yang harus dipenuhi. Beberapa parameter yang diatur antara lain kandungan
zat kimia, bakteri, virus, dan bahan organik.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang meliputi pengelolaan air
permukaan, air tanah, dan air laut. Peraturan ini juga mengatur tentang penetapan
standar baku mutu air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, keperluan
industri, pertanian, dan keperluan lainnya. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah, peraturan ini
mengatur standar baku mutu air limbah yang harus dipenuhi oleh perusahaan dan
industri sebelum dibuang ke lingkungan. Beberapa parameter yang diatur antara lain
kandungan bahan organik, logam berat, dan bahan kimia berbahaya.(Sahri et al.,
2020)
2.6 DHL, Salinitas, pH Air + Mn, Fe, Pb, Cu, dan Cr pada air

DHL atau Daya Hantar Listrik adalah parameter yang mengukur kemampuan
air untuk menghantarkan listrik. DHL digunakan sebagai indikator kualitas air karena
jumlah ion-ion yang terlarut dalam air dapat mempengaruhi kemampuan air untuk
menghantarkan listrik. Semakin tinggi konsentrasi ion-ion terlarut dalam air, semakin
tinggi nilai DHL.
Salinitas adalah parameter yang mengukur konsentrasi garam dalam air.
Salinitas dapat mempengaruhi keseimbangan ion dalam air dan berdampak pada
kelangsungan hidup makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Air laut memiliki
konsentrasi garam yang jauh lebih tinggi dibandingkan air tawar, sehingga parameter
salinitas sering digunakan dalam pengukuran kualitas air laut.
PH adalah parameter yang mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air. pH
yang optimal untuk air yang sehat berkisar antara 6,5 hingga 8,5. pH yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi makhluk
hidup yang hidup di dalam air.
Mn, Fe, Pb, Cu, dan Cr adalah parameter yang mengukur konsentrasi logam
dalam air. Logam-logam tersebut dapat mencemari air dan berbahaya bagi kesehatan
manusia dan makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Konsentrasi logam yang tinggi
dapat menyebabkan keracunan dan bahkan kematian pada makhluk hidup yang hidup
di dalam air.
Pengukuran dan analisis parameter-parameter tersebut sangat penting untuk
memastikan kualitas dan keamanan air. Dengan memantau parameter air secara
teratur, dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat
untuk menjaga kebersihan air dan melindungi kesehatan manusia dan makhluk hidup
yang hidup di dalamnya. Pemeriksaan parameter air seperti ini dapat dilakukan oleh
laboratorium yang kompeten dan terakreditasi untuk memastikan hasil yang akurat
dan dapat dipercaya.(Tek Ling et al., 2006)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Figure 1 Gambar 3.1 Multiparameter

Gambar 3.1 Multiparameter


1. Multiparameter
2. Photometer Sanitarian Kit
Figure 2Gambar 3.2 Photometer Sanitarian Kit

Gambar 3.2 Photometer Sanitarian Kit

3. Metode Potential Metrix (Potensiometer)

Figure 3Gambar 3.3 Potensiometer

Gambar 3.3 Potensiometer


3.1.2 Bahan
1. Aquabides
2. Larutan Buffer
3. Sampel air bersih dan air kotor
4. Reagen Manganese No 1 Tablet dan Manganese No 2 Tablet

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Prosedur Kerja Alat Multiparameter


A. Kalibrasi Alat

B. Cara Kerja
C. Cara Mengganti Baterai

3.2.2 Prosedur Kerja Alat Photometer Sanitarian Kit


A. Kalibrasi Alat

B. Cara Kerja
C. Cara Mengganti Baterai

3.2.3 Prosedur Kerja Alat Potensiometer


A. Kalibrasi Alat
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Waktu dan Lokasi

Hari/Tanggal : Senin, 10 April 2023

Waktu : 13.00-15.00

Lokasi : Danau Taman Firdaus Univeritas Sriwijaya

4.2 Hasil Pengukuran Dengan Alat Multiparameter

4.2.1.1 Hasil Pengukuran DHL,Salinitas, dan Ph air


Tabel 4.1 Hasil Pengukuran DHL, Sanilitas, dan pH air

Hasil Pengukuran
Larutan Rata-rata
10 20 30
Sanilitas 2,19 2,18 2,18
DHL 5,24 5,27 5,29 =
pH 3,28 3,26 3,23
Sumber: Praktikum Pengukuran Uji Parameter di Danau Taman Firdaus,
Universitas Sriwijaya, 2023

4.2.1.2 Hasil Pengukuran Suhu Parameter pH

Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Suhu Parameter pH

Waktu Pengukuran Hasil Pengukuran Satuan Rata-rata


1 458,333 °C
2 460,556 °C
3 461,667 °C
Sumber: Praktikum Pengukuran Uji Parameter di Danau Taman Firdaus,
Universitas Sriwijaya, 2023

4.2.2 Hasil Pengukuran Dengan Alat Photometer Sanitarian Kit

4.2.2.1 Hasil Pengukuran Kadar Fe

Figure 4Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Fe pada air


Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Fe pada air

4.2.2.2 Hasil Pengukuran Kadar Mn

Figure 5Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Mn pada air

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Mn pada air

4.2.3 Hasil Pengukuran Dengan Alat Potensiometer

4.2.3.1 Hasil Pengukuran Kadar Pb

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kadar Pb

No. Waktu Jumlah Kadar (mv) Keterangan Rata-rata


1 Pengukuran 1 13,8

2 Pengukuran 2 32,5
29,17

Table 1Tabel 4.3 Hasil


Pengukuran Kadar Pb

3 Pengukuran 3 41,2

Jumlah 87,5

Hasil Perhitungan

Esel = E°sel ln

29,17 = ln

29,17 = ln

ln
ln

ln 2.2267175573

= e2.2267175573

= 9,2694

C2 = 9,2694× 10-6 M×1000×Ar Pb

C2 = 9,2694× 10-6 (207.000)

C2 = 1,9188 mg/L

4.2.3.2 Hasil Pengukuran Kadar Cu

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kadar Cu

No. Waktu Jumlah Kadar (mv) Keterangan Rata-rata


Table 2Tabel 4.4 Hasil
1 Pengukuran 1 53,2 Pengukuran Kadar Cu 26,57
2 Pengukuran 2 17,9

3 Pengukuran 3 8,6

Jumlah 79,7

Perhitungan

Esel = E°sel ln

26,56 = ln

26,56 = ln

ln

ln

ln 2.027480916
= e2.027480916

= 7,595

C2 = 7,595 × 10-6 M

C2 = 7,595 × 10-6 (63.500)

C2 = 0,4823 mg/L

4.2.2.3 Hasil Pengukuran Kadar Cr

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Cr

No. Waktu Jumlah Kadar (mv) Keterangan Rata-rata


Table 3Tabel 4.5 Hasil
Pengukuran Kadar Cr

1 Pengukuran 1 12,21

13,06

2 Pengukuran 2 13,35

3 Pengukuran 3 13,61

Jumlah 39,17

Hasil Perhitungan
Esel = E°sel ln

13,05 = ln

13,05 = ln

ln

ln

= e0.9969465649

= 2,71

C2 = 2,71 × 10-6 M

C2 = 1,979 × 10-6 (52.000)

C2 = 0,14092 mg/L

4.3 Pembahasan

4.3.1 Uji Parameter DHL, Sanilitas, dan pH


Hasil yang didapat dari kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat
multiparameter, didapatkan air danau memiliki pH dengan rata-rata sebesar 3,257
mg/l. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai pH pada air danau < 6,5 – 8,5 mg/l
atau melebihi standar baku mutu sesuai dengan yang telah ditetapkan pada Permenkes
No. 32 Tahun 2017. Selanjutnya, pengukuran DHL menghasilkan rata-rata sebesar
5,267 µmhos/cm yang berarti tidak melebihi standar baku mutu (< 2.250 µmhos/cm)
sesuai dengan yang telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990.
Dan pengukuran sanilitas menghasilkan rata-rata sebesar 2,183 %o yang berarti tidak
memenuhi standar baku mutu (33 – 34 %o) sesuai dengan ketetapan KEPMEN LH
Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Faktor-faktor yang
memungkinkan mempengaruhi tinggi dan rendahnya pH, yaitu kondisi gas-gas dalam
air seperti CO2, konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat, proses
dekomposisi bahan organik di dasar perairan. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi DHL, yaitu konsentrasi air, suhu, dan juga kadar gara. Dan faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai sanilitas adalah pola sirkulasi air, penguapan, curah
hujan, serta aliran sungai.
4.3.2 Uji Kadar Mn dan Fe Pada Air
Kandungan senyawa zat besi atau mangan dalam air biasanya berada dalam
bentuk ion Fe2+ atau Mn2 bentuk senyawa lain yang larut dan air dan tidak memiliki
warna. Apabila air tersebut terjadi kontak dengan udara maka ion Fe 2+ atau ion Mn2+
lama kelamaan akan teroksidasimenjadi betuk senyawa ferri (Fe 3+) atau senyawa
mangandioksida (Mn4+) yang dimana taklarut dalam air. Senyawa senyawa ini
memiliki warna coklat dan dapat menimbulkan bau danrasa yang kurang enak. Air
tanah biasanya mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) dengan kadar yang besar.
Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna airtersebut berubah
menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Selaindapat
mempengaruhi kesehatan juga dapat menimbulkan bau yang kurang enak serta
menyebabkan warna kuning pada diding bak serta bercak-bercak kuning pada
pakaian. mg/l dan kadar Mangan (Mn) dalam air minum yang dibolehkan adalah 0,1
mg/l. Dari data hasil pengukuran dengan menggunakan alat Photometer Sanitarian
Kit, didapatkan bahwa air danau memiliki kadar Fe sebesar 0,04 mg/l dan kadar Mn
sebesar 0,000 mg/l. Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai
standar baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017
dimana di dalamnya dinyatakan bahwa batas maksimum dari kadar Fe yang baik
adalah sebesar 1 mg/l, sedangkan batas maksimum dari kadar Mn yang baik adalah
sebesar 0,5 mg/l. Perbandingan antara hasil pengukuran dengan peraturan yang
dijadikan acuan menghasilkan kesimpulan bahwa kadar Fe dan Mn yang dimiliki air
danau tidak melebihi standar baku mutu yang artinya tidak berdampak bahaya bagi
kesehatan.
4.3.3 Uji Kadar Cu, Cr, dan Pb Pada Air
Hasil pengukuran dengan menggunakan alat Potensiometer, didapatkan hasil
bahwa kadar logam (Cu, Cr, dan Pb) pada air danau tidak memenuhi standar baku
mutu yang telah menjadi ketetapan. Hasil perhitungan Cu menyatakan bahwa kadar
sampel logam Cu pada air danau adalah sebesar 0,4823 mg/l yang berarti > 0,2 mg/l
atau melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Tembaga (Cu) dengan jumlah kadar
berlebihan dapat menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus,
penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir,
gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare,
pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis,
mudah emosi, dan lain sebagainya. Hasil perhitungan Cr menyatakan bahwa kadar
sampel logam Cr pada air danau adalah sebesar 0,14092 mg/l yang berarti > 0,05
mg/l atau melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan pada Permenkes Nomor
32 Tahun 2017. Dampak akumulasi kromium di dalam tubuh dapat mengakibatkan
kanker usus dan gangguan pencernaan atau peradangan pencernaan. Selain itu,
kromium yang dalam jumlah besar juga dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal,
kanker paru-paru, meningkatkan tekanan darah, kemandulan pada pria dewasa dan
pengeroposan pada tulang. Dan hasil perhitungan kadar logam yang terakhir, yaitu
Pb, menyatakan bahwa kadar sampel logam Pb pada air danau adalah sebesar 1,9188
mg/l yang berarti > 0,05 mg/l atau melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan
pada Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Timbal atau Pb merupakan logam yang
bersifat neurotoksik apabila telah terakumulasi dalam tubuh yang berdampak pada
gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang berlanjut berdampak
pada kecerdasan anak. Kemudian, apabila konsentrasi dalam tubuh sangat banyak
juga berdampak pada kerusakan otak serta dapat menyebabkan sakit gagal ginjal.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Uji parameter air sangat penting dalam menentukan kualitas air. Parameter-
parameter yang diuji dapat bervariasi tergantung pada keperluan, tetapi beberapa
parameter yang sering diuji meliputi pH, kekeruhan, suhu, Cu, Cr, Pb, Salinitas dan
parameter lainnya. Hasil pengujian parameter air harus memenuhi standar kualitas air
yang ditetapkan oleh badan-badan pemerintah dan organisasi internasional seperti
WHO. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas air tidak memenuhi standar
yang ditetapkan, perlu diambil tindakan untuk memperbaiki kualitas air tersebut,
seperti pengolahan air atau pengurangan limbah yang dihasilkan oleh industri atau
masyarakat. Secara keseluruhan, uji parameter air sangat penting untuk memastikan
kualitas air yang aman dan sehat untuk dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Melakukan uji parameter air secara rutin juga dapat membantu
mengidentifikasi masalah kualitas air sebelum mencapai level yang tidak aman bagi
kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dari kualitas air yang
tidak memenuhi baku mutu air bersih adalah terjadinya berbagai penyakit. seperti
diare, kolera, dan penyakit lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Frisca Andini, N., & Ahlussunnah Bukittinggi, S. (n.d.). uji kualitas fisik air bersih pada
sarana air bersih program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
(pamsimas) nagari cupak kabupaten solok.
https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp
Irada Amalia, B., & Agung Sugiri, dan. (2014). ketersediaan air bersih dan perubahan
iklim: studi krisis air di kedungkarang kabupaten demak. In Jurnal Teknik PWK (Vol.
3, Issue 2). http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk

Minggawati, I. (n.d.). Parameter Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Patin (Pangasius
pangasius) di Karamba Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya Water Quality
Parameters for Cage Culture of Patin Fish (Pangasius pangasius) In the Kahayan
River, Palangka Raya City.

Morintoh, P., Rumampuk, J. F., & Lintong, F. (2015). analisis perbedaan uji kualitas air
sumur di daerah dataran tinggi kota tomohon dan dataran rendah kota manado
berdasarkan parameter fisika. In Jurnal e-Biomedik (eBm) (Vol. 3, Issue 1).

Nelwan, F., Wuisan, E. M., & Tanudjaja, L. (2013). perencanaan jaringan air bersih desa
kima bajo kecamatan wori. Jurnal Sipil Statik, 1(10), 678–684.

Sahri, M., Mokodompit, P., Umboh, J. M. L., Pinontoan, O. R., Kesehatan, F., Universitas,
M., Ratulangi, S., & Abstrak, M. (2020). uji kualitas air danau berdasarkan
kandungan escherichia coli dan total coliform di danau mooat kabupaten bolaang
mongondow timur tahun 2019. In Jurnal KESMAS (Vol. 9, Issue 2).

Tek Ling, P. J., Soetrisno Garno dan Ikhwanuddin Mawardi Peneliti di Pusat Teknologi
Lingkungan, Y., & Pengkajian dan Penerapan Teknologi, B. (2006). Status kualitas
status kualitas perairan waduk sei baloi-batam dan kelayakannya untuk bahan baku
air minum (Vol. 7, Issue 2).

Tingkat, I., Dalam, P. M., Air, P., Di, B., Cihaurgeulis, K., Lingkungan, J. T., Sipil, T., &
Perencanaan, D. (2018). Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis citra permatasari, juli soemirat,
siti ainun.

 
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai