Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN AGROKLIMATOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN

Disusun oleh :

Nama : JAZWANDI
NIM : 2112002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt.dengan segala rahmatnya sehingga saya bisa menyeesaikan
makalah “Individu, Keluarga dan Masyarakat”. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.

Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca agar
dapat mengetahui tentang individu, keluarga dan masyarakat. Makalah ini disusun oleh
penulis dengan berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari dalam diri penyusun maupun
yang datang dari luar.

Saya juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 25 Mei 2022

           

Penulis         
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian agroklimatologi……………………………………………………………..
B. Unsur-unsur dan Pengendali
Iklim……………………………………………………………...
C. Cuaca agroklimatologi pertanian………………………………………………………
D. Iklim agroklimatologi pertanian………………………………………………………..
E. Peran Agroklimatologi Bagi Pertanian…………………………………………………
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu pengetahuan dant eknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai


dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki
kualitas sumber daya manusia bangsa kita.Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika
ditunjang dengan sistem Pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan,
memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.Perkembangan dunia pertanian
sangat dipengaruhi oleh banyak factor termasuk faktor iklim di dalamnya.
Bagaimana faktor iklim ini mempengaruhi keadaan tanah,mempengaruhi hama
tanaman, perkecambahan benih, dan bagaimana pula fenomena produksi tanaman dan
perubahan iklim. Seperti dilihat dari pengertian agroklimatologi itu sendiri yaitu ilmu yang
mempelajari tentang hubungan antara dunia pertanian dan keadaan iklim atau
cuaca,sebaliknya bagaimana pengaruh iklim atau cuaca terhadap dunia pertanian. Budidaya
pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara
dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalamtanah.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu agroklimatologi?
2. Apa peran penting agroklimatologi dalam bidang pertanian?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa aitu agroklimatologi
2. Memahami peran agroklimatologi dalam bidang pertanian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agroklimatologi
Agroklimatotogi terdiri dari dua kata, yaitu Agro = pertanian danKlimatologi = ilmu
iklim. Jadi Agroklimatogi adalah ilmu yang membahas berbagai aspek iklim yang
berhubungan dengan permasalahan pertanian.Klimatologi sendiri adalah ilmu yang
membahas dan menerangkan tentangklim bagaimana iklim itu bisa berbeda dari suatu tempat
ke tempat lainnya. Halyang sangat erat hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu
cuaca,dimana cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alamsehingga
kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer
dengan segala prosesnya. Iklim adalah karater, sintesis ataunilai statistic cuaca jangka
panjang di suatu tempat atau wilayah yang luas.Sedangkan cuaca adalah kondisi atmosfer
sesaat (jangka pendek) beserta perubahan yang terjadi.
Agroklimatologi adalah cabang ilmu yang mempelajari semua factor iklim yang
berhubungan dengan aspek pertanian. Agroklimatologi secaraumum dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Klimatologi Fisik, Klimatologi yang membahas perilaku dan gejala gejala cuaca yang
terjadidi atmosfer dengan menggunakan dasar dasar ilmu fisika dan
matematika.Tinjauannya ditekankan pada neraca energi dan neraca air antara bumi
danatsmosfer
2. Klimatografi, Klimatologi yang pembahasannya secara deskriptif berdasarkan data,
peta,gambar dan foto. Pembahasannya tidak disertai analisis fisika maupunmatematika
yang mendalam. Biasanya dikembangkan oleh para pakarilmu bumi (Geografis).
3. Klimatologi Dinamik, Klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai
skala,terutama pada peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah seluruhdunia
4. Klimatologi Terapan, Klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk
memcahkan berbagai masalah praktis yang dihadapi masyarakat
Beberapa contoh klimatologi terapan
1. Klimatologi pertanian atau agroklimatologi (agricultural climatology), klimatologi yg
menekankan pembahasan tentang permasalahan iklim di bdg pertanian. Membahas
pengaruh positif maupun negatif perilaku iklim terhadap usaha pertanian
2. Klimatologi perkotaan (urban climatology), klimatologi yang membahas berbagai iklim
dalam perencanaan maupun penataan kota. Tujuan utamanya adl memperoleh tingkat
kenyamanan udara sebaik-baiknya. Cbg ini juga membhs konsentrasi pemukiman
penduduk thd perubahan unsur2 iklim.
B. Unsur-unsur dan Pengendali Iklim
Dalam klimatologi, iklim atau cuaca mempunyai beberapa unsure yangsangat
mempengaruhi atau bekerja secara simultan, yaitu bekerja sama salingmendukung atau
menghambat tergantung keadaan, antara lain:
1. Radiasi surya.
2. Suhu
3. Tekanan udara
4. Kelembapan udara
5. Awan
6. Presipitasti
7. Evapotranspirasi
Dari unsur-unsur cuaca tersebut ada faktor yang selalu atau pada
umumnyamempengaruhi besarnya intensitas dari masing-masing faktor tersebut, yaitu:
1. Rotasi dan revolusi bumi
2. Elevasi dan garis lintang
3. Topografi
4. Pusat tekanan udara tinggi dan rendah
5. Posisi terhadap sinar matahari

C. Cuaca agroklimatologi pertanian

Informasi cuaca dapat berupa ramalan mengenai kondisi cuaca di suatu wilayah yang
dikenal dengan prakiraan cuaca. Untuk mengantisipasi fluktuasi cuaca yang selalu berubah
dari waktu ke waktu serta dari satu tempat ke tempat lainnya, diperlukan baik sarana dan
tenaga pengamat, serta yang tak kalah penting adalah ahli meteorologi yang mampu
menganalisis data–data cuaca secara kritis. Setiawan (2003) mengatakan bahwa sangatlah
sulit diharapkan suatu hasil ramalan atau hasil analisis cuaca/iklim untuk perencanaan
pertanian serta bidang – bidang lainnya yang handal jika menggantungkan pada suatu kondisi
(peralatan, sumberdaya manusia) yang marginal.
Manfaat Informasi Cuaca Bagi Sektor Pertanian Data atau informasi iklim dan cuaca
tidak hanya untuk prakiraan cuaca saja, namun lebih banyak manfaat lainnya. Khusus untuk
sektor pertanian, informasi iklim dan cuaca bermanfaat antara lain untuk pewilayahan
komoditas pertanian, perencanaan pembangunan bendungan serta kontruksi hidrologi
lainnya, transportasi, pariwisata serta untuk penelitian. Setiawan (2003) menyajiakan 4
(empat) manfaat informasi iklim dan cuaca untuk pembangunan sektor pertanian, yaitu :
1. Sebagai dasar pewilayahan komoditas pertanian
2. Sebagai studi jangka panjang untuk peramalan iklim
3. Untuk pemantauan kondisi cuaca dan antisipasi bencana
4. Untuk perencanaan pertaniaan secara taktis operasional

Pewilayahan Komoditas untuk Pengembangan Pertanian Salah satu manfaat data dan
informasi cuaca adalah untuk perwilayahan komoditas dalam pengembangan pertanian
seperti hortikultura. Mangga, misalnya, akan tumbuh dan menghasilkan dengan kualitas yang
baik jika ditanam pada lingkungan iklim yang sesuai (tipe D menurut klasifikasi iklim
Schmidth & Fergusson) sertas cukup air untuk pertumbuhan vegetatifnya (sekitar 7 bulan
basah)
Pemantauan Kondisi Cuaca dan Antisipasi Bencana

Kegiatan pertanian selalu berhubungan dengan fluktuasi unsur-unsur cuaca yang


mempengaruhi hasil pertanian baik yang bersifat positif (meningkatkan hasil) maupun negatif
(menurunkan hasil). Pemantauan unsur-unsur cuaca sangat diperlukan khususnya pada saat
pergantian musim, baik antara musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Awal musim hujan
sangat menentukan penentuan saat tanam sedangkan awal musim kemarau menentukan
tingkat keberhasilan panen, karena akhir musim pertanaman sangat ditentukan oleh
ketersediaan air menjelang kemarau. Tanaman kekurangan air jika keluaran (evaporanspirasi
tanaman) melebihi penyediaan air tanah. Evapotranspirasi ditentukan oleh unsur-unsur cuaca
seperti radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin sedangkan
penyediaan air ditentukan oleh penyediaan air hujan jika irigasi tidak tersedia.Pemantauan
unsur-unsur cuaca, seperti jumlah hujan yang jatuh pada tiap wilayah pada awal musim hujan
atau awal musim kemarau yang ditandai oleh hujan yang makin berkurang dapat dijadikan
acuan dalam antisipasi bencana alam seperti kekeringan. Hal ini dapat dilakukan jika tersedia
data cuaca yang segera dapat diakses sehingga dapat dipetakan sebaran hujannya, misalnya,
dari waktu ke waktu atau menurut tempat dengan bantuan GIS.

Jika tersedia, analisis ketersediaan air pada tiap-tiap wilayah di Indonesia dapat
dilakukan.Perencanaan Pertaniaan Secara Taktis Operasional Peramalan cuaca merupakan
salah satu pendekatan dalam perencanaan pertanian secara taktis operasional. Kegiatan
pertanian memerlukan waktu yang relatif panjang (bulanan, tahunan) sedangkan peramalan
cuaca sampai sekarang belum mampu melakukan peramalan secara akurat lebih dari satu atau
dua minggu. Ramalan harian itu pun masih memerlukan peralatan yang canggih, jaringan
stasiun cuaca yang lengkap serta tenaga ahli yang memadai. Ramalan cuaca jangka pendek
khususnya ditujukan untuk keperluan transportasi terutama perhubungan udara. Salah satu
pendekatan taktis operasional yang mungkin dilakukan dalam hubungannya dengan pertanian
antara lain melalui penmetaan wilayah berdasarkan :
1. Pemantauan daerah-daerah yang mulai memasuki musim hujan berdasarkan jumlah
hari hujan yang jatuh, sehingga dapat ditentukan daerah-daerah yang siap tanam.

2. Pemantauan daerah-daerah yang mulai mengalami kekurangan hujan menjelang


musim kemarau, sehingga dapat segera diketahui wilayah-wilayah rawan kekeringan
serta antisipasinya.
3. Memprediksi tingkat penurunan hasil (tanaman semusim perkebunan) akibat periode
kering yang disebabkan penurunan jumlah curah hujan berdasarkan data pengamatan
(misalnya menggunakan model simulasi tanaman), sehingga dapat diantisipasi tindakan-
tindakan sebelum dan menjelang panen.

Memprediksi kemungkinan ledakan serangan hama dan penyakit tanaman dan


penyebarannya menggunakan data pengukuran cuaca berdasarkan pendekatan sistem pakar
(expert system).

Studi Jangka Panjang untuk Peramalan Iklim Dalam bidang pertanian, peramalan iklim
yang berjangka bulanan akan sangat penting artinya dalam perencanaan pertanian. Studi
jangka panjang untuk peramalan iklim perlu segera dimulai dengan mempersiapkan data
dasar yang akan menjadi acuan dalam pengkajian tersebut pada masa datang. Data dasar ini
hanya akan diperoleh jika jaringan stasiun cuaca yang terpercaya segera disiapkan dengan
pemasangan stasiun-stasiun cuaca di Indonesia yang relatif lengkap. Disamping itu, dengan
pertimbangan sumberdaya manusia di lapang, perlu dipasang stasiun cuaca otomatis yang
dapat dioperasikan oleh tenaga-tenaga pengamat kita sendiri.

Dengan perbaikan / pemasangan stasiun-stasiun pengamat cuaca, juga perlu segera


disiapkan tenaga-tenaga ahli yang mampu menganalisis data kita sendiri dan
mengembangkan metode peramalan yang canggih untuk negara kita. Penyiapan tenaga
canggih ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, serta menunjang riset-riset
bidang meteorologi / klimatologi. Untuk menunjang riset serta pelayanan jasa meteorologi
pertanian, perlu dibentuk pusat sistem informasi meteorologi pertanian.

D. Iklim agroklimatologi pertanian

Iklim dan cuaca merupakan faktor penentu utama bagi pertumbuhan dan produktifitas
tanaman pangan. Sistem produksi pertanian dunia saat ini mendasarkan pada kebutuhan akan
tanaman setahun, kecuali beberapa tanaman seperti pisang, kelapa, buah-buahan, anggur,
kacang-kacangan, beberapa sayuran seperti asparagus, rhubarb, dan lain-lain. Tanaman-
tanaman tersebut dikembangbiakan dalam kondisi pertanaman tertentu.Produktifitas
pertanian berubah-ubah secara nyata dari tahun ke tahun. Perubahan drastis cuaca, lebih
berpengaruh terhadap pertanian dibanding perubahan rata-rata. Tanaman dan ternak sangat
peka terhadap perubahan cuaca yang sifatnya sementara dan drastis. Perbedaan cuaca antar
tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang diproyeksikan.

Dan tak terdapat bukti bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi perubahan cuaca
tahunan. Petani selalu berhadapan dengan perubahan iklim. Besaran perbedaan antar tahun
telah melampaui prakiraan perubahan iklim. Fluktuasi iklim tahunan, dalam beberapa urutan
besaran lebih tinggi dibanding dengan besar prediksi perubahan pelan-pelan iklim yang
diajukan para ahli ekologi. Hal ini digambarkan pada Musim panas daerah pertanian Jagung
Amerika serikat, antara tahun 1988 (kering dan panas) dan 1992 (basah dan dingin). Suhu
selama Juli dan Agustus berbeda 80F dalam dua tahun dibeberapa negara bagian. Hal paling
kritis yang belum diketahui adalah pola frekuensi kemarau. Kemarau terjadi dibeberapa
tempat didunia setiap tahun. Kemarau tahunan juga lumrah terjadi di area pertanian India,
China, Rusia dan beberapa negara Afrika.
Iklim akan memperngaruhi berbagai aspke manusia dan organism lain yang hidup.jnis
sifat dan iklim juga mempengaruhi jenis tanaman yang sisuai untuk dibudidayakan pada
suatu kawasan serta produksinya. iklim juga merupakan salah satu pembatas dalam proses
pertumbuhan dan produksi tanaman. jenis-jenis dan sifat iklim bisa menentukan jenis2
tanaman yang tumbuh pada suatu daerah.Pengaruh Iklim terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman
Variabel menonjol yang diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan produktivitas tanaman pangan akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 adalah bumi
yang memanas. Berdasarkan pengamatan obyektif di lapangan, diperkirakan akan lebih
rendah dibanding permodelan iklim yang lemah dan kasar menggunakan komputer.
Berdasarkan permodelan komputer, muka bumi rata-rata akan memanas sebesar 1,5-4,5OC
jika kadar CO2 meningkat duakali. Secara keseluruhan iklim akan memanas 3 kali 1,5OC
pada akhir abad nanti, dan pemanasaan terbesar terjadi dikutub, dan lebih rendah
dikhatulistiwa. Kedua, kenaikan suhu dapat diperkirakan dan akan berpengaruh terhadap pola
hujan.
Untuk kebanyakan tanaman pangan dan serat dan beberapa spesies lain perubahan
dalam ketersediaan air memiliki akibat yang lebih besar dibanding kenaikan suhu.
Permodelan iklim secara regional telah dimodelkan dalam tingkat yang lebih kurang
meyakinkan dibanding model untuk iklim global. Perubahan yang diperkirakan, jika terjadi
dalam pola hujan dan suhu dengan kadar CO2 yang tinggi akan menguntungkan produksi
tanaman pangan beririgasi. Pertambahan areal pertanian beririgasi di Amerika terjadi di delta
misisipi dan dataran utara. Hal serupa terjadi di India, China dan Rusia bagian selatan. Di
USA, area tanam jagung dan gandum musim dingin akan bergeser ke utara dan akan
digantikan sorgum dan padi-padian.

Ketiga, pemanasan global mempengaruhi variabel yang berpengaruh terhadap


produktifitas pertanian. Hal ini akan sangat penting bagi pertanian yang terkait zona suhu,
baik bagi pertambahan maupun intensitas masa tanam atau satuan tingkat pertumbuhan.
Perhatian petani akan tertuju pada perbedaan musiman dan antar tahun pada curah hujan,
salju, lama musim tanam, dan beda suhu dalam hari-hari yang berpengaruh pada tahap
pertumbuhan. Stabilitas dan keandalan produksi adalah sama pentingnya dengan besaran
jumlah produksi itu sendiri.

Keprihatinan akan perubahan iklim dimasa depan dan perubahan yang lebih besar lagi
akan diimbangi dengan penelitian mengenai manfaat peningkatan CO2 bagi fotosintesis dan
berkurangnya kebutuhan tanaman akan air, dan tetap meningkatnya hasil. Selama 70 tahuan,
perubahan cuaca, mencerminkan bahwa hasil tanam di USA, Rusia, India, China, Argentina,
Canada dan Australia, memungkinkan negara dengan cuaca baik dapat menjaga keamanan
pangan negara dari cuaca yang buruk. Kekeringan secara menyeluruh di dunia hampir tak
pernah terjadi saat ini.
Walau ada kepastian bahwa pertanian dunia dapat mengantisipasi perubahan iklim,
perubahan itu akan menambah masalah yang harus ditangani dalam dasa warsa kedepan.
Masalah lain adalah Kelangkaan air dan kualitas air, tanah yang menjadi gersang, pengadaan
energi dari bahan bakar fosil serta kelangsungan praktek pertanian yang sekarang ada.
Beberapa praktek yang membahayakan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan harus
diubah bersamaan dengan tingkat produksi yang aman dan dapat diandalkan juga harus terus
ditingkatkan. Prakiraan terjadinya perubahan iklim membuat penelitian pertanian yang
komprehensif menjadi sangat penting dalam menghadapi perubahan itu secara efektif.

Penelitian mengenai perubahan iklim, akan melengkapi usaha peningkatan


produktivitas tanaman, yang dipengaruhi oleh tekanan lingkungan, yang kini tengah
dilakukan melalui rekayasa genetik, perlakuan kimiawi dan pola pengolahan. Ini akan
memberi dua manfaat sekaligus, baik sebagai pelindung mengahadapi perubahan jangka
pendek lingkungan, seperti kemarau dan juga membantu menghadapi perubahan iklim dalam
jangka panjang, dan untuk mengkapitalisasi sumberdaya hayati bagi peningkatan produksi.

Pandangan yang berbeda mengenai pemanasan global yang memiliki bobot ilmiah
yang baik muncul, mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sekarang telah
disimpulkan oleh beberapa ilmuwan bahwa model prakiraan iklim yang dibuat merupakan
penyederhanaan yang sangat simplistis dari proses atmosfir dan lautan yang sangat kompleks.
Dan tak dapat dibuktikan bahwa pengeluaran gas rumah kaca akan berpengaruh signifikan
terhadap iklim dunia, sebab-sebab pemanasan global juga lebih tidak dapat lagi dipastikan.
Efisiensi Fotosintesi Hanya sedikit keraguan bahwa kadar CO2 dalam atmosfir adalah
kurang optimal bagi fototosintesis ketika faktor lain yang berpengaruh terhadap tanaman
(cahaya, air, suhu dan unsur hara) mencukupi. Fotosintesa Netto adalah jumlah fotosintesa
brutto minus fotorespirasi, dan fotorespirasi setidaknya memiliki besaran mengubah 50%
karbohidrat hasil fotosintesa kembali menjadi CO2, dengan peningkatan CO2 fotorespirasi
diperkirakan akan menurun. Peningkatan Biomassa terbukti terjadi ketika dilakukan
pengayaan CO2. Ini tak selalu muncul dari fotosintesa netto. Kadar CO2 yang tinggi memicu
penggunaan air yang efisian dalam tanaman C4 seperti jagung. Peningkatan efisiensi air ini
merangsang pertumbuhan tanaman.
Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan CO2 adalah peningkatan
tingkat fotosintesa daun dan kanopi. Peningkatan fotosintesis akan meningkat sampai kadar
CO2 mendekati 1000 ppm. Hasil paling pasti adalah tanaman tumbuh cepat dan lebih besar.
Ada perbedaan antara spesies. Spesies C3 lebih peka terhadap peningkatan kadar CO2
dibanding C4. Terjadi juga pertambahan luas dan tebal daun, berat per luas, tinggi tunas,
percabangan, bibit dan jumlah dan berat buah. Ukuran Tubuh meningkat seiring rasio akar-
batang. Rasio C:N bertambah. Lebih dari itu semua hasil panen meningkat. Terutama pada
Kentang, Ubi Jalar, Kedelai. Dengan meningkatnya kadar CO2 menjadi dua kali sekarang
secara global, hasil pertanian diperkirakan akan meningkat sampai 32% dari sekarang.
Perkiraan sementara saat ini sekitar 5%-10% dari kenaikan produksi pertanian adalah akibat
kenaikan kadar CO2. Manfaat pengayaan CO2 terhadap pertumbuhan dan produktifitas
tanaman saat ini telah dikenal telah dikenal luas.
Banyak pengujian yang dilakukan dalam lingkungan terkontrol secara penuh atau
sebagian, terhadap beberapa tanaman komersial (padi, Jagung, gandum, kedelai, kapas,
kentang, tomat, ubi jalar, dan beberapa tanaman hutan), yang membuktikannya.
Efisiensi Penggunaan Air Kebutuhan utama tanaman yang lainnya adalah air, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Air kini telah menjadi permasalahan penting bagi lima negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia (China, India, USA, Sovyet, Indonesia). Juga
tentu dinegara-negara temur tengah, afrika utara dan sub sahara. Satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap produksi tanaman namun masih merupakan misteri adalah pola musim
kering yang terjadi. Kekeringan adalah hal yang paling ditakuti oleh para petani diberbagai
negara produsen pangan. Kebutuhan akan air menjadi semakin penting dan kritis, di USA,
80–85 % konsumsi air bersih adalah untuk pertanian. Sepertiga persediaan tanaman pangan
sekarang tumbuh padi 18% lahan beririgasi.
Aspek penting dari peningkatan kadar CO2 dalam atmosfir adalah kecenderungan
tanaman untuk menutup sebagian dari stomata pada daunnya. Dengan tertutupnya stomata ini
penguapan air akan menjadi perkurang, dan dengan itu berarti efisiensi penggunaan air
meningkat. Kekurangan air adalah faktor pembatas utama dari produktifitas tanaman. Bukti
yang selama ini dikumpulkan menunjukan bahwa peningkatan CO2 di atmosfir
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Hal ini adalah penemuan peningkatan daya yang
penting bagi bidang pertanian dan juga bagi ekologi. Implikasi dari hal itu bermacam-macam,
salah satunya adalah tahan terhadap kekeringan dan berkurangnya kebutuhan air untuk
pertanian.

Efek langsung dari kadar CO2 dalam atmosfir terhadap fotosintesis tanaman C4
adalah meningkatkan efisiensi air dalam fotosintesa. Dan pada tanaman C4 dan C3
mengurangi membukanya stomata, hal ini ditunjukan oleh Roger et al. pada tanaman kedelai.
Tanaman dengan cara fotosintesa C3 mendapat keuntungan dengan 3 cara. Pertama
meluasnya ukuran daun, kedua peningkatan tingkat fotosintesis perunit luas daun, dan
terakhir efisiensi penggunaan air. Pertumbuhan dan Produkstifitas Tanaman: Kemampuan
Adaptasi terhadap Suberdaya Iklim di Bumi
Banyak tanaman pangan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Di bumi padi,
ubikayu, ubijalar dan jagung dapat tumbuh dimana saja kelembaban dan suhu sesuai. Jagung
mampu tumbuh di areal yang beraneka ragam kelembaban, suhu, dan ketinggian dibumi ini.
Areal produksinya di USA telah meluas ke utara sampai 800 km selam lima puluh tahun ini.
Kedelai dan Kacang tanah dapat tumbuh di daerah tropik sampai lintang 450 LU dan 400 LS.
Gandum musim dingin yang lebih produktif dari gandum musim semi areal tanamnya telah
meluas keutara sejauh 360 km. Ditambah dengan kemampuan rekayasa genetik yang kita
miliki perluasan areal tanam akan semakin mungkin dan cepat terealisasi.
Diperkirakan penggandaan kadar CO2 akan meningkatkan produktivitas tanaman di
Amerika Utara, hal serupa juga terjadi di Sovyet, Eropa dan propinsi bagian utara China.
Tanaman hortikultura dapat berkembang bebearapa musim diseluruh negara bagian USA.
Tanaman seperti Tebu dan Kapas semakin meluas areal tanamnya dengan dimanfaatkannya
mulsa dan pelindung plastik. Pemanasan global akan lebih menguntungkan dibanding dengan
kembalinya era es sebagaimana diprediksi beberapa dekade yang lalu. Terlebih dimana
produksi tanaman pangan terpusat di Lintang 300 LU sampai 500 LS.
Perubahan iklim secara drastis dan ekstrem sebagaimana yang selama ini dipublikasikan
adalah hal yang sangat berlebihan.
Pemanasan secara perlahan mungkin menguntungkan, karena memungkinkan
penanaman tumbuhan tropis seperti mangga, pepaya, nanas dan pisang , dinegara bagian
selatan USA.Prakiraan Regional: Pola Iklim dan Respons Tanaman
Sejak 1850, kadar CO2 dalam atmosfir telah meningkat sebesar 25 % akibat pembakaran
bahan bakar fosil dan penggundulan hutan tak ada yang menentangnya. Kadar gas rumah
kaca selain CO2 juga telah meningkat melebih prosentase CO2 dan dengan efek pemanas
yang setara CO2. Namun terdapat kontrovesi mengenai kapan pemanasan global pertama kali
muncul, juga terdapat kontroversi mengenai besaran perubahan suhu yang terjadi, jika terjadi
pada masa yang akan datang. Perkiraan yang ada berkisar antara minus 1,50C sampai 60C.
Prakiraan iklim dan cuaca regional dengan sebaran variabel seperti awan, kelembaban, dan
angin lebih tidak pasti. Efek langsung dari meningkatnya CO2, berdampak positif terhadap
tumbuhan, sebagaimana dibahas diatas, namun bila terjadi kekeringan sebagaimana ramalan
hasil permodelan iklim yang sekarang, hasil pertanian tak dapat dipastikan.
Namun secara garis besar dampak yang terjadi masih dapat kita kendalikan. Tindakan
dari petani, ilmuwan dan kebijkan pemerintah lebih diperlukan dibandingkan dengan
perubahan pola hidup kita. Prakiraan pengaruh CO2 terhadap iklim menimbulkan banyak
spekulasi, dan beberapa riset telah dimulai untuk meneliti dampaknya terhadap hubungan
hama dan tanaman dan strategi perlindungan tanaman. Gulma, Serangga, nematoda dan
wabah berdampak sangat merugikan bagi pertanian. Perubahan Iklim yang mungkin akan
berdampak pada hubungan tumbuhan – hasil panen – hama, dan ekosistem lain. Peningkatan
kandungan karbohidrat dan akumulasi nitrogen akan berpengaruh terhadap pola makan
serangga, ini telah ditunjukan dalam beberapa eksperimen.
Pengendalian hama memasuki era baru, dengan pengintegrasian penanganan
hama.Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian
Beberapa penemuan terakhir mulai memperjelas pengaruh iklim terhadap
produksi pertanian. Pada pertemuan The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
dilaporkan berbagai model simulasi untuk menduga pengaruh perubahan iklim terhadap
produksi tanaman. Pengaruh pada produksi pertanian dapat disebabkan paling tidak oleh
pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman, pengaruh terhadap organisme pengganggu
tanaman, dan kondisi tanah.

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu
C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di
daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih
adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian,
seperti padi, gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari
kelompok C3. Tanaman pangan yang tumbuh di daerah tropis, terutama gandum, akan
mengalami penurunan hasil yang nyata dengan adanya kenaikan sedikit suhu karena saat ini
gandum dibudidayakan pada kondisi suhu toleransi maksimum.
Negara berkembang akan berada pada posisi sulit untuk mempertahankan kecukupan
pangan.Perubahan iklim akan memacu berbagai pengaruh yang berbeda terhadap jenis hama
dan penyakit. Perubahan iklim akan mempengaruhi kecepatan perkembangan individu hama
dan penyakit, jumlah generasi hama, dan tingkat inokulum patogen, atau kepekaan tanaman
inang. Menurut Wiyono3 pengaruh iklim terhadap perkembangan hama dan penyakit
tanaman dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu (1) eskalasi, di mana hama-penyakit
yang dulunya penting menjadi makin merusak, atau tingkat kerusakannya menjadi lebih
besar; (2) perubahan status; dan (3) degradasi. Patogen yang ditularkan melalui vektor perlu
mendapat perhatian penting, kerusakan tanaman akan menjadi berlipat ganda akibat patogen
dan serangga vektornya (Ghini 2005, Garrett et al. 2006). Peningkatan suhu udara
merangsang terjadinya ledakan serangga vektor. Oleh karenanya penyebaran dan intensitas
penyakit diduga akan meledak. Indonesia memiliki beberapa penyakit penting yang
ditularkan oleh vektor seperti virus kerdil pada padi, CVPD pada jeruk, dan yang lainnya.
Selain mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas vektor, peningkatan suhu juga mendorong
aktivitas patogen tertentu.
Patogen yang memiliki adaptabilitas pada suhu yang cukup luas akan mudah
beradaptasi dengan peningkatan suhu udara. Menyimak kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi di atas, wajar apabila orang yang tinggal di sekitar daerah tropis merasa khawatir
atas terjadinya perubahan iklim. Namun, apakah mungkin perubahan iklim ini dapat diatasi
hanya dengan perbaikan lingkungan di daerah tropis? Padahal penyumbang masalah
terjadinya perubahan iklim bukan hanya akibat konversi hutan atau lahan budi daya
pertanian.

C. Peran Agroklimatologi Bagi Pertanian


Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhandan produksi
tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanamanyg tumbuh pada suatu daerah
serta produksinya. Oleh karena itu kajianklimatologi dalam bidang pertanian sangat
diperlukan.
Seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global danakibatnya pada
perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul.Tidak teraturnya perilaku iklim
dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan
membuat para petani begitu susahuntuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
Untuk daerah tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas pentingdalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklimlain yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin,kelembaban dan sinar matahari.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkanhujan
merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagitanaman yg
disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan
tanaman, Inu merupakan contohglobal pengaruh ikliim terhadap tanaman.
Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnyafenomena El Nino
dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkanmenurunnya produksi kelapa
sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidakmendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan
menyebabkanterhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka
6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi jugamenurun akibat dari
kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir.Akan tetapi pada saat fenomea La
Nina produksi padi malah meningkat untukmasa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yghidup di daerah2
tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerahtropis, gurun dan kutub.
Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhuantara musim hujan dan musim kemarau
tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis
dan kutub. Oleh karenaitu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada
perbedaan suhumenurut ketinggian tempat.
Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi
baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian1000 meter pebedaan suhu
antara siang dan malam sangat kontras dan keadaanseperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman
strawberry.
Jadi keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertaniantercermin dengan
berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkandengan kegiatan pertanian, yang
disebut sebagai agroklimatologi.Agroklimatologi atau klimatologi pertanian adalah ilmu yang
mempelajaritentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proseskehidupan tanaman.
Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsuriklim itu
berperan di dalam kehidupan tanaman. Unsur-unsur iklim yanglangsung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman meliputi, curah hujan,kelembaban udara, suhu udara, angin, cahaya
dan panjang hari.
 Manfaat agroklimatologi pada pertanian :

Dalam suatu ilmu atau pun sesuatu hal pasti memiliki manfaat yang menguntungkan
berbagai pihak.tak lain hal nya denga manfaat agroklimatologi pada tanaman.
manfaat agroklimatologi pada tanaman
1. Kita bisa mengetahui kapan tanaman tersebut melakukan stadia tumbuhnya.
2. Kita bisa mengetahui umur dari suatu tanaman.
3. Kita bisa merancang pola tanam.
4. kita bisa memplaning kapan waktu yang tepat untuk mlakukan proses pembudidayaan
tanaman misalnya menentukan jadwal pemupukan, jadwal penyemprotan
5. kita bisa mengetahui tanaman yang sesuaiuntuk suatu daerah
6.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klimatologi Pertanian atau Agroklimatologi (Agricultural Climatology),klimatologi
yang menekankan pembahasan tentang permasalahan iklim dibidang pertanian. Membahas
pengaruh postif maupun negatif perilaku iklim terhadapusaha pertanian. Cuaca merupakan
perubahan keadaan atmosfer dari hari ke hari, perubahan jangka pendek tentang energi lengas
dan gerakan udara. At keadaan fisikatmosfer pada saat dan tempat tertentu. Sedangkan iklim
merupakan proses pertukaran energi dan lengas antara bumi dan atmosfer dalam periode
panjang yangmenghasilkan suatu keadaan di bumi.
Mempelajari agroklimatologi mendatangkan banyak pencerahan bagi pelaku usaha
tani, seperti mengetahuikesesuaian iklim yang optimum bagitanaman serta batas-batas
ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang kebutuhan airirigasi, perkembangan iklim terhadap
perkembangan maupun penyebaran hama dan penyakit tanaman, serta hubungan iklim
dengan berbagai kegiatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/132031642/AGROKLIMATOLOGI.html

Copas,Media.Laporan Acara 6.Internet.Cuaca Agroklimatologi pertanian.Indonesia

Copas,Media.Laporan Acara 2 .Internet.Iklim Agroklimatologi pertanian.Indonesia

http://www.scribd.com/doc/20431147/Pengaruh-Cuaca-Dan-Iklim-Terhadap-Kegiatan-
Manusia-Dan-Sebaliknya

http://www.scribd.com/doc/41365059/23/C-Kaitan-antara-Cuaca-dan-Iklim-terhadap-
Kehidupan

http://www.scribd.com/doc/71939392/Pengaruh-Cuaca-Pada-Tanaman

http://ustadzklimat.blogspot.com/2010/05/hubungan-cuaca-dan-iklim-terhadap-hama.html

http://bp4kcianjurkab.blogspot.com/2011/06/pengaruh-unsur-unsur-cuaca-dan-iklim.html

Anda mungkin juga menyukai