KLASIFIKASI IKLIM
Oleh :
Dosen Pengajar :
Dr. Armansyah, SP., MP.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
DAFTAR ISI
B. TUJUAN ................................................................................................. 2
ii6 | P a g e
DAFTAR ISI
iii6 | P a g e
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Makalah Agroklimatologi penuh
kemudahan sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.
Semua ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari dukungan segala pihak.
Dalam penyusunan laporan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Adapun
pihak-pihak antara lain:
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya
dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
iv6 | P a g e
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca disuatu daerah dalam jangka lama dan
tetap. Definisi lain, iklim merupakan karakter kecuacaan suatu tempat atau daerah, dan
bukan hanya merupakan cuaca rata – rata. Iklim merupakan peluang statistik berbagai
keadaan atmosfer antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban yang terjadi di suatu
daerah selama kurun waktu yang panjang dengan penyelidikan dalam waktu yang lama
minimalnya 30 tahun dan meliputi wilayah yang luas. Iklim adalah kelanjutan dari hasil
pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang lama, sehingga disebut
sebagai rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim bersifat stabil bila dibandingkan
dengan cuaca. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang
untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim juga disebut sebagai keadaan cuaca
rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang
lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas (Yudani Alamsyah, 2015).
Perubahan iklim berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi area yang
sangat luas. Matahari merupakan kendali utama sistem iklim. Iklim yaitu rata-rata
cuaca dalam waktu yang lama (dalam kurun waktu 25-30 tahun) dan dalam tempat
yang relatif luas. Sedangkan cuaca merupakan segala fenomena yang terjadi di lapisan
troposfer dalam waktu singkat dan tempat yang sempit. Ilmu yang mempeajari tentang
iklim disebut klimatologi dan cuaca disebut meteorology. Badan resmi yang mengurus
informasi iklim dan cuaca adalah BMKG (Badan Metorologi Klimatologi dan
Geofisika).
Iklim dan tanaman mempunyai hubungan yang erat, hubungan antara pola
iklim dengan distribusi tanaman banyak digunakan sebagai dasar dalam klasifikasi
iklim. Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan
faktor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan pola iklim dan teknologi,
dalam buku yang sama dia juga mengatakan bahwa cuaca dan iklim merupakan salah
satu faktor peubah dalam produksi pangan yang sukar dikendalikan. Mengetahui
informasi iklim dari sekarang dan proyeksi iklim kedepannya merupakan bentuk
mitigasi terhadap risiko kegagalan panen akibat perubahan iklim (Suryadi et al, 2017)
16 | P a g e
Iklim merupakan salah satu faktor (selain tanah) yang akan mempengaruhi
distribusi tanaman. Wilayah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi iklim
tertentu akan didominasi pula oleh spesies tumbuhan tertentu, yakni tumbuhan yang
dapat beradaptasi secara baiki pada kondisi iklim tersebut. Berdasarkan keterkaitan
yang erat antara kondisi iklim dengan spesies tumbuhan yang dominan pada suatu
wilayah, beberapa ahli mengkasifikasikan iklim berdasarkan jenis tumbuhan yang
dapat beradaptasi baik pada wilayah tersebut Perubahan tipe iklim menyebabkan
terjadinya kenaikan suhu permukaan bumi, perubahan pola hujan, dan pergeseran
musim (Boer, 2015).
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ap aitu iklim
2. Mengetahui apa saja klasifikasi iklim
3. Mengetahui kriteria iklim
26 | P a g e
BAB II. METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi
kepustakaan atau literatur review. Literatur review merupakan ikhtisar
komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang
spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah diketahui tentang
topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk mencari rasional dari
penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya (Denney
& Tewksbury, 2013).
36 | P a g e
BAB III. PEMBAHASAN
Jika bumi kelebihan energi karena terhambatnya radiasi infra merah keluar
atmosfer. Hal ini terjadi karena sistem atmosfer bersifat tertutup. Kelebihan
energi tersebut dapat berubah menjadi bentuk energi lainnya sesuai dengan
hukum kekebalan energi. Artinya, energi tidak bisa hilang namun berubah dalam
berbagai bentuk energi lainnya. Energi atmosfer misalnya, dapat berubah
menjadi energi kalor, kinetik dan potensial. Energi kalor berupa panas
permukaan bumi. Energi kinetik bisa dalam bentuk peningkatan kecepatan angin.
Sedangkan energi potensial berupa peningkatan intensitas hujan. Keseluruhan
perubahan bentuk energi ersebut merupakan parameter iklim. Proses inilah yang
menyebabkan terjadinya perubahan iklim akibat dari fenomena pemanasan
global.
46 | P a g e
Naiknya suhu permukaan bumi menyebabkan terjadinya kekacauan pola
musim, khususnya di Indonesia. Di mana cuaca yang tidak menentu membuat
para petani sulit dalam memperkirakan waktu untuk mengelola lahan dan
memanen. Akibat perubahan iklim (climate change) ini, Indonesia memiliki
fenomena musim hujan cenderung lebih pendek. Di sisi lain, musim kemarau
yang lebih panjang telah meningkatkan berbagai ancaman bencana bagi sektor
pertanian. Ancaman bencana yang paling sering menghantui para petani adalah
hidrometeorologi (banjir, kekeringan dan angin puting beliung). Hal ini akan
memiliki dampak serius terhadap lingkungan, produktivitas pertanian dan
ketahanan pangan nasional (Rosmini Maru, 2015).
A. Klasifikasi Iklim
56 | P a g e
Maka dari itu untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan tipe iklim
maka dilakukan klasifikasi iklim.
Menurut Barry dan Chorley klasifikasi iklim terdiri dari dua yaitu, secara
genetik dan empirik. Klasifikasi iklim secara genetik berdasarkan faktor
penentu iklim yaitu berdasarkan penerimaan radiasi matahari, letak topografi,
aliran massa udara dan arah angin. Klasifikasi berdasarkan radiasi matahari
terbagi menjadi empat yaitu, iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, dan
iklim kutub. Klasifikasi berdasarkan letak topografi terbagi menjadi empat
yaitu, iklim gunung, iklim darat, iklim laut dan iklim musim. Klasifikasi iklim
berdasarkan massaudara dan arah angin yaitu klasifikasi iklim Fohn (Ariffin,
2019).
B. Pengaruh Iklim
Klasifikasi iklim dapat digunakan di bidang pertanian, penerbangan dan
kelautan. Pada bidang pertanian biasanya menggunakan unsur hujan untuk
perencanaan alokasi penggunaan lahan pertanian, perluasan areal tanam,
rekomendasipola tanam dan pengaturan jadwal tanam. Pengaturan pola tanam
berkaitan dengan kebutuhan air, terutama didaerah non irigasi yang menjadikan
curah hujan sebagai unsur utama dalam budidaya bidang pertanian. Pada bidang
penerbangan biasanya menggunakan unsur angin, awan dan hujan. Faktor
tersebut harus dipertimbangkan dalam pengaturan jadwal penerbangan untuk
meningkatkan keselamatan penumpang. Pada bidang kelautan menggunakan
unsur angin dan suhu. Angin digunakan untuk mengetahui besarnya ombak yang
terbentuk saat pelayaran dan suhu digunakan untuk mempengaruhi jumlah
tangkapan ikan. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencarian sebagian
besar penduduk diIndonesia. Maka dari itu klasifikasi iklim lebih ditekankan
untuk pemanfaatan budidaya pertanian. Salah satu dampak perubahan iklim di
sektor pertanian yaitu petani gagal panen akibat iklim esktrim (Boer, 2015).
66 | P a g e
C. Metode Klasifikasi Iklim
1. Metode Koppen
Huruf
Iklim Arti
Pertama
A Iklim hujan tropis Suhu bulan terdingin > 180C
B Iklim hujan evaporasi > presipitasi
76 | P a g e
C Iklim sedang hujan Suhu bulan terdingin berkisar
−30C –180Cdan suhu terpanas 10 0C
D Iklim hujan dingin Suhu bulan terdingin <−3 0C dan
suhu bulanterpanas > 10 0C
E Iklim kutub Suhu bulan terpanas < 10 0C
(Sumber : Kartasapoetra, 2012)
Huruf
Arti
Kedua
F Selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm
S Bulan-bulan kering jatuh pada musim panas
S Stepa atau padang rumput
W Bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin
W Padang pasir
F Daerah tertutup es
(Sumber : Kartasapoetra, 2012)
2. Metode Oldeman
86 | P a g e
Pengelompokkan tipe iklim menggunakan data pengelompokkan sifat
hujanyaitu bulan basah dan bulan kering.
c. Interpretasi Agroklimat Berdasarkan Metode Oldeman
96 | P a g e
3. Metode Schmidt-Ferguson
Sistem ini dikembangkan tahun 1950. Schmidt adalah seorang guru besar
dan pejabat direktur lembaga metologi dan geofisika di Jakarta, sedangkan
Fergusonadalah guru besar pengelolaan hutan fakultas pertanian Universitas
Indonesia. Dasar untuk pengelompokkan iklim dengan menentukan nilai Q
dari perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan
basah selama 10 atau 30 tahun. Ada beberapa tahapan dalam penentuan
Metode Schmidt-Ferguson yaitu :
a. Pengelompokkan Sifat Hujan Metode Schmidt-Ferguson
106 | P a g e
(BL)
3. < 60 mm Bulan Kering
(BK)
(Sumber : Lakitan, 2002)
Tabel 6. Pengelompokkan Tipe Iklim Berdasarkan Schmidt-
Ferguson
116 | P a g e
g. Luar biasa kering Padang ilalang
(Sumber : Lakitan, 2002)
4. Pembagian Iklim Junghuhn
a.Iklim Panas
Iklim panas terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian 0 meter –
650 meter. Tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik yaitu padi,
jagung, karet, tebu, dan kelapa.
b. Iklim Sedang
Iklim sedang terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian antara 650
meter – 1.500 meter. Tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik yaitu
tembakau, kopi, dan coklat.
c. Iklim Sejuk
Iklim sejuk terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian 1.500 meter
– 2.500 meter. Tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik yaitu the,
kopi, kina, dan sayuran.
126 | P a g e
d. Iklim Dingin
Iklim dingin terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian di atas
2.500 meter. Tidak terdapat tumbuh-tumbuhan kecuali lumut dan semacamnya.
D. Studi Kasus
Judul : Analisis Zona Klasifikasi Iklim Oldeman untuk Kesesuaian
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Kabupaten Lampung Timur (Agustin et al.,
2022)
1. Kesesuaian Klasifikasi Iklim Oldeman dengan Hasil Produksi Padi
136 | P a g e
dapat ditanami padi karena terlalu kering maka hasil produksi padi yang
dihasilkan akan rendah. Wilayah yang memiliki kategori hasil produksinya
tinggi dan bertipe iklim A dan B artinya hubungan antara iklim diwilayah
tersebut dan produksi yang dihasilkan sesuai, dan wilayah yang memiliki
kategori hasil produksinya sedang dan bertipe iklim C dan D artinya hubungan
antara iklim diwilayah tersebut dan produksi yang dihasilkan sesuai, serta
wilayah yang memiliki kategori rendah pada hasil produksinya dan bertipe
iklim E artinya sesuai.
146 | P a g e
BAB IV. PENUTUP
Dari klasifikasi iklim tersebut, dapat ditentukan tanaman apa yang cocok
untuk dibudidayakan di suatu tempat. Seperti penggunaan cara pembagian iklim
Schmidt-Ferguson yang cocok digunakan untuk menentukan tanaman
perkebunan dan tanaman hutan apa yang cocok dibudidayakan di suatu wilayah.
Begitu pula penggunaan klasifikasi iklim Oldeman yang cocok digunakan untuk
memperkirakan tanaman semusim apa yang cocok ditanam seperti padi dan
palawija yang dihitung berdasarkan jumlah bulan basah dan bulan kering suatu
wilayah.
156 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Kasse, Olarita. 2018. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Lahan Kering.
Universitas Timor. Kefamenanu.
Maru, S. Ramli, U. Hariyanto. Nur, A.S.T. Rasyid, R. (2015). Klasifikasi Iklim
Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan Menurut Scmidth Fergusson.
Prosiding Seminar Nasional. Hal. 729-734.
Rosmini Maru, Ramli Umar, Harianto, dan Nur Anny Suryaningsih Taufieq. 2015.
Klasifikasi Iklim Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan Menurut
Scmidth Fergusson. Seminar Nasional 2015 Lembaga Penelitian UNM.
Makassar.
Sasminto, Retno Ayu dkk. 2014. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan:
Analisis Spasial Penentuan Iklim Menurut Schmidt-Ferguson Dan Oldeman
Di Kabupaten Ponorogo. Ponorogo: Universitas Brawijaya
16 | P a g e