AGROKLIMATOLOGI
“RUMUS EMPIRIS DALAM PERKIRAAN ANASIR IKLIM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Agroklimatologi
Disusun oleh :
Nama : Ahmad Fauzi
NIM : 4442230111
Kelas :ID
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Rumus Empiris Dalam Perkiraan Anasir Iklim” ini.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum pada mata kuliah agroklimatologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc.,
Bapak kiki Roidelindho, S.TP., M.Sc., Ibu Endang Sulistyorini, S.P., M.Si., selaku
dosen pengampu mata kuliah Agroklimatologi serta kepada Saudari Amanda Mei
selaku Asisten Praktikum Agroklimatologi kelas I D yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan.
Dalam penyusunan hasil praktikum ini , penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Harapan
penulis semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang Rumus
Empiris Dalam Perkiraan Anasir Iklim.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anasir Iklim .......................................................................................... 2
2.2 Macam-Macam Anasir Iklim ................................................................. 3
2.3 Rumus Empiris Anasir Iklim ................................................................. 5
BAB III METODODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja .............................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................................ 8
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
5.2 Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GRAFIK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu
tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai
suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter sampai
pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung.
Kajiannya menyangkut berbagai aspke proses pembentukan iklim (Sabaruddin,
2014).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memperkirakan salah satu data
anasir iklim berdasarkan data meteorologi yang tersedia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran suatu anasir iklim akan menghasilkan suatu data. Data hasil
pengukuran ini menggambarkan kondisi suatu anasir iklim pada waktu
dilakukannya pengukuran. Akan tetapi, data hasil pengukuran ini belum dapat
dimanfaatkan secara luas. Dalam pengamatan data iklim, perlu diperhatikan tentang
macam dan kondisi alat, cara pencatatan, waktu pengamatan, dan tata letak atau lay
out alat-alat yang digunakan, sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan.
Dalam agroklimatologi terdapat beberapa peralatan yang digunakan dalam proses
mengetahui unsure-unsur iklim. Metode statistik dan persamaan matematika dapat
juga dimanfaatkan dalam agroklimatologi untuk mempermudah dalam menelaah
sifat-sifat iklim yang kompleks. Dengan analisis statistik dan matematik data dapat
disederhanakan, ciri-ciri unsur iklim dapat dipelajari dan dianalisis sehingga
mempermudah penelaahan informasi yang terkandung dalam data.
2
meteorologi umumnya dapat dikelompokkan dalam model-model deterministik,
parametrik, stokastik atau kombinasinya. (Guslim, 2015)
Salah satu hal yang penting untuk memperkirakan unsur cuaca pada satu
wilayah yang mempunyai data terbatas adalah dengan menggunakan rumus
empiris. Rumus empiris ini biasanya digunakan pada satu wilayah belum bisa
mengelola data meteorologi yang mungkin dan bahkan terjadi di lingkungan
Kabupaten atau Kecamatan. (Lakitan, 2017)
Oleh karena itu semua hubungan antar unsur cuaca yang satu dengan yang
lainnya adalah data yang sangat penting untuk memperkirakan salah satu data
meteorologi apabila data tersebut belum diamati.
a) Radiasi Matahari
Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima
oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus. Kedua lama waktu
penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang
3
diterima bumi.Ketiga keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat
menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan
dari sifat daratan.Keempat banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi
panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit
panas yang diterima bumi.
b) Suhu Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer. Secara fisis suhu didefinisikan sebagai tingkat gerakan yang berasal dari
molekul benda, makin cepat gerakan molekulnya, makin tinggi suhunya. Suhu
dapat pula didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda.Suhu di permukaan bumi
makin rendah dengan bertambahnya lintang dan juga makin rendah dengan
bertambahnya ketinggian. Selain itu variasi menurut tempat juga dipengaruhi oleh
posisi daerah terhadap daratan dan lautan serta keadaan unsur iklim. Di daerah
tropika fluktuasi rata-rata suhu harian relatif kecil sepanjang tahun. (Sabaruddin,
2014).
c) Tekanan Udara
Udara di atmosfer terdiri dari sejumlah gas. Gas-gas ini menekan ke bawah
di permukaan bumi, memberikan kekuatan yang kita sebut tekanan atmosfer atau
tekanan udara. Tekanan udara bervariasi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat. Makin tinggi suatu tempat, makin rendah tekanan udaranya. Udara dingin
lebih berat dari pada udara hangat. (Sabaruddin, 2014).
Pada saat tekanan udara tinggi cuaca biasanya kering dan cerah. Sebaliknya,
saat udara naik menyebabkan terjadi daerah tekanan rendah, cuaca biasanya basah
dan berawan.Perubahan tekanan udara membuat angin bertiup membawa massa
udara. Udara biasanya bergerak dari daerah bertekanan tinggi kedaerah bertekanan
rendah, dan ini menghasilkan angin. (Sabaruddin, 2014).
d) Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah.Angin diberi nama dari
4
mana ia bertiup, misalnya angin timur artinya angin yang bertiup dari timur, angin
selatan adalah angin yang bertiup dari selatan. (Sabaruddin, 2014).
e) Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara yang terdiri dari
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air persatuan volume, kelembaban
relatif adalah membandungkan kandungan tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya. Kelembaban udara umumnya lebih tinggi pada malam hari. Kelembaban
rata-rata harian atau bulanan di daerah tropika basah seperti Indonesia relatif tetap
umumnya RH > 60 persen. (Sabaruddin, 2014).
dimana :
I / Io = a + b. n / N
5
dimana:
3. Rumus empiris untuk menentukan tekanan uap air berdasarkan wet bulb dan
dry bulb.
ed = es – 0,000660.p. (Ta-Tw) . (1+ 0,00115.Tw)
dimana :
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data Hasil Persentase Penyinaran Perhitungan
Bulan Jumlah Hari % Penyinaran Hasil % Penyinaran
Hujan Pengamatan Perhitungan
Januari 25 45,9 33,75
Februari 19 43,1 47,25
Maret 18 59,5 49,5
April 11 60,0 65,25
Mei 4 63,9 81
Juni 2 61,9 85,5
Juli 1 64,4 87,75
Agustus 5 88,1 78,75
September 0 72,3 90
Oktober 14 46,9 58,5
November 18 15,3 49,5
Desember 19 57,8 47,25
Hujan
100
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
8
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Energi Radiasi Matahari
9
29 922,6 0,23 0,48 0,80 566,47
10
26 27.400 23.800 1.012.38 25,59 23,11 90,30% 75
27 27.000 23.800 1.012.38 25,59 23,39 91,40% 79
28 27.300 24.600 1.012.38 24,31 22,45 92,34% 79
29 27.600 24.000 1.012.38 25,27 22,79 90,18% 76
Tekanan Uap
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakuakn, praktikan jadi mengetahui
kegunaan rumus empiris dalam dunia klimatologi maupun dalam agroklimatologi.
Rumus empiris merupakan salah satu hal yang penting yang digunakan untuk
memperkirakan unsur cuaca dari suatu wilayah yang dimana wilayah tersebut tidak
mempunyai alat-alat kliamtologi maupun agroklimatologi.
Kegunaan rumus empiris ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mendapatkan data anasir iklim berdasarkan data meteorologi yang sudah tersedia.
Oleh karena itu hubungan antara cuaca yang satu dengan cuaca yang lainnya sangat
penting untuk memperkirakan salah satu data meteorologi apabila data tersebut
belum diamati.
11
rumus empiris merupakan data yang penting bagi para pengguana data meteorologi
yang tidak tersedia alat klimatologi yang lengkap.
Ada beberapa rumus empiris yang digunakan dalam kegiatan perkiraan anasir
data, diantaranya rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan berdasarkan
jumlah hujan bulanan. Rumus empiris ini digunakan untuk mengetahui penyinaran
bulanan berdasarkan jumlah hujan bulanan. Dengan rumus tersebut, kita jadi dapat
mengtahui lamanya penyinaran dalam satuan persen (%). Hasil lama penyinaran
kita dapatkan dengan cara menggunakan rumus S = ( - 2,25 HH + 90) % . Dimana
S adalah prosentase lama penyinaran bulanan, dan HH adalah hari hujan.
Selain rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan, ada pula rumus
empiris yang digunakan yaitu, rumus empiris untuk menentukan energi radiasi
matahari. Rumus empiris ini digunakan untuk menentukan energi radiasi matahari.
Banyak stasiun meteorologi yang hanya mencatat panjang penyinaran metahari dan
radiasi serta jumlah penyinaran mataharinya saja. Angstrom menyatakan hubungan
kedua variabel tersebut dengan I = (a + b. n / N). Io
12
nilai Io sudah ditemukan akan mudah bagi kita mengtahui nila I (energi radiasi
matahari yang sampai ke bumi).
Bukan hanya faktor yang sudah disebutkan diatas hasil perhitungan dan hasil
pengamatan berbeda, faktor lain yang mempengaruhi adalah data yang kami
gunakan dalam rumus empiris ini merupakan data yang digunakan sebagai penduga
untuk mengtahui hasilnya dengan menggunakan rumus empiris tanpa melakukan
pengamatan dilapangan. Sedangkan data yang dihasilkan dari hasil pengamatan
merupakan data yang benar-benar diperoleh dari pengamatan dilapangan sehingga
membuat hasil dari perhitungan dan pengamatan berbeda.
Rumus empiris untuk mementukan tekanan uap air berdasarkan wet bulb dan
dry bulb juga digunakan dalam perkiraan anasir iklim. Dengan rumus ini kita dapat
mengetahui tekana uap dalam perkiraan anasir iklim. Bisa dikatakan jumlah wet
bulb dan dry bulb salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pada tekanan uap
air. Penggunaan rumus empiris yang dilakukan pada saat praktikum kami hanya
digunakan sebagai penduga atau perhitungan saja sedangkan data hasil pengamatan
merupakan merupakan data yang didapatkan sesuai dengan yang terjadi dilapangan.
Satuan pada wet bulb dan dry bulb yaitu °C. selain itu hasil pengamatan
berbeda juga dipengaruhi nilai yang dihasilkan dari tekakan udara, tekakan uap
jenuh, dan tekanan uap air diudara.
13
BAB V
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum rumus empiris dalam perkiraan anasir iklim yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
• Iklim merupakan karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan atas
data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar 30 tahun).
• Klimatologi adalah IImu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah tentang
karakteristik iklim antar wilayah.
• Pengukuran suatu anasir iklim akan menghasilkan suatu data. Data hasil
pengukuran ini menggambarkan kondisi suatu anasir iklim pada waktu
dilakukannya pengukuran.
• Salah satu hal yang penting untuk memperkirakan unsur cuaca dari suatu
wilayah yang mempunyai data terbatas adalah menggunakan rumus empiris.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum disarankan mahasiswa lebih aktif dalam menggali
informasi tentang bagaimana cara menghitung data dengan lebih baik dan benar.
Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan berlangsung
praktikan harus memperhatikan dan tidak boleh bercanda serta mengobrol ketika
praktikum sedang berlangsung agar praktikum berjalan aman dan lancar.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16