Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

IKLIM MIKRO

DOSEN PENGAMPU:
Fatmawati, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Kelompok I
Anisa Fitri (12211311681)
Bahrudin (12211321583)
Dwiyan Nugrha (12211321583)
Haqqy An Nazily (12211311916)
Latipah (12211231374)
Putri Suci Ramadhani (12211321470)
Rosmawati (12211253229)
Tiara Fajar Hartati (12211231402)
Yustri Tri Adinda (12211321116)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur seraya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas


karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah Laporan hasil Praktikum Hidrologi,
Meteorologi, dan Klimatologi “Identifikasi Iklim Mikro” Yang berada di
daerah Kelurahan Sialang Sakti, kecamatan Tenayan Raya yang dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Laporan praktikum ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Hidrologi,
Meteorologi, dan Klimatologi. Dalam menyelesaikan laporan hasil
praktikum ini, banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun material. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Fatmawati, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Praktikum


Hidrologi, meteorologi dan klimatologi
2. Warga kelurahan sialang sakti sebagai warga yang memberikan
informasi tentang kondisi iklim di daerah tersebut
3. Orang tua tercinta, yang memberikan doa, dukungan dan dorongannya
4. Serta rekan-rekan dari semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan
satu persatu dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini.

Semoga atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan


kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan hasil praktikum
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata mata karena
keterbatasan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu sangatlah
penulis harapkan saran dan kritik dari semua pihak khususnya para
pembaca.

Pekanbaru, 3 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 3
A. Iklim Mikro............................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 9
A. Waktu Dan Tempat ................................................................................... 9
B. Alat Dan Bahan ........................................................................................ 10
C. Metode penelitian ..................................................................................... 10
BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN ....................................................... 13
A. Titik I ........................................................................................................ 13
B. Titik II ....................................................................................................... 15
C. Titik III...................................................................................................... 18
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ........................................................................................................ 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim mikro adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam
cakupan yang relatif sempit. Iklim ini misalnya iklim kota, iklim kelas, iklim
kampus dan lain-lain. Parameter klimatologis dan meteorologis yang umum
digunakan antara lain suhu, kelembaban udara, dan arah angin. Faktor keadaan
lingkungan seperti keadaan tutupan lahan (vegetasi/tumbuhan), keadaan
bangunan dan aktifitas manusia juga perlu diperhatikan.
Utomo (2009) menyatakan bahwa iklim kota ditentukan oleh
karakteristik komponen keruangan yang kemudian berinteraksi secara
ekologikal dan kompleks wilayah. Cahyani (1989) dalam penelitiannya
meyatakan tingginya suhu di kota didomonasi oleh bangunan (91%),
berdampak pada meningkatnya suhu sebesar 33,40C daripada minim bangunan
(14%) suhunya (31,10C). Komponen keruangan sangat menentukan suhu kota
itu sendiri.
Komponen keruangan kota dapat digolongkan ke dalam dua kategori.
Komponen tersebut adalah lahan terbuka hijau dan lahan terbangun. Selain itu
faktor lain juga perlu ditambahkan adalah kepadatan lalu lintas, kompleks
industri, atau aktivitas manusia.
Mather dalam Utomo (2009) menyatakan iklim mikro kota berkaitan
dengan kenyamanan hidup manusia secara fisiologis berdasarkan parameter
meteorologis (suhu dan kelembaban). Parameter meteorologis ini menurut U.S.
National Weather Service diformulasikan sebagai berikut:

DI = T – 0,55 (1-0,001 rh) (T-58)

Dimana:

T = suhu udara dalam fahrenheit

rh = kelembaban relatif (%)

DI = discomfort indeks (indeks kenyamanan)

1
Bila nilai DI ≤ 70 berarti nyaman (comfortable), bila DI = 75 berarti mulai
menunjukkan tidak nyaman, bila DI ≥ 80 berarti tidak nyaman dan bila DI= 85
berarti acute discomfort atau sangat tidak nyaman. Menurut Tjasyono (2004)
indeks kenyamanan ini dapat pula dinyatakan tidak nyaman bila nilai Id-nya Id
> 75.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi iklim mikro suatu kota
secara sederhana. Pengamatan ini menggunakan parameter klimatologis-
meteorologis yakni suhu udara dan kelembaban udara. Sebab suhu udara mudah
untuk diukur dan diamati berdasarkan waktu pengamatan yang sudah
ditentukan. Dan untuk kelembaban udara merupakan parameter tambahan
untuk kelengkapan data pengamatan.

B. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam kegiatan praktikum berbasis riset/ penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagamana suhu udara yang dapat di identifikasi pada lokasi
penelitian?
2. Bagaimana kelembapan udara yang terdapat pada lokasi penelitian?
3. Bagaimana kecepatan angin yang terdapat pada lokasi penelitian?
4. Bagaimana Humidity Indeks yang terdapat pada lokasi penelitian?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui suhu udara yang terdapat pada lokasi penelitian
2. Untuk mengetahui kelembapan udara yang terdapat di lokasi penelitian
3. Untuk mengetahui kecepatan angin yang terdapat pada lokasi
penelitian
4. Untuk mengetahui Humidity indeks yang terdapat dilokasi penelitian

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Iklim Mikro
Menurut Tjasyono (1999), mikroklimatologi ialah ilmu yang
mempelajari tentang iklim mikro atau iklim yang terdapat di dalam daerah
yang cukup kecil. Mikroklimatologi merupakan bagian dari klimatologi
yang mempelajari iklim dari daerah yang amat sempit, karena berhubungan
dengan tanaman. Iklim mikro dapat diartikan iklim dari lapisan-lapisan
udara yang terendah, akan tetapi dapat juga diartikan 4 iklim dari wilayah
yang sempit seperti suatu hutan, kota, desa, rawa, dan sebagainya
(Daldjoeni, 1986).
(Karyati, 2019)Menurut Brown dan Gillespie (1995), dinyatakan
bahwa iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang
sangat terbatas, yang dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu udara,
kelembaban udara dan curah hujan. Microclimate atau iklim mikro adalah
kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas sampai batas kurang
lebih setinggi dua meter dari permukaan tanah. Iklim mikro merupakan
iklim dalam ruang kecil yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
hutan, rawa, danau, dan aktivitas manusia. Pengaruh lingkungan terhadap
iklim mikro misalnya terhadap suhu udara, suhu tanah, kecepatan arah
angin, intensitas penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan
kelembaban udara.
Unsur-unsur yang ada pada iklim mikro memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan kenyamanan suatu wilayah atau kawasan
karena unsur-unsur iklim tersebut secara langsung mempengaruhi kegiatan
manusia yang berada di dalamnya.
Menurut Miller (1970) dalam Margaretha (2007) menyatakan bahwa
iklim mikro banyak dipengaruhi oleh faktor lokal diantaranya yaitu
karakteristik vegetasi, badan air yang kecil seperti danau, juga aktivitas
manusia dapat mengubah kemurnian pada iklim mikro

3
diantaranya intesitas energi radiasi matahari, struktur permukaan yang
bervariasi dengan warna komposit dan karakteristiknya pada permukaan
bumi, distribusi daratan dan lautan serta pengaruh pengunungan atau
mikro.
1. Suhu Udara
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan
skala tertentu dengan menggunakan thermometer. Satuan suhu yang biasa
digunakan adalah derajat celcius, sedangkan di inggris dan beberapa negara
laiananya dinyatakan dalam derajat farenheit. Di daerah tropis, manusia
akan akan merasa relative nyaman jika berada pada suatu area selain karena
radiasi matahari yang tinggi yaitu rata-rata 50%, juga karena pantulan dari
perkerasan jalan, bangunan maupun pantulan perkerasan lainnya yang ada
pada tapak (Laurie, 1986). Menurut Handoko (1995), suhu udara sangat erat
hubungan dengan radiasai matahari.
Pada siang hari radiasi terlebih dahulu akan memanaskan tajuk
bagian atas kemudian makin ke bawah dan akhirnya lantai hutan. Pada
malam hari pendinginan dimulai dari tajuk bagian atas dan akhirnya lantai
hutan sehingga suhu udara terendah terdapat pada tajuk bagian atas Dimana
panas yang hilang relatif lebih besar daripada bagian hutan lainnya.
Oleh sebab itu, tajuk hutan bagian atas merupakan suatu permukaan
radiasi aktif. Berdasarkan penelitian Mom dan Wiesebrom tahun
1940,kriteria nyaman berdasarkan suhu udara untuk penduduk asli
Indonesia terbagi atas tiga yakni: 1) sejuk nyaman, dengan suhu 20,5°C -
22,8°C (TE); nyaman optimal dengan suhu 22,8°C - 25,8°C (TE); dan
hangat nyaman dengan suhu 25,8°C - 27,1°C (TE).
a. Fahrenheit
Fahrenhit adalah skala suhu yang diciptakan oleh fisikawan Jerman
Bernama Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1724, titik beku airnya
ada pada 32oF dan titik didihnya pada 212oF. Skala suhu jenis ini banyak
digunakan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, dan sering
digunakan dalam percakapan sehari hari dan ramalan cuaca.

4
Kelebihan skala suhu jenis ini yaitu lebih detail, dapat
memberikan informasi suhu yang presisi, terutama suhu tubuh dan
cuaca. Namun suhu ini juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain yaitu sulit diingat dikarenakan titik beku dan titik didihnya
bukan pada angka yang mudah diingat, selain itu konversi pada skala
suhu jenis ini juga sulit untuk dikonversi karena tidak berbasis
system metrik, konversinya ke satuan lain juga sedikit sulit.
b. Celcius
Celcius adalah skala suhu yang diciptakan oleh astronom Swedia
Bernama Andres Celcius pada tahun 1742, titik beku airnya yaitu pada
0oC dan titik didihnya 100oC. Skala suhu jenis ini banyak digunakan di
seluruh dunia, terutama negara negara yang menggunakan system
metrik dan sering digunakan untuk keperluan sehari hari dan ilmiah.
Kelebihan skala jenis ini yaitu mudah diingat, hal ini karena titik
beku dan titik didih pada skala jenis ini ada pada angka yang mudah
diingat, selain itu konversinya juga mudah karena berbasis system
metrik sehingga konversinya ke satuan lain sangat mudah. Skala suhu
jenis ini juga banyak digunakan di beberapa negara sehingga
memudahkan komunikasi dan perbandingan data. Tetapi skala suhu
Celcius jenis ini juga memiliki kekurangan, yaitu di rentang skalanya
yang kurang detail untuk keperluan tertentu, misalnya suhu tubuh dan
presisi tinggi.
Setyowati (2008) mengkategorikan indeks suhu (0C) sebagai berikut.
Keadaan Iklim Indeks Suhu (0C)
Sangat dingin <21
Dingin 21-23
Agak dingin 23-25
Sejuk 25-27
Agak Panas 27-29
Panas 29-31

5
Sangat panas >31

2. Kelembaban Udara
Kelembapan adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara.
Menurut handoko (1995), kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai
kelembapan mutlak, kelembapan nisbi, maupun deficit tekanan uap air.
Angka kelembapan relatif berkisar antara 0-100%, Dimana 0% artinya
udara kering, sedangkan 100% artinya udara jenuh dengan uap ir,
Dimana akan terjadi titik-titik air. Keadaan kelembapan yang tertinggi
ada di khatulistiwa, sedangkan yang terendah pada lintang 40°C, yang
curah hujannya relativf kecil (prawirowardoyo, 1996).
Kelembaban udara merupakan jumlah kadar air dalam udara yang
dinyatakan dalan persen. Kelembaban udara yang nikmat untuk tubuh
berkisar antara 40%-70%. Sementara itu, pada daerah tertentu,
misalnya di tempat-tempat seperti di tepi pantai, kelembaban berkisar
80% - 98%. Oleh itu diperlukan pada daerah dengan kelembaban tinggi
memerlukan Tindakan agar penguapan dipercepat.
3. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Kecepatan angin untuk
kenyamanan dalam ruangan terdapat pada batas-batas kecepatan antara
0,1 m/detik sampai dengan 0,5 m/detik., apabila melebihi batas tersebut
(diatas/dibawah) makasensasi dikatakan tidak nyaman (netral). Angin
yang cepat dapat membawa udara segar dari daerah lain, membantu
mengurangi suhu lokal. Angin juga memiliki efek pendingin evaporatif,
kecepatan angin yang tinggi dapat meningkatan lsju kekuaatan,
mengakibatkan penurunan suhu. Angin dapat menciptakan sirkulasi
udara lokal yang kompleks, mempengaruhi distribusi suhu dan
kelembapan di suatu wilayah kecil.
4. Humidity Indeks
Temperature Humidity Index merupakan suatu metode yang dapat
digunakan untuk mengkaji tingkat kenyamanan di suatu daerah [4]. Dari

6
metode ini dihasilkan suatu indeks untuk menetapkan efek dari kondisi
panas pada kenyamanan manusia yang mengkombinasikan antara unsur
suhu dan kelembaban. Fenomena meningkatnya suhu rata– rata di suatu
daerah yang tinggi biasanya disebut dengan pulau panas (heat island).
Panas yang dihasilkan biasanya berasal dari proses pembakaran, sisa
pembuangan gas kendaraan bermotor, aktivitas manusia maupun jenis
bahan bangunan tertentu.
Peningkatan suhu udara yang mengakibatkan berkurangnya rasa
kenyamanan pada suatu daerah, kondisi seperti ini kurang
menguntungkan bagi manusia dalam melakukan aktivitasnya sebab
produktivitas kerja manusia cenderung menurun atau rendah pada
kondisi udara yang tidak nyaman seperti halnya terlalu dingin atau terlalu
panas. Produktivitas kerja manusia meningkat pada kondisi suhu yang
nyaman. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan
bahwa indeks kenyamanan dapat dibedakan menjadi dalam beberapa
kondisi yaitu, kondisi nyaman berada pada kisaran nilai THI 21 – 24 oC,
kondisi sedang berada pada kisaran nilai THI 25 – 27 oC dan untuk
kisaran nilai THI di atas > 27 oC dinyatakan sebagai kondisi yang tidak
nyaman. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kenyamanan di kota Tanjungpinang setiap bulannya
menggunakan metode THI, serta mencari pengaruh THI terhadap curah
hujan di Kota Tanjungpinang. Dengan menggunakan batas kenyamanan
berdasarkan yang dimodifikasi untuk iklim tropis,
Berikut ini adalah Temperature Humidity Index atau kriteria
kenyamanan thermal pada iklim di Indonesia terbagi atas 3 kategori,
yakni nyaman, tidak nyaman, dan sangat tidak nyaman.
Nilai THI Kriteria Kenyamanan
<29 Nyaman
29 – 30,5 Tidak nyaman
>30,5 Sangat tidak nyaman
Tabel 3.1 Temperatur Humidity Index

7
Sumber: Sumber: Frick & Suskiyatno (1998)
5. Penggunaan Lahan dan Aktivitas Manusia
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), penggunaan
lahan (land use) adalah modifikasi lahan yang dilakukan oleh manusia
terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti
lapangan, pertanian, dan permukiman. Penggunaan lahan didefinisikan
sebagai jumlah dari pengaturan aktivitas dan input yang dilakukan
manusia pada tanah tertentu” (FAO,1997; FAO/UNEP,1999). Sementara,
menurut Arsyad (1989:207), “Penggunaan lahan (landuse) adalah setiap
bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual.
6. Keadaan Lalu Lintas
Lalu lintas diartikan sebagai gerak bolak-balik manusia atau barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan
(Djajoesman, 1976:50). Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mendefinisikan
bahwa lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
jalan.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat

Gambar 1 Peta Sialang Sakti, Kec. Tenayan Raya


Penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 9 Maret 2024 yang
berlokasi di Kelurahan Sialang Sakti, Kecamatan Tenayan Raya, Kota
Pekanbaru. Kecamatan Tenayan Raya merupakan salah satu kecamatan di
wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 93 RW dan 382 RT. Kecamatan ini
merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bukitraya. Kecamatan ini
membentang sepanjang Jalan Lintas Timur sampai ke Desa Teluk Lembu
Ujung (Teleju). Tenayan Raya merupakan daerah industri batu bata yang
dikelola oleh masyarakat setempat, lokasi industri ini bayak terdapat di
Kelurahan Sail dan Kelurahan Kulim. Selain batu bata, Tenayan Raya juga
terkenal dengan hasil perkebunan ubi kayu yang diberi pupuk sampah
rumah tangga. Batas Wilayah Kecamatan Tenayan raya:
1. Sebelah Utara berbatas dengan sungai Siak/Kecamatan Rumbai Pesisir
2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Kampar
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Bukit Raya

9
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Pelalawan/Kampar
Sialang Sakti adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Tenayan
Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia. Wilayah kelurahan sialang
sakti memiliki luas ± 9,268 km2, Jumlah penduduk 23.723 jiwa, laki-laki
11.998 orang, perempuan 11.725 orang, jumlah Kepala Keluarga (KK) per
Juni 2022: 6.182 KK. Daerah ini termasuk salah satu penghasil tanaman
singkong terbesar di Provinsi Riau. Sialang adalah Pohon tempat
berhinggap atau singgahnya lebah liar dan dipohon tersebut lebah itu
beranak, madunya diambil oleh masyarakat. Dahulunya berada di sekitaran
rumah binaan (Lapas) dan sekarang dinamakan Jalan Sialang Bungkuk yang
berada di depan Kantor Lurah Sail dan, diberi Nama Sialang Sakti. Batas
wilayah kelurahan Sialang Sakti sebagai berikut:
a. Sebelah Utara: Kelurahan Bencah Lesung & Kelurahan Tuah Negeri,
dengan Jl. Wates, Jl. Hangtuah, Jl. Badak Kel. Rejosari, Kel. Bencah
Lesung.
b. Sebelah Selatan: Kelurahan Tangkerang Timur, Kelurahan Kulim &
Kelurahan Mentangor, Budi Luhur, Jl. Kenanga (Kel. Kulim, Kel.
Mentangor)
c. Sebelah Barat: Kelurahan Rejosari, JI. Sudimoro, JI. H. Imam
Munandar, JI. Barau-barau (Kel. T. Timur)
d. Sebelah Timur: Sungai Binjai, JI. Budi Suci (Kel. Tuah Negeri)
e. Secara administrasi kelurahan Sialang Sakti terdiri dari 17 Rukun
Warga (RW) dan 69 Rukun Tetangga (RT).
B. Alat Dan Bahan
1. Handphone
2. Kertas
3. Pena
4. GPS Essential untuk menentukan koordinat dan lokasi pengambilan
sampel
5. Stopwatch / jam
6. Instrumen Penelitian

10
C. Metode Penenlitian
Menurut Sugiyono (2012), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah
untuk mengumpulkan data dengan tujuan mendeskripsikan, membuktikan,
mengembangkan, dan menemukan pengetahuan serta teori guna
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan
manusia. Peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui
sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau prilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti.
2. Metode Primer
Metode primer adalah metodologi yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data secara langsung, bukan tergantung pada data
yang dikumpulkan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Secara
teknis, mereka “memiliki” data. Penelitian primer semata-mata
dilakukan untuk menjawab suatu masalah tertentu, yang memerlukan
analisis mendalam. Hal ini sejalan dengan masalah yang ingin di
identifikasi oleh peneliti yaitu mengenai kualitas air dan iklim mikro
yang ada di Kelurahan Sialang Sakti, Kecamatan Tenayan Raya.
3. Metode Sekunder
Menurut Sugiyono, 2017:137 Data sekunder adalah sumber data
yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari dokumen perusahaan. Hal ini
sejalan dengan sumber referensi yang di cari oleh peneliti terkait kajian
teori terhadap indicator yang di teliti.
4. Metode Random Sampling
Margono (2004: 126) menyatakan bahwa teknik sampling acak
sederhana adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling

11
sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama
untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Hal ini sejalan
dengan Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati beberapa komponen dalam sekali penellitian
diantaranya bau, rasa, warna, suhu dll.
5. Teknik Pengambilan Data
Menurut Sugiyono (2017,194) cara atau teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket),
observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Pada penelitian yang
dilakukan peneliti menggunakan Teknik pengambilan data berupa
observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks
karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode
pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari
responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi.
Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, dan gejala- gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada
responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan
data observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu Participant
observation, Dalam participant observation peneliti terlibat secara
langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati
sebagai sumber data.
6. Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam melakukan pengambilan data penelitian kita mengenal
instrumen penelitian. Secara umum, instrumen penelitian adalah alat
bantu untuk kesuksesan proses pengambilan data entah itu
menggunakan metode observasi, wawancara atau lainnya.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Tabel Pengamatan
1. Titik A
Koordinat: 47+777799655495
Pengamatan Suhu (F0)
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-Rata
07. 00 WIB 12.00 17.00 WIB
WIB
Sabtu 790F 840F 820F 81,60F
Minggu 780 890 880 850F

Kelembapan Relatih
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-Rata
07. 00 WIB 12.00 17.00 WIB
WIB
Sabtu 100% 87% 85% 90,6%
Minggu 69% 64% 75% 69,3%

Suhu (C0)
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-Rata
07. 00 WIB 12.00 17.00 WIB
WIB
Sabtu 260C 290C 280C 27,60C
Minggu 270C 320C 320C 30,30C

13
a. Deskripsi Penggunaan lahan, lalu lintas dan Aktivitas Manusia di
Titik I
1) Penggunaan lahan dan aktivitas manusia
Dari hasil penelitian yang di analisis di lokasi penelitian
banyaknya penggunaan lahan tanah kosong di pergunakan
masyarakat dimanfaatkan Masyarakat untuk Pembangunan
perumahan dan beberapa bangunan lain. Pekerjaan masyarakat
disana yaitu antara lain adalah buruh bangunan dan pedagang,
namun bisa dibilang pedagang lebih dominan hal ini ditandai dengan
banyaknya warung kaki lima, warung kecilan, dan beberapa usaha
ternak ayam.
Banyaknya Pembangunan pemukiman juga akan
mempengaruhi iklim mikro di lingkungan setempat, hal ini
dikarenakan aktivitas pembangunan serta bangunan itu sendiri dapat
menaikkan suhu, dapat menyerap dan melepaskan panas berlebih,
namun hal ini masih bisa sedikit diimbangi dengan adanya beberapa
vegetasi yang cukup untuk melepaskan transpirasi dari tanaman
sehingga hal itu sedikit membuat suhu setempat sedikit lebih adem.
2) Keadaan lalu lintas.
Dari hasil penelitian keadaan lalu lintas yang berada di
kelurahan sialang sakti titik pertama lalu lintas di sana tidak terlalu
padat di karenakan pada lokasi titik pertama memasuki gang
perumahan yang mana masih minimnya kendaraan roda empat yang
masuk kesana, akan tetapi tidak jauh dari jalan perumahan titik satu
terdapat beberapa jalan besar, seperti kita ketahui banyaknya truk
pengangkat barang yang melewati jalan tersebut.
b. Deskripsi Iklim
1) Suhu 0F dan 0C pada lokasi I
Suhu Fahrenheit ada iklim mikro dapat bervariasi tergantung
pada berbagai faktor lokal seperti lokasi geografis, elevasi, vegetasi,
dan pola aliran udara. Iklim mikro mengacu pada perbedaan suhu

14
yang terjadi di area yang relatif kecil, misalnya di sekitar kota atau
dalam area yang memiliki topografi yang berbeda. Skala suhu jenis
ini banyak digunakan di seluruh dunia, terutama negara negara yang
menggunakan system metrik dan sering digunakan untuk keperluan
sehari hari dan ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di titik I
dengan tiga kali pengukuran pada jam 07.00 WIB, 12.00 WIB, dan
17.00 WIB pada hari sabtu diperoleh rata-rata suhu 810F dan 27,60C
yang menggambarkan bahwa lokasi lapangan pada titik ini agak
panas. Kemudian dengan kelembapan diperoleh rata-rata 90,6%
yang menggambarkan kondisi sekitar lembap, hal ini sesuai dengan
kondisi sebenarnya pada yang mana pada saat itu wilayah sekitar
hujan sebentar.
Berdasarkan hasil observasi di hari minngu pada titik I
peneliti melakukan Kembali pengukuran suhu pada pukul 07.00
WIB 12.00 WIB dan 17.00 WIB di mana di dapatkan suhu rata-rata
30,3°C dan 85°F yang menunjukan kondisi tersebut panas. Dan
kelembapan yang ada pada hari minggu di titik I cukup lembap
2. Titik II
Titik II koordinat: 47+777799655495

Pengamatan Suhu (F0)


HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-Rata

07. 00 WIB 12.00 WIB 17.00 WIB


Sabtu 790F 810F 840F 81,30F

Minggu 780 890 880 850F

15
Kelembapan Relatih
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-
07. 00 12.00 17.00 Rata
WIB WIB WIB
Sabtu 88% 86% 85% 86,3%
Minggu 69% 64% 75% 69,3%

Suhu (C0)
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-
07. 00 12.00 17.00 Rata
WIB WIB WIB
Sabtu 26oC 29oC 280C 27,6%
Minggu 250C 320C 320C 29,6%

a. Deskripsi Penggunaan lahan, lalu lintas dan Aktivitas Manusia Di


Titik II
1) Penggunaan lahan dan aktivitas manusia
Dari hasil penelitian penggunaan lahan yang peneliti jumpai
Pada titik II penggunaan lahan yang di manfaatkan oleh warga
sekitar hampir sama dengan penggunaan lahan di titik I, Dimana
penggunaan lahan yang digunakan pada titik II di manfaatkan
sebagai tempat permukiman warga dan Pembangunan bangunan
lainnya di daerah sekitar, tetapi jika dilihat dari ke III titik tersebut,
pada titik II yang permukimannya tidak terlalu rapat. Kerapatan
permukiman yang tidak terlalu rapat dan lahan yang dijadikan lahan
perkebunan, pekerjaan Masyarakat yang ada didaerah titik II hamper
rata-rata bekerja di bidang buruh bangunan dan petani.
Dengan adanya penggunaan lahan yang digunakan untuk
untuk permukiman, dan Pembangunan bangunan lainnya serta lahan
perkebunan, hal ini akan mempengaruhi aktivitas manusia dan
mempengaruhi iklim di lingkungan sekitar. Contohnya seperti

16
Pembangunan sekolah, puskesmas dan bangunan lainnya, dari
Pembangunan tersebut maka terbukanya lapangan pekerjaan bagi
Masyarakat sekitar seperti guru, buruh bangunan dan beberapa
pekerjaan lainnya. Dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut
maka aktivitas sehari-hari Masyarakat setempat meningkat, dengan
meningkatnya aktivitas maka penggunaan kendaraan pun meningkat
baik kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat. Hal
tersebut pastinya memiliki dampak negatif terhadap iklim sekitar,
seperti asap kendaraan dan debu yang menyebabkan pencemaran
udara berupa karbondioksida (CO2) yang dapat menahan panas di
atmosfer, selain itu asap kendaraan juga dapat menyebabkan polusi
udara lokal yang menghasilkan panas tambahan di area tertentu.
2) Keadaan lalu lintas.
Dari hasil penelitian yang peneliti jumpai keadaan lalu lintas
yang berada di titik II tidak terlalu padat/ramai dikarenakan kondisi
jalan yang berada wilayah tersebut berada di gang yang sedikit
masuk dari jalan raya, sehingga keadaan lalu lintas yang berada di
titik II tersebut tidak ramai.
b. Deskripsi Iklim
1) Suhu 0F dan 0C pada lokasi II
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di titik II
dalam tiga waktu yaitu jam 07.00 WIB, 12.00 WIb, dan 17.00 WIB
pada hari Sabtu dapat di peroleh rata-rata suhu 81,30F dan 270C yang
menggambarkan kondisi pada titik II ini sejuk. Kemudian
kelembapan relatifepada titik ini di peroleh 86,3% yang menyatakan
bahwa kelembapan udara di lokasi cukup tinggi hal ini di sebabkan
daerah tersebut telah terjadi hujan sebelumnya.
Peneliti juga melakukan observasi di hari minggu Dimana
pada hari minggu melakukan pengukuran di pukul 07.00 WIB, 12.00
WIb, dan 17.00 WIB, Dimana di peroleh suhu rata-rata 85°F dan
29,6°C yang mana hal ini menunjukan kondisi di titik II panas. Dan

17
kelembapan relatif pada titik II di peroleh 69,3% Dimana kondisi
kelembapan tersebut menunjukan titik II tidak terlalu lembap dan
tidak terlalu kering.

3. Titik III
Koordinat: 47+ 78015655472
Pengamatan Suhu (F0)
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-
07. 00 12.00 17.00 Rata
WIB WIB WIB
Sabtu 790 840 870 810F
Minggu 780 890 880 850F

Kelembapan Relatih
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-
07. 00 12.00 17.00 Rata
WIB WIB WIB
Sabtu 88% 86% 85% 86,3%
Minggu 69% 69% 75% 71%

Suhu (C0)
HARI Pengamatan Pada Pukul Rata-
07. 00 12.00 17.00 Rata
WIB WIB WIB
Sabtu 27oC 29oC 280C 280C
Minggu 250C 330C 320C 300C

18
a. Deskripsi Penggunaan lahan, lalu lintas dan Aktivitas Manusia
Di Titik III
1) Penggunaan lahan dan aktivitas manusia
Dari hasil penelitian penggunaan lahan yang peneliti jumpai
di titik III banyaknya lahan yang digunakan untuk pembangunan
pemukiman dan sebagian kecil lahan juga dimanfaatkan
Masyarakat setempat sebagai ladang kecil untuk menanam
beberapa tanaman seperti kelengkeng, singkong, kelapa, pisang
dan lain lain. Penggunaan lahan di daerah sialang sakti ini secara
tidak langsung juga akan mempengaruhi iklim mikro. Penggunaan
lahan yang mayoritas digunakan untuk pembangunan pemukiman
secara tidak langsung juga akan membuat suhu lebih hangat
dikarenakan banyaknya infrastruktur bangunan seperti perumahan
dan jalan yang dapat menyerap dan melepaskan panas berlebih
serta minimya vegetasi juga dapat mengurangi proses transpirasi
dimana tumbuhan mengeluarkan uap air melalui daunnya.
Dengan banyaknya penggunaan lahan yang digunakan untuk
Pembangunan, hal itu juga akan mempengaruhi aktivitas manusia
di lingkungan sekitar. Contohnya seperti Pembangunan sekolah,
dari Pembangunan itu tadi maka adanya lapangan pekerjaan bagi
Masyarakat seperti guru dan beberapa pekerjaan lain. Dengan
adanya lapangan pekerjaan tersebut maka aktivitas sehari-hari
Masyarakat setempat meningkat, dengan meningkatnya aktivitas
maka penggunaan kendaraan pun meningkat baik kendaraan
beroda dua maupun kendaraan beroda empat. Hal tersebut pastinya
memiliki dampak terhadap iklim sekitar, seperti asap kendaraan
dan debu yang menyebabkan pencemaran udara berupa
karbondioksida (CO2) yang dapat menahan panas di atmosfer,
selain itu asap kendaraan juga dapat menyebabkan polusi udara
lokal yang menghasilkan panas tambahan di area tertentu.

19
2) Keadaan lalu lintas.
Dari hasil penelitian keadaan lalu lintas yang berada di titik
III kedua ini jalannya sangat padat dikarenakan berdekatan dengan
jalan besar. di titik kedua ini terdapat beberapa truk besar yang
memalui jalan tersebut sehingga dalam kurun waktu tertentu
seperti jam 12:00 WIB terdapat kemacetan yang berada di jalan
tersebut dikarenakan waktu istirahat.

b. Deskripsi Iklim
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan cara observasi
pada lokasi C dalam tiga waktu yaitu 07.00WIB, 12.00 WIB, 17.00
WIB di peroleh suhu 810F dan 280C yang menyatakan kondisi
lapangan tersebut agak panas. Dengan kelembapan relatif 86,3% yang
menyatakan kelembapan udara cukup tinggi. Menurut peneliti
kelembapan pada titik ini dapat di kategorikan tinggi karena topografi
yang rendah dan juga banyak vegetasi di sekitar lokasi.
Peneliti juga melakukan observasi di hari minggu Dimana
pada hari minggu melakukan pengukuran di pukul 07.00 WIB, 12.00
WIb, dan 17.00 WIB, Dimana di peroleh suhu rata-rata 85°F 30°C
yang mana hal ini menunjukan kondisi di titik B panas. Dan
kelembapan relatif pada titik B di peroleh 71% Dimana kondisi
kelembapan tersebut menunjukan titik B cukup lembap.

20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di ketiga titik
selama dua hari dalam tiga waktu, yaitu pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB, dan
17.00 WIB dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Pada titik I didapatkan rata rata suhu pada hari pertama yaitu di
angka 81°F dan 27,60C dan kelembapan di angka 90,6% yang
mengindikasikan bahwa suhunya termasuk agak panas dan kondisinya
lembap. Pada hari kedua rata rata suhu yaitu di angka 30,3°C dan 85°F
dengan kelembapan 69,3% yang mana hal ini menandakan suhunya panas
dengan kelembapan yang cukup namun tidak juga kering.
Pada titik II didapatkan rata rata suhu pada hari pertama yaitu di
angka 81,30F dan 270C dan kelembapan di angka 86,3% yang
mengindikasikan bahwa suhunya termasuk agak panas dan kondisniya
lembap. Pada hari kedua rata rata suhu yaitu di angka 85°F dan 29,6°C
dengan kelembapan 69,3% yang mana hal ini menandakan suhunya panas
dengan kelembapan yang cukup namun tidak juga kering.
Pada titik III didapatkan rata rata suhu pada hari pertama yaitu di
angka 810F dan 280C dan kelembapan di angka 86,3% yang
mengindikasikan bahwa suhunya termasuk agak panas dan kondisniya
lembap. Pada hari kedua rata rata suhu yaitu di angka 85°F dan 30°C dengan
kelembapan 71% yang mana hal ini menandakan suhunya panas dengan
kelembapan yang cukup.
Dari deskripsi data yang telah dijabarkan maka dapat diambil
kesimpulan dari ketiga titik tersebut tidak ada perbedaan iklim berupa suhu
dan kelembapan yang signifikan pada hari yang sama, hal ini dikarenakan
pada tiap titik masih pada ruang lingkup yang cukup kecil yaitu berupa
kelurahan. Namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan jika dilihat
pada hari yang berbeda, yang mana pada hari sabtu (hari pertama) terjadi

21
hujan yang membuat suhunya cenderung agak panas namun masih
tergolong rendah dan dengan kelembapan yang sangat tinggi. Namun terjadi
penurunan kelembaban pada pengukuran di waktu ketiga yaitu pada pukul
17.00 WIB, hal ini dikarenakan hujan yang sebelumnya terjadi telah reda
pada sore hari, hal ini membuat suhu menjadi sedikit naik dan
kelembapannya turun. Pada hari Minggu (hari kedua) cuacanya cenderung
cerah dengan rata-rata suhu yang sedikit lebih tinggi daripada pengukuran
di hari pertama yang jika di kategorikan suhu pada hari kedua tergolong
panas dan dengan kelembapan yang cukup namun juga tidak terlalu kering.

B. Saran
Pada penelitian ini, peneliti berhasil mengambil data suhu di
beberapa titik selama dua hari di tiga waktu yang berbeda. Peneliti juga
mengharapkan tersedianya waktu dan alat yang memadai demi tercapainya
hasil maksimal dari peneliti yang dilakukan, dengan hal itu peneliti yakin
bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga
dalam pemahaman dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Dengan adanya laporan penelitian ini kami selaku peneliti pastinya
berharap dapat menambah pengalaman beserta ilmu pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai iklim mikro, selain itu pastinya peneliti juga berharap
hasil dari laporan penelitian ini dapat bermanfaat baik itu sebagai sumber
informasi maupun sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih
lanjut. Peneliti yang juga berstatus senagai mahasiswa patinya juga berharap
hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang valid dan dapat
dipertanggung jawabkan sebagai acuan maupun langkah awal dalam
penelitian penelitian lanjut yang lebih kompleks.
Kepada masyarakat setempat peneliti berharap hasil dari penelitian
ini bisa menjadi acuan penilaian terhadap iklim mikro berupa suhu dan
kelembapan, dengan begitu kami berharap data mengenai iklim mikro
berupa suhu dan kelembapan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan
untuk keperluan tertentu. Dengan adanya penelitian mengenai iklim mikro

22
di daearah yang peneliti lakukan , kami harapkan kepada masyarakat dapat
mengetahui dan memahami langakah terbaik seperti apa yang harus
dilakukan untuk menjadikan iklim mikro ini menjadi standar yang ideal.
Peneliti juga berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat
menjadi sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat terhadap mahasiswa,
pelajar maupun masyarakat setempat, serta dapat menjadi gambaran
terhadap iklim mikro yang ada di daerah setempat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Isnoor, K. F. (2021). Analisis Kenyamanan Termal Berdasarkan Temperature
Humidity Indeks dan Pengaruhnya Terhadap Curah Hujan di Kota Tanjung
Pinang. Buletin GAW Bariri, 1-6.

Karyati. (2019). Mikrolimatologi Hutan. Samarinda: Mulawarman University


Press.

Santi, S. B. (2019). IDENTIFIKASI IKLIM MIKRO DAN KENYAMAN


TERMAL RUANG TERBUKA HIJAU DI KENDARI. NALARs Jurnal
Arsitektur, 23-34.

https://eprints.itenas.ac.id/1540/5/05%20Bab%202%20222016096.pdf

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PWKL4104-M1S.pdf

24
LAMPIRAN

Pengamatan Suhu°
Lokasi 2 pada jam 12.00

Pengamatan Suhu° Pengamatan Suhu°


Lokasi 1 Lokasi 3

25
Pengamatan Suhu° Pengamatan Suhu°
Lokasi 2 jam 12.00 Lokasi 2 pada jam 07.00

Lokasi 2 Lokasi 3

Kondisi Suhu pada lokasi penelitian

26
Suhu lokasi 3 pada suhu titik 2 jam 07.00
jam 12.00

Suhu lokasi 2 Suhu lokasi 3


pada jam 12.00 Pada jam 12.00

27
Suhu lokasi 2 Suhu lokasi 2
pada jam 07.00

Suhu lokasi 3 Suhu lokasi 3


pada jam 17.00 Pada Jam 17.00

28

Anda mungkin juga menyukai