MIKROIKLIM
Disusun oleh:
Kelompok III
1. Fitriana
2. Nurul Rifqah Fahira (H041191088)
3. Suliana
4. Apriliyani (H041191063)
5. Dian Islamiah
6. Nur Wildiyanti Amrullah (H041191050)
7. Sri Utami
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
Pertamanan “Mikroiklim” ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya kendala.
Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini dapat menambah ilmu
kita. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
4.1. Kesimpulan......................................................................................... 11
4.2. Saran................................................................................................... 11
bagi tanaman adalah radiasi matahari, suhu dan curah hujan. Iklim mikro tanaman
adalah kondisi disekitar tanaman mulai dari perakaran terdalam hingga tajuk teratas
tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama,
ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai hasil
yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang. Iklim
tanaman.
curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum dan minimum
tingkat fotosintesis dan respirasi yang berkembang secara dinamis dapat disimulasi.
Intensitas cahaya dan suhu udara merupakan komponen iklim yang dapat diamati.
Pada skala kecil, iklim mikro sangat mudah untuk diamati karena lingkupnya yang
tidak terlalu luas. Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang
memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Iklim mikro
I.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim mikro seperti yang diungkapkan oleh Geiger didefinisikan sebagai iklim
dalam ruang kecil. Studi tentang ciri-ciri tipikal iklim pada lapisan atmosfer bawah
(<2 meter di atas permukaan tanah) disebut sebagai iklim mikro (micro climate)
seperti iklim kota dan iklim hutan (Iek dan Moniaga, 2014). Iklim mikro menurut
wilayah yang khas. Iklim mikro menggambarkan kondisi iklim lingkungan sekitar
yang berhubungan langsung dengan organisme hidup dekat permukaan bumi maupun
merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, yang dipengaruhi
oleh radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan curah hujan. Unsur-unsur
iklim mikro memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kenyamanan
mikro banyak dipengaruhi oleh faktor lokal diantaranya karakteristik vegetasi, badan
air yang kecil seperti danau, juga aktivitas manusia dapat mengubah kemurnian pada
iklim mikro diantaranya intesitas energi radiasi matahari, struktur permukaan yang
distribusi daratan dan lautan serta pengaruh pengunungan atau bentuk topografi dan
unsur, yaitu radiasi sinar matahari, suhu udara, kelembaban udara, awan, tekanan
udara, dan angin. Perlu diketahui bersama bahwa unsur-unsur iklim memiliki peranan
penting dalam menentukan kenyamanan suatu wilayah. Ada beberapa unsur iklim
mikro yaitu :
1. Suhu Udara
Pada umumnya suhu di bagi menjadi tiga bagian yaitu suhu udara, suhu
resultan dan suhu radiatif. Suhu udara merupakan suatu sifat kalor yang di bawa
resultan adalah gabungan dari suhu udara dan suhu radiatif. Sedangkan suhu
radiatif merupakan sifat panas yang di akibatkan pertukaran kalor secara radiasi
anatar lingkungan dan pengukurannya (Iek dan Moniaga, 2014). Suhu atau
temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer.
Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda,
makin cepat gerakan molekulnya makin tinggi suhunya. Suhu dapat pula
didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah
benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah (Iek dan
Moniaga, 2014).
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
adalah derajat celcius (0C), sedangkan di Inggris dan beberapa negara lainnya
dinyatakan dalam derajat fahrenheit (0F). Di daerah tropis, manusia akan merasa
relatif nyaman jika berada pada suhu sekitar 27-280C. Suhu udara yang cukup
panas pada suatu area selain karena radiasi matahari yang tinggi yaitu rata-rata
50%, juga karena pantulan dari perkerasan jalan, bangunan maupun pantulan
perkerasan lainnya yang ada pada tapak (Laurie, 1986; Zubair et al., 2017).
radiasi matahari. Pada siang hari radiasi terlebih dahulu akan memanaskan tajuk
bagian atas kemudian makin ke bawah dan akhirnya lantai hutan. Pada malam
hari pendinginan dimulai dari tajuk bagian atas dan akhirnya lantai hutan
sehingga suhu udara terendah terdapat pada tajuk bagian atas dimana panas
yang hilang relatif lebih besar daripada bagian hutan lainnya. Oleh sebab
itu, tajuk hutan bagian atas merupakan suatu permukaan radiasi yang aktif
2. Kelembaban Udara
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Menurut
mutlak, kelembaban nisbi, maupun defesit tekanan uap air. Angka kelembaban
relatif berkisar antara 0-100%, dimana 0% artinya udara kering, sedangkan 100%
artinya udara jenuh dengan uap air, dimana akan terjadi titik-titik air. Keadaan
dkk., 2017).
Kelembaban adalah jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara.
pendekatan yakni kelembaban udara mutlak atau rasional atau g (uap air) /g
udara kering. Kemudian ada lagi sebutan kelembaban relative dengan satuan
persen (%), yakni kandungan uap air dalam udara yang bersuhu dan tekanan
3. Vegetasi
keseluruhan tumbuhan pada suatu kawasan baik yang ada pada kawasan tersebut
ataupun yang didatangkan dari luar. Menurut Obi (2014) vegetasi mempunyai
memberikan efek yang positif dalam menangani efek pengurangan suhu melalui
proses penyerapan dan refleksi terhadap radiasi matahari serta efek pulau bahang
tebal yang menghalangi cahaya matahari; daun-daun tipis yang mempunyai tugas
kecepatan angin dan laju curah hujan, hal ini menunjukkan bahwa semakin
banyak vegetasi yang ditanam di dalam kota semakin besar manfaat untuk
4. Kecepatan Angin
adalah angka kecepatan dan arahnya.Arah angin yang dimaksud adalah arah
datangnya angin. Dikatakan sebagai angin Barat apabila berasal dari arah barat,
dikatakan angin laut apabila berasal dari arah lautan yang menuju daratan (Iek
5. Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah energi panas radiatif yang di hasilkan oleh benda
violet) yang menyebabkan warna kuning coklat karena terbakar panas sinar
matahari. Cahaya ,panas dan cahaya UV adalah hanya bagian dari deretan besar
2014).
radiasi langsung ,radiai tak langsung dan radiasi global . Radiasi langsung adalah
radiasi radiasi yang tak terhalangi dan langsung menerpa suatu bidang,sedangkan
radiasi tak langsung adalah radiasi yang diterima permukaan setelah gelombang
radiasi tersebut melewati proses pementulan- pemantulan dan difusi dari awan
udara disekitarnya akan terjadi saling pengaruh atau interaksi satu sama lain.
Unsur-unsur iklim seperti suhu, kelembaban, angin, dan curah hujan pada suatu
wilayah seluas beberapa kilometer persegi dapat berbeda sangat nyata dengan
di pusat perkotaan akan berbeda dengan daerah pinggiran kota atau pedesaan
kondisi atmosfer setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara, dan
terjadi karena konversi Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan meningkatnya jumlah
menjadi gersang dan panas. Keberadaan ruang terbuka hijau dapat meningkatkan
kualitas lingkungan hidup kota, antara lain sebagai pengendali iklim mikro, yaitu
kecepatan angin. Oleh karena itu, pohon berfungsi sebagai 'penyejuk udara'
alami, setidaknya dalam kaitannya dengan iklim mikro kota. Pohon perkotaan
juga dapat mengubah tingkat radiasi matahari di daerah yang teduh. Thayer dan
spesies pohon. Souch dan Souch (1993) mempelajari tiga spesies yang berbeda,
dalam kondisi yang berbeda (taman, kebun dan jalan). Hasil mereka
kelembaban relatif, dan tidak ada hubungan yang ditemukan antara penurunan
suhu dan karakteristik alami pohon (tinggi, lebar dedaunan, ketebalan batang,
dll). Acer saccharum dan Juglans regia menunjukkan suhu yang lebih rendah
daripada Pinus radiata. Mereka juga menemukan hasil yang sama ketika
jalan dan taman. Mereka menemukan bahwa kelembaban relatif lebih tinggi
(berkisar dari 27% hingga 33%) di bawah pohon dan tampaknya tidak
bergantung pada spesies pohon. Perbedaan suhu dan kelembaban yang diukur
antara lingkungan yang berbeda (taman atau jalan) dianggap lebih signifikan
daripada perbedaan antara spesies pohon yang tumbuh di lingkungan yang sama
termal terus meningkat (Herington, 1978). Kondisi iklim sejuk yang terjadi di
daerah kecil tergantung pada seberapa teduh daerah tersebut (Dafis, 2001).
besar terhadap iklim mikro. Pepohonan dan area hijau membantu mendinginkan
(toleransi panas) terjadi sebagai akibat dari dedaunan pohon, dalam kombinasi
matahari di bawah naungan pohon 10% lebih rendah daripada di udara terbuka
sekitar bangunan pada siang hari menunjukkan bahwa variasi maksimum suhu
udara rata-rata yang disebabkan oleh area hijau adalah 0,47◦C (Georgy dan
Savriandis, 2006)
7. Peran Mikroiklim terhadap makroiklim
Variasi suhu iklim mikro spasial dapat menjadi substansial relatif terhadap
proyeksi perubahan suhu rata-rata dari waktu ke waktu, dan heterogenitas iklim
biotik. Tampaknya iklim mikro dapat memodulasi respons biota skala besar,
multispesies, dan jangka panjang terhadap pemanasan iklim makro, tetapi hal ini
saat ini belum diverifikasi. Selain itu, penyangga iklim mikro mungkin
suhu yang telah dilaporkan untuk beberapa taksa dan wilayah (De Freme, et al.,
2013).
Hutan beriklim sedang terdiri dari 16% (5,3 juta km2) dari hutan dunia,
mengalami pemanasan iklim yang nyata, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan lainnya. Oleh karena itu, pengaruh kuat hutan pada iklim
noniklim dari perubahan global, seperti penutupan kanopi hutan, mungkin telah
menangkal efek pemanasan iklim makro pada tumbuhan bawah hutan (De
Penutupan kanopi hutan memodulasi tren iklim makro melalui efek pada
iklim mikro lokal. Kanopi pohon yang lebat tidak hanya menurunkan suhu
lapisan tanah tetapi juga meningkatkan kelembaban udara relatif dan naungan di
bawah tanah. Kelembaban relatif yang lebih tinggi di hutan lebat juga dapat
melindungi tumbuhan hutan dan bibit pohon dari kekeringan musim panas,
kanopi hutan sebagian dapat menjelaskan jeda yang diamati antara, komposisi
komunitas tumbuhan hutan dataran rendah dan tren suhu yang diukur dalam
besar dapat mengeksploitasi efek iklim mikro penyangga yang disebabkan oleh
III.1 Kesimpulan
1. Mikroiklim adalah merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat
III.2 Saran
kami berharap pembaca juga dapat mencari referensi lain. Semoga pembuatan
De Frenne, P., Rodríguez-Sánchez, F., Coomes, D. A., Baeten, L., Verstraeten, G.,
Vellend, M., and Verheyen, K. 2013. Microclimate moderates plant responses
to macroclimate warming. Proceedings of the National Academy of Sciences,
110(46), 18561-18565.
Georgi, N. J., & Zafiriadis, K. 2006. The impact of park trees on microclimate in
urban areas. Urban Ecosystems, 9(3), 195-209.
Iek, Y., & Moniaga, I. 2014. Kepadatan Bangunan Dan Karakteristik Iklim Mikro
Kecamatan Wenang Kota Manado. Sabua: Jurnal Lingkungan Binaan dan
Arsitektur, 6(3), 285-292.
Indrawan, R. R., Agus, S., Roedy, S., 2017. Kajian Iklim Mikro Terhadap Berbagai
Sistem Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Produksi
Tanaman. 5(1), 92-99.
Mala, YP, Kalangi, JI, & Saroinsong, FB 2019. Pengaruh Ruang Terbuka Hijau
terhadap Iklim Mikro Kenyamanan Termal pada 3 Lokasi di Kota
Manado. Eugenia , 24 (2).
Zubair, A. M., Tjaronge, E. H. M. W., ST M, E., & Ramli, E. M. I. 2017. Pengaruh
Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kota
Makassar. Jurnal Teknik Lingkungan. Universitas Hassanuddin Makassar.